Penelitian Tindakan Kelas Mapel PKN
Penelitian Tindakan Kelas Mapel PKN
doc_id=27384721
BAB I
PENDAHULUAN
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik
Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya
generasi muda sebagai generasi penerus.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (KBK 2004
dan Standar Isi 2006) ditegaskan bahwa :
Dari Standar Isi dan Standar Kompetensi tersebut diatas, penulis memilih butir ketiga
yaitu meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta
penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar negeri, sebagai landasan judul
penelitian tindakan kelas ini.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam
kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderug tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn
karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan
hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya
minat belajar PKn siswa di sekolah.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal
dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi,
kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di
luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana
dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan
penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (Focus on Learners), memberika
pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan
nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan mengembangkan mental
yang kaya dan kuat pada siswa.
suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model “pembelajaran berbasis
masalah (PROBLEM BASED LEARNING) dalam meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn.
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas
dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa
diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru
adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas
guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
persfektif yang berbeda diantara mereka.
Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk
mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based Learning” dalam
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
C. PEMECAHAN MASALAH
PKn sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to Develop Better Civics
Behaviours” membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek
nilai dan moral, banyak memuat materi sosial. PKn merupakan salah satu dari lima tradisi
pendidikan IPS yakni citizenship transmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga
aspek PKn (Citizenship Education), yakni aspek akademis, aspek kurikuler dan aspek
sosial budaya.
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang
memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya
kewarganegaraan individu dengan menggunakan ilmu politik dan pendidikan sebagai
landasan kajiannya [2].
Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru yang profesional dituntut
menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain :
D. TUJUAN PENELITIAN
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
BAB II
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
a. Pengertian belajar
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan (
reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada
dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of
experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika
Serikat dari aliran Behavioural Approach.
Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, megarah
kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif
(afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan[4]
5.
b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka “nation and
character building” :
Kedua : PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik.
Pengembangan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warganegara yang
cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada pengembangan
kecerdasan warga negara (civic intelegence) sebagai landasan pengembangan nilai dan
perilaku demokrasi.
Ketiga : PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah yang lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan pelatihan
penggunaan logika dan pealaran. Untuk menfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif
dikembangkan bahan pembelajaran yang interaktif yang dikemas dalam berbagai paket
seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali
dari ligkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung (hand of experience).
Keempat: kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap
dan perilaku demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui ‘mengajar
demokrasi” (teaching democracy), tetapi melalui model pembelajaran yang secara
langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing democracy). Penilaian bukan
semata-mata dimaksudkan sebagai alat kedali mutu tetapi juga sebagai alat untuk
memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga lebih dapat berhasil dimasa depan.
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang
lebih berbasis kelas.
B. KERANGKA BERPIKIR
1. Meningkatkan hasil belajar PKn melalui model Problem Based Learning
Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar
yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif
dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendir,
masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses
pembelajara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang
berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang
akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman
keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan
emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif),
unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap
serta penilaian diri.
Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga
siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan model pembelajara interaktif dimana guru
lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru
mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang
melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar hasil belajar PKn meningkat
diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa
secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar
mengajar. Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara totalitas
adalah pembelajaran dengan Problem Based Learning. Pembelajaran dengan model
Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran dimana sebelum proses
belajar mengajar didalam kelas dimulai, siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi
suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan yang muncul,
serta mendiskusikan permasalahan dan mencari pemecahan masalah dari permasalahan
tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir kritis dan kreatif
dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk bertanya,
membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda diantara mereka.
Dari uraian diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based
Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa dibandingkan dengan pendekatan
tradisional (metode ceramah).
Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung secara alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah serta
mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa
megerti apa makna belajar, apa manfaatya, dalam status apa mereka, dan bagaimana
mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti.
Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan
bergumul dengan ide-ide.
Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi
belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pngetahuan baru, dan
memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif,
diaman siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan
keterampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerja kelompok, belajar dari model
yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan dengan
kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar yang didapat bkan hanya sekedar hasil
menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang
dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran (diskusi kelompok dan
diskusi kelas)
C. HIPOTESIS TINDAKAN
BAB III
Pelaksanaan Penelitian
A. Perencanan Penelitian
1. Desain penelitian
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, catatan
siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait
dengan siswa.
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata
pelajaran PKn dengan pendekatan Problem Based Learning (pembelajaran berbasis
masalah) untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat
pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai tugas seta data
kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama
dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil.
Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data yang
terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.
2. Tempat
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Jakarta pada siswa kelas I AK, dengan
jumlah siswa 37 orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 34 orang perempuan.
Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
berlangsung dengan pokok bahasan “Peran Serta dalam Penghormatan dan Penegakan
HAM”.
3. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan dimulai pada pertengahan bulan Agustus
sampai dengan pertengahan bulan Desember 2007.
4. Prosedur Penelitian
Siklus I
A. Perencanaan
Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Memilih bahan pelajaran yang sesuai
Menentukan scenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan
pembelajaran berbasis masalah. (PBL).
Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.
Menyusun lembar kerja siswa
Mengembangkan format evaluasi
Mengembangkan format observasi pembelajaran.
B. Tindakan
Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku
sumber.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari.
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi.
Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).
C. Pengamatan
Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan
yaitu dengan alat perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data.
Menlai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).
D. Refleksi
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu,
jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario
pembelajaran dan lembar kerja siswa.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada
siklus berikutnya.
Siklus II
A. Perencanaan
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan
alternative pemecahan masalah.
Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
Pengembangan program tindakan II.
B. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul
pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan maslah yang sudah ditentukan, antara
lain melalui:
C. Pengamatan (Observasi)
Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat
semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
D. Refleksi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang
terkumpul.
Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus III
Evaluasi tindakan II
Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan
minimal 10% dari siklus I.
Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu dengan
berhasilnya siswa memecahkan masalah melalui ” Pembelajaran berbasis masalah ”
dengan mengadakan diskusi kelompok belajar, dimana para siswa dilatih untuk berani
mengeluarkan pendapat dan / atau berbeda pendapat tentang masalah Hak Asasi Manusia,
khususnya :
Belajar PKn serasa lebih menyenagkan, meningkatkan motivasi / minat siswa, kerjasama
dan partisipasi siswa semakin meningkat.
Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam catatan anekdot
dan jurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap PKn. Bila 70%
siswa telah berhasil , permasalahan kasus-kasus bentuk-bentuk HAM dari pasal 9 uu no
39 tahun 1999 s/d pasal 66 uu no 39 tahun 1999 melalui metode Problem Based
Learning, maka tindakan tersebut diasumsikan sudah berhasil.
Kriteria hasil penelitian tentang penguasaan materi ” Masalah HAM ” dan aktivitas siswa
ditetapkan sebagai berikut :
Table 1. Kriteria nilai penguasaan materi / kasus HAM (Hak Hidup, Hak Wanita, Hak
Anak)
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
No NIlai Kriteria
No NIlai Kriteria
1 < 50 Kurang
2 60 – 69 Sedang
3 70 – 89 Baik
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pembelajaran PKn dikelas I SMK Negeri 3 Jakarta ini dilakukan dalam dua siklus.
Pada setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai evalusi pada akhir siklus.
Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table-tabel berikut
ini :
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Keberanian siswa dalam bertanya dan 52,75% 69,44%
mengemukakan pendapat
2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti 63,82% 83,35%
pembelajaran ( meyelesaikan tugas mandiri atau
tugas kelompok )
3 Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi 72,25% 88,32%
kelompok
4 Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan 75,00% 91,66%
pembelajaran
5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama 77,65% 86,11%
pembelajaran ( Dalam kerja kelompok)
6 Partisipasi siswa dalam pembelajaran 80,55% 94,45%
(memperhatikan), ikut melakukan kegiatan
kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru).
Rata -Rata 70,33% 85,55%
Berdasarkan tabel 3 diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1 yaitu
sebesar 12,42%.
Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran terlihat pada
table 4.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 27,75% 13,88%
2 Mengobrol dengan teman 19,44% 8,33%
3 Mengerjakan tugas lain 16,60% 5,50%
Rata – rata 21,26% 9,25%
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan
kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1
yaitu sebesar 12,01%.
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Data pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar dari siklus ke
siklus dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Data Pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar siswa .
Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata pemahaman HAM 7,01% 7,80%
2 Siswa yang telah tuntas 74,82% 89,96%
3 Siswa yang belum tuntas 16,52% 7,88%
Berdasarkan tabel 5 diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang masalah HAM
mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang
mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus2 sebesar 15,14%.
B. Pembahasan
Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi
delapan kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang. Setiap
anggota kelompok diberi lembaran kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap-tiap
kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada buku pegangan dan Undang-
Undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia serta Undang Undang Dasar 1945
(yang telah diamandemen).
Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus pertama dengan judul hak
hidup (pro dan kontra masalah pengguguran kandungan/aborsi), terlihat para siswa sangat
antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi.
Melalui model Problem Based Learning ini terlihat hubungan siswa dengan guru sangat
signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator
dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning yaitu melalui
discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menunjol dalam model
pembelajaran ini. Dengan model problem based learning guru hanya mengarahkan
strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar ( learning how to
learn). Dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi
arah/petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan
menyelesaikan masalah. Melalui metode learning how to learn siswa dapat
mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap kasus Hak Asasi Manusia yang
meliputi:
Dalam model Problem Based Learning melalui diskusi kelompok guru dapat mengamati
karakteristik atau gaya belajar masing-masing siswa. Ada kelompok siswa yang lebih
suka membaca daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain. Siswa yang lebih suka
membacakan kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau
modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling
mngajukan argumentasi dengan cara mendengarkan siswa yang lain sewaktu
menyampaikan pendapatnya baru kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong
kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar Auditorial).
Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dari
siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan, mampu membuktikan
teori kedalam praktek, mampu memecahkan masalah secara rasional, tergolong kepada
kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya belajar
Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar konvergen dimana
siswa memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan
menggunakan kata tanya “How” (bagaimana).
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas diatas prosentasi ketercapaian pada siklus
npertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat
disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada
bab II bahwa melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah Hak Asasi Manusia dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan pada siswa SMK Negeri 3 Jakarta.
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV diatas, ada beberapa temuan dalam penelitian
tindakan kelas ini yaitu:
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat dismpulkan bahwa model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah Hak Asasi
Manusia dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMK Negeri 3
Jakarta.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir, 2002, Perkembangan Hak Asasi Manusia dan
Keberadaan Peradilan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Jakarta, PT. Ghalia Indonesia
Affan Gaffar, 2002, Politik Indonesia, Transisi menuju Demokrasi, Jogjakarta, Pustaka
Pelajar
Anonim, 1993, Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 50 tahun 1993 tentang
Kominsi Nasional Hak Asasi Manusia
, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi, Jakarta
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta,
Bina Aksara
Asshiddiqie, Jimly, 2005, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam
UUD 1945, Jogjakarta, FHUII Press
BP7 Pusat, 1995, UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4, Jakarta, BP7 Pusat
Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penelian Portofolio, Bandung, PT.
Genesindo
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, 1984, Budaya Politik, Jakarta, Bina Aksara
Kaelan, MS, 2004, Pendidikan Pancasila, Jogjakarta, Edisi reformasi, penerbit Paradigma
Malian, Sobirin dan Marzuki Suparman, 2003, Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak
Asasi Manusia, Jogjakarta, UII Press
Republik Indonesia, Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Tilaar, HAR, et, al, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum
Persekolahan Indonesia, Bandung, PT. Alumni
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
Ketercapaian
No. Indikator
Ya Tidak
Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan
1.
pendapat
Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti
2. pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru)
Interaksi siswa dalam mengikuti kegiatan
3.
pembelajaran kelompok
4. Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran
Hubungan siswa dengan siswa lain selama
5.
pembelajaran ( dalam kerja kelompok
Partisipasi siswa dalam pembelajaran (melihat, ikut
6. melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti
petunjuk guru)
B. Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran
Ketercapaian
No. Indikator
Ya Tidak
1. Tidak memperhatikan penjelasan guru
2. Mengobrol dengan teman
3. Mengerjakan tugas lain
Penguasaan Ketepatan
No. Nama. Keberanian Kerjasama
Materi Jawaban
5 7 9 5 7 9 5 7 9 5 7 9
1
2
3
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Nama :
Kelas :
Martina seorang gadis berusia 19 tahun berpacaran dengan pria bernama Anton berusia
25 tahun. Mereka sudah berhubungan lebih kurang 1 tahun, sehingga dalam hubungan
mereka yang begitu akrab mereka melakukan hubungan suami istri yang mengakibatkan
Martina hamil. Pacarnya Anton tidak menghendaki kehamilan tersebut karena Anton
belum punya pekerjaan tetap dan belum siap untuk menikah. Saat itu Anton menyuruh
Martina menggugurkan kandungannya.
Nama :
Kelas :
Banyaknya kasus pernikahan dibawah tangan karena rendahnya sanksi hukum di Jakarta,
ternyata banyak para suami yuang memiliki istri lebuih dari satu dengan cara dnikah di
bawah tangan. Menurut ketua Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4)
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Jakarta, Ismail, maraknya perkawinan dibawah tangan karena dalam undang undang
perkawinan tersebut tidak ada sanksi hukum yang cukup berat. Menurut Ismail, secara
keagamaan, pernikahan yang dilakukan di bawah tangan itu tetap syah. Hanya saja secara
hukum normatif, kegiatan perkawinan itu tidak tercatat. Dampaknya istri maupun anak-
anak dari hasil perkawinan dibawah tangan itu tidak memiliki hak kepedataan misalnya,
hak waris atau hak memperoleh nafkah. (Sumber: Republika 28 Mei 2004)
Pertanyaan:
Lampiran 3
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Fitria Nurtiani
14 9,75 9,75
Ika Ayu Puji Lestari
15 9,00 9,00
Kuni Julita Sari
16 6,50 7,50
Mentari
17 4,75 6,00
Nungki Saraswati
18 4,75 6,00
Okti Marina
19 8,00 8,50
Putri Dina Sulistiyani
20 8,00 9,00
Resti Pratiwi
21 8,25 8,50
Ris Triadi
22 - -
Septiasih
23 9,00 9,00
Siti Lutfiah
24 7,50 8,00
Sri Wahyuni
25 4,00 6,00
Syadat Faillah Syaifatul
26 8,00 8,50
Syawallyyah Handayani
27 4,00 6,00
Tia Ashari
28 5,25 6,75
Tria Oktarianti
29 8,75 9,00
Ulfah Nurillah
30 6,00 7,50
Umanti
31 7,75 8,00
Wenny Wulandari
32 6,00 7,00
Wike Widowati
33 7,25 7,75
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Diketahui oleh:
NIP. 131765462
Peneliti
NIP. 130523414
Lampiran 4
PETUNJUK PENGISIAN
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
SELAMAT MENGERJAKAN
1. Jika anda bertemu dengan teman baru, apa yang biasanya anda perhatikan
pertama kali?
a. penampilan dan cara berpakaiannya
b. cara berbicara saat mengucapkan kata-kata atau suaranya
c. cara mereka bertingkah laku atau berperilaku
2. beberapa hari setelah anda bertemu dengan orang baru, apa yang biasanya
paling anda ingat dari orang tersebut?
a. wajah
b. nama
c. sesuatu yang anda lakukan bersamanya meski lupa nama dan wajahnya
3. saat anda memasuki ruangan yang baru apa yang paling anda perhatikan
a. keadaan ruangan
b. suara ataupun diskusi yang berlangsung di ruangan tersebut
c. aktifitas yang sedang berjalan yang dilakukan diruangan tersebut
4. Jika anda mempelajari sesuatu yang baru, cara mana yang paling anda sukai?
a. diberui bahan untuk dibaca dan ditunjukkan buku-buku, gambar, grafik, peta,
bagan atau objek
b. diberikan penjelasan melalui diskusi dan kesempatan bertanya, tetapi tidak
diberikan sesuatu untuk dilihat, dibaca, ditulis atau dikerjakan
c. diberikan kesempatan untuk mengerjakan sebuah projek, simulasi, percobaan,
permainan, eksplorasi dan penemuan-penemuan yang memungkinkan anda
bergerak bebas dalam belajar
5. Saat anda harus mengajar orang lain, manakah yang akan anda lakukan?
a. memberikan sesuatu kepada mereka untuk dihormati seperti suatu objek,
gambar atau bagan
b. anda akan menjelaskan dengan berbicara, tetapi tidak memberikan materi
visual apapun
c. anda mendemonstrasikan dan mengajak mereka melakukan secara bersama-
sama
6. Jenis buku apa yang paling anda suka?
a. buku yang berisi penjelasan untuk membantu memahami situasi
b. buku yang berisi informasi faktual, sejarah atau dialog-dialog
c. buku saku yang berisi tips olahraga, hobi, atau cara mengembangkan bakat
7. Jenis aktivitas apa yang akan anda lakukan dalam waktu senggang anda?
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
Lampiran 5
RENCANA PEMBELAJARAN
Semester : 1 (satu)
I. Tujuan Pembelajaran
Kegiatan Inti:
Kegiatan Akhir:
Penilaian
Catatan:
http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27384721
1. Bertanya kepada siswa apakah senang dengan kegiatan belajar yang baru saja
diikuti?
2. Apakah melalui kegiatan belajar demikian anda lebih memahami Hak Asasi
Manusia?