Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI VIRUS KOMPUTER

MENGGUNAKAN CASE BASE REASONING


Ernawati

Program Studi Teknik Informatika


Fakultas Teknik,
Universitas Bengkulu.
Jl. Raya Kandang Limun, Bengkulu. Telp. (0736) 21170
email : w_ier_na@yahoo.com

Key word : computer viruses, case base reasoning, k-nearest neighbor.

ABSTRACT menghancurkan program buatan lawan. Program


The objective of this work is to identificate yang mampu bertahan dan menghancurkan
computer viruses using case base reasoning semua program lain, maka akan dianggap
method which employs case based reasoning as sebagai pemenangnya. Permainan ini akhirnya
imitation of human reasoning to maintain the menjadi permainan favorit ditiap-tiap lab
knowledge base. Knowledge about viruses base komputer. Semakin lama mereka pun sadar dan
on anomalous that was showed by a computer. mulai mewaspadai permainan ini dikarenakan
Case retrieval for this work uses k-nearest program yang diciptakan makin lama makin
neighbors algorithm. berbahaya, sehingga mereka melakukan
pengawasan dan pengamanan yang ketat. 1980,
Key words program tersebut yang akhirnya dikenal dengan
“virus” ini berhasil menyebar di luar lingkungan
computer viruses, case base reasoning, laboratorium, dan mulai beredar di dunia cyber.
k-nearest neighbor Untuk mendeteksi keberadaan virus
komputer pada umumnya digunakanlah
antivirus. Pada tulisan ini diberikan sebuah
1. Pendahuluan metode lain untuk mendeteksi keberadaan virus
komputer. Metode tersebut adalah penalaran
berbasis kasus (case base reasoning). Dimana
1.1 Virus untuk mendeteksi keberadaan virus diambil dari
pengetahuan-pengetahuan sebelumnya. Dalam
kasus ini pengetahuan yang disusun berdasarkan
Virus telah dikenal dalam berbagai bidang anomali (ciri-ciri) yang ditunjukkan oleh
ilmu pengetahuan seperti kedokteran, biologi dan komputer.
komputer. Secara garis besar virus memiliki
tingkah laku tertentu yang dapat merugikan
objek tertentu. Permasalahan yang akan dibahas 2. Dasar Teori
yaitu pada virus komputer yang telah banyak
menimbulkan kerugian baik pada perangkat 2.1 Penalaran berbasis kasus
keras dan perangkat lunak komputer atupun pada
pengguna komputer karena telah merusak Berbagai metode telah dikembangkan untuk
berbagai file penting yang dimiliki pengguna. dapat mencari solusi dari permasalahan,
Pada tahun 1960, virus komputer pertamakali contohnya adalah Sistem Pakar yang
dibuat oleh para ahli di lab BELL yaitu dengan menggunakan pengetahuan pakar untuk
menerapkan teori John V Neuman mendapatkan solusi. Sistem Pakar telah banyak
”Teori self altering autmata”. Para ahli dikembangkan, seiring dengan perkembangan
BELL tersebut membuat permainan/game yang tersebut ternyata pembuat Sistem Pakar
akan memperbanyak dirinya dan dapat mendapat kesulitan dalam menuangkan

1
pengetahuan pakar kedalam program yang akan dan anomali yang menggunakan algoritma knn
di bangun, sehingga diperkenalkan metode baru dan indexing untuk mendapatkan data terurut.
dengan tujuan mencari solusi dari permasalahan
tapi menggunakan pengetahuan berbasis kasus, 3. Revisi :
dengan demikian bukan lagi pengetahuan pakar
yang digunakan untuk pengetahuan program tapi Meninjau ulang solusi yang diajukan.
pengetahuan kasus yang telah ada dan solusi Revise dilakukan terhadap anomali baru
yang telah ada yang disimpan dalam program yang tidak ada didalam databse yang akan
(database). disimpan ke dalam tabel new anomali. Dari
Penalaran berbasis kasus (Case-Base tabel tersebut maka akan ditampilkan
Reasoning) merupakan sebuah sistem yang beberapa anomali baru yang akan
menggunakan pengalaman lama untuk dapat dimasukkan kedalam tabel anomali oleh
mengerti dan menyelesaikan masalah baru. pakar.
(Sankar dan Simon, 2004).
Penelitian tentang penalaran berbasis kasus
telah dilakukan ole Eriyanti, 2004 untuk 4. Retain:
mendeteksi penyakit kulit dan kelamin. Mendalami bagian dari pendalaman ini untuk
Keuntungan sistem penalaran berbasis kasus, digunakan dalam pemecahan masalah
yaitu: berikutnya. Proses Retain dilakukan dengan
1. Mengurangi dampak penambahan informasi menyimpan hasil anomali baru kedalam sebuah
pengetahuan, karena tidak memerlukan case-base sehingga dapat digunakan sebagai
pemahaman bagaimana menyelesaikan kasus baru baik menggunakan bantuan anomali
masalah. lain atau anomali itu sendiri. Gambar 1,
2. Tidak memerlukan suatu model yang menunjukkan gambar proses terjadinya case-
explisit dan pengetahuan didapatkan dengan base reasoning dimulai dari retrieve, reuse,
cara mengumpulkan kejadian-kejadian yang revise dan retain.
telah terjadi.
3. Kemampuan untuk belajar dengan
menambahkan kasus baru seiring waktu
tanpa perlu menambahkan aturan baru atau
mengubah yang sudah ada.
4. Kemampuan untuk mendukung justifikasi
dengan menawarkan kasus lampau lebih
diutamakan. (Sankar dan Simon, 2004).

2.2 Tahapan proses sistem penalaran


komputer berbasis kasus:
1. Retrieve :
Mengacu kembali pada kasus yang sama.
Rtrieve yang dilakukan dalam sistem ini yaitu
pada saat melakukan masukan anomali yang
telah ada dalam database, sebagian anomali yang
ada dalam database mungkin dapat menjadi
anomali yang ada pada kasus sekarang. Gambar 1. Siklus case-base reasoning.

2. Reuse:
Menggunakan kembali informasi dan 3. Metode Penelitian
pengetahuan dalam kasus tersebut untuk
mengatasi masalah. Proses reuse yaitu pada saat Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
ditemukannya anomali yang sama yang ada penelitian ini adalah :
dalam database dengan anomali pada kasus 1. Pengumpulan data
sekarang. Informasi tersebut akan dilakukan
untuk menghitung nilai similarity antar kasus

2
Data yang dikumpulkan adalah data-data dari Dari tabel 1 terdapat m kasus dan n anomali .
situs internet yang membahas masalah virus Setiap nomor kasus memiliki nama virus serta
komputer. anomalinya. Kasus-kasus bisa memiliki nama
penyakit yang sama dengan anomali yang
2. Studi Literatur berbeda.
Dalam tahap ini dilakukan studi literatur
yang terkait dengan case base reasoning. 4.2 Indexing
3. Analisis Indexing digunakan untuk mempercepat
Menganalisis penerapan metode case base penulusuran data. Proses indexing yang akan
reasoning dalam kaitannya dengan identifikasi dilakukan dalam sistem ini yaitu menggunakan
virus komputer. query dalam database sehingga dapat
mengurutkan data pada tabel dan relasi antar
4. Perancangan tabel. Untuk tabel case base indexing dilakukan
Pada tahap perancangan dilakukan data flow dengan mengurutkan kasus berdasarkan idvirus
diagram sistem, melakukan perancangan basis kemudian setelah terurut diirutkan lagi
data dan merancang antar muka pengguna berdasarkan idgejala dengan menggunakan kata
sistem. kunci order by.

5. Implementasi Sistem 4.3 Retrival dan similarity


Tahap ini merupakan tahap pembangunan
Similarity yang dilakukan yaitu
aplikasi dengan didasarkan pada hasil
menggunakan K nearest neighbor. Ide dasar dari
perancangan. Implementasi dilakukan dengan
teknik ini, membandingkan setiap atribut-atribut
menggunakan bahasa pemrograman borland
target case dengan atribut-atribut source case
Delphi dan My SQL.
yang ada dalam case base, kemudian
perbandingan tersebut dihitung dengan
6. Ujicoba
menggunakan fungsi similarity. Jika nilai source
Tahap ini akan memastikan bahwa aplikasi
case yang dibandingkan sama atau hampir sama
yang dibangun sudah berjalan dengan baik.
dengan nilai target case maka solusi dari source
case tersebut akan dipromosikan untuk menjadi
solusi dari target case. Berikut fungsi similarity
4. Pembahasan yang digunakan :

4.1 Representasi Kasus n

Penalaran berbasis kasus tergantung pada Sim (S,T) = ∑ f (s , T ) * w


i =n
i i i (1)
struktur dan isi dari koleksi dari kasus. Suatu
kasus dapat diselesaikan dengan memanggil
kembali kasus sebelumnya yang sesuai/cocok n
dengan kasus baru (Adriana, 2008).
Representasi kasus untuk kasus-kasus dalam
∑w
i =1
i

mengidentifikasi virus berdasarkan anomalinya


disusun dalam bentuk frame seperti pada tabel.1 Dimana :
Si = fitur ke –i yang ada dalam source case
Ti = fitur ke-i yang ada dalam target case
Tabel 1. Representasi menggunakan frame. wi = bobot fitur ke-i
n = jumlah total fitur
No. Nama Virus Anomali Fungsi f(Ti,Si) didefenisikan :
1 2 3 4 ...n
1 Virus Macro √
2 Virus Melisa √ √ 1 ; Ti = Si (2) (2)
3
4
:
m
Worm
Virus Sality.Z



√ √ Berdasarkan
f(Ti,Si = {
fungsi similarity diatas, setiap
target case (disimbolkan dengan huruf T) akan
≠ Si yang ada dalam
0; Ti case
dicocokkan dengan source
case base (simbol huruf S) simbol n merupakan

3
jumlah total fitur, Nilai similarity antara target 3 Kasus Target 1 1 1 1 1
case dengan source case didapat dari fungsi
f(Ti,Si) dikali dengan bobot fitur. Berdasarkan rumus persamaan 1, maka dapat
Pembobotan digunakan untuk memberikan dicari similarity kasus target dengan kasus A dan
nilai penting suatu anomali terhadap virus. kasus B.
Nilai bobot yang diberikan adalah antara 1
sampai dengan bobot maksimum masing-masing Sim(A,T) = 1* 2 + 1*2 + 1*2 = 6 = 0.54
fitur. Semakin besar nilai similarity yang 2+2+2+2+3 11
diperoleh maka akan semakin besar peluang
source case untuk dijadikan sebagai solusi bagi Sim(B,T) = 1*2 + 1*2 + 1*3 = 7 = 0,63
target case . Nilai similarity maksimal adalah 1 2+2+2+2+3 11
dan nilai minimal = 0.
Hasil identifikasi virus ditentukan Berdasarkan perhitungan diatas maka kasus
berdasarkan keanehan (anomaly) yang B lebih mirp dengan kasus target sehinnga solusi
ditunjukkan oleh komputer. Sehingga anomali dari kasus B dapat dijadikan solusi untuk kasus
yang ditunjukkan oleh komputer dijadikan fitur Target.
– fitur yang akan dicari similaritynya. Didalam
fungsi f(Ti,Si) didefenisikan bahwa jika fitur 4.4 Revisi Kasus
target case ke-1 bernilai sama dengan fitur
source case ke-i maka fungsi akan bernilai 1, Revisi merupakan bagian dari adaptasi sistem
sebaliknya jika tidak sama funsi akan bernilai 0. terhadap kasus yang belum berhasil di
Komputer hanya mempunyai dua hubungan identifikasi. Revisi kasus dilakukan oleh pakar.
dengan anomali yaitu memiliki anomali Kasus tersebut disimpan untuk menunggu revisi
(disimbolkan dengan angka 1) atau tidak pakar. Pakar akan merevisi nama virus
memiliki anomali (disimbolkan dengan angka 0). berdasarkan anomali yang ada pada dalam kasus.
Berikut akan diberikan contoh
perhitungan similarity kasus. Misalkan terdapat 4.5 Retain
beberapa anomali dengan masing-masing bobot
Retain dilakukan dengan menyimpan hasil
seperti tampak pada tabel 2. Representasi kasus
anomali baru kedalam sebuah case-base
ditunjukkan pada tabel 3. Kolom yang berisi
sehingga dapat digunakan sebagai kasus baru
nomor pada tabel 3. merupakan nomor anomali
baik menggunakan bantuan anomali lain atau
yang ada pada tabel 2.
anomali itu sendiri.

Tabel 2. Anomali virus dan bobotnya


5. Penutup.
No. Anomali Bobot
1. Infeksi file word 2 Metode case base reasoning dapat digunakan
2 Ganti file *.dot 2
untuk mengidentifikasi virus komputer
3 Iconnya hilang 2
berdasarkan pada anomali yang ditunjukkan oleh
4 Infeksi file *.html 2
5 Browser bermasalah 2 komputer.
6 Infeksi file *.exe 3 Untuk jumlah kasus yang besar indexing
7 Infeksi file *.com 3 dapat menggunakan algoritma C.45.
8 Ada win *.exe di Task M 3
9 Browser restricted 3
10 Ukuran file berubah 4 REFERENSI
11 Task M restricted 4 [1]. Adriana S.A, 2008, “Penalaran Komputer
12 Control P restricted 4
13 Infeksi file registry 4 Berbasis Kasus”, Penerbit Ardana Media
14 Program hang 4 [2]. Eriyanti, 2004, “Mendeteksi Penyakit Kulit dan
Kelamin Menggunakan Case Base
Tabel 3. Representasi kasus dengan dua kasus. Reasoning”, Tesis Ilmu Komputer, Program
No. Kasus 1 2 3 4 5 6 ...n Pascasarja, Universitas Gadjah Mada.
1 Kasus A 1 1 1
2 Kasus B 1 1 1 1

4
[3]. Sankar K. Pal and Simon C.K, 2004,
“Foundations of Soft Case Based Reasoning”,
Wiley-Interscience, A Jhon Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai