Anda di halaman 1dari 12

Disusun Oleh:

ANAK AGUNG D.A (01)


ANGGA DINDA PRADANA (04)
ERMA NUR FADILAH (22)
ERNA AGUSTINA (24)
NELY INDAH RAHMAWATI (47)
RETNO AYU. K (55)
SIGMA WARISTAMA (60)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
tepat waktu dengan judul “KELAINAN REFRAKSI MATA (PRESBIOPI)” guna
pemenuhan tugas mata kuliah Sistem Persepsi Sensori.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu
terselesainya penulisan makalah ini. Terima kasih penulis ucapkan :
• Joko Sutrisno, S.Kep.Ns.M. Kes
• Nur Yenny,S.Kep.Ns
• Teman-teman IKP Reguler IIIB yang tanpa henti memberi semangat
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis
memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan penulisan baik disengaja maupun tidak.
Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
makalah ini.

Kediri, 3 Januari 2011

Tim Penulis
KASUS 1

 Scenario Kasus 1 ( kelainan refraksi mata, PRESBIOPI)


“Seorang laki-laki,56 Tahun dating ke Poliklinik Mata dengan keluhan
penurunan ketajaman penglihatan .Tidak ada riwayat memakai kaca
mata,mata merah,dan trauma pada mata sebelumnya”

PEMBAHASAN
• Definisi Presbiopi
Adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.
Makin bertambahnya umur maka setiap lensa akan mengalami
kemunduran kemampuan untuk mencembung. Berkurangnya kemampuan
mencembung ini akan memberikan kesukaran melihat dekat, sedang
untuk melihat jauh tetap normal.

• Etiologi Presbiopi
--Kelemahan otot akomodasi
--Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
--Presbiopia adalah merupakan bagian dari proses penuaan yang secara alamiah dialami oleh
semua orang. Penderita akan menemukan perubahan kemampuan penglihatan dekatnya
pertamakali pada pertengahan usia empat puluhan. Pada usia ini, keadaan lensa kristalin
berada dalam kondisi dimana elastisitasnya telah banyak berkurang sehingga menjadi lebih
kaku dan menimbulkan hambatan terhadap proses akomodasi, karena proses ini utamanya
adalah dengan mengubah bentuk lensa kristalin menjadi lebih cembung.
--Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada
awalnya penderita akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil.
Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung menegakkan
punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya
dengan demikian objek dapat dibaca dengan lebih jelas.
Presbiopia timbul pada usia 45 tahun.
• Gejala
1. Suatu kecenderungan untuk memegang bahan bacaan lebih jauh untuk mendapatkan
pandangan yang jelas
2. Penglihatan kabur pada jarak baca normal
3. Mata lelah atau sakit kepala setelah membaca atau melakukan pekerjaan dekat
• Patofisiologis
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena
adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa
menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur Maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis)
dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan demikian kemampuan melihat
dekat makin berkurang.
• Gambar presbiopia(bayangan jatuh di belakang retina)

• Penatalaksanaan
Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai dengan pedoman umur yaitu : umur 40
tahun (umur rata-rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya
ditambahkan lagi lensa Sferis + 0.50.
Lensa sferis (+) yang ditambahkandapat diberikan dalam berbagai cara :
1. Kacamata baca untuk melihat dekat saja.
2. Kacamata bifocal untuk melihat jauh dan dekat.
Jika koreksi jauhnya tidak dapat mencapai 6/6 maka penambahan lensa sferis (+) tidak terikat
pada pedoman umur, tetapi boleh diberikan seberapapun sampai dapat membaca cukup
memuaskan.
KASUS 2
• Scenario Kasus 2 (konjungtivitis)
“Seorang pasien Perempuan,33 Tahun,datang ke poliklinik Mata
dengan keluhan mata merah dan nyeri.dialami sejak 1 hari yang lalu”

PEMBAHASAN
• Definisi Konjungtivitis (mata merah)
Konjungtivitis (mata merah) adalah inflamasi pada konjungtiva oleh virus, bakter,
clamydia, alergi, trauma (sengatan matahari)
(Barbara C Long, 1996) .
Konjungtivitas adalah inflamasi peradangan konjungtiva dan ditandai dengan
pembengkakan dan eksudat, matatampak merah sehingga sering disebut penyakit mata
merah.
(Brunner dan suddarth, 2001)
Konjungtivitis (eng: conjunctivitis) adalah suatu bentuk inflamasi (peradangan) akut
pada konjungtiva yang sebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, alergi, atau iritasi
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva atau
peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada
mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai
dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan
mata rusak. Beberapa jenis Konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang
memerlukan pengobatan.
Konjungtivitis dapat mengenai pada usia bayi maupun dewasa. Konjungtivitis pada bayi
baru lahir, bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika
melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya
perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh
bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal. Pada usia dewasa bisa
mendapatkan konjungtivitis melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yang
terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata. Dalam
waktu 12 sampai 48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak
diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi
konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung
antibiotik.
• Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang membatasi permukaan dalam dari
kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus permukaan depan dari bola mata, kecuali
bagian jernih di tengah-tengah mata (kornea). Membran ini berisi banyak pembuluh darah
dan berubah merah saat terjadi inflamasi. Konjungtiva terdiri dari tiga bagian:
1. konjungtiva palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra).
2. konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata).
3. forniks (bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior palpebra dan
bola mata).
Meskipun konjungtiva agak tebal, konjungtiva bulbar sangat tipis. Konjungtiva bulbar juga
bersifat dapat digerakkan, mudah melipat ke belakang dan ke depan. Pembuluh darah dengan
mudah dapat dilihat di bawahnya. Di dalam konjungtiva bulbar terdapat sel goblet yang
mensekresi musin, suatu komponen penting lapisan air mata pre-kornea yang memproteksi
dan memberi nutrisi bagi kornea.
• Etiologi
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :
1. infeksi oleh virus atau bakteri.
2. reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.
3. iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet
4. pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan
konjungtivitis.
Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:
1. entropion atau ektropion.
2. kelainan saluran air mata.
3. kepekaan terhadap bahan kimia.
4. pemaparan oleh iritan.
5. infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).
Substansi lain yang dapat mengiritasi mata dan menyebabkan timbulnya konjungtivitis
yaitu bahan kimia (seperti klorin dan sabun) dan polutan udara (seperti asap dan cairan
fumigasi).
• Manifestasi Klinis
1 Tanda
Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:
 konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
 produksi air mata berlebihan (epifora).
 kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan
menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva
bagian atas.
 pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi
nonspesifik peradangan.
 pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
 terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).
 dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah).
2 Gejala
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan
kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna
putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak
mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.
Gejala lainnya adalah:
 mata berair
 mata terasa nyeri
 mata terasa gatal
 pandangan kabur
 peka terhadap cahaya
 terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.

• Patofisiologis
Sebagian besar inflamasi mata disebabkan oleh makroorganisme, irigasi mekanis, atau
sensitivitas terhadap suatu zat. untungnya inflamasi tersebut tidak meningalkan bekas yang
permanen. inflamasi kornea yang berat atau ulkus kornea dapat menyebabkan kerusakan
kornea yang meyebabkan ganguan penglihatan. kompikasi dari uveitis dapat menimbulkan
perekatan, glaukoma sekunder dan hilang penglihatan.
Sebaian besar inflamasi mata adalah tembel dan konjungstivitis. Tembel adalah infeksi
folikel bulu mata atau kelenjar pinggir kelopak mata yang relatif ringan. Organisme orang
yang sering menginfeksi adalah stafilokokus. Infeksi ini cenderung berkumpul karena
organisma infeksi menyebar dari folikel rambut yang satu ke yang lainnya. Kebersihan yang
kurang dan gangguan kosmetik yang berlebihan dapat merugikan faktor pendukung. Orang–
orang seharusnya diajarkan untuk tidak memencet tembel karena infeksi dapat menyebar dan
menyebabkan selulitis pada kelopak mata.
Konjungtivitis merupakan bagian besar dari penyakit mata dan ada yang akut dan ada
yang kronik. Konjungstivitis bakteri akut biasanya ditularkan oleh kontak langsung. Orang
yang menyentuh matanya dengan jari akan mengkontaminasi benda–benda seperti : handuk
atau lap. Organisme penyebabnya biasanya stafilokokus dan adenovirus. Konjungstivitis
sederhana biasanya tidak lama.
Infeksi oleh Chlamydia trachomatis menyebabkan trachoma, suatu bentuk konjungstivitis
yang jarang di Amerika Serikat. tetapi bisa menyebabkan kebutaan terutama bagi orang-orang
yang hidup didaerah kering dan pendapatannya rendah, negara-negara di mediterranean yang
panas dan timur jauh. Trachoma timbul mengikuti konjungstivitis akut, kelopak mata menjadi
berparut dan terbentuk granulasi-granulasi di permukaan dalam kelopak dan menyebar ke
kornea yang pada akhirnya menimbulkan hilangnya penglihatan. Pemeliharaan kebersihan
penting untuk mencegah dan mengatasi trachoma. Kornea yang parut memerlukan
transplantasi kornea mata. Konjungstivitis alergi biasanya disertai demam, kronis dan
berulang-ulang.
(Barbara C .Long, 1996)
• Komplikasi
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan
pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi.

Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya:

1. glaukoma

2. katarak

3. ablasi retina

Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis
seperti ekstropin, trikiasi. komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus
kornea. Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila
sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat mengganggu
penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta. Kmplikasi konjungtivitis vernal adalah
pembentukan jaringan sikratik dapat mengganggu penglihatan

• Klasifikasi Konjungtiva
1)Konjungtivitis kataral akula/subakuta/kronika
2)Konjungtivitis purulenta
3)Konjungtivitis flikten
4)Konjungstivitis membranasea/pseudomembran asea
5)Konjungstivitis vernal
6)Konjungstivitis atopi
7)Konjungstivitis folikularis non trakoma
8)Konjungstivitis folikularis trahoma

• Pengobatan
1. Kelopak mata dibersihkan dengan air hangat.
Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik.
2. Untuk konjungtivitis karena alergi, antihistamin per-oral (melalui mulut) bisa mengurangi
gatal-gatal dan iritasi. Atau bisa juga diberikan tetes mata yang mengandung
corticosteroid.
3. Untuk memperbaiki posisi kelopak mata atau membukan saluran air mata yang tersumbat,
mungkin perlu dilakukan pembedahan.
• Pencegahan
1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan
atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang
sakit
3. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah
lainnya.
4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

GAMBAR KONJUNGTIVITIS
DAFTAR PUSTAKA

1. WWW.WIKIPEDIA.COM
2. WWW.MEDICASTRO.COM
3. http://www.kabarindonesia.com
4. http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Vernal.jpg
5. Fakultas kedokteran UI, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3.1999. Jakarta: Media
Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai