PENDAHULUAN
Ilmu Komunikasi berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem
- sistem tanda dan lambang yang terdapat dalam berbagai bidang seperti budaya,
ekonomi, politik, agama dan bidang lainnya dalam kehidupan manusia, karena itu
cakupan ilmu komunikasi sangat luas. Dan tidak salah ada anggapan dari beberapa
seperti antropologi, sosiologi, psikologi, linguistic ilmu politik, dsb. Ilmu komunikasi
telah menjadi ilmu yang penting pada abad ke-20. ada yang melukiskan
upaya meningkatkan mutu dan daya saingnya agar bisa mengimbangi perusahaan
kompetitor lainnya. Karyawan yang menjadi ujung tombak perusahaan, dituntut untuk
baik itu kegiatan eksternal maupun kegiatan internal perusahaan. Dan segala sesuatu
segala macam ide dan kegiatan. Ide dan kegiatan tersebut dijalankan melalui suatu
organisai atau perusahaan yang berkembang pesat di Indonesia saat ini. Demi
bagian dari komunikasi tersebut yang dibutuhkan oleh suatu organisasi perusahaan.
kepuasan terhadap semua pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu Public Relations
merupakan sesuatu yang penting pada waktu sekarang ini dan dibutuhkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan agar menarik simpati dan dapat menguntungkan organisasi
atau perusahaan tersebut jadi dikenal Publik. Karena Public Relations adalah suatu
seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam
pengertian, nitan baik (good will), kepercayaan, penghargaan dari dan pada publik
Sebagai upaya membangun image/citra perusahaan agar lebih bagus baik itu di
dalam maupun di luar. Citra adalah salah satu asset terpenting dari perusahaan atau
organisasi. Citra yang baik merupakan perangkat yang kuat bukan hanya untuk
menarik konsumen untuk memilih produk atau jasa perusahaan, melainkan juga
memperbaiki dan kepuasan konsumen terhadap perusahaan. Citra yang baik dapat
diasosiasikan dengan dimensi psikologis yang ditunjukkan oleh perasaan dan sikap
mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk opini public yang lebih
abstrak.
Untuk membentuk citra tersebut, maka perlu adanya strategi kehumasan untuk
mewujudkan citra positif yang akan memberi manfaat penting dalam mempengaruhi
adalah menggiring persepsi dan opini public terhadap organisasi yang mewakilinya
untuk memperoleh identitas dari citra organisasi yang baik (corporate identity and
good image). Hal ini disorong oleh seringnya organisasi berhadapan dengan sorotan
yang bernada negatf dari masyarakat serta tekanan liputan pihak pers yang
manajemen modern yang secara structural merupakan bagian integral dari suatu
kelembagaan atau organisasi, maka fungsi Humas harus melekat pada manajemen
perusahaan. Sukses tidaknya visi, misi dari organisasi sangat tergantung pada
penyelenggara komunikasi dua arah antara organisasi yang diwakili dengan public.
Pada tahun-tahun terakhir, hakikat organisasi telah dibahas secara luas dalam
mengenai bisnis masa kini yang perlu mengalami perubahan mendasar. Perubahan
organisasi telah menjadi suatu tema domain dalam kepustakaan manajemen, sehingga
diri dengan lingkungan bisnis baru maupun untuk berkelanjutan secara ekologis.
Karena itulah organisasi tanpa kecuali, hidup dalam satu dunia yang penuh dengan
berbagai elemen yang saling berinteraksi dan penuh dengan saling ketergantungan
satu terhadap yang lain. sedemikian rupa interaksi itu sehingga kompleksitas dalam
dunia ini tidak terbayangkan. Manusia hidup, organisasi hidup karena gerakan oleh
kekuatan-kekuatan ekonomi. Tetapi, faktor ekonomi ini masih tergantung pada energi
dan sumber daya yang lain. tersediannya sumber daya ditentukan pula oleh faktor
geografis, tetapi juga faktor politik. Lalu politik tergantung pada apa? Politik masih
tergantung pada kekuatan militer, sebaliknya unsur militer banyak ditentukan oleh
sumber daya alam. Ilmu pengetahuan tergantung pada pendidikan, universitas, dan
Dengan demikian, organisasi mana pun juga tidak terlepas dari hubungannya
paling umum adalah organisasi lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Kekuatan-
kekuatan itu tidak statis, tetapi terus berubah sehingga keunikannya memberi dampak
banyak mengubah praktisk bisnis yang dijalankan berbagai perusahaan. Salah satu
dijalankan untuk kepentingan organisasi bisnis belaka seperti untuk mendapatkan laba
dan meminimalkan risiko gangguan dari komunitas, melainkan organisasi bisnis
diajak untuk terlibat langsung mengenai permasalahan yang muncul pada komunitas.
bahwa Organisasi bisnis tak lagi sebagai institusi ekonomi belaka melainkan juga
praktisi public relations. Melalui konsep ini, citra atau reputasi organisasi harus
diikhtiarkan agar tetap terjaga. Disamping itu, melalui kegiatan communty relations,
sosial yang dialami satu komunitas. Tak mengherankan bila banyak organisasi bisnis
Permasalahan ini pun muncul ketika masalah yang dihadapi masyarakat kita
tercemar sumber air dan penggundulan hutan, sampai dengan permasalahan ekonomi
individu rendah. Kita pun bisa menelusuri dari berbagai sumber misalnya berita media
massa, data statisitik, obrolan warga masyrakat, atau laporan-laporan hasil penelitian
yang dilakukan LSM mengenai kondisi social seperti: laporan tentang kondisi social
atau permasalahan ibu rumah tangga yang suaminya di PHK. Bisa juga bisa juga
berasal dari proposal kegiatan social yang dikirimkan berbagai lembaga pada
organisasi bisnis. Apalagi 21 Juli 2007 lalu DPR RI mengesahkan RUU tentang
perseroan terbatas sebagai perubahan atas UU tentang perseroan No. 1/1995 menjadi
UU No. 40/2007 dan yang mengatur tentang dibidang tersebut pada pasal 74. yang
berkelanjutan yang sudah ada. kemudian konsistensi atas segala peraturan dan
perundangan serta upaya hokum lebih dari itu pemerintah sebagai shareholders utma
negara badan usaha milik Negara tentang program kemitraan badan usaha milik
negara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan (PKBL). bahwa dalam
dengan usaha kecil dan program bina lingkungan. Atau pun perundangan-
perundangan tentang Perseroan terbatas baik Negara maupun swasta,yang telah di atur
pusat/daerah.
mngekibatkan ketisak seimbangan itu dapat makin membesar yang kemudian makin
1. Dalam rangka memenuhi hasrat dalam pembuatan skripsi yang tidak jadi
2
Kartasasmita, Ginanjar dikutif oleh R. Betty Widhiaharti yang dimuat pada majalah DEPSOS RI
dengan judul “Kerjasama Lintas Sektor dan Dunia Usaha Dalam Pembangunan kesejahteraan Sosial
peran Dunia Usaha dalam pemberdayaan Masyarakat.” Media Informasi Kerjasama Lintas Sektor &
Dunia Usahan Jilid I 2004 hal 17-18
4. Dapat dijadikan bahan literature bagi pihak-pihak yang mempunyai minat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Public Relations.
terhadap Public Relations. Berawal dari kesuksesan yang dicapai Ivy Lee di
modern telah sangat luas di berbagai bidang dan perusahaan. Meski fokusnya tetap
pada pembentukan citra yang baik, konsep Public Relations menjadi salah satu
mengemukakan bahwa :
bulan agustus 1987 dinamakan the Statement of Mexico yang dikutip Ruslan dalam
dank dalam antara sebuah organisasi dengan masyarakat untuk memperoleh sasaran
Definisi tersebut menyatakan bahwa dalam Public Relations itu adalah suatu
publik kepada suatu badan khususnya masyarakat umum. Sekecil apapun penilaian
dari publik dapat mempengaruhi eksistensi suatu perusahaan karena secara langsung
dan tidak langsung kegiatan suatu perusahaan akan selalu berhubungan dengan
tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat
merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara
positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era
kegiatan komunikasi yang diadakan oleh suatu organisasi atau perusahaan tertentu
hubungan yang harmonis serta adanya saling pengertian dan kerja sama antara
(Humas) sekarang ini sangatlah Populer. Istilah ini ini lebih sering digunakan oleh
alasan tersebut adalah, istilah Humas di Indonesia lebih identik dengan nama satu
bagian atau biro dalam birokrasi pemerintah, sedangkan PR lebih netral dan lebih
menunjukan sifat watak kegiatan, anggapan ini memang tidak sepenuhnya keliru,
walaupun tidak juga tepat sekali. Hal ini tergantung dari sudut pandang dan opini
publik yang sudah terlanjur menancap di masyarakat, bahwa humas pada dasarnya
"hanya" bertindak sebagai "tukang siar", yang jalinan kerjanya biasanya erat berkaitan
dengan media massa. PR, pada kenyataannya, lingkup kerjanya tidak hanya terbatas
Public Relations ini memiliki banyak tugas yang mesti dijalankan, yang
bermuara pada terjaganya atau meningkatnya reputasi dan citra organisasi di mata
publiknya melalui kegiatan komunikasi yang dijalankan PR. Tugas ini tentunya tak
cukup hanya dijalankan dengan sekedar menjadi juru bicara atau menjaga hubungan
dengan media massa, melainkan melibatkan proses yang terencana dan terukur yang
memadukan pendekatan ilmiah keterampilan dan seni. Hal ini dimaksudkan bahwa
back) dari publik, melainkan juga bersikap dan bertindak proaktif, sehingga perlu juga
beberapa definisi yang dibuat oleh beberapa pakar PR dan pakar komunikasi. Dua ahli
komunikasi, melvin L. Defleur dan Everette E. Dennis yang mengutip Scott Cutlip
dan Asllan Center dalam bukunya Yosal Iriantara adalah ”...upaya terencana guna
mempengaruhi opini publik melalui karakter yang baik dan kinerja tanggung
jawab, yang didasarkan pada komunikasi dua arah yang memuaskan kedua belah
pihak”.(2004:5)
yang terencana demi kepentingan organisasi dan kepentingan publik”. Definisi ini
hampir sama dengan Bonham, yang dikutip Yulianita , dalam bukunya “Dasar-Dasar
Public Relations” bahwa “Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan
tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang berkepentingan. Dengan adanya
Oxley menurut yosal (200:17) tujuan PR sesungguhnya tidak bisa lepas dari
tujuan organisasi, mengingat PR adalah fungsi manajmen satu organisasi dan PR pun
bekerja di dalam organisasi itu. Dan ditegaskan bahwa prinsipnya Tujuan PR jelas dan
dan publiknya.
hubungan baik dengan para pihak atau public-publik organisasi. Hubungan yang baik
yang terjalin bukan semata demi keuntungan dan kemaslahatan kedua belah piahk.
Organisasi menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik itu public
organisasi bisa menikmati keuntungan dan manfaatnya. Tak ada yang ditinggalkan
Menurut renald kasali dalam bukunya yosal (2004:6), dari prespektif yang
Cutlip & Center and Canfield merumuskan fungsi Public Relations sebagai
berikut:
dan lima tugas pokok PR yang dikutip dalam buku Dasar-Dasar Public Relations
teori dan Praktik yang dikutip Rumanti OSF, yaitu sebagai berikuti:
perusahaan dengan pelanggan saja tetapi juga hubungan dengan publik- publik
Karena hubungan antara perusahaan dengan para karyawa menjadi ujung tombak
bahwa: “Salah satu usaha Internal Public Relations adalah untuk dapat lebih
Sebagai suatu seni, Public Relations bukan sekedar teori dengan konsepnya,
namun seperti halnya seni pada umumnya, melibatkan jiwa menusia dengan
psikologi manusia. Pelaksanaan Public Relations sebagai seni tidak terbatas dari
karyawan harus melihat sudut pandang bahwa karyawan adalah pribadi yang ingin
para manajer
2. Eksternal Relations
publik eksternal sebagai sasaran kegiatan Public Relations terdiri atas orang-
orang yang berada diluar perusahaan atau organisasi, baik yang ada kaitannya dengan
perusahaan maupun yang diharapkan atau diduga kaitannya dengan organisasi. Public
Relations mengusahaakan tumbuhnya sikap dan citra positif terhadap segala kebijakan
terdiri atas berbagai orang yang berbeda-beda kepentingannya, oleh karena itu teknik
relations. PR di sisni lebih dimaknai sebagai kegiatan organisasi dan bukan proses
komunikasi yang dilakukan organisasi dengan publiknya. Kalau pun ada sedikit
adalah masyarakat yang bermukim atau mencari nafkah di sekitar pabrik, kantor,
gudang, tempat pelatihan, tempat peristirahatan, atau di sekitar aset tetap perusahaan
lainnya. Dalam pelaksanaan fungsi PR, komunitas lokal dipandang sebagai suatu
Sehingga Hubungan timbal balik tersebut bukanlah melulu berarti bahwa suatu
suatu fasilitas. Lebih jauh,komunitas adalah suatu organisme sosial yang saling
berinteraksi. Bentuk kesatuan antara keduanya itu dipengaruhi oleh siapa yang datang
lebih dahulu (pabrik atau penduduk) di lokasi tersebut, sifat lokasi terhadap
perusahaan, (sumber input bagi perusahaan atau daerah output/pasar bagi perusahaan),
partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya
jwab social dalam menjalankan peran turut membantu warga masyarakat untuk
bantuan dana penelitian bagi warga masyarakat. Ada juga yang mengembangkan
dipandang sebagai bagian dari langkah mengatasi permasalahan global. Sperti hal
relations bisa dipandang sumbangan kecil yang berarti yang diberikan organisasi
impolementasikan dalam program dan kegiatan comrel. Bisa juga dinyatakan, comrel
merupakan bentuk CSR. Ada yang memberikan beasiswa, memberikan bantuan buku,
1. pendidikan
2. kesehatan
3. seni- budaya
Corporate Social Responsibility (CSR)
pengamat menyatakan CSR berhutang sangat besar pada konsep etika perusahaan
yang dikembangkan geraja Kristen maupun fiqh muamalah dalam Islam. Tetapi istilah
CSR sendiri baru menjadi popular setelah howard bowen menerbitkan buku social
responsibility of businessmen pada 1953. sejak itu perdebatan tentang tanggung jawab
social perusahaan dimulai. Tetapi baru decade 1980-an dunia barat menyutujui penuh
tanggungjawab social.
kinerja social dan lingkungan perusahaan. Sejarah hubungan antara perusahaan dan
masyarakat yang lebih baik kesejahteraannya dan lingkungan yang lebih bersih dan
lestari. Banyak faktor yang mendorong munculnya gerakan CSR: (a) kepedulian dan
harapan baru dari masyarakat warga, konsumen, otoritas publik dan investor dalam
konteks globalisasi dan perubahan industri dalam skala besar; (b) kriteria sosial
(d) transparensi aktivitas bisnis yang di bawa oleh media massa dan teknologi
kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan.”
sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela
Makalah ini disampaikan pada “Kursus CSR dan Business Ethics” diselenggarakan oleh CFCD, Hotel Pangrango
II, Bogor, tanggal 12-17 Juli 2005.
Sehingga seorang PR memiliki peran yang sangat besar di perusahaan dalam
menjalin hubungan dengan publik internal dan eksternal. Sehingga terlibat aktif dalam
perusahaan (CSR) dan di mungkinkan untuk para manajer dan karyawan pun
b. Program-program karyawan
c. Penanganan pelangganan/produk
d. Lingkungan hidup
e. Keterlibatan Stakeholder
g. Pemegang saham
h. Pemasok
i. Tata-pamong/tatacara
1. Kegiatan program CSR yang bersifat charity, bentuk kegiatan seperti ini ternyata
dampaknya terhadap masyarakat hanyalah “menyelesaikan masalah sesaat”
hamper tidak ada dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain
lebih mahal, dampak jangka panjang tidak optimal untuk membentuk cutra
perusahaan, dari sisi biaya, promosi kegiatan sama halnya dengan biaya punlikasi
kegiatan. Walaupun masih sangat relevan, tetapi untuk kepentingan perusahaan
dan masyarkat dalam jangka panjang lebih dibuituhkan pendekatan CSR yang
**
tony djogo makalh ini di akses http://goodcsr.wordpress.com/
berorientasi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian
masyarakat.
2. Kegiatan program CSR yang membantu usaha kecil secara parsial. Saat ini makin
banyak perusahaan yang menyadari pentingnya pendekatan CSR yang berorientasi
pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian masyarakat, salah
satu bentuk kegiatannya adalah membantu usaha kecil, tetapi bentuk kegiatan
perkuatan tersebut masih parsial, memisahkan kegiatan program yang bersifat
pendidikan, ekonomi, infrasutruktur dan kesehatan. Walaupun lebih baik ternyata
pada tingkatan masyarakat kegiatan ini tidak dapat diharapkan berkelanjutan,
bahkan cenderung meningkatkan keberuntungan masyarkat pada perusahaan,
sehingga efek pada pembentukan citra ataupun usaha untuk menggalang
kerjasama dengan masyarkat tidak dapat secara optimal.
3. Kegiatan program CSR yang berorientasi membangun daya saing masyarakat,
program CSR akan meberi dampak ganda untuk perusahaan dan masyarakat
karena : Dari awal dirancang untuk meningkatkan produktifitas (sebagai ukuran
data saing) guna meningkatkan daya beli sehingga meningkatkan akses pada
pendidikan dan kesehatan jangka panjang, untuk itu perlu diberikan penekanan
pada berkelanjutan penguatan ekonomi secara mandiri (berjangka waktu yang
jelas/mempunyai exit policy yang jelas)***
mapan, baik formal maupun informal). Menurut ferry dalam makalahnya3 kemitraan
adalah media intervensi yang handal, karena tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi
sendiri, tanpa bantuan dari pihak lain, dengan adanya ajringan yang terstruktur dengan
baik informasi dan layanan public dapat mudah diakses, tidak ada organisasi yang
mampu beertahan jika hanya menggunakan pola komunikasi “one way trafific”.
Model-model kemitraan4 :
***
dapat diakses di (http://goodcsr.wordpress.com/about/tiga-tingkat-kegiatan-program -csr/)
3
dari makalah Staff Ahli menteri social RI yang dimuat pada majalah DEPSOS RI dengan judul
“Pembentukan jaringan Kemitraan Sebagai wujud tanggungjawab Sosial kalangan Lintas Sektor &
nDunia Usaha.” Media Informasi Kerjasama Lintas Sektor & Dunia Usahan Jilid I 2004 hal 6
4
ibid hal 7
a. Mitra Fungsional, yaitu kemitraan yang dijalin dengan mitra yang
mempunyai tanggungjawab fungsional yang sama.
b. Mitra diagonal, yaitu kemitraan yang dijalin dengan mitra yang
mempunyai program yang berbeda
c. Mitra suplementer, yaitu kemitraan yang dijalin dengan mitra yang
mempunyai program yang dapat saling melengkapi.
d. Mitra sposnsorship, yaitu kemitraan yang dijalin untuk mensponsori
kegiatan/program tertentu.
2. Model bermitra tidak langsung
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan mencoba menguraikan tentang Faktor keberhasilan
program comrel salah satu program PR. Dengan menguraikan beberapa permasalahan
yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini. sebagai penjabaran dari
pihak dan kepustakaan lebih banyak atau permasalahan yang dianggap penulis itu
mencoba sebatas pengetahuan saja atau hasil dari apa yang dibaca dan kutif.
selama ini. Karena sebagian besar perusahaan-perusahaan besar ataupun kecil belum
dan bahkan tidak melakukan Corporate Sosial Responsibility yang berbasis kepada
melakukan penguasaan terhadap sumber daya alam dan lingkungannya yang bersifat
akumulatif, ekspansif dan eksploitatif. Akibat penguasaan sumber daya alam yang
5
M Rojuli S Sos. Pangkalankerinci, Pelalawan riau pos online tentang “Kepedulian
Sosial Perusahaan Diperlukan” rabu, 2 maret 2005
Ketika banyak konflik yang tak dapat dihindari dan sering terjadi antara
masyarakat dan perusahaan salah satu pemicu dan penyebab utamanya adalah belum
Environment dan consensus bisnis untuk mewujudkan good business ethic, good
Dengan demikian perubahan yang paling mendasar bagi masyarakat yang belum
berdaya selama ini adalah terjadinya perubahan prilaku yang menjurus kepada
perubahan pola pikir ke arah yang lebih baik. Terjadinya perubahan prilaku dan pola
comrel adalah seperti hal yang telah disebut sebagai ‘negara yang bertujuan
1945, dapat ditegaskan bahwa Republik Indonesia adalah salah satu dari negara yang
Kasus yang sama juga menyertai tumbuhnya industri tenun di Majalaya. Jauh
dari pabrik tersebut. Belekangan pemerintah Jawa Barat menjadikan Majalaya sebagai
pusat industri tekstil (selain pusat industri sepatu di Cibaduyut dan industri keramik di
Plered). Apa akibatnya? Daerah ini berkembang menjadi semacam industrial estate,
Tenaga kerja pun berdatagan ke tempat ini, dan mereka bermukim di sekitar lokasi
Atau dapat kita lihat ke daerah cirebon ke desa trusmi sebagai pusat pembuatan
batik di kab. cirebon dan berbagai komunitas industri kecil dan menengah seperti
Sektor bisnis memiliki potensi positif bagi pembangunan, terutama Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) yang menjadi bagian dari ekonomi lokal dan
mekanisme sukarela (sebagai alternatif dari peraturan yang mengikat). Saat ini yang
Dan peran PR disini harus bisa mentralisir sehingga seorang PR tidak hanya
keperusahaan untuk meminta ganti rugi karena persoalan sengketa tanah atau karena
kenaikan harga, ataupun kasus lainnya. atau memberikian kerja bantuan kepada
masyarakat. Konsep tanggung jawab sosial korporat sendiri harus bisa melahirkan
tantangan bagi praktisi public relations. Melalui konsep ini, citra atau reputasi
organisasi harus diikhtiarkan agar tetap terjaga. Disamping itu, melalui kegiatan
tinggal disekitar wilayah operasi satu organisasi yang bisa berupa pabrik, area
bukanlagi sekedar kumpulan orang yang tinggal pada lokasi yang sama tapi juga
karena factor-faktor fisik yakni tinggal di lokasi yang sama, komunitas itu juga bisa
merupakan unit social yang terbentuk lantaran adanya interaksi diantara mereka.
Dengan kata lain mununjuk pada lokalitas saja melainkan juga struktur”(yosal
2004:40)
Hubungan antara komunitas dan organisasi lebih tepat dipandang sebagai relasi
organisasi. Kembali meminjam ungkapan jefkin tetangga yang baik tentu berperan
organisasi pun demikian pun demikian adanya, akan menunjang keberhasilan satu
konteks relasi ekonomi saja, melainkan relkasi social. Sehingga wakil presiden RI
tidak selalu secara ekslusif melalui penawaran yang kompetitif. Hubungan dengan
aliansi bisnis dan mitra joint venture dan dengan franchisees juga sama pentingnya.
Dalam jangka panjang, membangun hubungan yang baik dapat melahirkan harga yang
adil, harapan jangka panjang atau keberlanjutan dan kualitas yang baik dan
pengiriman yang reliable. Dalam mengadospi praktek bisnis yang bertanggung jawab
secara sosial, semua perusahaan harus menghargai aturan yang relevan dan undang-
3.3. Hambatan apa aja yang dilakukan punulis pada pembuatan makalah Faktor
3.4. Usaha apa yang dilakukan Penulis untuk melanjutkan pembuatan makalah
Citra organisasi
Istilah image atau citra telah dipakai sebagai kata yang popular pada tahun 1950-an
dan akhir-akhir ini dipakai dalam konteks anatara lain: organization image, corporate
image, national image, brnad image, public image, self image, dan sebagainya.
Penggunaaan kata citra cenderung membingungkan artinya bahwa jika ditinjau secara
luas dalam pemakaian. Dalam buku wastu Catra dinyatakan bahwa jika mendirikan
sesuatu harus diperhatikan dua lingkungan masalah, yaitu lingkungan masalah guna
dan lingkungan masalah citra (J.B. Mangunwijaya, 1988 :25). Guna menunjukan pada
keuntungan, pemanfaatan yang diperoleh, pelayanan yang diperoleh, dan lebih dari
itu, punya daya untuk meningkatkan suatu kehidupan. Citra menunjukan pada suatu
gambaran (image), suatu kesan penghayatan yang menangkap arti bagi seseorang.
Citra memang tidak jauh dari guna namun lebih bertingkat spiritual, lebih
kebudayaan, sedangkan guna lebih menuding pada segi keterampilan atau kemapuan.
Seperti mesin mobil misalnya, tidak berbeda tugas dengan kuda atau gerobak tetapi
jauh berganda hasil tariknya. Demikian juga rumah bias dipandang suatu alat untuk
mempergandakan hasil proses kehidupan dan kediaman dalam arti hasil proses
produksi dan lain sebagainya. Lebih dari itu, rumah atau bangunan atau sesuatu
wadah lain mempunyai citra, cahaya pantulan jiwa dan cita-cita, merupakan lambing
kesederhanaan dan kewajaran yang memperteguh hati setiap manusia, atau bahkan
sebaliknya.
pembentukan citra suatu perusahaan atau organisasi adalah an image is the sum of
belief, ideas, and impression that the person has of an object. Pembentukan citra ini
sangat tergantung dari persepsi personal terhadap organisasi atau perusahaan. Karena
bersifat persepsi personal maka sangat dimungkinkan persepsi dari seseorang akan
berbeda dengan orang lainnya, hal ini dipengaruhi sudut pandang dan kepentingan
dari personal tersebut. Dalam hal ini persepsi konsumen terhadap citra perusahan atau
sedangkan empati dan wujud kurang dapat memberikan atau meningkatkan citra yang
tercipta.
Bahwa jasa layanan kontak personal dan lingkungan fisik sangat berpengaruh
terhadap persepsi pelanggan terhadap citra perusahaan. Tatap muka merupakan aturan
penting dalam proses manajemen untuk meningkatkan citra perusahaan. Dari sudut
pandang konsumen tatap muka (kontak fisik) merupakan dimensi yang sangat penting
untuk citra organisasi. Hal terpenting dari kontak fisik ini adalah strategi komunikasi
dari petugas yang didalamnya juga telah tercakup penampilan. Kompetensi dan
perilaku.
Konsumen sering ingin mengetahui proses penyerahan jasa yang ditawarkan, oleh
sebab itu kontak menjadi factor yang sangat penting dalam membentuk persepsi
konteks fisik dan lingkungan fisik dala menciptakan citranya, hal ini dapat dilihat dari
nilai yang diberikan oleh responden untuk kontak fisik (kehandalan, daya tanggap,
kepentingan perusahaan pada satu pihak dan pada pihak lain mampu menampung
aspirasi serta keinginan masyarakat dunia usaha. Berperan aktif dalam menciptakan
iklim usaha yang kondusif dan dinamis. Dapat memberikan pelayanan yang sesuai
dengan prosedur yang dijanjikan dan dapat memberikan informasi yang akurat dan
dapat dipercaya.
Daya tanggap berpengaruh terhadap penciptaan citra perusahaan, untuk mebuktikan
bahwa perusahaan bersedia, siap dan cepat dalam memberikan layanan yang
dibutuhkan pelanggan.
keyakinan, selalu bersikap ramah dan sopan, dalam melaksanakan tugasnya. Jujur
dalam meberikan informasi, mampu melakukan komunikasi timbal balik dan selalu
respek akan kepentingan masyarakat dunia usaha dan menampung keluhan untuk
Sedangkan empati dan wujud kurang memberikan kontribusi dalam penciptaan citra
perusahaan. Adapun komponen empati ini merupakan variable yang dianggap tidak
berpengaruh adalah mudah dihubungi, pelayanan sesuai dengan jam kerja, dapat
wujud adalah fasilitas fisik seperti bangunan kantor, tempat parkir, ruang tunggu
tamu, ruang pertemuan dan kamar kecil yang memadai dan bersih, peralatan dan
perlengkapan kantor dengan komplit dan memadai, penampilan fisik karyawan bersih
dan rapi. Namun ini kurang dapat memberikan kontribusi dikarenakan menurut
persepsi konsumen hal-hal tersebut diatas harus menjadi bagian dasar dalam
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa penilaian atau persepsi calon investor
tentang citra dan kualitas pelayanan perusahaan dalam kasus hal ini nike yang terdiri
dari komponen kehandalan, daya tanggap, jaminan keamanan, empati dan berwujud,
daya tanggap pelayanan dan jaminan keamanan (kepercayaan). Sdangkan empati dan
4.2. Rekomendasi/Saran
secara parsial terhadap citra perusahaan. Oleh sebab itu, perlu adanya penyesuaian
rasa empati yang diberikan dengan kebutuhan investor atau calon investor.
Demikian pula untuk berwujud menunjukan bahwa fasilitas fisik yang disediakan bagi
investor atau calon investor tidak terlalu berpengaruh kepada minat investor untuk
melakukan investasi karena fasilitas fisik yang ditawarkan telah sesuai dengan
keinginan investor, dimasa mendatang fasilitas yang ada perlu ditingkatkan lagi untuk
pandangan, dan arena kegemilangan dan kekuasaan-Nya dimuliakan atas segala yang
dapat dicapai akal; yang esensi-Nya, karena tiada duanya, tidak sama dengan esensi
para makhluk yang dilahirkan sepanjang waktu. Dialah yang permulaan, yang tak
pernah lenyap, yang kekal dan tak pernah mati. Maha tinggi Dia dari segala
menempatkan orang-orang terpilih, unggul saleh; kebaikan Alloh telah datang pada
mereka sejak dini. Karena itu penulis dapat menyelesaikan laporan ini dalam rangka
Meski penyusunan laporan Mata kuliah ini, penulis menyadari bahwa dalam
hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan saya pesimis untuk dapat melangkah lebih
baik lagi.
dorongan, bantuan dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak dan sedikit
banyak mengutip berbagai buku dan tulisan orang lain. Untuk itu, pada kesempatan
ini saya mendapat kesempatan untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak/ibu yang telah menulis baik berupa buku maupun makalah
Penulis
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
program public relations sebagai bentuk kemitraan pada perusahaan dalam hal ini
sebagaui tanggung jawab social perusahaan (CSR) yang membentuk pola kemitraan
kepada komunitas yang berada di lokasi perusahaan atau melalui kerjasama dengan
4.2. Rekomendasi/Saran
OUTLINE
Outline diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam kelulusan sidang sarjana
Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Pasundan