Disusun untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III dengan gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
NIM : 5250302029
Program Studi : D3
FAKULTAS TEKNIK
2005
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan tugas akhir ini telah dipertahankan di hadapan sidang penguji Tugas
Pada hari :
tanggal :
Pembimbing:
Drs.Murdani.M.Pd
NIP. 130894848
Dekan,
ii
ABSTRAK
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
• Hidup ini tak akan berarti tanpa ada perjuangan maka berjuanglah untuk
kehidupanmu.
kehilangan harapan.
• Ilmu bukanlah hasil dari harta, tapi harta adalah hasil dari ilmu.
PERSEMBAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah atas segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Proyek Akhir ini dengan judul “
Sistem Pengapian IIA ”. Proyek Akhir ini disusun dalam rangka menyelesaikan
Selesainya Proyek Akhir ini terselenggara berkat kerja sama dan jasa baik
dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
Semarang.
2. Bapak Drs. Murdani, M.Pd , dosen pembimbing dan penguji laporan Proyek
Akhir.
serta penyusun pada khususnya. Saran dan kritik yang membangun selalu
laporan ini.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN
vi
C. Trouble shooting Sistem Pengapian IIA ............................. 26
2. Mesin Pincang.................................................................... 28
A. Simpulan ............................................................................... 31
B. Saran ..................................................................................... 31
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 10. Perubahan garis gaya magnet dan gaya gerak listrik ............... 18
positif ....................................................................................... 24
negatif....................................................................................... 25
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
transportasi, salah satu alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat
adalah mobil. Mengingat kebutuhan yang terus meningkat, para produsen mobil
Mesin mobil dapat diibaratkan merupakan nyawa dari mobil itu sendiri.
Mesin sendiri terdiri dari berbagai komponen yang kerjanya saling terkait satu
sama lain. Beberapa sistem yang merupakan komponen vital dalam mesin
1
2
Sistem pengapian mobil bensin yang terus berkembang tidak berarti sistem
pengapian yang terdahulu tidak dipakai. Sampai saat ini sistem pengapian
Dari uraian diatas, maka penulis memilih judul sistem pengapian IIA pada
saat ini.
IIA.
Laporan ini terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian
pengesahan, daftar isi, daftar gambar, dan daftar lampiran. Bagian isi meliputi Bab
I Pendahuluan, yang berisi latar belakang, tujuan dan manfaat, dan sistematika
penulisan laporan. Bab II meliputi kajian teori, sistem pengapian IIA, dan trouble
shooting yang terjadi pada sistem pengapian IIA. Bab III berisi simpulan dan
penunjang.
BAB II
A. Kajian Teori.
terletak didalam distributor. Sistem pengapian digunakan pada motor bensin untuk
optimal.
Motor bensin 4 langkah tiap siklusnya terdiri dari 4 langkah piston dimana
satu kali langkah adalah bergeraknya piston dari Titik Mati Atas ( TMA ) ke Titik
Mati Bawah ( TMB) atau sebaliknya. Pada langkah hisap piston bergerak dari
TMA menuju TMB, sedangkan posisi katup masuk terbuka dan posisi katup
buang tertutup, sehingga piston akan menghisap campuran bensin dan udara
masuk kedalam silinder. Pada langkah kompresi piston bergerak dari TMB
menuju TMA, sedang posisi kedua katup dalam keadaan tertutup. Pada akhir
langkah ini dipercikkan bunga api busi untuk membakar campuran bensin dan
udara yang dikompresi tersebut. Pada langkah usaha piston bergerak dari posisi
TMA menuju TMB, sementara posisi kedua katup masih tertutup. Pada langkah
ini piston didorong oleh tenaga hasil dari pembakaran campuran bensin dan udara.
Pada langkah buang piston bergerak dari posisi TMB menuju TMA, sedang posisi
4
5
katup masuk tertutup dan katup buang terbuka, sehingga gas sisa pembakaran
Berdasarkan uraian diatas percikan bunga api busi diperlukan pada akhir
langkah kompresi yaitu untuk membakar campuran bensin dan udara. Percikan
bunga api busi itu sendiri dihasilkan dari serangkaian proses yang saling terkait
satu sama lain sehingga menjadi sebuah sistem yaitu sistem pengapian.
1. Teori Kelistrikan.
menghasilkan percikan bunga api yang kuat dan tepat agar diperoleh daya mesin
kV agar menghasilkan percikan bunga api pada elektroda busi. Teori dasar
kelistrikan yang erat kaitannya dengan sistem pengapian adalah teori induksi
listrik.
Medan magnet akan dibangkitkan pada saat arus listrik dialirkan melalui
pembentukan garis gaya magnet dalam kumparan. Oleh karena itu arus tidak
garis gaya magnet. Dengan cara ini apabila kumparan yang dialiri arus
kemudian arus diputus secara tiba-tiba maka akan dibangkitkan gaya gerak
Saat dua kumparan disusun dalam satu garis dan besarnya arus yang
mengalir pada satu kumparan diubah, maka gaya gerak listrik akan
gaya magnet pada kumparan primer. Pada gambar dibawah ini bila arus tetap
mengalir pada kumparan primer maka tidak ada perubahan gaya gerak listrik
pada kumparan sekunder, tetapi saat arus yang mengalir diputuskan maka
gaya gerak listrik dengan arah yang berlawanan dengan garis gaya magnet
seperti uraian diatas, yang terjadi saat arus primer tiba-tiba diputuskan dengan
dipengaruhi oleh tiga hal yaitu banyaknya garis gaya magnet yang dipengaruhi
oleh besarnya arus yang dialirkan pada kumparan primer, banyaknya jumlah
lilitan pada kumparan, dan kecepatan pemutusan arus pada kumparan primer.
bunga api pada busi. Untuk menaikkan tegangan tegangan listrik digunakan koil
pengapian yang bekerja dengan cara induksi seperti telah diuraikan diatas.
Sedangkan untuk memutus arus kumparan primer digunakan breaker point pada
8
pengapian transistor.
terminal negatif dan breaker point, selanjutnya ke massa. Akibatnya garis gaya
dan menyebakan arus pada kumparan primer terputus. Akibatnya garis gaya
magnet yang telah terbentuk pada kumparan primer mulai berkurang, karena
dibangkitkan gaya gerak listrik yang besar bahkan dapat mencapai 30 kV.
9
akibatnya arus mulai mengalir pada kumparan primer dan garis gaya magnet
mulai bertambah. Karena adanya efek self induction pada kumparan primer
maka penambahan arus secara tiba-tiba dicegah oleh gaya gerak listrik yang
6 )
10
sempurna.
breaker point cepat aus. Namun demikian sistem ini masih banyak digunakan
menggunakan breaker point. Sistem ini relatif lebih bagus daripada sistem
besar sehingga relatif lebih tahan terhadap keausan. ( New Step 1 Training
generator yang cara kerjanya dengan induksi listrik. Ada juga yang untuk
Sistem pengapian ini menggunakan sistem pengapian full transistor hanya saja
Step 2, 1996 : 42 )
13
sehingga pemajuan saat pengapian lebih akurat baik berdasar putaran mesin
Sesuai namanya sistem ini tidak lagi menggunakan distributor. Sistem ini
menggunakan sebuah koil untuk dua buah busi. Pengaturan arus yang masuk
adalah koil pengapian dapat ditempatkan dekat dengan busi sehingga kabel
untuk mengaktifkan transistor pada igniter untuk memutus arus primer pada koil
sehingga mampu menyimpan arus listrik. Dalam sistem ini baterai berfungsi
berada diantara tanda upper dan lower . Jika berada dibawah tanda tersebut isi
tester.
pada tabel 1.
Keterangan Spesifikasi
a. Distributor.
sistem IIA ini adalah koil pengapian yang terletak didalam distributor.
16
Gambar 7. Distributor.
1. Rotor koil.
penyalaan ).
2. Signal generator
transistor didalam igniter untuk memutuskan arus primer pada koil pengapian
Signal generator terdiri dari magnet permanen yang memberi garis gaya
dan signal rotor yang menginduksi tegangan AC didalam pick up coil sesuai
silinder. Pada Nissan twin cam jumlah gigi pada signal rotor berjumlah 4
Garis gaya magnet dari magnet permanen mengalir dari signal rotor
melalui pick up coil. Celah udara antara rotor dan pick up coil menyebabkan
pick up coil, perubahan garis gaya magnet dan gaya gerak listrik yang
dihasilkan.
18
Saat gigi rotor berada pada posisi A , celah dengan pick up coil adalah
yang terbesar sehingga gaya magnetnya pun sangat lemah dan tidak ada
adalah yang terbesar dan gaya gerak listrik yang dihasilkan maksimum. Pada
posisi antara B dan C perubahan garis gaya magnet berkurang dan gaya listrik
yang dihasilkan juga berkurang.Karena gaya gerak listrik dalam pick up coil
diinduksikan dengan arah melawan perubahan garis gaya maka arah gaya
listrik terbalik pada saat gigi signal rotor mendekati pick up coil seperti
terlihat pada posisi B dan posisi D, dan pada posisi itulah tegangan yang
Gambar 10. Perubahan garis gaya magnet dan gaya gerak listrik.
Keterangan Spesifikasi
3. Igniter.
Perubahan gaya listrik yang terjadi pada signal generator akan dideteksi
oleh igniter. Igniter adalah sebuah detektor yang terdiri dari detektor yang
20
untuk menguatkan signal tersebut, dan power transistor yang akan memutus
dan menghubungkan arus primer pada koil pengapian sesuai signal yang
diterima dari signal rotor.Igniter juga dilengkapi Dwell control yang berfungsi
untuk mengatur lamanya arus yang masuk ke kumparan primer pada koil
pengapian. Igniter juga dilengkapi dengan sirkuit pembatas arus yaitu untuk
limiting circuit.
4. Sentrifugal advancer.
saat putaran mesin naik maka sentrifugal akan menggeser base plate untuk
menghidupkan mesin, lepas vacuum hose dan sumbat vacuum hose tersebut.
Naikkan putaran mesin dan periksa saat pengapian dengan timing light apakah
terjadi pemajuan saat pengapian sesuai pertambahan putaran mesin, jika tidak
terjadi pemajuan saat pengapian maka lepas distributor dan periksa dan
5. Vacuum advancer.
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai beban mesin, yaitu saat
dan menekan spring serta controler rod sehingga akan menggeser base plate
vacuum pada vacuum pump secara bertahap dan periksa apakah terdapat
pemajuan saat pengapian sesuai penambahan vacuum pada vacuum pump. Jika
pada diafragma atau pada spring. Untuk kerusakan tersebut lepaskan ditributor
6. Koil Pengapian.
Keterangan Spesifikasi
pada tabel 4.
No 1 No 2 No 3 No 4
c. Kondensor.
primer pada saat terjadi self induction sewaktu terjadi pemutusan arus primer.
terhubung kembali.
d. Busi.
Busi berfungsi untuk membuat loncatan bunga api dari tegangan tinggi
NGK BP6ES
Champion N9YC
Aliran arus saat sistem pengapian ini bekerja sangat kompleks, terutama
aliran arus pada igniter. Oleh karena itu rangkaian igniter pada gambar berikut ini
a. Mesin Mati.
24
tetap OFF selama mesin mati, dan tidak ada arus yang mengalir ke kumparan
Saat mesin dihidupkan maka signal rotor pada distributor akan berputar,
batere yang dialirkan ke titik P untuk menaikkan tegangan pada titik Q diatas
tegangan kerja transistor, dan transistor ON. Akibatnya arus primer koil akan
Gambar 13. Aliran arus saat Pick up coil menghasilkan tegangan positif.
tegangan ini ditambahkan pada tegangan titik P sehingga tegangan pada titik
Q turun dibawah tegangan kerja transistor dan transistor OFF. Akibatnya arus
primer koil terputus dan tegangan tinggi diinduksi pada kumparan sekunder
Gambar 14. Aliran arus saat pick up coil menghasilkan tegangan negatif.
berikut:
27
Gangguan pada sistem pengapian dapat diatasi dengan cepat jika telah
diketahui penyebab dari gangguan tersebut. Oleh karena itu jika terjadi gangguan,
gejala gangguan. Jika penyebab gangguan telah diketahui maka dapat diambil
pada sistem pengapian maka barulah dicari penyebabnya pada sistem yang lain.
selama praktik industri, dan dari tanya jawab selama menyelesaikan proyek akhir,
c. Busi aus.
e. Igniter rusak.
a. Periksa tegangan batere saat distart, jika tegangannya dibawah 8 volt saat
b. Periksa tahanan kabel tegangan tinggi, jika tidak sesuai spesifikasi ganti.
c. Periksa kondisi busi dari keausan elektroda, kotoran, atau celah yang tidak
tepat.
d. Periksa tahanan primer dan sekunder koil pengapian, jika tidak sesuai nilai
standar ganti.
igniter masih bagus atau tidak caranya dengan mencoba dengan igniter
yang lain.
2. Mesin pincang.
a. Hidupkan mesin dan cabut salah satu kabel tegangan tinggi, jika terdapat
perubahan kondisi mesin maka kabel tersebut masih bagus, tetapi jika
setelah dicabut tidak terdapat perubahan pada kondisi mesin maka kabel
b. Cara pemeriksaannya sama dengan point diatas, yaitu apabila setelah kabel
dicabut tidak terdapat perubahan pada kondisi mesin, maka periksa apakah
terdapat loncatan bunga api pada ujung kabel atau periksa tahanan kabel,
light pada putaran stasioner (±800 rpm) saat pengapian pada ± 8 º sebelum
TMA.
b. Hidupkan mesin, lepas dan sumbat vacuum hose dan naikkan putaran
pump pada nipple dan tambahkan vacuum pump secara bertahap dan
30
tetapi tidak terdeteksi secara dini dan akhirnya sampai kondensor tersebut
pengapian, jika hal ini dipaksakan maka akan menyebabkan kumparan primer
tegangan induksi pada kumparan primer, dan akhirnya koil tersebut putus dan
dan kondensornya. Sedangkan untuk mencegah agar hal tersebut tidak terjadi
gangguan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan.
menghasilkan percikan bunga api pada busi saat akhir langkah kompresi yang
berfungsi untuk membakar campuran bensin dan udara didalam ruang baker.salah
satu gangguan yang sering terjadi pada system pengapian II A adalah mesin sulit
distart dikarenakan tegangan baterai lemah serta akselerasi lemah karena saat
B. Saran
mesin karena koil sudah menjadi satu pada distributor system pengapian ini juga
menghemat biaya servis karena pada distributor tidak terdapat breaker point yang
31
DAFTAR PUSTAKA
- Anonim. 1996. “New Step 1 Training Manual”. Jakarta: PT. Toyota Astra
Motor.
32