Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jenning dan Dunne (1999) mengatakan bahwa, kebanyakan siswa
mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi
kehidupan nyata, sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika dari
siswa. Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain ditinjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada
pencapaian target. Artinya, semua bahan harus selesai diajarkan dan bukan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika (Marpaung, 2001). Faktor
lain yang cukup penting adalah bahwa aktivitas pembelajaran di kelas yang
selama ini dilakukan oleh guru tidak lain merupakan penyampaian informasi
(metode kuliah) dengan lebih mengaktifkan guru, sedangkan siswa pasif
mendengarkan dan menyalin, sesekali guru bertanya dan sesekali siswa
menjawab, guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi soal latihan
yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar, kemudian guru memberikan
penilaian. Marpaung (2001) dan Darhim (2004).
Kualitas pendidikan matematika kita mulai dari SD sampai dengan SMA
bahkan mungkin sampai perguruan tinggi belum bagus. Ini ditunjukkan oleh rata-
rata nasional NEM untuk matematika sejak beberapa tahun yang lalu rendah.
Kurang dari 6 untuk SD, kurang dari 5 untuk SMP, dan kurang dari 5 untuk SMA.
Makin keatas makin rendah (Marpaung, 1999).
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, perlu diusahakan perbaikan
pembelajaran siswa dengan mengubah paradigma mengajar menjadi paradigma
belajar, yaitu kegiatan pembelajaran lebih memfokuskan pada proses
pembelajaran dan keaktifan siswa untuk menemukan kembali (reinvent) konsep-
konsep, melakukan refleksi, abstraksi, formalisasi, dan aplikasi.
Salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi
pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan

1
matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR).
Hasil penelitian di Indonesia yang dilakukan Fauzan (2002), menemukan
bahwa hasil pembelajaran geometri pada siswa kelas IV SD dengan metode
matematika realistik pada tes akhir lebih baik daripada pembelajaran secara
tradisional. Peneliti melihat bahwa untuk menanamkan konsep matematika dalam
pemikiran siswa pada pembelajaran geometri tidaklah sulit, karena dalam kegiatan
pembelajaran geometri guru dapat menghadirkan benda yang bentuknya sama
dengan yang dikonsepkan sehingga benda tersebut dapat menggambarkan konsep
secara lengkap yang menyebabkan siswa mampu menghubungkannya dengan apa
yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari, akhirnya dengan mudah siswa dapat
membentuk konsep dari pelajaran geometri. Sedangkan untuk kegiatan
pembelajaran matematika yang konsepnya abstrak seperti konsep tentang
bilangan, operasi hitung bilangan masih sulit karena tidak dapat menghadirkan
benda yang bentuknya sama dengan yang dikonsepkan untuk menjelaskan konsep
abstrak secara lengkap. Karena tidak dapat menghadirkan benda yang bentuknya
sama dengan yang dikonsepkan, menyebabkan hasil belajar masih belum
memuaskan. Oleh karena itu peneliti perlu untuk meneliti lebih lanjut.
Peneliti memilih subjek penilitian adalah siswa SD Negeri 8 dan SD
Negeri 12 Salatiga, karena informasi yang penulis dapatkan oleh penuturan guru
wali kelas, bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas V masih menunjukkan
kurang baik karena cukup banyak siswa yang belum mencapai batas ketuntasan
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 6,0. Disamping itu, guru belum menggunakan
metode matematika realistik sebagai metode pembelajaran matematika di sekolah
tersebut.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang seperti yang diuraikan, dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
Adakah perbedaan prestasi belajar matematika yang signifikan diantara siswa
kelas V SD Negeri 12 Salatiga yang diajar menggunakan metode matematika

2
realistik dengan siswa kelas V SD Negeri 8 Salatiga yang diajar menggunakan
metode matematika mekanistik?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi hasil belajar
matematika yang signifikan diantara siswa kelas V SD Negeri 12 Salatiga yang
diajar menggunakan metode matematika realistik dengan siswa kelas V SD
Negeri 8 Salatiga yang diajar menggunakan metode matematika mekanistik?

Manfaat Penelitian
Secara teoritik, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk
menambah pengetahuan dalam pengembangan model pembelajaran matematika di
sekolah dasar. Disamping itu secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat:
1. Bagi siswa agar dapat mencapai prestasi hasil belajar matematika yang
lebih baik dan optimal di sekolah.
2. Bagi para guru sekolah dasar. Hasil temuan dari penelitian ini
diharapkan menjadi masukan sehingga dapat diterapkan pada pembelajaran
matematika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa lebih maksimal.
3. Bagi pengambilan keputusan pendidikan atau yang berwenang
menangani pendidikan di SD dalam upaya untuk meningkatkan kualitas/mutu
pendidikan dengan menggunakan metode yang sesuai dalam kegiatan belajar
mengajar.

Anda mungkin juga menyukai