Anda di halaman 1dari 6

c 

, dikenal juga dengan nama c   atau c   dalam huruf
latin: Milkhemet Yom HaKipurim, Milkhemet Yom Kipur; arab: ήΑϮΘϛ΃ ΏήΣ; dalam huruf latin: ħarb
October atau ϥϱέ εΕ Ώέ Ρ, ħarb Tishrin) adalah perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973
antara pasukan Israel melawan koalisi negara-negara arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

 

Pada tanggal 6 Oktober 1973, pada hari Yom Kippur, hari raya Yahudi yang paling besar, ketika orang-
orang Israel sedang khusyuk merayakannya, yang juga bertepatan dengan bulan Ramadan bagi ummat
Islam sehingga dinamakan "c  ", Suriah dan Mesir menyerbu Israel secara tiba-tiba.
Jumlah tentara invasi sungguh besar. Di dataran tinggi Golan, garis pertahanan Israel yang hanya
berjumlah 180 tank harus berhadapan dengan 1400 tank Suriah. Sedangkan di terusan Suez, kurang dari
500 prajurit Israel berhadapan dengan 80.000 prajurit Mesir.

Mesir mengambil pelajaran pada Perang Enam Hari pada tahun 1967 tentang lemahnya pertahanan udara
sehingga saat itu 3/4 kekuatan udara mesir hancur total sementara Suriah masih dapat memberikan
perlawanan. Sadar bahwa armada pesawat tempur Mesir masih banyak menggunakan teknologi lama
dibandingkan Israel, Mesir akhirnya menerapkan strategi payung udara dengan menggunakan rudal dan
meriam anti serangan udara bergerak yang jarak tembaknya dipadukan. Walhasil strategi ini ampuh
karena angkatan udara Israel akhirnya kewalahan bahkan banyak yang menjadi korban karena berusaha
menembus "u u " pertahanan udara itu.

Pada permulaan perang, Israel terpaksa menarik mundur pasukannya. Tetapi setelah memobilisasi tentara
cadangan, mereka bisa memukul tentara invasi sampai jauh di Mesir dan Suriah. Israel berhasil
"u  " payung udara Mesir yang ternyata lambat dalam mengiringi gerak maju pasukkannya,
dengan langsung mengisi celah ( ) antara payung udara dengan pasukan yang sudah berada lebih jauh
di depan. Akibatnya beberapa divisi Mesir terjebak bahkan kehabisan perbekalan. Sementara di front
timur, Israel berhasil menahan serangan lapis baja Syria.

Melihat situasi berbahaya bagi Mesir, Uni Soviet tidak tinggal diam, melihat tindakan Uni Soviet,
Amerika Serikat segera mempersiapkan kekuatannya. Dunia kembali diamcam perang besar pasca perang
Dunia II. Kemudian, Raja Faisal bin Abdul Aziz dari Arab Saudi mengumumkan pembatasan peroduksi
minyak. Krisis energi muncul dan negara negara Industri kewalahan lantaran harga minyak dunia
membumbung tinggi. Dua minggu setelah perang dimulai, Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat dan
mengeluarkan resolusi 339 serta gencatan senjata dan dengan ini mencegah kekalahan total Mesir.

Secara total 2688 tentara Israel tewas dan kurang lebih 7000 orang cedera, 314 tentara Israel dijadikan
tawanan perang dan puluhan tentara Israel hilang (17 di antaranya bahkan sampai tahun 2003 belum
ditemukan). Tentara Israel kehilangan 102 pesawat tempur dan kurang lebih 800 tank. Di sisi Mesir dan
Suriah 35.000 tentara tewas dan lebih dari 15.000 cedera. 8300 tentara ditawan.

Angkatan Udara Mesir kehilangan 235 pesawat tempur dan Suriah 135. Kendati militer Israel berhasil
memukul kembali tentara Mesir dan Suriah, perang ini dianggap sebuah kekalahan militer Israel.
'
, atau kadangkala juga dieja sebagai 
 (dari Bahasa Ibrani: ʯ ʥʩʶ, 4 

, Bahasa Arab:
ϥ ϭϱϩ ι" ahyūn")) adalah bukit di mana kota Yerusalem berdiri. Sekarang ini, perkampungan
Yahudi di Kota Lama Yerusalem berdiri di atas bukit Zion. Nama Zion biasanya merujuk ke kota
Yerusalem dan tanah Israel.

'

 adalah sebuah gerakan politik kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk
kembali lagi ke Zion, bukit di mana kota Yerusalem berdiri. Gerakan yang muncul di abad ke-19
ini semula ingin mendirikan sebuah negara Yahudi di Afrika kemudian berubah di tanah
Palestina yang kala itu dikuasai Kekaisaran Ottoman (Khalifah Ustmaniah) Turki.

'

 merupakan gerakan Yahudi Internasional. Istilah zionis pertama kali dipakai oleh
perintis kebudayaan Yahudi, Mathias Acher (1864-1937), dan gerakan ini diorganisasi oleh
beberapa tokoh Yahudi antara lain Dr. Theodor Herzl dan Dr. Chaim Weizmann. Dr. Theodor
Herzl menyusun doktrin Zionisme sejak 1882 yang kemudian disistematisasikan dalam bukunya
"  " (Negara Yahudi) (1896). Doktrin ini dikonkritkan melalui Kongres Zionis
Sedunia pertama di Basel, Swiss, tahun 1897. Setelah berdirinya negara Israel pada tanggal 15
Mei 1948, maka tujuan kaum zionis berubah menjadi pembela negara baru ini.

Rapat Dewan Umum PBB mengeluarkan Resolusi 3379 tanggal 10 Desember 1975, yang
menyamakan Zionisme dengan diskriminasi rasial. Akan tetapi pada 16 Desember 1991, resolusi
tersebut dicabut kembali.

c 
(bahasa Ibrani: ʭʩ ʮʩ ʤ ʺ ʹʹ ʺʮʧʬʮ —    , bahasa Arab
: Γ Εαϝ΍ ϡ΍ ϱ΃ϝ΍ Ώ έ Ρ  

  ), juga dikenali sebagai c   !,


merupakan peperangan antara Israel menghadapi gabungan tiga negara Arab, yaitu Mesir,
Yordania, dan Suriah, dan ketiganya juga mendapatkan bantuan aktif dari Irak, Kuwait, Arab
Saudi, Sudan dan Aljazair. Perang tersebut berlangsung selama 132 jam 30 menit (kurang dari
enam hari), hanya di front Suriah saja perang berlangsung enam hari penuh.

Pada bulan Mei tahun 1967, Mesir mengusir United Nations Emergency Force (UNEF) dari
Semenanjung Sinai; ketika itu UNEF telah berpatroli disana sejak tahun 1957 (yang disebabkan
oleh invasi atas Semenanjung Sinai oleh Israel tahun 1956). Mesir mempersiapkan 1.000 tank
dan 100.000 pasukan di perbatasan dan memblokade Selat Tiran (pintu masuk menuju Teluk
Aqaba) terhadap kapal Israel dan memanggil negara-negara Arab lainnya untuk bersatu melawan
Israel. Pada tanggal 5 Juni 1967, Israel melancarkan serangan terhadap pangkalan angkatan
udara Mesir karena takut akan terjadinya invasi oleh Mesir. Yordania lalu menyerang Yerusalem
Barat dan Netanya. Pada akhir perang, Israel merebut Yerusalem Timur, Jalur Gaza,
Semenanjung Sinai, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan. Hasil dari perang ini mempengaruhi
geopolitik kawasan Timur Tengah sampai hari ini.
1. Arab Inti (Proper Arab), meliputi:
a. Daerah Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent), yaitu Mesir, Palestina, Yordania,

Libanon, Suriah, Iraq.

Gambar 1.3

Kawasan Bulat Sabit Subur Yang Terbentang Dari Sungai Nil Hingga Babilon (Eufrat-Tigris)

3. Maghribi (Afrika Utara), meliputi

a.Maghrib Aqsa (Paling Barat) Mauritania, Sahara Barat, Maroko,


b.Maghrib Wusta (Tengah) Tunisia, Aljazair
c. Maghrib Adna (Paling Timur): Libya
Kadangkala, dimasukkan pula negara Ethiopia, Eritrea dan Djibouti



Ada semacam teori yang berkembang dalam mengamati berbagai konflik di Timur Tengah dari waktu ke
waktu, yaitu bahwa semakin dekat suatu negara dengan Israel maka makin rawan konfliklah negara
tersebut. Misalnya, apa yang terjadi pada negara Mesir, Suriah, Yordania, Libanon maupun Irak. Hal
itu dapat terjadi, antara lain karena disebabkan oleh dampak dari idologi zionisme yang bersifat
ekspansif, karena klaim luas wilayah negara ´Yahudi Raya (Eratz Izrail)´ sebagaimana tertuang dalam
bendera Israel adalah kawasan ´Bulan Sabit Subur´ terbentang dari Sungai Babilon (Eufrat Tigris di Irak
sekarang) hingga Sungai Nil (di Mesir sekarang). Aneka tindakan (aksi) ekspansionisme zionis maupun
dan reaksi berbagai negara tetangga terhadapnya, telah menyebabkan berbagai konflik di Tumur Tengah
dari waktu ke waktu.1

YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
1
Penjelasan lebih jauh baca Bab III buku ini mengenai Dinamika Konflik Arab ± Israel.


 

, adalah keadaan dimana para penguasa di Timur Tengah rawan dari
ancaman digulingkan dengan cara-cara yang tidak demokratis. Baik dari ancaman revolusi atau
pemberontakan dalam negeri maupun intervensi asing. Intervensi bisa berupa intervensi Intra
Regional antar sesama negara Timur Tengah maupun Ekstra Regional oleh negara dari luar
kawasan.

    


  "

Di kawasan negara-negara Timur Tengah, berkembang berbagai kesetiaan antara lain Ashabiyah,
Wathanniyah, Qaummiyah dan Ummah

#Y "
"

Ashabiyah, adalah faham untuk lebih mengutamakan kesetiaan terhadap keluarga tertentu atau faham
tertentu, ideologinya, partainya, kelompoknya dan lain sebagainya sehingga merasa paling baik, paling
kuat, paling terhormat, dan paling-paling lain yang tidak dimiliki kelompok lain.

Dalam sejarah manusia modern, khususnya Arab, ditemukan berbagai macam suku yang saling
bermusuhan secara turun temurun. Misalnya, suku Quraish, Aus, Yahudi, yang kemudian juga
mengelompok menjadi bani-bani tertentu, seperti Bani Hasyim, Bani Umaiyah, Bani Quraidhah, dan Bani
Nadir. Kelompok-kelompok tersebut sempat berhenti saling bermusuhan di saat hadirnya Nabi
Muhammad SAW dengan agama yang dibawanya, Islam.

Namun, setelah ketiadaan Nabi, kembali muncul permusuhan politis antarsesama mereka hingga timbul
perang Jamal dan perang Sifin, kemudian diteruskan dengan lahirnya kelompok-kelompok kepentingan
politis dan ideologis. Walau memiliki agama yang sama, kecintaan terhadap kelompok, suku, keluarga,
diatas segalanya sehingga sering terjadi peperangan dan pembunuhan.

Kehidupan semacam traibisme tersebut saat ini juga terjadi di negara-negara lain, seperti Afghanistan, di
Tribal Area, terdapat permusuhan yang hebat antar sesama suku yang terjadi turun-temurun. Seorang
anggota suku akan dikubur di depan rumah masing-masing setelah terjadi pertempuran antarsuku.
Kuburan tersebut akan memberikan pengertian bahwa ada dendam abadi pada bayi-bayi yang terlahir
berikutnya.

#Y ] 
"
Qaummiyah adalah semangat untuk lebih mengutamakan kesetiaan terhadap suku tertentu.
Misalnya, kesetiaan dan kebanggaan sebagai bangsa Arab yang oleh Hasan al Banna disebut
sebagai µUrubah (Arabisme).
$#%"
"&c

 '#

Dalam memaknai ¬  
 (patriotisme), ada tiga arti yang dikemukakan oleh Hasan al-Banna, yaitu:
  , Patriotisme Kerinduan (Cinta Tanah Air).  , Patriotisme Kemerdekaan dan Kehormatan
(Kemerdekaan Negeri).  , Patriotisme Kebangsaan (Kesatuan Bangsa).

# ("    )


" &  

 '* adalah semangat yang mengedepankan kesetiaan
terhadap agama tertentu tanpa membedakan asal muasal keluarga, kesukuan dan Negara bangsa.


+,  dilihat oleh banyak pihak sebagai konflik antara etnis keturunan Arab
dan Afrika yang sama-sama beragama Islam dan berawal dari masalah penguasaan
tanah dan air. Milisi Janjaweed, oleh banyak pihak dianggap sebagai milisi yang
dibentuk oleh pemerintah Khartoum untuk memerangi 2 kelompok milisi pemberontak
di Darfur, SLA/JEM (Sudan Liberation Army/Justice and Equality Movement).

Berbagai konflik di Sudan ini diperumit dengan faktor baru yang muncul, yaitu
minyak bumi. Sudan Selatan dan bagian selatan Darfur diketahui memiliki
cadangan minyak bumi yang cukup besar. Pemerintah Sudan mendapatkan devisa
senilai 500 juta dolar AS per tahun dari ekspor minyak bumi sejak tahun 1999.
Minyak bumi pertama kali ditemukan di Sudan pada tahun 1970 dan mulai
dieksploitasi oleh perusahaan minyak, Chevron, pada pertengahan 1970-an.

Pada tahun 1990, Chevron menghentikan operasinya di Sudan. Dan dewasa ini
konsorsium yang melakukan eksploitasi minyak bumi di Sudan adalah Greater Nile
Petroleum Operating Company (GNPOC). Konsorsium ini terdiri atas
perusahaan-perusahaan, Talisman Energy (Kanada), Petronas Carigali of Malaysia,
PetroChina (anak perusahaan China National Petroleum Company), dan Sudapet atau
Sudan Petroleum (perusahaan minyak pemerintah Sudan).

Saham mayoritas konsorsium ini berada di tangan PetroChina (40 persen),


Petronas (30 persen), Talisman (25 persen), dan Sudapet (5 persen). Konsorsium
ini mendapat sorotan tajam dari beberapa LSM internasional. Pada bulan Maret
2001, Christian Aid, sebuah LSM yang berpusat di Inggris, mengeluarkan laporan
bahwa terjadi pembunuhan, pemerkosaan, dan proses pengusiran massal penduduk di
daerah eksploitasi minyak oleh pemerintah Sudan.

Tak pelak lagi munculnya faktor minyak bumi di Sudan memperumit konflik yang
telah terjadi. Karena faktor ini membawa kepentingan negara-negara yang
membutuhkan akses terhadap sumber minyak bumi di masa yang akan datang. Salah
satu negara yang termasuk berkepentingan terhadap sumber minyak bumi ini adalah
Amerika Serikat (AS).

Kepentingan Amerika Serikat di Sudan


Pada bulan Juli 2001, Center for Strategic and International Studies (CSIS)
Amerika, mengeluarkan sebuah laporan berjudul "U S Policy to End Sudan's War"
yang disusun oleh sebuah gugus tugas mengenai rekomendasi yang diberikan CSIS
kepada pemerintah Bush mengenai peran AS dalam menyelesaikan konflik di Sudan.
Salah satu faktor yang dijadikan pertimbangan dalam kebijakan AS di Sudan
adalah fakta bahwa Sudan merupakan salah satu negara di Afrika yang memiliki
sumber minyak bumi.

AS membutuhkan akses ke sebanyak mungkin sumber minyak bumi di Afrika, yang


diperkirakan berjumlah 20 persen dari total cadangan minyak bumi di dunia.
Kebutuhan AS untuk mencari akses ke sumber minyak bumi di Afrika didorong oleh
kenyataan bahwa konsumsi minyak bumi di AS akan meningkat 33,3 persen dalam 20
tahun ke depan, dan pada tahun 2020 2/3 dari kebutuhan minyak bumi AS akan
diimpor.

Sementara itu sumber minyak bumi AS yang sekarang ada seperti di Amerika,
Meksiko, dan Laut Utara terus menurun. Hal ini diperparah dengan semakin
memburuknya situasi di Irak, dengan cadangan minyak bumi terbesar kedua di
dunia, akibat petualangan AS. Situasi di Irak dikhawatirkan akan memperburuk
kondisi keamanan di Timur Tengah, terutama di Irak dan Arab Saudi (2 negara
penghasil minyak utama dunia).

AS sangat membutuhkan sumber minyak bumi lainnya karena akses AS ke sumber


minyak bumi di Timur Tengah sangat berisiko dan Afrika, termasuk Sudan,
dianggap sebagai daerah yang potensial untuk sumber alternatif minyak bumi AS.
Dalam sebuah artikel berjudul "The Mask of Altruism Disguising a Colonial War"
di harian The Guardian, Inggris, tanggal 2 Agustus 2004, menyebutkan bahwa
apabila terjadi intervensi AS dan Inggris ke Darfur maka sesungguhnya yang
menjadi faktor pendorong utama adalah minyak bumi. Dan tindakan ini hanyalah
sebuah perang kolonial yang disembunyikan di belakang topeng kemanusiaan.

Penutup
Krisis yang terjadi di Darfur adalah sebuah tragedi kemanusiaan yang
membutuhkan penanganan yang cepat dari masyarakat internasional. Seyogyanya
penanganan tragedi ini terlepas dari keserakahan negara-negara tertentu dan
secara murni memang bertujuan untuk kemanusiaan. Kondisi di Irak telah
memperlihatkan bagaimana keserakahan negara besar terhadap minyak bumi hanya
akan membawa kehancuran semata.

Anda mungkin juga menyukai