• KEP total (BB < 80% median BB/U) pada balita turun dari 47.8% pada th 1989 41.7% th 1992 35% th 1995 (data SUSENAS) • KEP nyata (BB <70% median BB/U) ada kecenderungan meningkat: 12.2% (1989) 11.8% (1992) 14.6% (1995) (data SUSENAS) • KEK WUS menurun: 35.6% (1994, data SUSENAS) 24.0% (1995, data survei KIA) • Dampak krisis moneter ? 4 Masalah Gizi Utama 2. GAKY • Prevalensi GAKY turun: 37.2% (1980/82, data pemetaan GAKY) 27.7% (1988/90, data pemetaan GAKY) • Pemetaan GAKY 6 propinsi: NTT dan Maluku endemis berat (TGR > 30%); Papua endemis ringan (TGR 12.2%); 3 propinsi lainnya non endemis (TGR < 5%). 4 Masalah Gizi Utama 3. Anemia Gizi • Prevalensi anemia pada bumil dan balita turun tajam: anemia gizi bumil 70.0% (1986) 63.5% (1992) 51.9% (1995); anemia balita 55.5% (1992) 40.5% (1995) • Pergeseran kelompok rawan: wanita seblum hamil/remaja putri (50-60%, usia <15 thn data th 1995), pria usia produktif (58.3%; usia 15- 44 tahun, data th 1995), dan lansia (70.0%; usia >65 tahun, data th 1995) 4 Masalah Gizi Utama 4. Kekurangan Vitamin A • Prevalensi xerophtalmia (X1b) turun tajam: 1.3% (1978) 0.33% (1992) • Sudah bukan masalah kesmas (WHO X1b>5%) • Sulsel 2.9%; Maluku 0.8%; dan Sultra 0.6% • Indikator sub klinis KVA masih menjadi masalah : 50% balita kadar vitamin A dalam darah <20 g/dL rawan infeksi dan mortalitas meningkat