ANALISA KASUS 1
Dosen pengampu :
Disusun oleh
HESTI SATRIYANI
PURWOKERTO
2010
ANALISA KASUS
Anda bekerja di ruang emergensi di suatu Rumah Sakit, Rina usia 18 tahun
meninggal setelah mengalami kecelakaan hebat. Orang tua dihubungi dan datang 1 jam
sebelum meninggal.
Pertanyaan :
1. Sebutkan respon berduka yang dilakukan atau dialami oleh Ibu Rina !
2. Apa fase berduka yang dialami oleh ibu Rina ?
3. Bagaimana pengkajian data focus pada pasien tersebut, meliputi respon
psikologis, kognitif dan perilaku ?
4. Apa faktor predisposisi dan Presipitasi-nya ?
5. Tuliskan pohon masalah yang muncul !
6. Apa diagnose keperawatan yang mungkin muncul ?
7. Bagaimana Intervensi keperawatan yang muncul ?
JAWAB :
1. Respon berduka yang dialami oleh Ibu Rina dapat diungkapkan secara verbal
ataupun perubahan fisik, Secara verbal : Ibu Rina mengatakan “ Terlalu…!!!
Terlalu…!!! Kenapa semua ini bisa terjadi.”, Perubahan fisik yang terjadi : Ia
menangis, gelisah, kemungkinan besar ia akan letih, lemas, dan pucat.
2. Fase berduka yang dialami oleh Ibu Rina adalah fase Denial ( menurut Kubler-
Ross : 1969 ) atau berada pada Fase 1 ( Engel : 1964 ) atau disebut juga fase
awal atau tahap penyangkalan yang ditandai dengan syok, menyalahkan,
tidak yakin, tidak percaya bahwa anaknya telah mati
3. Pengkajian data focus
Respon Fisiologis : Muncul adanya ketegangan, cemas, tekanan darah
meningkat,
Respon Kognitif : Lapangan persepsi menyempit, sulit memecahkan
masalah, Tidak dapat menyelesaikan tugas
Respon perilaku : Menunjukan penolakan, menangis, gelisah, marah
4. Faktor Predisposisi : bisa terjadi secara genetic, kesehatan mental
Faktor Presipitasi : kehilangan anggota keluarga
5. Pohon masalah
Effect : Keputusaan
6. Diagnosa Keperawatan
1) Keputusasaan berhubungan dengan berduka disfungsional.
2) Berduka disfungsional berhubungan dengan Kehilangan/ perpisahan
7. Intervensi Keperawatan
Tujuan : agar individu menggunakan koping terhadap kehilangan dan
menerima kehilangan
Intervensi tahap penyangkalan :
Dorong pasien mengungkapkan perasaan duka
Tingkatkan kesadaran pasien secara bertahap siap mental.
Dengarkan pasien dengan penuh pengertian, jangan menghukum atau
menghakimi.
Jelaskan bahwa sikap pasien wajar terjadi.
Beri dukungan non-verbal : memegang tangan, menepuk bahu.
Jawab pertanyaan pasien dengan bahasa yang sederhana, jelas dan
singkat
Tingkatkan kesadaran pasien terhadap kenyataan secara bertahap.