Bah An
Bah An
PEMANCANGAN
1) Umum
Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang tersebut
dapat menembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya
dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan.
Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli,
maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus
harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian di luar batas-batas
yang ditunjukkan dalam Gambar.
Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel dan kepala
tiang kayu harus dilindungi dengan cincin besi tempa atau besi non-magnetik. Palu, topi
baja, bantalan topi, katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan
harus terletak dengan tepat satu di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang pancang
miring harus dipancang secara sentris dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang tepat.
Semua pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya, dan
palu pancang tidak boleh diganti dan dipindahkan dari kepala tiang pancang tanpa
persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau wakilnya.
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau ditentukan dengan
pengujian pembebanan sampai mencapai ke dalaman penetrasi akibat beban pengujian
tidak kurang dari dua kali beban yang dirancang, yang diberikan menerus untuk
sekurang-kurangnya 60 mm. Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak
boleh lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi
tersebut dapat lebih tinggi jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bilamana ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam kelompok tersebut
sehingga beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas
daya dukung yang aman, atau Direksi Pekerjaan dapat mengubah rancangan bangunan
bawah jembatan bilamana dianggap perlu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis gravitasi, uap atau diesel. Untuk tiang
pancang beton, umumnya digunakan jenis uap atau diesel. Berat palu pada jenis gravi-tasi
sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya, tetapi sama
sekali tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang beserta topi pancangnya, dan
minimum 2 ton untuk tiang pancang beton. Untuk tiang pancang baja, berat palu harus
dua kali berat tiang beserta topi pancangnya.
Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Alat pancang dengan jenis gravitasi, uap atau diesel yang
disetujui, harus mampu memasukkan tiang pancang tidak kurang dari 3 mm untuk setiap
pukulan pada 15 cm dari akhir pemancangan dengan daya dukung yang diinginkan
sebagaimana yang ditentukan dari rumus pemancangan yang disetujui, yang digunakan
oleh Kontraktor. Enerji total alat pancang tidak boleh kurang dari 970 kgm per pukulan,
kecuali untuk tiang pancang beton sebagaimana disyaratkan di bawah ini.
Alat pancang uap, angin atau diesel yang dipakai memancang tiang pancang beton harus
mempunyai enerji per pukulan, untuk setiap gerakan penuh dari pistonnya tidak kurang
dari 635 kgm untuk setiap meter kubik beton tiang pancang tersebut.
Penumbukan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan harus
dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan tinggi jatuh yang
lebih kecil harus digunakan bilamana terdapat kerusakan pada tiang pancang. Contoh-
contoh berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :
§ Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus ditem-bus
pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang.
§ Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi yang
dalam terjadi pada setiap penumbukan.
Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir telah
mencapai hasil yang memenuhi ketentuan, penumbukan ulangan harus dilaksanakan
dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah tiang pancang hampir
berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan palu berukuran sedang. Suatu
catatan pemancangan yang lengkap harus dilakukan
Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dapat dianggap
sebagai perubahan biasa dari sifat alamiah tanah harus dicatat dan penyebabnya harus
dapat diketahui, bila memungkinkan, sebelum pemancangan dilanjutkan.
Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton yang
berumur kurang dari 7 hari. Bilamana pemancangan dengan menggunakan palu yang
memenuhi ketentuan minimum, tidak dapat memenuhi Spesifikasi, maka Kontraktor
harus menyediakan palu yang lebih besar dan/atau menggunakan water jet atas biaya
sendiri.
Banyaknya pancaran, volume dan tekanan air pada nosel semprot haruslah sekedar cukup
untuk melonggarkan bahan yang berdekatan dengan tiang pancang, bukan untuk
membongkar bahan tersebut. Tekanan air harus 5 kg/cm2 sampai 10 kg/cm2 tergantung
pada kepadatan tanah. Perlengkapan harus dibuat, jika diperlukan, untuk mengalirkan air
yang tergenang pada permukaan tanah. Sebelum penetrasi yang diperlukan tercapai,
maka pancaran harus dihentikan dan tiang pancang dipancang dengan palu sampai
penetrasi akhir. Lubang-lubang bekas pancaran di samping tiang pancang harus diisi
dengan adukan semen setelah pemancangan selesai.
Pekerjaan dan Kontraktor harus membantu Direksi Pekerjaan dalam menyimpan catatan
ini yang meliputi berikut ini : jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran, panjang aktual,
tanggal pemancangan, panjang dalam pondasi telapak, penetrasi pada saat penumbukan
terakhir, enerji pukulan palu, panjang perpanjangan, panjang pemotongan dan panjang
akhir yang dapat dibayar.
b). Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang disetujui dan cocok untuk mengukur
beban tiang dan penurunan tiang pancang dengan akurat dalam setiap peningkatan beban,
peralatan tersebut harus mempunyai kapasitas kerja tiga kali beban rancangan untuk tiang
yang akan diuji yang ditunjukkan dalam Gambar. Titik referensi untuk mengukur
penurunan (settlement) tiang pancang harus dipindahkan dari tiang uji untuk meng-
hindari semua kemungkinan gangguan yang akan terjadi. Semua penurunan tiang
pancang yang dibebani harus diukur dengan peralatan yang memadai, seperti alat peng-
ukur (gauges) tekanan, dan harus diperiksa dengan alat pengukur elevasi.
Beban pertama yang harus diberikan pada tiang percobaan adalah beban rancangan tiang
pancang. Beban pada tiang pancang dinaikkan sampai mencapai dua kali beban ran-
cangan dengan interval tiga kali penambahan beban yang sama. Setiap penambahan
beban harus dalam interval waktu minimum 2 jam, kecuali jika tidak terdapat penam-
bahan penurunan kurang dari 0,12 mm dalam interval waktu 15 menit akibat penam-
bahan beban sebelumnya. Bilamana kekuatan tiang uji untuk mendukung beban
pengujian diragukan, penambahan beban harus dikurangi sampai 50 % masing-masing
beban pengujian, sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan agar kurva keruntuhan yang
halus dapat digambar. Beban pengujian penuh harus dipertahankan pada tiang uji dalam
waktu tidak kurang dari 48 jam. Kemudian beban ditiadakan dan penurunan permanen
dibaca. Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, pembebanan diteruskan melebihi 2 kali
beban rancangan dengan penambahan beban setiap kali 10 ton sampai tiang runtuh atau
kapasitas peralatan pembebanan ini dilampaui. Tiang pancang dapat dianggap runtuh bila
penurunan total akibat beban melebihi 2,5 cm atau penurunan permanen melebihi 6,5
mm.
Jumlah dan lokasi tiang uji untuk pengujian pembebanan akan ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Untuk tiang dengan diameter lebih dari 600 mm jumlah ini tidak boleh kurang
dari satu dan tidak lebih dari tiga untuk setiap jembatan; untuk tiang dengan diameter
kurang dari dan sampai dengan 600 mm jumlah tiang tidak boleh kurang dari satu untuk
setiap 30 tiang.
d). Pelaporan
Laporan yang harus dibuat untuk setiap pengujian pembebanan meliputi dokumen-
dokumen berikut ini :
§ Denah pondasi
§ Lapisan (stratifikasi) tanah
§ Kurva kalibrasi alat pengukur tekanan
§ Gambar diameter piston dongkrak
§ Grafik pengujian dengan absis untuk beban dalam ton dan ordinat untuk penu-
runan (settlement) dalam desimal mm.
§ Tabel yang menunjukkan pembacaan alat pengukur tekanan dalam atmosfir,
beban dalam ton, penurunan dan penurunan rata-rata dimana semua itu
merupakan fungsi dari waktu (tanggal dan jam).
Bilamana kapasitas daya dukung yang aman dari setiap tiang pancang, diketahui kurang
dari beban rancangan, maka tiang pancang harus diperpanjang atau diperbanyak sesuai
dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Pelaksanaan pengeboran :
· Dibuat lubang dengan dibor sampai kedalaman sesuai gambar rencana
· Sebelum pengecoran semua lubang harus utuh, dasar casing harus dipertahankan tidak
lebih dari 150 cm dan tidak kurang dari 30 cm dibawah permukaan beton selama
penarikan dan operasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh direksi
· Sampai kedalaman 3 m dari permukaan, beton yg dicor harus digetarkan dengan alat
penggetar, dan sebelumnya semua kotoran dibersihkan, demikian juga bila ada air dalam
lubang bor harus dikeluarkan
· Saat pencabutan casing digetarkan untuk menghindari menempelnya beton pada dinding
casing
· Apabila pengecoran beton didalam air atau pengeboran lumpur maka digunakan cara
tremieTiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang
akan dipotong, semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian
puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang cukup
sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna kedalam pur atau struktur di
atasnya.
c). Pengecoran Beton Tiang Bor (Bored Pile)Pengecoran beton harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan. Dimanapun beton digunakan harus dicor ke dalam suatu lubang
yang kering dan bersih. Beton harus dicor melalui sebuah corong dengan panjang pipa.
Pengaliran harus diarahkan sedemikian rupa hingga beton tidak menimpa baja tulangan
atau sisi-sisi lubang. Beton harus dicor secepat mungkin setelah pengeboran dimana
kondisi tanah kemungkinan besar akan memburuk akibat terekspos. Bilamana elevasi
akhir pemotongan berada di bawah elevasi muka air tanah, tekanan harus dipertahankan
pada beton yang belum mengeras, sama dengan atau lebih besar dari tekanan air tanah,
sampai beton tersebut selesai mengeras.
d). Pengecoran Beton di Bawah Air
Bilamana pengecoran beton di dalam air atau lumpur pengeboran, semua bahan lunak
dan bahan lepas pada dasar lubang harus dihilangkan dan cara tremie yang telah disetujui
harus digunakan.
Cara tremie harus mencakup sebuah pipa yang diisi dari sebuah corong di atasnya. Pipa
harus diperpanjang sedikit di bawah permukaan beton baru dalam tiang bor sampai di
atas elevasi air/lumpur.
Bilamana beton mengalir keluar dari dasar pipa, maka corong harus diisi lagi dengan
beton sehingga pipa selalu penuh dengan beton baru. Pipa tremie harus kedap air, dan
harus berdiameter paling sedikit 15 cm. Sebuah sumbat harus ditempatkan di depan beton
yang dimasukkan pertama kali dalam pipa untuk mencegah pencampuran beton dan air.
Setiap alat load cell secara khusus dilengkapi dengan komponen peralatan yang
berkemampuan untuk dapat mengukur secara langsung dan otomatis adanya pergerakan
pada dirinya. Kapasitas beban yang dapat dimobilisasi selama pengujian beban adalah 0.7
- 27 MN. Dengan menggunakan satu (single) atau lebih (multiple) alat load cell pada satu
bidang horisontal, maka kapasitas yang dapat tersedia dapat mencapai lebih dari 220 MN
(22000 ton); sedangkan penggunaan multiple cells pada bidang yang berbeda (elevasi
yang berbeda) dalam satu struktur tiang pondasi akan memungkinkan segmen-segmen
pada tiang tersebut dapat dianalisa dan diketahui hasil-hasil keluarannya secara terpisah.
Pelaksanaan pengujian beban pada metode load cell mengacu kepada Peraturan ASTM,
Quick Testing Method - D1143. Meskipun para perencana juga menetapkan beberapa
metode statik lainnya akan tetapi metode ini sudah menjadi metode yang umum
digunakan dan menjadi pilihan yang baku. Dibawah ini adalah peralatan yang umum
digunakan pada pelaksanaan load cell test, yaitu meliputi:
1. Load Cell set: perangkat alat berat komposit yang terdiri dari 2 plat baja yang
berbentuk lingkaran dan silinder baja untuk menggambungkan kedua plat tersebut.
Perangkat ini merupakan alat utama dari unit load cell.
2. Hydraulic supply line: pipa baja yang digunakan untuk menyalurkan tekanan hidrolis
dari pompa hidrolik kepada perangkat Load Cell dengan tekanan yang telah ditetapkan
3. Hydraulic pump: sumber tekanan yang digunakan untuk memobilisasi Load Cell.
4. Pressure gauge: merupakan salah satu komponen bagian dari alat sumber tekanan
hidrolis yang berfungsi untuk membaca besarnya tekanan hidrolis yang telah disalurkan
pada Load Cell.
5. Telltale casing: pipa baja yang digunakan sebagai selongsong dari steel telltale rods.
6. Stainless Steel Telltale Rods: kawat baja yang digunakan untuk menghubungkan
perangkat Load Cell set dengan Data Acquisition System melalui Digital Indicator.
Kawat ini berfungsi untuk mengirimkan displacement atau expansion yang terjadi pada
Load Cell set.
7. Data Acquisition System: perangkat lunak elektronik yang berfungsi sebagai perantara
antara Computer dan Data gatherer. Data (reading) yang dibaca kemudian disaring
sebelum dianalisa dan ditampilkan pada Computer.
8. Displacement transducers: alat yang berfungsi untuk membaca adanya displacement
yang terjadi pada Load Cell melalui telltale rods.
9. Data gatherer: alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data hasil reading yang
dikirimkan dari displacement transducers dan grating sensors.
10. Grating sensors: alat yang digunakan untuk mengukur tegangan pada setiap lapisan
tanah.
c. Kelengkungan (BOW)
Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung ditempat : < 0,01 panjang tiang dalam
segala arah;
Kelengkungan lateral tiang pancang baja : < 0,0007 panjang total tiang pancang>
d. Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) : 0 sd +5% dari diameter nominal
pada setiap posisi
2.8. TURAP
a) Umum
Umumnya ketentuan yang mengatur pemancangan tiang pancang penahan beban harus
berlaku juga untuk turap. Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
c) Turap Beton
Dinding turap beton harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar.
d) Turap Baja
Turap baja harus mempunyai jenis dan berat seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
Bilamana dipasang dalam struktur yang telah selesai, turap baja harus kedap air pada
sambungannya. Pengecatan turap baja harus memenuhi ketentuan Spesifikasi.
a. Umum
Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak
diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus
terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya
semua kulit kayu harus dibuang.
Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan, mata
kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga.
Tiang pancang kayu yang menggunakan kayu lunak memerlukan pengawetan, yang harus
dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 - 86 dengan menggunakan instalasi
peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, maka dilakukan
pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin. Beberapa kayu keras dapat
digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu
keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.
Sebelum pemancangan, diperlukan tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang
pancang yaitu dengan cara pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang
melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja
atau besi yang kuat. Dan setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong
tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan
pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
d. Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu
dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan
beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan
selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada
sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang
pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.
e. Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau
lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadapa
panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang.
Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau
pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas
menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang
diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan
di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.
Gambar 2 – Sambungan tiang pancang kayu
a. Umum
Tiang pancang beton pracetak harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh
kekuatan yang diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan
tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus
mempunyai sudut-sudut yang ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus
digunakan bilamana panjang tiang pancang yang luar biasa diperlukan, selimut beton
yang digunakan minimum 40 mm dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut
atau pengaruh korosi lainnya, selimut beton minimum 50 mm.
b. Pembuatan Tiang
Tiang pancang dibuat dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari pelaksanaan struktur
beton . Tiang dapat dicetak pada landasan dengan menggunakan acuan pinggir yang
dapat dibongkar dari bahan kayu atau baja. Jenis landasan dan pilihan bahan untuk acuan
pinggir tergantung pada jumlah tiang yang akan dicetak. Dasar pencetakan tiang harus
ditempatkan pada tanah yang kokoh untuk mencegah melenturnya tiang pada waktu dan
sesudah pengecoran, suatu landasan beton yang masif masih sering digunakan untuk
keperluan pengecoran tersebut.
Pangkal tiang (stop end) harus dibuat benar-benar tegak lurus pada sumbu tiang untuk
menjamin distribusi yang merata dari pukulan penumbuk pada waktu pemancangan.
Penggetar digunakan untuk mendapatkan kepadatan yang teliti pada beton, dan beton
diantara penahan baja (bearer) atas dan adukan beton harus dikerjakan menggunakan alat
pemotong untuk meniadakan bercak-bercak keropos (honey comb).
Jika tiang dicor dengan acuan samping dari kayu, acuan harus dibongkar sesegera
mungkin (24 jam setelah pengecoran) dan perawatan basah dengan menggunakan
penyemprotan air dan karung dipertahankan untuk jangka waktu tujuh hari. Segera
setelah pengujian kekuatan tekan pada kubus beton (4 benda uji) menunjukan bahwa
tiang cukup kuat untuk diangkat, tiang harus dimiringkan secara hati-hati dengan batang
pengungkit dan diganjal dengan baji untuk melepaskan lekatan antara tiang dengan
landasan. Tali pengangkat (lifting sling) atau baut pegangan dapat dipasang dan tiang
diangkat untuk pengangkutan ke tempat penumpukkan. Pekerjaan pemiringan dan
pengangkatan harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena tiang masih mempunyai
kekuatan rendah, dan retakan atau awal retakan yang terjadi pada tahap ini akan
memperbesar akibat tegangan pada saat pemancangan.
Pada bagian dekat kepala tiang harus di beri tanda yang jelas dengan suatu nomor
referensi, dengan panjang dan tanggal pengecoran pada waktu atau sebelum
pengangkutan, untuk menjamin bahwa pemancangan dilakukan dengan urutan yang
benar. Tiang harus dilindungi dari matahari dengan cara menutupi tumpukan tiang
menggunakan terpal atau lembaran lain. Tidak ada tiang pancang yang akan dipancang
sebelum berumur paling sedikit 28 hari atau telah mencapai kekuatan minimum yang
disyaratkan
Selama operasi pengangkatan, tiang pancang harus didukung pada titik seperempat
panjangnya. Bilamana tiang pancang tersebut akan dibuat 1,5 m lebih panjang dari pada
panjang yang disebutkan dalam Gambar, maka agar menggunakan baja tulangan dengan
diameter yang lebih besar dan/atau memakai tiang pancang dengan ukuran yang lebih
besar dari yang ditunjukkan dalam Gambar.
Gambar 4 – Titik Angkat Tiang Beton
Tiang pancang beton pratekan pracetak sering dipakai pada proyek-proyek konstruksi
termasuk proyek pembangunan jembatan. Tiang pancang beton pratekan pracetak
biasanya ditegangkan dengan pemberian tegangan tekan pada saat dilepas (induced
compressive stress at release) sebesar antara 4 dan 11 Mpa (40-110 Kg/cm²).Panjang
standar dari tiang tersebut adalah dari 6 meter hingga 20 meter, berdiameter 600 mm.
Penyambungan (splicing) dari tiang tersebut dilakukan dengan pelat baja pada ujung
bagian yang akan disambung.
Cara lain yaitu, perpanjangan tiang pancang beton pracetak dilaksanakan dengan
penyambungan tumpang tindih (overlap) baja tulangan. Beton pada kepala tiang pancang
akan dipotong hingga baja tulangan yang tertinggal mempunyai panjang paling sedikit 40
kali diameter tulangan.
Perpanjangan tiang pancang beton harus dilaksanakan dengan menggunakan baja
tulangan yang sama (mutu dan diameternya) seperti pada tiang pancang yang akan diper-
panjang. Baja spiral harus dibuat dengan tumpang tindih sepanjang 2 kali lingkaran
penuh dan baja tulangan memanjang harus mempunyai tumpang tindih minimum 40 kali
diameter.
Bilamana perpanjangan melebihi 1,50 m, acuan harus dibuat sedemikian hingga tinggi
jatuh pengecoran beton tak melebihi 1,50 m.
Sebelum pengecoran beton, kepala tiang pancang harus dibersihkan dari semua bahan
lepas atau pecahan, dibasahi sampai merata dan diberi adukan semen yang tipis. Mutu
beton yang digunakan sekurang-kurangnya harus beton K400. Semen yang digunakan
haruslah dari mutu yang sama dengan yang dipakai pada tiang panjang yang akan
disambung.
Acuan tidak boleh dibuka sekurang-kurangnya 7 hari setelah pengecoran. Perpanjangan
tiang pancang akan dirawat dan dilindungi dengan cara yang sama seperti tiang pancang
yang akan disambung. Bilamana tiang pancang akan diperpanjang setelah operasi
pemancangan sedang berjalan, kepala tiang pancang direncanakan tertanam dalam pur
(pile cap), maka perpanjangan baja tulangan yang diperlukan harus seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar. Bilamana tidak disebutkan dalam Gambar, maka panjang
tumpang tindih baja tulangan harus 40 kali diameter untuk tulangan memanjang.
d. Sepatu Tiang PancangTiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang datar atau
mempunyai sumbu yang sama (co-axial), jika dipancang masuk ke dalam atau menembus
jenis tanah seperti batu, kerikil kasar, tanah liat dengan berangkal, dan tanah jenis lainnya
yang mungkin dapat merusak ujung tiang pancang beton. Sepatu tersebut dapat terbuat
dari baja atau besi tuang. Untuk tanah liat atau pasir yang seragam, sepatu tersebut dapat
ditiadakan. Luas ujung sepatu harus sedemikian rupa sehingga tegangan dalam beton
pada bagian tiang pancang ini masih dalam batas yang aman.
Gambar diatas adalah jenis sepatu untuk berbagai jenis tanah : (a) soft ground, (b) stiff to
hard clay, compact sands dan gravels, (c) Ground mengandung cobbles or bolders, (d)
Rock Point untuk penetrasi lapisan bedrock surface, (e) Oslo Point untuk sloping bedrock
surface.
b. Penyambungan Tiang
Penyambungan antara potongan tiang baja memerlukan pengelasan standar tinggi dan
harus dilakukan oleh tukang las yang bersertifikat. Pengelasan harus dikerjakan
sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan.
Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat
menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Pengelasan
harus diuji secara visual dan dengan cara non destructive.
Biasanya perlu memotong 300 mm hingga 500 mm dari puncak bagian tiang dipancang
untuk meratakan ujungnya dan untuk membuang bagian baja keras yang sukar
dilas.Sambungan yang dilas harus mampu meneruskan momen penuh dalam tiang (dan
untuk pipa baja) biasanya merupakan las ujung penetrasi penuh di sekeliling permukaan
pipa.
2. perincian perancanaan
1. Keuntungan karena tiang dibuat dari pabrik dan pemeriksaan kualitasnya sangat ketat,
hasilnya lebih dapat di andalkan
2. kecepatan pemancangan. Besar. Terutama untuk tiang baja, bahkan walaupun lapisan
antara cukup keras. Masih dapat ditembus, sehingg pemancangan kelapisan
pendukung dapat dilakukan.
3. daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang , sehingga
mempermudah pengawasan pekerjaan
4. persediaan yang banyak dipabrik , sehingg mudah memperoleh tiang ini, kecuali tiang
dengan ukuran khusus. Disamping itu bahkan untuk pemancangan yang kecil
biayanya tetap rendah
5. cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vetikal
kerugian
1. karena dalam pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan, maka pada
daerah yang berpenduduk padat, akan menibulkan masalah disekitarnya
2. untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan. Bila pekerjaan
penyambungan tidak baik akibatnya sangat merugikan.
3. bila pekerjaan tidajk dilaksanakan dengan baik maka tiang pancang tersebuk akan
hancur.
4. bila pemancangan tidak dihentikan pada kedalaman yang ditentukan, di perlukan
perbaikan khusus.
5. karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak di perlukan, maka
harus disediakan tempat yang cukup luas
untuk tiang beton yang diameternya besar, akan berat dan sulit pengangkutan dan
pemasangannya , lebuh lanjut memerlukan mesin pancang yang besar pula