Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang
dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip
dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Menurut David H Penny Penelitian
adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis


dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena (Kerlinger,
1986: 17-18). Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu
berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap
fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan
suatu pertanyaan atau masalah (Indriantoro & Supomo,1999: 16).

Pelaksanaan penelitian bersifat dinamis: yaitu penelitian yang bersifat terbuka,


dilakukan dengan berbagai pendekatan yang tidak kaku (rigit). Proses penelitian
diketahuai adalah proses yang dinamis, artinya perkembangan suatu teori diawali
dengan pemahaman terhadap teori itu sendiri, yang kemudian menghasilkan
hipotesis, lalu dari hipotesis itu diperoleh cara untuk melakukan observasi, dan pada
gilirannya observasi itu menghasilkan generalisasi. Atas dasar generalisasi inilah teori
itu mungkin didukung atau ditolak.

Prinsip-prinsip metode ilmiah adalah sebagian besar sama bagi setiap cabang
ilmu pengetahuan. Sudah barang tentu perhatian pada segi penekanannya harus
diberikan, tetapi hal ini tidak menyangkut prinsip-prinsip metode ilmiah
(Vredenbregt, 1985: 59-60). Penelitian pendidikan sebenarnya suatu proses untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antar konsep yang dijadikan bahan kajian dalam
penelitian. Hubungan antar konsep itu ditunjukkan dalam sebuah hubungan. Setiap

1
konsep yang kembangkan sebagai variabel penelitian harus dapat menunjukkan
beberapa indikator empirik yang ada dilapangan.

B. Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biostatistik


2) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Biostatistik
khususnya tentang perbedaan penelitian deskriptif dan penelitian kualitatif.
3) Untuk lebih mengerti dan memahami tentang tentang Biostatistik
khususnya tentang perbedaan penelitian deskriptif dan penelitian kualitatif.

2
BAB II
PEMBAHASAN
PERBEDAAN PENELITIAN DESKRIPTIF DAN PENELITIAN
KUALITATIF
Penelitian Deskriptif

A. Pengertian

Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok


manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72)

Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan


interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-
pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari
suatu fenomena.

3
Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-
fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti
mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan
menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli meamakan
metode ini dengan nama survei normatif (normatif survei). Dengan metode ini juga
diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan memilih hubungan antara satu
faktor dengan faktor yang lain. Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus
(status study).

Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar


sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini juga dapat
diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus
membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan
secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu yang dijangkau,
adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau
dalam ingatan responden.

Penelitian deskriptif pada umumnya menarik para peneliti muda, karena


bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di pahami tanpa perlu memerlukan teknik
statistika yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya.
Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih
kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan
sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penelitian deskriptif juga
dapat dikembangkan ke arah penelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang
spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami
fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau
dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.

B. Tujuan

4
Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki.

C. Ciri-ciri Metode Deskriptif

1. Penelitian deskriptif merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk


mendeskripsikan variabel-variabel utama subjek studi, misalnya; umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, status marital, sosial ekonomi, dan lain-lain
disesuaikan dengan tujuan penelitian.

2. Pada penelitian deskriptif murni tidak dibutuhkan kelompok kontrol sebagai


pembanding karena yang dicari adalah prevalensi penyakit atau fenomena
tertentu, atau untuk memperoleh gambaran tentang hal-hal yang berkaitan
dengan masalah kesehatan.

3. Terdapatnya hubungan sebab-akibat hanya merupakan perkiraan yang


didasarkan atas tabel silang yang disajikan.

4. Hasil penelitian hanya disajikan sesuai dengan data yang diperoleh tanpa
dilakukan analisis yang mendalam. Penyajian data hasil penelitian dapat berupa
tabel distribusi frekuensi, tabel silang dan grafik. Perhitungan yang dilakukan
hanya berupa persentase, proporsi, rata-rata, rate, rasio, simpangan baku, dan
sesuai dengan skala ukuran data yang diperoleh.

5. Penelitian deskriptif merupakan penelitian pendahuluan dan digunakan


bersama-sama dengan hampir semua jenis penelitian, misalnya untuk
menentukan kriteria subjek studi.

6. Pengumpulan data dilakukan dalam satu saat atau satu periode tertentu dan
setiap subjek studi selama penelitian hanya diamati satu kali.

5
7. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional berupa
sampling survay atau data sekunder dari rekam medis.

8. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada wilayah terbatas seperti desa atau
kecamatan atau meliputi wilayah yang besar seperti negara, misalnya survey
demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI).

Untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode


ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. (secara harafiah)
mencakup penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental. Secara
umum dinamakan metode survei. Kerja peneliti bukan saja memberi gambaran
terhadap fenomena-fenomena, tetapi :

- menerangkan hubungan,

- menguji hipotesis-hipotesis

- membuat prediksi, mendapatkan makna, dan

- implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan

- Mengumpulkan data dengan teknik wawancara dan menggunakan


schedule qestionair/interview guide.

D. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Ditinjau dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan
dalam meneliti, serta tempat dan waktu, penelitian ini dapat dibagi atas beberapa
jenis, yaitu:

1. Studi Kasus

Studi kasus berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakna dalam sejarah
atau perkembangan kasus yang bertujuan untuk memahami siklus kehidupan atau

6
bagian dari siklus kehidupan suatu unit individu (perorangan, keluarga, kelompok,
pranata sosial atau masyarakat).

Suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang
dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang
perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini
dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk
membuat hipotesis.

Ciri-ciri penelitian kasus:

a. Menggambarkan subyek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku itu


sendiri dan hal-hal yang melingkunginya.

b. Dilakukan dengan mencermati kasus secara mendalam dan berhati-hati.

c. Dilakukan cenderung didorong untuk keperluan pemecahan masalah.

d. Menekankan pendekatan longitudinal atau pendekatan genetika, yang


menunjukkan perkembangan selama kurun waktu tertentu.

2. Survei

Penelitian survei merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari


suatu sampel dengan menanyakannya melalui angket atau interview supaya nantinya
menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Frankel dan Wallen, 1990).

Studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif
besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel
dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai
sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang
hal-hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel
tentang hal-hal yang tidak nyata.

7
Ciri-ciri penelitian survei

a. Data survei dapat dikumpulkan dari seluruh populasi, dapat pula dari hanya
sebagian saja dari populasi.

b. Untuk suatu hal data yang sifatnya nyata.

c. Hasil survei dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas,


karena data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu, dan saat itu data
dikumpulkan.

d. Biasanya untuk memecahkan masalah yang sifatnya insidental.

e. Cenderung mengandalkan data kuantitatif.

f. Mengandalkan tekhnik pengumpulan data yang berupa kuesioner dan


wawancara terstruktur.

3. Studi perkembangan

Penelitian perkembangan adalah penelitian yang memusatkan pada variabel-


variabel dan perkembangannya selama kurun waktu. Penelitian ini menyelidiki pola-
pola dan perurutan perkembangan dan pertumbuhan, dan bagaimana variabel
berhubungan satu sama lain dan mempengaruhi sifat-sifat pertumbuhan dan
perkembangan itu.

Ciri-ciri penelitian perkembangan

a. Mengetahui perkembangan subyek penelitian dalam kurun waktu tertentu.

b. Dapat mengetahui metode alur panjang (longitudinal method) dan metode


potong silang (cross sectional method)

4. Studi tindak lanjut

8
Studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau
kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu. Ciri penelitian ini adalah; (1)
penelitian tindak lanjut tidak berhenti pada suatu seri urutan pengukuran, tetapi
peneliti masih terus melakukan pelacakan untuk kejadian yang menjadi tindak
lanjutnya.

5. Analisis dokumenter

Studi ini sering juga disebut analisi isi adalah penelitian yang dilakukan secara
sistematis terhadap catatan-catatan atau dokumen sebagai sumber data.

E. Metode Pengumpulan Data

Kelompok metode pengumpulan data:

1.Melakukan pengamatan langsung (observasi)

2.Menggunakan pertanyaan

F. Teknik Analisa Data

Analisis data baru bisa dimulai, bila seluruh data telah dikumpulkan, karena
rancangan penelitian kuantatif telah disusun sedemikian rupa komplitnya, sehingga
semua data telah ditentukan secara teliti, lengkap dan pasti. Sebelum melangkah
menyiapkan data untuk dianalisis, untuk memenuhi konsep dasar penelitian
kuantitatif, maka semua data yang dikumpulkan harus sudah berupa data kuantitatif
(angka). Kegiatan dalam analisa data kuantitatif adalah: mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

9
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, an melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan (jika ada), (Sugiyono, 2006: 164). Secara garis
besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 tahap utama:

1. Persiapan : mengecek nama, isian, dan macam data.

2. Tabulasi : memberi skor, memberi kode, mengubah jenis data, dan coding
dalam coding form

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian:

1. Penelitian deskriptif : persentase dan komparasi engan kriteria yang


telah ditentukan

2. Penelitian komparasi : dengan berbagai teknik korelasi sesuai dengan


jenis data.

3. Penelitian Eksperimen : diuji hasilnya dengan t-test. (Suharsimi


Arikunto, 2002: 307-309).

Kemudian data yang telah dikumpulkan itu, diuji lebih dahulu validitas
(tingkat ketepatan penelitian tersebut secara ilmiah) dan reliabilitasnya (tingkat
keterpercayaan terhadap hasil penelitian tersebut), untuk menguji apakah alat ukurnya
betul-betul telah mengukur data. Misalnya apakah panjang telah diukur dengan
meteran. Apakah panas telah diukur dengan termometer. Data yang telah valid dan
reliabel ini yang siap untuk di analisis.

G. Kriteria Pokok Metode Deskriptif

Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, yang dapat dibagi atas
kriteria umum dan khusus. Kriteria tersebut sebagai berikut:

kriteria umum

10
- Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu
luas.

- Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.

- Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan


merupakan opini.

- Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai


validitas.

- Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan.

- Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta serta study
kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya
dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis untukitu
telah dikembangkan.

Kriteria Khusus

- Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai


(value).

- Fakta-fakta atupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai


masalah status

- Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak ada kontrol terhadap
variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manupulasi
terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

H. Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif

11
Dalam melaksanakan penelitian deskripif, maka langkah-langkah umum yang
sering diikuti adalah sebagai berikut:

- Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada


kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.

- Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari


penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisih dari masalah.

- Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan


masalah yang ingin dipecahkan.

- Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara eksplisit


maupun implisit.

- Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik


pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.

- Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang


telah dikumpulkan. Kuranggi penggunaan statistik sampai kepada batas-
batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.

- Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi


sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi
khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

- Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-


hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk
kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

- Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

12
Penelitian Kualitatif

13
A. Pengertian

Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian
berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua
penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif
lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun
berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada
ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman
bahasan yang tak terbatas.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang


berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti
kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi
yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3)
mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.


Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti
harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis,
dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih
menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika
masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami
interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan
meneliti sejarah perkembangan.

14
B. Tujuan

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan realitas secara kontekstual,


interpretasi terhadap fenomena yang menjadi perhatian peneliti dan memahami
perspektif partisipan terhadap masalah kesehatan.

C. Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

1. Judul, singkat dan jelas serta mengisyaratkan fenomena dan fokus kajian
penelitian. Penulisan judul sedapat mungkin menghindari berbagai tafsiran
yang bermacam-macam dan tidak bias makna.

2. Abstrak, ditulis sesingkat mungkin tetapi mencakup keseluruhan apa yang


tertulis di dalam laporan penelitian. Abstrak penelitian selain sangat berguna
untuk membantu pembaca memahami dengancepat hasil penelitian, juga dapat
merangsang minat dan selera orang lain untuk membacanya.

3. Perspektif teoritis dan kajian pustaka, perspektif teori menyajikan tentang


teori yang digunakan sebagai perpektif baik dalam membantumerumuskan
fokus kajian penelitian maupun dalam melakukan analisis data atau
membahas temuan-temuan penelitian. Sementara kajian pustaka menyajikan
tentang studi-studi terdahulu dalam konteks fenomena dan masalah yang sama
atau serupa.

4. Metode yang digunakan, menyajikan secara rinci metode yang digunakan


dalam proses penelitian.

5. Temuan–temauan penelitian, menyajikan seluruh temuan penelitian yang


diorganisasikan secara rinci dan sistematis sesuai urutan pokok masalah atau
fokus kajian penelitian. Temuan-temuan penelitian yang disajikan dalam
laporan penelitian merupakan serangkaian fakta yang sudah direduksi secara

15
cermat dan sistematis, dan bukan kesan selintas peneliti apalagi hasil karangan
atau manipulasi peneliti itu sendiri.

6. Analisis temuan– temuan penelitian. Hasil temuanmemrlukan pembahasan


lebih lanjut dan penafsiran lebih dalam untuk menemukan makna di balik
fakta. Dalam melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian,
peneliti harus kembali mencermati secara kritis dan hati-hati terhadap
perspektif teoritis yang digunakan.

D. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:

1. Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang


dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan
penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu
pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang.
Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya
sendiri.

2. Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna


konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada
beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga
tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.
Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian
tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa
disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data
(subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana

16
peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk
mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.

3. Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman


untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk
menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi
tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat
dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan
grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada
konteks peristiwa dipelajari.

4. Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok
sosial. peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku,
kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah
penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang
terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat
dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan
anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap
perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

5. Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah


dengan batasan terperinci, memilikI pengambilan data yang mendalam, dan
menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan

17
tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau
individu.

E. Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:


1. Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap


informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai


responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan,
kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti
melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan
dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga
responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan
pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan
multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang

18
kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi
negatif.

2. Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang


(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran
realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu
mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran
terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat
digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak
terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.

• Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan


data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam
keseharian responden.

• Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa


menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat
harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu
objek.

• Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok


terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah


topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol
(kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku.

19
3. Dokumen

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,
catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama
data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada
peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail
bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi,
buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta,
data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.

4. Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang


umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna
sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk
mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang
terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk
menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah
yang sedang diteliti.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan


yang digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Biografi

20
Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu:

a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap


perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak,
remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti
pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan.

b. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode.

c. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis.

d. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang


dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut.

e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial
didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian
memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu.

f. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang


berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan
pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.

2. Fenomenologi

Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu:

a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh


tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.

b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data
yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.

21
c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh
responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada
awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang
tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat
repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons
(arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak
mengalami penyimpangan).

d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis


gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.

e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena


tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian
mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada
responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena
itu terjadi).

f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari


fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden
mengenai fenomena tersebut.

g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari


gambaran tersebut ditulis.

3. Grounded theory

Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu:

a. Mengorganisir data

22
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.

c. Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa


dipelajari.

d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-


kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan
menggambarkan peristiwa tersebut.

e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan


mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding. Selanjutnya peneliti
boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan
keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa.

4. Etnografi

Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu:

a. Mengorganisir file.

b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.

c. Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.

d. Menginterpretasi penemuan.

e. Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian.

5. Studi kasus

23
Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu:

a. Mengorganisir informasi.

b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.

c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.

d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.

e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi

natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus
yang lain.

f. Menyajikan secara naratif.

F. Keabsahan Data

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa


hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian
kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi
mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa
kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil
akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan
data, yaitu:

1. Kredibilitas

24
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa
kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per
debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan
member check.

Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:

a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat


kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat
menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para
responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur


dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang


lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut.

d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil


sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik
dengan rekan-rekan sejawat.

e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-


dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk
mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta
denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang
lain.

25
3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti
dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika
membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.

4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya


dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan
dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian
dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan
tujuan agar hasil dapat lebih objektif.

G. Reliabilitas

Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu


konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti,
metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan
kedudukan peneliti dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan responden.

BAB III

26
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha


menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya
( Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada
penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel
penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan
hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan
mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping
itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data
untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan
dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti
sesuai dengan apa adanya. Sedangkan Penelitian kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti
membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari
pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,
1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.

 Perbedaan mendasar Penelitian Deskriptif (kuantitaif) dan Penelitian


Kualitatif yaitu:

1. Asumsi. Penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan data


numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki
realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat

27
diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif
menggunakan sisi pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti
(etik). Keunggulan penelitian kuantitatif terletak pada metodologi yang
digunakan.
Penelitian kualitatif cenderung menggunakan data teks yang bersifat
subyektif. Realitas yang dipelajari dikonstruksikan sesuai dengan nilai sosial
partisipan (subyek penelitian), oleh karenanya pemaknaan realitas sesuai
dengan pemahaman partisipan (emik). Penelitian kualitatif memiliki jalinan
variabel yang kompleks dan sulit untuk diukur.

2. Tujuan penelitian. Penelitian kuantitatif memiliki tujuan


menjeneralisasi temuan penelitian sehingga dapat digunakan untuk
memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian kuantitatif juga
digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel yang
diteliti. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif bertujuan
untuk menjelaskan realitas secara kontekstual, interpretasi terhadap fenomena
yang menjadi perhatian peneliti dan memahami perspektif partisipan terhadap
masalah kesehatan.

3. Pendekatan. Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti


menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen
formal untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data
menjadi susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap
komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan
menetapkan norma secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam
bentuk laporan. Penelitian kualitatif tidak memerlukan hipotesis, justru
kadang-kadang diakhiri dengan hipotesis. Perumusan teori berdasarkan data
yang telah tersaturasi (grounded theory). Peneliti menggunakan teknik
penggambaran (portrayal) secara alamiah terhadap fenomena yang muncul
sekaligus dirinya merupakan instrumen penelitian itu sendiri. Penarikan

28
kesimpulan secara induksi dengan menemukan salah satu pola yang berlaku
dari pluralitas dan kompleksitas norma. Bahasa penelitian dikemas secara
deskriptif.

4. Peran peneliti. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal


berlaku sebagai observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh dan
memihak (obyektif). Sedangkan penelitian kualitatif justru memerlukan
keberpihakan dan keterlibatan peneliti agar ia dapat memahami (empati)
situasi partisipan penelitian secara holistik.

Akhirnya, pilihan metode yang digunakan sangatlah bergantung pada


kepentingan peneliti. Kita tidak bisa mengklaim bahwa paradigma penelitian yang
kita anut lebih ilmiah dibanding pandangan orang lain. Secara implisit Hukum
Evaluasi Halcolm menekankan bahwa pilihan metode yang tepat harus sesuai dengan
tujuan yang peneliti inginkan. Selain itu, pilihan metode penelitian perlu
mempertimbangkan pengalaman, ketertarikan peneliti, populasi yang akan diteliti,
waktu, biaya, tenaga dan sumber daya peneliti lainnya. Agaknya kita perlu sepakat
dengan ungkapan Glesne dan Peshkin (1992): different approaches allow us to know
and understand different things about the world.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://tizarrahmawan.wordpress.com/2009/11/24/selayang-teknik-analisa-data-
kuantitatif-dan-kualitatif ( Minggu, 21 November 2010)

http://bondanriset.blogspot.com/2006/10/penelitian-kuantitatif-versus.html (Selasa,
28 November 2010)

http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-
deskriptif.html 6 nov 2010

http://sekolah.8k.com/rich_text_3.html 6-11-2010

30

Anda mungkin juga menyukai