Oleh
Kelompok 7
l. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah yang digunakan dalam praktikum adalah bagian dari permukaan bumi
yang mengandung dan menopang kehidupan atau mampu sebagai media
tumbuh tanaman .
Batas atas tanah adalah udara atau air yang dangkal. Batas bawah tanah sulit
ditentukan atau sampai batuan di bawahnya.
Walaupun batas bawah dari tanah tidak bias didefinisikan, tetapi batas bawah
tersxebut dapat ditandai dengan batas aktivitas biologi seperti batas perakaran,
dan kehidupan mikroba tanah. Jika aktivitas biologi lebih dari 200 cm, maka
secara konvensi batas terbawah tanah adalah 200 cm ( 2 meter ).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan profil tanah yaitu :
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi tempat
tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi ( senyawa porganik dan anorganik sederhana dan
unsure-unsur esensial seperti N, P,K,Ca, Mg, S, CU, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan lain-
lain ), dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota ( organisme ) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif ( pemacu
tumbuh, proteksi ) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktifitas tanah untuk mengehasilkan biomassa dan produksi baik
tanaman pangan, obat-obatan, industry perkebunan, maupun kehutanan ( Kemas
A.H. 2007 ).
Profil tanah merupakan suatu iris dan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan
cara membuat lubang dengan ukuran panjang, dan lebar serta kedalam tertentu
sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh
alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam ( natural
forces ) Terhadap proses pembentukan mineral, serta pembentukan dan pelapukan
bahan-bahan koloid ( Hakim,dkk. 1982 ).
Hasil pelapukan batuan-batuan yang bercampur dengan sisa batuan dari organism
yang hidup diatasnya. Selain itu, terdapat pula udara dan air di dalam tanah. Air
dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap
ketempat lain, di samping pencampuran bahan organic didalam proses
pembentukan tanah, terbentuk pula lapisan-lapisan tanah, ( Hardjowigeno.1985 ).
Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan
klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan
tanah yang lebih tepat. Adapun faktor-faktor pembentuk tanah, maka potensi
untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda amat besar, ( Foth. 1999 ).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan
cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalam tertentu
sesuai denagb keadaan tanah dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam
( natural force ), ( Hakim. 1982 ).
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan di peroleh data dalam table
sebagai berikut :
B. Pembahasan
Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit bumi. Sedangkan profil
tanah didefinisikan sebagai irisan vertikal tanah dari lapisan atas hingga ke bahan
induk tanah. Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya
memiliki horizon-horizon sebagai berikut ; O-A-E-B-C-R.
Horizon O
Horizon O merupakan horizon yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa
tanaman ( Oi ) dan bahan organik tanah hasil dekomposisi serasah ( Oa ).
Horizon A
Horizon A adalah horizon mineral berbahan organik tanah ( BOT ) tinggi
sehingga berwarna agak gelap.
Horizon E
Horizon E adalah bahan horizon mineral yang telah tereloviasi ( tercuci ) sehingga
kadar BOT, liat siikat, Fe dan Al rendah tetapi kadar pasir dan debu kuarsa
( seskuoksida ) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
Horizon B
Horizon B adalah horizon eluviasi yaitu horizon akumulasi bahan eluvial dari
horizon di atasnya.
Horizon C
Horizon C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan
induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
Horizon R
Horizon R adalah bahan induk tanah.
Dan tiap horizon pun dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan
sifat morfologis lainnya. Sebelumnya kita harus mengetahui apa itu lapisan tanah.
Lapisan tanah adalah formasi yang dibentuk oleh berbagai lapisan dalam, yang
secara spesifik dapat dibedakan secara geologi, kimiawi, dan biologi, termasuk
proses pembentukannya.
Horizon adalah lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi
dan berbeda dengan lapisan yang berdekatan. Biasanya setiap horizon
dilambangkan dengan huruf-huruf dan setiap horizon mempunyai cirri-ciri dan
kekhasannya yang membedakan dengan horizon lain.
Berdasarkan dari hasil atau data pengamatan, terlihat bahwa setiap tanah
mempunyai horizon-horizon yang berbeda. Pada lapisan 1 pada profil dalam
mempunyai kedalaman 0-22 cm, dan warna cokelat kehitaman, warna gelap
tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kandungan bahan organic yang tinggi
yang terdekomposisi karena didalamnya bahan organic terjadi peristiwa
immobilisasi, dimana ion Ee, al dan Mn berpengaruh besar dala perombakan
bahan organic sehingga ion –ion tersebut mudah difiksasi oleh ion P. penyebab
lainnya adalah adanya perbedaan nyata dari sifat tetraktif ( aksi pembiasan cahaya
) kompojen padatan tanah dan udara.
Lapisan 2 atau lapisan yang dilihat berdasarkan struktur yaitu lapisan yang di beri
symbol BT, dengan kedalaman 22-32 cm dan memiliki warna cokelat yang sedkit
gelap. Lapisan BT atau lapisan utamanya B atau suatu horizon peralihan antara
horizon B dan A1 atau antara horizon B dengan A2, yang watak horizon ini di
rajai oleh watak atau sifat horizon B2 di bawahnya.
Lapisan 4 yaitu dengan symbol BC atau biasa di sebut sebagai lapisan transisi.
Dapat merupakan peralihan antara horizon B dan C, dimana watak penciri horizon
B2 diatasnya terlihat jelas tetapi berasosiasi dengan ciri watak horizon B2. Pada
lapisan ke empat ini terletak diantara 60-120 cm, dan mempunyai warna yang
lebih terang daripada ketiga lapisan di atasnya.
Pada penentuan lapisan tanah atau horizon mengalami beberapa kendala, yaitu
dari lahan yang lembab karena basah dengan air hujan sehingga kesulitan dalam
menentukan atau melihat sruktur tanah. Namun sebelumnya pun lahan untuk
pengamatan profil tanah yang seharusnya berada pada kedalaman sekitar 180-
200cm atau 2m, lahan tergenang air sehingga kedalaman hanya berada pada
kisaran 120cm.
Dari lahan yang lembab, ini mempersulit pengamatan pada praktikum kali ini.
Walau ada beberapa kendala pengamatan profil tanah, praktikum atau pengamatan
tetap berjalan. Pisau digunakan untuk menyegarkan tanah agar mempermudah
praktikan mengetahui warna ataupun struktur tanah. Serta ketika menentukan
warna tanah seharusnya menggunakan kertas munsell soil colour chart agar
mempermudah kita menentukan warna tanah tersebut.
2. Iklim
3. Organisme
4. Topografi
5. Waktu
Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk
bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana
bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup
tanah teristimewa termasuk bahan induk, tanah muda, tanah matang dan
tanah tua. Pada tanah-tanah muda, kandungan bahan organic meningkat
dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi.
lV. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasn yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Warna pada lapisan 1 cokelat kehitaman, lapisan 2 cokelat agak gelap, lapisan
3 cokelat, lapisan 4 cokelat yang lebih terang dari ketiga lapisan diatasnya
dan memiliki struktur yang remah dan granular.
b. Lapisan tanah yang terdapat pada lahan praktikum adalah lapisan A, BT,BW,
dan BC
c. Profil tanah yaitu suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
memperlihatkan lapisan-lapisan tanah.
d. Kedalam efektif untuk profil tanah dapat ditentukan dengan melihat batasan
perakaran tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, O, Hanry, Brady, C, Nyle. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Barat Karya
Aksara.
Foth,HD dan L.N.Turk . 1999. Fundamental of soils science. New York:fifth Ed.
John. Waley & soil.
Gobahong, prof. Dr. 1994 Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas
Lampung.
Kartasapoetra, A. G, Ir. Dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah Dan Air. Jakarta:
Rineka Cipta
1. Mengapa dalam memilih tempat untuk membuat profil tanah harus alami ?
Jawab
1. Harus alami karena agar kita dapat benar-benar mengetahui secara jelas
keadaan tanah yang sebenarnya, dan itupun untuk memudahkan kita dalam
pengamatan. Serta jika memilih tempat yang telah diolah maka
penampang profilnya akan berubah, maka batasan lapisan akan susah
untuk ditentukan. Dan agar material-material pengganggu bersih atau
tidak adalagi.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengambilan Contoh Tanah untuk Analisis Fisik
Untuk analisis sifat fisik tanah diperlukan tiga macam contoh tanah, yaitu antara
lain contoh tanah utuh untuk penetapan kerapatan isi, kerapatan jenis, dan ruang
pori total, pF dan permeabilitas; contoh tanah dengan agregat utuh untuk
penetapan kemantapan agregat dan nilai COLE; dan contoh tanah terganggu untuk
penetapan-penetapan kadar air, tekstur, konsentrasi, dan kadar air optimum.
Pengangkutan contoh tanah utuh harus dilakukan dengan hati-hati. Guncangan-
guncangan yang dapat merusak struktur tanah harus dihindari, maka dianjurkan
untuk menggunakan peti khusus yang besarnya disesuaikan dengan ukuran dan
jumlah tabung.
Kerapatan isi adalah bobot kering suatu isi tanah dalam keadaan utuh yang
dinyatakan dalam 9lcm3. isi tanah terdiri dari isi bahan padatan dan isi ruangan di
antaranya. Bagian isi tanah yang tidak terisi oleh bahan padat, baik bahan mineral
maupun bahan organik disebut ruang pori tanah. Kerapatan jenis zarah adalah
massa (bobot) suatu unit yang hanya terdiri dari bagian padatan dan dinyatakan
dalam gram tiap sentimeter kubik.
Ruang pori total adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah utuh yang
dinyatakan dalam persen, yang terdiri atas ruang diantaranya partikel pasir, debu,
liat serta ruang diantara agregat agregat tanah.
Untuk mendapatkan kerapatan jenis zarah tidaklah mudah karena peubah ini
merupakan fungsi dari nisbah antara komponen mineral dan bahan organik tanah.
Untuk komponen mineral tanpa memperhatikan banyaknya besi dan mineral-
mineral berat, kerapatan jenis zarah rata-rata adalah 2,65. Sedangkan untuk bahan
organik dari tanah normal (bukan gambut) rata-rata 1,45. Jika bahan organik lebih
dari 1%, kerapatan jenis zarah harus dikurangi dengan 0,02 untuk tiap persen
bahan organik.
B. Tujuan
I. TINJAUAN PUSTAKA
Bahan tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan
padat organik, air, dan udara. Bahan padat mineral terdiri atas sibir batuan dan
mineral primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder. Bahan padat
organik terdiri atas sisa dan rombakan jaringan jasad, terutama akar tumbuhan, zat
humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan hidup. Air
mengandung berbagai zat terlarut. Maka disebut juga larutan tanah. Udara tanah
berasal dari udara atmosfer, akan tetapi mengalami perubahan susunan karena
saling tindaknya dengan tanah. Bahan padat merupakan komponen terbesar, maka
tanah berkelakuaan sebagai bahan padat. Bahan padat membentuk kerangka tanah.
Air dan udara tanah mengisi pori-pori di antara kerangka tanah. Oleh karena
menempati ruangan yang sama, antara air dan udara tanah selalu terjadi
persaingan dalam menempati pori. Dalam tanah basah, kebanyakan pori terisi air
dan dapat menyebabkan terjadinya kahat udara. Sebaliknya, dalam tanah kering
kebanyakan pori ditempati udara dan dapat menyebabkan terjadinya kahat air.
Sifat fisik tanah merujuk kepada tabiat dan perilaku mekanik, termal, optik,
koloidal, dan hidrologi tyanah. Tabiat dan perilaku menghadirkan sejumlah
parameter yang dapat diamati dan atau diukur (Tejoyuwono Notohadiprawiro,
1999).
Bagi tetanaman fungsi pertama tanah adalah sebagai media tumbuh dan sebagai
tempat akar berpenetrasi (sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi (hara) masih
tersedia di dalam benih, hanya air yang diserap oleh akar-akar muda, kemudian
bersamaan dengan makin berkembangnya perakaran cadangan makanan ini
menipis, untuk melengkapi kebutuhannya maka akar-akar ini menyerap nutrisi
baik berupa ion-ion anorganik seperi N, P, K dan lain-lain, senyawa organik
sederhana, serta zat-zat pemacu tumbuh. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi
tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk di antara partikel-partikel tanah,
sedangkan stabilitas ukuran ruang tergantung pada konsistensi tanah terhadap
pengaruh tekanan. Kerapatan porositas menentukan kemudahan air untuk
bersikulasi dengan udara. Sifat fisik lain yang penting adalah warna dan suhu
tanah. Warna mencerminkan jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi,
intensitas pelindian dan akumulasi bahan yang terjadi. Sedangkan suhu
merupakan indikator energi matahari yang dapat diserap oleh bahan-bahan
penyusun tanah (Hanafiah, 2007).
Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. Pori
tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan padat
tanah. Pengklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap pori
tanah ini sebagai badan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar poribesar berukuran
setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil. Pada
susunan padat sederhana butiran pasir, dengan pori yang berbentuk dan berukuran
serupa, saling berhubungan, maka bidang kerut-tegas yang terlihat dianggap
sabagai batas dari suatu pori. Pori dengan O < 30 mikron berperan penting bagi
jasad renik tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting pada
fenomena pergantian udara tanah dan cadangan untuk transpot dan pengagihan air
tanah, dan pori dengan O > 100 mikron berperan besar dalam mempercepat laju
penetrasi udara ke bagian tubuh tanah sebelah dalam, serta mempercepat pelaluan
air. Pori tanah dapat dikelompokkan menjadi delapan kategori, yaitu packing void
yang terdiri dari simple packing dan compoud packing, vugh, vesicle, channel dan
chamber, plane yang terdiri dari joint, craze dan skew (Poerwowidodo, 1990).
A. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Pengamatan
Sampe Bobot Tabung + Tanah Tabung + Diameter Tinggi
l tanah tabung(g) tanah basah(g) tanah (cm) (cm)
basah(g) kering(g)
T1U1 72.65 263.23 190.58 207.74 5.2 4.7
T1U2 70.04 248.29 178.25 195.75 5.3 4.8
T2U1 77.03 281.41 204.38 224.24 5.5 4.8
T2U2 78.04 261.92 183.88 207.37 5.5 4.8
Perhitungan
1. Bobot Basah Tanah = Berat Basah(Tabung + Tanah Basah) – Bobot Tabung
a. T1U1 = 263.23 g – 72.65 g = 190.58 g
b. T1U2 = 248.29 g – 70.04 g = 178.25 g
c. T2U1 = 281.41 g – 77.03 g = 204.38 g
d. T2U2 = 261.92 g – 78.04 g = 183.88 g
Tabel 2. Hasil Penerapan Kerapatan Isi, Kerapatan Jenis Zarah, dan Ruang
Pori Total
B. Pembahasan
Dalam pengambilan contoh tanah untuk analisis fisik tanah terdapat kegiatan-
kegiatan atau cara kerja di lokasi lapangan. Pertama-tama tanah yang menjadi
bahan untuk pengambilan contoh tanah dibersihkan dan diratakan permukaannya.
Keadaan tanah jangan terlalu kering maupun basah. Selain itu, tabung silinder
besi diletakkan tegak pada tanah tersebut lalu ditekan ke dalam. Kemudian untuk
membantu pengambilan tanah yang utuh, maka digunakan tabung lain yang
diletakkan di atas tabung pertama kemudian ditekan lebih dalam lagi sampai batas
setengah dari tabung yang kedua. Untuk mengambil tabung yang pertama, tanah
harus digali sampai kedalaman tanah lebih pada tabung pertama sehingga contoh
tanah dapat utuh. Penggalian tanah menggunakan sekop atau cangkul dan setelah
terangkat tabung kedua dipisahkan dan dibersihkan. Sedangkan pada tabung
pertama, kelebihan sisa-sisa tanah dipotong dengan menggunakan kater. Dan
dipotong sampai rata dan utuh di dalam tabung. Kemudian ditutup dengan plastik
agar kelembaban tanah terjaga. Kegiatan ini diulang sebanyak dua kali sehingga
dapat dibedakan antara contoh tanah yang satu dengan yang lain. Pengambilan
contoh tanah ini dilakukan pada dua lokasi.
Sebelum mengambil contoh tanah dilapangan, tabung-tabung tersebut dihitung
diameter dan tingginya dengan jangka sorong. Selain itu, tabung-tabung juga
ditimbang bobotnya agar setelah mengambil contoh tanah, bobot tanah basah
dapat dihitung. Setelah tabung terisi penuh dengan tanah, maka kembali
ditimbang dan ditutup dengan plastik dari aluminium. Selanjutnya dimasukkan ke
dalam oven dengan suhu 1050C selama 24 jam. Lalu setelah 24 jam tanah tersebut
dimasukkan ke dalam desikator. Hal ini bertujuan unutk menyamakan suhu
contoh tanah dengan suhu ruangan. Contoh tanah yang dimasukkan ke dalam
desikator ditunggu (dibiarkan) selama 1 jam. Setalah 1 jam, plastik dibuka dan
ditimbang kembali dan dicatat bobot keringnya. Setelah itu tanah dibersihkan.
Dari perhitungan yang telah dibahas ini didapatkan hasil-hasil untuk kerapatan isi
dan ruang pori total. Selain itu, bobot tanah basah dan juga bobot tanah kering
serta bobot air dan kadar air tanah. Dalam hal ini terdapat perbedaan – perbedaan
antara lokasi 1 dan lokasi 2, yakni :
a. Tekstur tanah
Kadar air tanah bertekstur liat > lempung > pasir. Pengaruh tekstur tanah terhadap
proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan adsorphtif, yang semakin
halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas simpan
airnya.
d. Porositas Tanah
Tanah yang memiliki porous berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori
untuk pergerakan air dan udara masuk-keluar tanah secara leluasa.
e. Banyaknya jumlah mikrobia di dalam tanah dan organisme atau jasad renik di
dalam tanah yang melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kesuburan tanah.
f. Bahan mineral tanah juga dapat dijadikan faktor yang membedakan lokasi 1 dan
lokasi 2.
Dari perhitungan di atas maka lokasi 1 memiliki nilai rata-rata kerapatan isi yang
lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kerapatan isi dilokasi 2 yang hanya
sebesar 1,01 g/cm3, walaupun perbedaannya tidak terlalu jauh. Sedangkan untuk
ruang pori total rata-rata pada lokasi 1 memiliki nilai yang lebih kecil yaitu
sebesar 60% dibandingkan nilai rata-rata ruang pori total pada lokasi 2 yaitu
sebesar 625.
Dalam hal ini kerapatan sis berbanding terbalik dengan ruang pori total sedangkan
ruang pori total berbanding lurus dengan kerapatan jenis tanah.
III. KESIMPULAN
Dari pembahasan dan kegiatan praktikum yang telah dilakukan maka didapat
beberapa kesimpulan, yaitu :
1. kerapatan isi adalah bobot kering suatu isi tanah dalam keadaan utuh yaitu
bagian padatan dan bagian ruang pori tanah diperhitungkan yang
dinyatakan dalam g/cm3.
2. Kerapatan jenis tanah adalah massa (bobot) dari suatu isi tanah yang
terdiri dari bahan – bahan padatan dalam tanah (bahan organik dan
mineral)
3. Ruang pori total adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah utuh
yang dinyatakan dalam persen, yang terdiri atas ruang di antara partikel
pasir, debu, liat, serta ruang diantara agregat-agregat tanah.
4. Kerapatan isi rata-rata lokasi 1 lebih tinggi yaitu sebesar 1,055 g/cm3
dibansingkan dengan kerapatan isi pada lokasi 2 yang sebesar 1,01g/cm3.
5. Ruang pori total rata-rata pada lokasi 1 lebih rendah yaitu sebesar 60%
dibandingkan dengan ruang pori total pada lokasi 2 sebesar 62% (lebih
tinggi).
6. Faktor yang membedakan antara lokasi 1 dan 2 antara lain tekstur tanah,
kedalaman tanah, kadar bahan organik, porositas tanah, aktivitas
organisme.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi Keenam. PT.Gelora Aksara
Pratama, Jakarta.
Hanafiah, Kemas Ali. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT.Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono.1999. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. Depdikbud, Jakarta.
PERTANYAAN
1. Faktor-faktor apa yang harus diperhatikan agar contoh tanah untuk analisi
sifat fisik dapat menggambarkan keadaan sebenarnya? Jelaskan ?
Jawab:
a. pengangkutan contoh tanah utuh yang dilakukan harus hati-hati
agar tidak terjadi guncangan yang dapat merusak struktur tanah.
b. Jumlah ulangan untuk setiap kedalaman tanah agar dapat
membandingkan dengan mudah pada tiap lokasi.
c. Penyimpanan contoh tanah juga harus diperhatikan agar tidak
terjadi perubahan karena pengerutan dan aktivitas jasad mikro
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air tanah telah diklasifikasikan sebagai air higroskopis, kapiler, dan gravitasi. Air
higrokopis adalah pada permukaan butir tanah dan tidak dapat bergerak secara
berarti oleh kekuatan gravitasi atau kapilaritas. Air kapiler adalah yang
merupakan bagian kelebihan air higroskopis yang ada didalam rongga tanah dan
tertahan oleh gaya gravitasi dalam tanah sehingga membolehkan tidak
terhalangnya drainase. Air gravitasi merupakan bagian kelebihan air higroskopis
dan kapiler yang akan siap bergerak keluar tanah jika drainase yang baik tersedia.
Air tanah adalah air di bawah permukaan tanah dimana rongga-rongga di dalam
tanah pada hakekatnya terisi oleh air. Pergerakan air tanah ke atas oleh
kapilarisasi dari permukaan air tanah ke dalam daerah akar dapat merupakan suatu
sumber air yang utama untuk pertumbuhan tanaman. Supaya cukup efektif tanpa
membatasi dengan serius pertumbuhan tanaman-tanaman, air tanah harus dekat
tetapi dibawah kedalaman dari mana sebagian besar kebutuhan air untuk
tanaman-tanaman di ambil.
Kandungan bahan organik di wilayah tropika serupa dengan yang ada di wilayah
iklim sedang. Oksisol yang sangat lapuk mempunyai kandungan bahan organik
yang lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh warnanya yang kemerah-
merahan. Faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organik tanah dapat
dianalisis dalam hubungan dengan tambahan bahan organik tahunan dan laju
pelapukan tahunan. Tambahan karbon organik tahunan yang diterima oleh tanah
di hutan tropika kira-kira 5 kali lebih besar daripada di hutan wilayah iklim
sedang karena tidak adanya pembatasan suhu atau kelengasan yang jelas
sepanjang tahun, laju pereputan karbon organik dihutan tropika 5 kali lebih besar
daripada dihutan wilayah iklim sedang. Akibatnya, kandungan bahan organik
pada kesinambungan adalah sama. Pada tanah yang tidak dipupuk pengaruh bahan
organik yang menguntungkan terdiri dari memberikan sebagian besar nitrogen
dan belerangnya kepada tanaman, mempertahankan daya tukar kation,
menghalangi tempat penambatan fosfor, memberikan suatu memperbaiki struktur
pada tanah yang teragregat secara tidak baik, dan pembentukan gabungan
(kompleks) dengan unsur mikro.
B. Tujuan
Air merupakan substansi yang paling umum diatas bumi dan diperlukan untuk
semua kehidupan. Tanah terletak di daerah atmosfer. Ligosfer memainkan
peranan penting dalam menentukan jumlah presiitasi yang mengaliri lahan dan
jumlah yang meresap ke dalam tanah untuk disimpan serta digunakan dimasa
mendatang kadar air tanah ialah perbandingan berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat kering tanah tersebut. Kadar air tanah dapat digunakan untuk
menghitung parameter sifat-sifat tanah (Henry D. Foth, 1994)
Proses masuknya air dari permukaan tanah kedalam tanah disebut infiltrasi.
Sedangkan gerakan air di dalam tanah karena ada gaya gravitasi disebut perkolasi.
Tanah pada kedalaman tertentu selalu dijenuhi air yang disebut dengan air tanah.
Melalui profil, kedalamann air tanah yang diduga berdasarkan tinggi muka air
tanah yang selalu mengalami periode naik turun sesuai dengan keadaan musim
atau faktor lingkungan luar lainnya.
Bahan organik tanah terbentuk dari jasad hidup tanah yang terdiri atas flora dan
fauna, perakaran tanaman yang hidup dan yang mati, yang terdekomposisi dan
mengalami modifikasi serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan
hewan. Humus merupakan istilah yang sangat popular dan terbentuk dari
bermacam-macam senyawa organik. Sedangkan bahan organik merupakan istilah
yang lebih netral. Humus merupakan bahan organik tanah yang sudah mengalami
prubahan bentuk dan bercampur dengan mineral tanah. Sumber bahan organik
tanah adalah hasil fotosintesis, yaitu bagian atas tanaman seperti daun, duri, serta
tanaman lainnnya. Senyawa organic menyusun kurang dari 50% berat segar
tanaman dan sangat dipengaruhi oleh kandungan air dan debu (Rachman Sutanto,
2005).
Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah ( disebut air
tanah ). Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air
setiap tumbuhan berbeda. Tumbuhan air umumnya memerlukan air lebih banyak
dibandingkan jenis tumbuhan lain. Air diperlukan oleh tmbuhan untuk memenuhi
kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi, dalam proses
asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, serta untuk mengangkut hasil-hasil
fotosintesisnya ke seluruh jaringan tumbuhan. Air tanah berfungsi sebagai pelarut
unsur hara dalam tanah. Air tanah dan unsur hara ini membentuk larutan tanah.
Air tanah berfungsi membawa unsur hara ke permukaan akar tumbuhan. Di dalam
jariingan atau tubuh tumbuhan ini juga berperan mengangkut unsur hara yang
diserap akar ke seluruh tanaman (Indranada, 1994).
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Sedangkan tanah ultisol adalah tanah yang masuk ordo Ultisol yang merupakan
tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horizon bawah, bersifat masam,
kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%.
Tanah ultisol dicirikan oleh adanya akumulasi liat pada horizon bawah permukaan
sehingga mengurangi daya serap air. Kesuburan tanah ultisol umumnya terdapat
pada horizon A yang tipis dengan kandungan bahan organic yang rendah. Unsur
hara makro seperti fosfor dan kalium yang sering kahat, fraksi tanah masam serta
kejenuhan alumunium yang tinggi merupakan sifat-sifat tanah ultisol yang
menghambat pertumbuhan tanaman. Ultisol merupakan tanah yang telah
mengalami proses pencucian sangat intensif. Hal ini menyebabkan ultisol
memiliki kejenuhan basa-basa rendah (kurang dari 355 pada standar pH 8,2) dan
kadar mineral lapuknya sangat rendah.
Adanya perbedaan jumlah persentase pada kedua jenis tangh disebabkan adanya
perbedaan kadar air yang terkandung dalam masing-masing jenis tanah (tanah
inse[ptisol dan tanah ultisol). Dimana didapatkan rata-rata kadar air pada tanah
inseptisol lebih besar dibandingkan kadar air tanah ultisol. Penyebab dari
perbedaan jumlah kadar air ini adalah kandungan bahan organic yang terkandung
di dalam masing-masing tanah berbeda. Kandungan bahan organic yang tinggi
terdapat pada jenis tanah inseptisol. Oleh karena itu, tanah inseptisol lebih subur.
Apabila semakin tinggi kandungan bahan organic di dalam tanah maka juga akan
mencerminkan semakin tinggi kadar air dan ketersediaan air di dalam tanah. Hal
ini dikarenakan bahan orgaik tanah memiliki pori-pori mikro yang lebnih banyak
dibandingkan partikel mineral tanah. Hal ini menunjukkan bahwa luas permukaan
penyerap air juga lebih banyak. Namun, bahan organic bukanlah factor tunggal
yang menyebabkan tanah inseptisol lebih subur, tekstur tanah yang berupa liat
pada tanah inseptisol yang berada di atas tanah sehingga tanah ini mampu
menyimpan air lebih banyak daripada tanah ultisol yang bertekstur liat yang
berada pada lapisan bawah tanah.
d. Senyawa Kimiawi
Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah maupun non
alamiah mempunyai gaya osmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air
sehingga koefisien laju meningkat.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, dengan
adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan
tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu
mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir,
sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah
bertekstur debu. Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur
tanah, pori tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori
lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena
ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air.
Dari kedua jenis tanah dalam percobaan, yaitu tanah inseptisol dan tanah ultisol.
Tanah yang paling baik untuk tanaman adalah jenis tanah inseptisol. Hal ini
dikarenakan tanah jenis inseptisol cukup subur karena jumlah bahan organic tanah
dan kadar air tanah lebih tinggi dibandingkan pada jenis tanah ultisol.
Bahan organic tanah adalah hasil dekomposisi dari organisme yang hidup yang
tersusun dari campuran polisakarida, lignin, dan protein dan bahan orgaik yang
berasal dari batuan dan mineral.
Bentuk-bentuk dari bahan organic tanah adalah berbentuk humus, yang meliputi
akar tanaman hidup, komponen-komponen humus, sisa-sisa tanaman dan hewan
serta mikroorganisme yang telah terdekomposisi sebagian.
3. Kedalaman tanah
Kedalaman lapisan akan menentukan kadar bahan organic. Kadar bahan
organic terbanyak ditemukan di lapisan atas setebal 20 cm. Semakn ke bawah
kadar bahan organic semakin berkurang.
4. Iklim
Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin rendah
suhu maka akan semakin tinggi kandungan bahan organic dan semakin tinggi
kelembaban tanah maka akan semakin tinggi pula kandungan bahan organik
tanah.
5. Drainase
Pada tanah drainase yang buruk dimana air berlebih oksidasi terhambat karena
kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kandungan bahan organic
tinggi dibandingkan pada tanah yang berdrainase baik.
Selain dari factor-faktor diatas, factor lainnya yang mempengaruhi bahan orgaik
tanah adalah vegetasi, topografi, bahan induk, dan pertanaman (cropping).
Sebaran vegetasi berkaitan dengan pola tertentu pada bagian temperature dan
curah hujan. Maka vegetasi juga jarang sehingga akumulasi bahan organik juga
rendah. Pada wilayah yang temperature dingin, maka kegunaan mikroorganisme
juga rendah, sehingga proses dekomposisi berjalan lambat.
Bahan organic lebih banyak di daerah topsoil dibandingkan di daerah subsoil, hal
ini dikarenakan :
Di daerah topsoil, kandungan bahan organik di bagian topsoil lebih tinggi
dibandingkan di daerah subsoil. Hal ini disebabkan adanya aktivitas
mikroorganisme dalam kegiatan proses pelapukan dan dekomposisi bahan orgaik
dimana mikroorganisme aktif mendekomposisi pada daerah topsoil. Apabila
semakin ke dalam bawah tanah, maka aktivitas mikroorganisme akan semakin
berkurang sehingga pada daerah subsoil akan memiliki kandungan bahan organic
yang lebih rendah dibandingkan di daerah topsoil.
DAFTAR PUSTAKA
PERHITUNGAN
Tanah Inceptisol
1. Sampel In1
• Bobot air = bobot botol berisi tanah lembab – bobot botol berisi
tanah kering 105o
= 8,791 gram
= 1,205 x 100 %
8,791
= 13, 707 %
2. Sampel In2
• Bobot air = bobot botol berisi tanah lembab – bobot botol berisi
tanah kering 105o
= 1,202 gram
= 1,202 x 100 %
8,777
= 13, 694 %
• Kadar air rata-rata = In1 + In2
2
= 13, 707 + 13, 694
2
= 13, 70 %
Tanah Ultisol
1. Sampel Ull1
• Bobot air = bobot botol berisi tanah lembab – bobot botol berisi
tanah kering 105o
= 0, 866 gram
= 9, 126 gram
• % Kadar air tanah = bobor air x 100%
= 0, 866 x 100 %
9, 126
= 9, 489 %
2. Sampel In2
• Bobot air = bobot botol berisi tanah lembab – bobot botol berisi
tanah kering 105o
= 0,973 gram
= 9,023 gram
= 0,973 x 100 %
9,023
= 10,783 %
• Kadar air rata-rata = In1 + In2
2
= 9, 489 + 10,783
2
= 10,136 %
PERTANYAAN
2. Pada bobot kering mutlak (BKM), apakah berarti air sudah tidak ada lagi
dalam matriks tanah ? Jelaskan.
Jawab : air dapat ditahan matriks tanah akibat adhesi langsung molekul air
ke permukaan tanah serta kapiler dari pori-pori tanah sehingga
memungkinkan air masih ada dalam matriks tanah.
3. Bila persentase bahan organik total suatu tanah mineral yang Anda
dapatkan adalah 10%, berapa persentase C yang terkandung dalam tanah
tersebut ?
TEKSTUR TANAH
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekstur tanah adalah susunan relative dari tiga ukuran zarah tanah, yaitu pasir
berukuran 2 mm-5mikrometer, debu berukuran 50-2 mikrometer dan liat
berukuran < 2 mikrometer. Untuk keperluan pemeliharaan ada 13 kelas tekstur
tanah yaitu : pasir, debu, liat, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung,
lempung berdebu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung dan liat
berdebu.
Pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi tujuh kelas yang terdiri dari
pasir, lempung kasar, lempung alus, debu kasar, debu alus, liat debu dan liat
sangat halus. Penetapan tektur tanah secara garis besar dibagi dua yaitu :
1. penetapan dilapang dan penetapan dilaboratorium. Penetapan lapang
dilakukan dengan membasahi tanah kering atau lembab, kemudian dispirit
diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk pita lembab sambil di
perhatikan adanya rasa kasar atau licin, dapat ditentukan kelas tekstur
lapang.
2. penetapan tekstur tanah dilaboratorium, ada melalui tiga tahapan dalam
analisis ukuran artikel yaitu menghilangkan bahan-bahan pengikat tanah,
dispersikan kimiawi partikel-partikel tanah dan pecahan. Untuk dapat
mengerti dan memahami juga mempelajari tekstur tanah, maka dilakukan
praktikum mengenal tekstur tanah.
B. Tujuan
Besar partikel tanah relative sangat kecil, diistilahkan dengan tekstur. Tekstur
menunjukan sifat halus atau kasar butiran-butiran tanah lebih khas lagi tekstur
ditentukan oleh perimbangan kandungan antara pasir (sand) liat (clay) dan debu
(slit) yang terdapat dalam tanah. Suatu gumpal tanah tidak pernah tersusun hanya
oleh satu macam tekstur sendiri. Langkah pertama untuk menentukan tektur tanah
dengan cara menganalisis fraksi-fraksi (butiran-butiran tanah tersebut). Liat
adalah fraksi yang berpengaruh terhadap campuran fraksi lain, dengan ini kata
sifat liat dipergunakan dalam nama kelas kebanyakan tanah yang berisikan
persentase yang lebih besar dari pada yang lain. Untuk menentukan tekstur tanah
USDA telah membuat suatu diagram bidang untuk membandingkan persentase
fraksi-fraksi liat, debu dan pasir. Diagram tersebut dinamakan segitiga tekstur
tanah. Segitiga tersebut adalah segitiga sama sisi dengan titik puncak liat.
Kemudian titik sudut debu dan pasir. Titik-titik fraksi tersebut adalah titik-titik
kedudukan 100 % fraksi yang bersangkutan ( Suryatna Rafi’1989).
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan kempuan
tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tektur tanah akan mempengaruhi
kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air, menyimpan dan
menyediakan hara tanaman. Tanah bertekstur pasir yaitu tanah dengan
kandungan pasir > 70 %, prositasnya rendah (<40%), sebagian ruang pori
berukuran besar sehingga airasi nya baik, daya hantar air cepat, tetapi kemampuan
menyimpan zat hara rendah. Tanah pasir mudah diolah, sehingga juga disebut
tanah ringan. Tanah disebut bertekstur berliat jika liatnya > 35 % kemampuan
menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada diserap dengan energi yang
tinggi, sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila kering sehingga kurang tersedia
untuk tanaman. Tanah liat juga disebut tanah berat karena sulit diolah, tanah
berlempung, merupakan tanah dengan proporsi pasir, debu, dan liata sedemikian
rupa sehingga sifatnya berada diantara tanah berpasir dan berliat. Jadi aerasi dan
tata udara serta udara cukup baik, kemampuan menyimpan dan menyediakan air
untuk tanaman tinggi. Mineral liat merupakan kristal yang terdiri dari susunan
silika tetrahedral dan alumia oktahedral. Didalam tanah selain dari mineral liat,
muatan negatif juga berasal dari bahan organik. Muatan negatif ini berasal dari
inonisasi hidrogen pada gugusan karboksil atau penolik (Islami dan Utomo,
1995).
Usuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada
kehalusan dan kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah perbandingan
relatif pasir, debu dan tanah liat. Partikel pasir berukuran relatif lebih besar dan
oleh karena itu menunjukan permukaan yang kecil dibandingkan dengan yang
ditunjukan oleh partikel-partikel debu dan tanah liat yang berbobot sama. Tanah
yang bertekstur kasar dengan 20 % bahan organik atau lebih dan tanah bertekstur
halus dengan 30 % bahan organik atau lebih berdasarkan robot mempunyai sifat
yang didominasi oleh fraksi organik dan bukanya oleh fraksi mineral. Penentuan
tekstur tanah sering perlu bila memerikasa tanah dilapangan, menggunakan
metode rasa untuk menentukan tekstur tanah berbagai horizon, polipedon, dan
untuk mengindentifikasi tanah dengan seri dan tipe dan untuk membedakan antara
tanah tanah yang berbeda langskap. Lempung yang terasa sangat berpasir
merupakan lempung berpasir (Foth, 1994)
Tektur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah. Terdapat perbedaan
penting lainya antara pasir, dan liat pada beberapa tanah yang dihubungkan
dengan kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan element-element tanaman
yang esensial (kesuburan tanah). Pada umumnya unsur hara yang esensial dan
dapat tersedia sebagai partikel debu, area permukaanya per gram lebih besar, dan
tingkat pelapukannya lebih cepat dari pada pasir yang menyebabkan tanah lebih
subur dari pada tanah berpasir.
Hukum stokes menghubungakan kecepatan penurunan sebatas dari suatu bola
yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan
viskositas terhadap diameternya jika dicoba pada kekuatan lapang yang ketahui
(Foth, 1991).
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Tekstur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur
merupakan perbandingan relatif pasir debu dan liat atau kelompok partikel dengan
ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya < 2 mm). Pada beberapa tanah,
kerikil, batu, dan batuan induk dari lapisan tanah yang ada juga mempengaruhi
tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah.
Tekstur tanah merupakan ukuran relatif partikel tanah yang mengacu pada
kehalusan dan kekasaran tanah. Atau tekstur tanah adalah perbandingan relatif
pasir, debu dan liat, laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting
dalam pertumbungan tanaman, diatur oleh tekstur, karena menentukan jumlah
permukaan tempat terjadinya reaksi.
Tekstur tanah sangat mempengaruhi jumlah air. Semakin tinggi persentasi pasir
dalam tanah maka semakin banyak ruang pori pori diantara partikel partikel tanah
tersebut, sehingga kadar air dalam tanah menjadi rendah. Dan menyebabkan
tanah menjadi tidak subur. Liat dan debu memiliki kemampuan yang tinggi
mengikat air, sehingga persentase liat dan debu tinggi, dan kadar airnya pun
tinggi. Hukum ”stokes” menghubungkan kecepatan penurunan terbatas dari suatu
bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas
dan viskositas terhadap diameternyajika dicobakan dengan kekuatan lapang yang
diketahui. Bila dihubungkan dengan antara hukum stokes dengan tekstur tanah
yakni debu, liat, dan pasir, terdapat perbedaan dengan kemampuan tanah tertentu
untuk menyediakan elemen-elemen tanaman yang esensial atau kesuburan tanah.
Tanah-tanah dengan kandungan liat tinggi cendrung mempunyai kapasitas yang
tinggi, menahan air maupun unsur hara yang tersedia.
Pada praktikum tekstur tanah, kami menggunakan tanah inceptisol dan ulisol.
Tanah inceptisol merupakan tanah yang belum matang ( immature ) dengan
perkembangan profil yang lebih lemah dibandingkan dengan tanah yang matang
dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya. Warnah tanah inceptisol
beranekaragam tergantung dari jenis bahan induknya, warna kelabu bahan
induknya sungai, warna coklat kemerah-merahan karena mengalami proses
reduksi, warna hitam mengandung bahan organik yang tinggi. Proses pedogenesis
yang mempercepat proses pembentukan tanah inceptisol adalah pemindahan,
penghilangan karbonat, hidrolisis mineral, primer menjadi formasi lempung,
pelepasan sesquioksida akumulasi bahan organik. Sedangkan proses
pedogenesisnyang menghambat pembentukan tanah inceptisol adalah pelapukan
batuan dasar menjadi bahan induk. Tanah inceptisol yang terdapat didataran
rendah solum yang terbentuk tipis pada umumnya tebal, sedangkan pada dartan-
daratan berlereng curam solum yang terbentuk tipis. Pada tanah yang inceptisol
kandungan liat cukup tinggi, dan memiliki kesuburan yang baik. Sedangkan tanah
pada ultisol merupakan tanah yang mempunyai nilai kejenuhan < 35 %. Ciri
morfologi yang penting pada ultisol adalah adanya peningkatan fraksi liat dalam
jumlah tertentu pada horizon bawah permukaan sehingga mengurangi dayaserap
air dan meningkatkanaliran permukaan dan aerasi tanah.
Tanah Ultisol mempunyai tingkat perkembangan yang cukup lanjut, dan dicirikan
oleh penampang tanah yang dalam, kenaikan fraksi tanah seiring dengan
kedalman tanah, reaksi tanah masam dan kejenuhan basa rendah. Pada umumnya
tanah ini mempunyai potensi keracunan Al dan miskin kandungan bahan organik.
Tekstur tanah Ultisol bervariasi dan dipengaruhi oleh bahan induk tanahnya. Pada
umumnya tanah Ultisol mempunyai struktur sedang hingga kuat, dengan bentuk
gumpal bersudut dan biasanya berwarna kuning kecoklatan hingga merah.
Ciri-ciri tanah Ultisol adalah sebagai berikut:
1. pH rendah
2. Daya simpan air terbatas
3. Kedalaman efektif terbatas
4. Derajat agregasi rendah dan kemantapan agregat rendah
5. Adanya peningkatan fraksi
Tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah Inceptisol, karena tanah ini
mengandung bahan organic dan unsure hara yang cukup tinggi sehingga tanaman
menjadi subur. Sedangkan tanah Ultisol merupakan tanah yang miskin unsure
hara maupun bahan organic. Selain itu tanah ini juga mempunyai akumulasi liat
pada horizon bawah permukaan tanah, sehingga mengurangi daya serap air dan
meningkatkan aliran permukaan serta aerasi tanah.Tanah berpengaruh penting
pada tanaman melalui hubungan dengan air dan udara. Kemampuan tanah untuk
menyimpan air di antara hujan yang terjadi menentukan pemberian musiman
kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies apa yang tumbuh dalam
sebuah hutan kecepatan tumbuhnya.
Tekstur tanah memiliki efek bagi pengolahan tanah, kesuburan tanah dan
pertumbuhan tanaman. Dalam pengelolaan kesuburan tanah, penetapan tekstur
tanah sangat perlu untuk dilakukan, karena dapat memberikan gambaran yang
luas mengenai sifat-sifat tanah lainnya.
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan yang telah dilakukan adalah :
1. Penetapan tekstur tanah dapat dilakukan dalam dua cara yaitu penetapan
tekstur tanah menurut perasaan di lapang dan penetapan tekstur tanah di
laboratorium
2. Tekstur tanah pada penetapan tekstur tanah dilaboratorium diperoleh tekstur
lempung berliat pada tanah inceptisol. Sedangkan pada tanah ultisol adalah
lempung berpasir
3. Pada tanah inceptisol mengandung pasir sebesar 44,26%, debu 21,39%
sedangakan liat 34,35%
4. Pada tanah ultisol mengandung pasir sebesar 63,58% debu 19,32% dan
liat17,10%
5. Jenis tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah inceptisol, karena
mengandung unsur hara dan bahan organik yang banyak
6. elebihan penetapan tekstur tanah dilaboratorium adalah lebih akurat.
Sedangkan dilapang adalah lebih sederhana dan hemat waktu
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Hendry D. 1994. DDIT edisi keenam. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama
Foth, Hendry D. 1991. DDIT edisi ketujuh. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
Hanafiah, Kemas Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Islami, titiek dan Utomo, Wani Hadi. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman.
Malang : IKIP Semarang Press
PERHITUNGAN
Diketahui:
• Pada tanah Inceptisol
Setelah 40 detik: setelah 2 jam:
H1=23, T1=29°C H2=13, T2=28°C
• Pada tanah Ultisol
Setelah 40 detik: setelah 2 jam:
H1=14, T1=28°C H2=5, T2= 28,5°C
setelah 2 jam
% liat = (H2 – B) + Fk x 100%
BKM
= (13 – 0) + 3,06 x 100%
46,75
= 34,35%
% debu= (% debu + % liat) - % liat
= 55,74% - 34,35%
= 21,39%
setelah 2 jam
% liat = (H2-B) + Fk x 100%
BKM
= (5-0) + 2,97 x 100%
46,6
= 17,10%
PERTANYAAN
1. Bahan dan alat apa saja dalam pelaksanaan analisis tekstur yang harus
ditimbang menggunakan timbangan analitik?
Jawab:
Alat yang ditimbang dengan timbangan analitik adalah contoh tanah
kering. Tanah ini digunakan untuk penetapan tekstur dilapang
laboratorium dan akan direaksikan dengan larutan calgon dan air.
Penimbangan dilakukan agar perbandingan yang diperoleh akurat.
2. Jelaskan fungsi masing-masing bahan kimiawi yang digunakan pada
penetapan tekstur secara hidrometer!
Jawab:
Larutan kimia yang digunakan adalah larutan calgon atau Na-heksa
metafosfat. Fungsi dari larutan ini adalah mendispersikan partikel tanah
agar lebih sempurna.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan.
Walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan tanah,
tetapi kadang-kadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari
tanah. Misalnya, warna tanah gelap mencirikan kandungan bahan organik
tinggi. Warna kelabu menunjukkan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan
lanjut. Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna
baku yang terdapat pada “Munsell Soil Color Chart”. Penentuan ini meliputi
penetapan warna dasar tanah (matriks), warna bidang struktur dan selaput liat,
warna karatan dan konkresi, warna plintit dan warna humus. Warna tanah
dinyatakan dalam tiga satuan, yaitu: kilap (hue), nilai (value), dan kroma
(chroma). Kilap berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya. Nilai
berhubungan dengan kebersihan warna. Kroma kadang-kadang disebut
kejenuhan, yaitu kemurnian relative dari spektrum warna.
Struktur tanah adalah butiran majemuk yang terdiri dari sejumlah butir
tunggal yang diikat oleh bahan organic, liat, hidroksida Al dan Fe, dan
flokulasi kation tertentu. Butir majemuk yang disebut agregat dan terbentuk
secara alamiah disebut ped. Ped dapat digambarkan berdasarkan tingkat
perkembangan yaitu lemah, sedang, dan kuat. Selain itu, ped juga dapat
digolongkan berdasarkan ukurannya, yaitu halus, sedang, atau kasar. Bentuk
ped dapat menentukan apakah struktur suatu tanah terbentuk lempung (plate),
berbutir (granular), kubus (gumpal bersudut), tiang (columnar) atau prisma
(prismatic). Jika bentuk ped dari suatu tanah tidak menunjukkan salah satu
bentuk struktur ped tersebut, maka tanah tersebut dapat dikategorikan
berstruktur pejal (masif) atau lepas/ butir tunggal/ single grain.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktiokum ini adalah:
1. Menentukan struktur tanah
2. menentukan warna tanah dengan Munsell Soil color Chart
3. Menentukan bentuk dan ukuran dari agregat tanah
4. Menentukan jenis tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA
Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk
pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap
tetanam tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap
temperature dan kelembaban tanah. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang
tidak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan bercak (rust), kerap kali 2-3
warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (mottling). Warna tanah
merupakan komposit (campuran) dari warna-warna komponen-komponen
penyusunannya. Efek komponen-komponen penyusunannya terhadap warna
komposit ini secara langsung proporsional terhadap total permukaan tanah yang
setara dengan luas permukaan spesifik dikali proporsi volumetrik masing-
masingnya terhadap tanah, yang bermakna materi koloidal mempunyai dampak
terbesar terhadap warna tanah, misalnya humus dan besi hidroksida yang secara
jelas menentukan warna tanah. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan
pergerakan beberapa komponen tanah, khususnya besi (Fe) dan Mangan (Mn),
selam musim hujan, yang kemudian mengalami prespitasi (pengendapan) dan
deposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan. Karatan
berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah yang rendah kadar besi atau
mangannya, sedangkan karatan berwarna gelap terbebtuk apabila besi dan mangan
tersebut mengalami prespitasi.
Warna tanah merupakan morfologi tanah yang dapat tegas disidik dan diukur.
Warna tanah itu sendiri sebenarnya sedikit kepentingannya, namun seringkali
mampu bertindak sebagai penunjuk keadaan lain tanah yang penting. Menurut
Olson (1981), berpendapat bahwa warna tanah ini sangat penting untuk diperi
karena kemampuannya memberi sejumlah gambaran mengenai segi pelikan tanah,
tingkat peluruhan bahan tanah, beberapa segi unjuk kerja dan penggunaan tanah,
kandungan bahan organik tanah dan gejolak musiman air tanah. Menurut Joffe
(1949), bahwa warna tanah merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk
membedakan horizon-horizon tanah dari suatu profil secara cepat. Sebagian besar
tanah mempunyai warna yang merupakan hasil proses-proses pedogenik, dan
sebagian lainnya adalah berasal dari warna hakiki bahan induknya. Warna tanah
dikendalikkan oleh 4 jenis bahan, yaitu senyawa-senyawa besi, senyawa mangan
dan magnetik, kuarsa dan feldspar, dan bahan organik. Adanya keadaan
lingkungan yang beragam maka akan memberikan kisaran warna dalam selang
lebar. Faktor lingkungan tanah yang banyak berpengaruh pada kisaran warna
tanah adalah kelengasan tanah dan temperatur tanah, yang secara umum akan
berpengaruh terhadap pengatusan dan tata udara tanah.
Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara
horizon dan dalam satu horizon. Pada pemerian profil tanah, warna setiap horizon
itu haruslah diperi secara lengkap. Pemerian warna tanah juga perlu
memperhatikan hubungan antara pola warna dengan struktu tanah kesarangan
tanah. Agregat tanah yang disidik perlu di hancurkan untuk memastikan apakah
warna tanah tampak itu seragam diseluruh agregat. Buku Munsell Soil Color
Chart merupakan buku pedoman pemerian warna tanah yang dipublikasikan oleh
Badan Pertanian Amerika Serikat (USDA). Buku edisi tahun 1971 ini terdiri dari
tujuh halaman warna mempunyai sejumlah potongan warna dan jumlah potongan
warna pada tujuh halaman ini adalah 196 potong. Potongan-potongan warna
merupakan versi modifikasi dari kumpulan warna yang terdapat dalam buku induk
Munsell dan hanya mencakup 1/5 dari seluruh kisaran warna edisi lengkapnya
(Poerwidodo, 1991)
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat
dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana
partikel pasir, debu, dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan
struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat
(gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara
agregat (makroform) membentuk sirkulasi air dan udara, juga akar tanaman untuk
tumbuh ke bawah tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil
(mikroform) memgang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur
disebut granular (Hadi Utomo, 1982).
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Warna tanah adalah salah satu fisik yang lebih banyak digunakan untuk
pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap
tetanam tetapi secara tidak langsung berpengaruh terhadap temperatur dan
kelembaban tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu,
kuning, adapula kebiruan dan kehijauan.
Struktur tanah adalah kenampakan bentuk atau susnan partikel-partikel primer
tanah (pasir, debu dan liat individual) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan
artikel-artikel primer yang membentuk agregat (bongkah)).
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan warna dan struktur tanah. Dari hasil
pengamatan didapatkan data sesuai dengan tabel penetapan warna tanah dan
struktur tanah. Pada pengamatan ini terdapat 5 lapisan tanah yang dimulai dari
atas sampai ke bawah yaitu Ap, AB, B1, B2, dan B3. Setiap lapisan ini memiliki
warna dan struktur tanah yang berbeda-beda.
Tanah lapisan 1 (Ap) memiliki struktur tanah yang remah, yaitu berbentuk
porous, bulat, ukuran kecil, dan agregat tidak terikat satu sama lain. Lapiasan 1
terdapat pada kedalaman 0-17 cm. Warna tanah pada laisan 1 yang ditetapkan
dengan Munsel Soil Color Chart adalah 7,5 YR 3/3 yaitu Dark Brown atau coklat
gelap. Lapisan ini berwarna coklat gelap karena mengandung bahan organik.
Bahan organik ini berasala dari sisa-sisa tanaman yang mengalami peruraian yang
akan mempunyai warna cenderung lebih hitam.
Tanah lapisan 2 yaitu diberi simbol AB. Warna tanah pada lapisan AB yaitu
ditetapkan dengan menggunakan Munsell Soil Color Chart adalah 5YR 4/4 yaitu
Reddish Brown (coklat kemerah-merahan). Lapisan ini terdapat pada kedalaman
17-47 cm. Struktur tanah pada lapisan ini adalah gumpal (Sub angular blocky)
yaitu berbentuk kubus dengan sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontzl, dan
agregat berpegang erat dengan yang lainnya.
Tanah lapisan 3 yaitu diberi simbol B1 yang berkedalaman antara 47-92 cm.
Warna pada lapisan ini adalah merah kekuning-kuningan (yellowish red) dengan
kisaran warna 5 YR 4/6 (penetapan Munsell Soil Color Chart). Struktur tanah
pada lapisan ini adalah gumpal bersudut (angular blocky) yaitu berbentuk kubus
dengan sudut tajam sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Tanah pada
lapisan 3 dan 4 mempunyai struktur yang sama yaitu gumpal bersudut (angular
blocky).
Tanah pada lapisan ke 4 diberi simbol B2. tanah ini berkedalaman antara 92-125
cm. Warna tanah pada lapisan B2 adalah merah gelap (dark red). Kisaran warna
10 R 3/6. struktur tanahnya adalah gumpal bersudut) yaitu berbentuk kubus
dengan sudut tajam sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal.
Tanah lapisan 5 atau yang terakhir diberi simbol b#. Kedalaman tanah ini antara
125-150 cm. Warna tanah laipsan B3 adalah merah (red). Kisaran warna menurut
penetapan Munsell Soil Color Chart adalah 2,5 YR 4/6. warna merah
menunjukkan berlangsungnya oksidasi tinggi terhadap senyawa besi dan hanya
mungkin terjadi jika tubuh bertata udara baik dan temperature tanah tinggi dengan
jeluk air bumi dalam.
Warna tanah dari lapisan atas (lapisan 1) samapi lapisan bawah (lapisan 5)
berbeda, dikarenakan dipengaruhi oleh luas permukaan spesifik yang dikali
dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Perbedaan warna
tanah juga disebabkan oleh warna humus, besioksida dan besi hidroksida dan juga
kandungan bahan organiknya terdapat pada tanah tersebut. Semakin gelap warna
tanah maka kandungan bahan organiknya semakin tinggi. Warna tanah yamng
berwarna merah menunjukkan berlangsungnya oksidasi tinggi terhadap senyawa
besi. Warna kuning pada tanah karena adanya oksidasi-oksidasi besi terhidrat
pada tanah-tanah dengan atusan sering kali sangat terhambat. Tanah-tanah
berwarna kuning terbentuk pada temperatur rendah dan curah hujan yang tinggi
sehingga persenyawaan besi tersedia dalam bentuk oksi-hidrat dan temperatu
tinggi di dataran rendah dan peluruhannya dipengaruhi oleh air bumi, tanah dari
endapan sungai.
Pada pengamatan warna tanah terdapat warna matriks dan warna karat. Warna
matriks adalah warna yang mendominasi ditiap horizon tanah, sedangkan warna
karat adalah warna yang terbentuk akibat akumulasi Fe, mineral alin oleh air
sehingga membentuk spot-spot/bercak pada tanah. Karat terdapat karat merah dan
karat kuning. Karat kuning terjadi karena proses lanjutan dari karat merah apabila
karat merah dibiarkan. Warna matriks juga dapat disebut warna dasar tanah.
Tanah alfisol adalah tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horizon bawah.
Tanah alfisol mempunyai horizon argilik dan terjadi di daerah di mana tanah
hanya sebentar lembab pada paling sedikit sebagian dalam tahun tersebut. Tanah
alfisol mempunyai kejenuhan basa yang tinggi yaitu lebih dari 35% (>35%) pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah atau pada horizon alfisol terbawah. Basa
yang dilepaskan dalam tanah karena pelapukan kurang lebih sama dengan
cepatnya pencucian ke bawah dengan bersama gerakan air. Jadi tingkatan alfisol
sedikit agak rendah daripada Mollisol yang digunakan untuk pertanian dua jenis
tanah diperkirakan berstatus basa rendah. Alfisol mempunyai urutan ketiga di
dunia. Area tanah alfisol terbesar adalah di sebelah gurun Sahara di Afrika. Tanah
alfisol mempunyai musim kering tertentu dan bila diolah, merupakan obyek yang
serius akibat intensitas hujan lebat pada musim hujan.
Pada kegiatan awal praktikum warna dan struktur tanah kita tidak langsung
mengamati warna dan struktur tetapu kita akan membahas sedikit tentang
pengenalan profil tanah. Pada pengenalan profil tanah yang akan diamati,
penampang penamatan (profil) harus bersih dan terang. Penampang pada
pengamatan ini tanah harus lembab ( matriks tanah harus lembab). Pertama kita
tusuk-tusukan atau dicungkil-cungkil, kemudian diukur dengan menggunakan
meteran sedalam 150 cm. Lihat perbedaan warna secara kasat mata untuk
membedakan lapisan tanah. Setelah diketahui batas-batas antar lapisan, setiap
lapisan kita tusuk-tusuk dan dicungkil-cungkil ditaruh ditangan kiri dan diremas-
remas. Setelah diremas-remas kita dapat mengetahui struktur tanah dengan
mengambil sampel/contoh pada tanah yang diremas-remas. Kemudian tanah yang
dipergunakan untuk sampel pada struktur, kita juga dapat mengambil dan
mempergunakan untuk mengetahui warna dengan menggunakan penetapan
Munsel Soil Color Chart. Setelah mengambil contoh pada lapisan pertama,
dilanjutkan dengan mengambil contoh pada lapisan 2,3,4, dan 5. selanjutnya,
setelah mengambil contoh untuk struktur tanah maka kita akan mengetahui struk
tanah dengan cara pecahkan tanah dengan tekanan jari. Apabila warna tanah di
bawah lubang Munsell Soil Color Chart dengan jari. Apabila warna tanah
gumpalan tadi tepat sam dengan gambar warna tekstur, maka diberi angka-angka
kilap, nilai dan kroma tertinggi dan terendah yang membatasinya. Di sebelah
kirinya ada bacaan tentang warna tanahnya.
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada :
Jakarta
PERTANYAAN
1. Kesimpulan apa yang dapat diambil, jika pada suatu profil tanah
saudara mendapatkan data sebagian berikut :
- memiliki bercak dengan chroma lebih kecil atau sama dengan 2 pada
kedalaman kurang dari 50 cm
- Warna matriks pada kedalaman lebih dari 25 cm lebih biru dari 10 Y
Jawab :
- Warna tanah gelap, ada tiga penyebabnya yaitu drainase yang buruk,
kandungan karbon yang tinggi dan kandungan bahan organik yang tinggi
- Tanah ini mengandung banyak air dan alumunium serta berwarna biru
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pH tertentu yang terukur oleh pada tanah ditentukan oleh seperangkat factor kimia
tertentu. oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah sebuah satu uji yang paling
penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman.
Biasanya tanah pada daerah basah bersifat masam dan tanah pada daerah kering
bersifat basa (alkali).
B. Tujuan
II .TINJAUAN PUSTAKA
Air bersifat netral karena konsentrasi H+ dan OH+ yang sama. Pada keadaan
nbetral, pH adalah 7. Suatu ukuran skala pH digunakan untuk memudahkan
menyatakan konsentrasi H+ yang sangat kecil di dalam air maupun di dalam
berbagai system hayati penting. Kation-kation yang dapat dipertukarkan terserap
dengan tenaga yang cukup besar untuk memperlambat pencuciannya dari tanah,
tetapi sejumlah kation yang cukup besar mengalami disosiasi dari permukaan
perukaran kation yang terdapat dalam larutan dimana kation itu siap untuk
digunakan tanaman. Pada disosiasi, basa yang dapat dipertukarkan menyebabkan
terjadinya hidrolisis sehingga dihasilkan ion-ion OH- ( Foth, 1994).
Pengukuran pH tanah di lapangan dengan prinsip kalori meter dengan
menggunakan indicator (larutan, kertas lakmus), yang menunjukkan warna
tertentu pada pH berbeda. Kesalahan pengukuran dapat terjadi antara 0,1 – 0,5
unit pH atau bahkan lebih besar karena pengaruh pengenceran dan faktor-faktor
lain. Untuk mengukur pH basa kuat di lapangan, indikator fenolptalin yang tidak
berwarna sangat bermanfaat karena akan berubah menjadi ungu sampai merah
pada pH 8,3 – 10. Kondisi yang sama pada pengukuran pH di lapangan pada
kondisi luar biasa asam dihunakan indikator Brom Cresol Green (0,1 gram
dilarutkan pada 250 ml 0,006N NaOH) yang berubah dari hijau sampai kuning
pada pH 5,3 dan yang lebih rendah dari pada 3,8. Untuk mengetahui pH tanah di
lapangan, secara umum dapat digunakan indikator universal / campuran (Mohr,
1972).
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen H+ di
dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masam
tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-,
yang jumlahnya berbanding terbalik dengan oin H+. pada tanah-tanah yang masam
ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion
OH- lebih tinggi daripada ion H+. bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah
bersifat netral yaitu mempunyai nilai pH 7. Kemasaman tanah terdapat pada
daerah dengan curah hujan tinggi, sedangkan pengaruhnya sangat besar dapa
tanaman, sehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan sifat
tanah yang sangat penting (Syaifuddin Syarief H.F, 1998).
Sifat kemasaman tanah ada dua jenis, yaitu kemasaman aktif dan memasaman
potensial. Reaksi kemasaman aktif ialah yang diukurnya konsentrasi ion H+ yang
terdapat pada pemakaian sehari-hari. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya
kadar hidrogen dapat ditukar baik yang terjerap olehn kompleks koloid tanah
maupun yang terdapat dalam larutan. Sejumlah senyawa menyumbang pada
pengembangan reaksi tanah yang asam ataupun basa. Asam-asam organik dan
anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organic tanah. Menentukan
kemasaman tanah ada beberapa alat ukur reaksi tanah yang dapat digunakan. Alat
yang murah ialah kertas lakmus yang bentuknya berupa gulungan kertas kecil
memanjang. Alat lain yang harganya sedikit mahal tetapi dapat dipakai berulang-
ulang dengan hasil pengukuran lebih akurat adalah pH tester dan soil tester
(Hardjowigeno S, 1987).
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung plastic dan kertas
lakmus. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah ultisol, tanah
inceptisol, air destilata (H2O) dan larutan KCl 1N.
B. Prosedur Kerja
1. Penetapan pH dengan lakmus
↓
Ditambahkan 12,5 ml air destilata (H2O) dan 12,5 ml larutan KCl 1N, lalu
dikocok selama 10 menit dan diamkan selama 5 menit hingga terbentuk
cairan bening yang terpisah dari endapan (lumpur).
↓
Dicelupkan kertas lakmus pada cairan bening di atas lumpur, jangan
sampai kena lumpur.
↓
Disesuaikan warna lakmus dengan warna dikotak lakmus dan dicatat pH.
↓
Diulangi kegiatan tersebut menggunakan 3 gram tanah ultisol dan 3 gram
tanah inceptisol dicampur masing-masing 15 ml air destilata (H2O) dan 15
ml larutan KCl 1N.
↓
Ditambahkan masing-masing 12,5 ml air destilata (H2O) dan 12,5 ml
larutan KCl 1N ke dalam tabung plastic.
↓
Tabung dikocok selama 30 menit dengan mesin pengocok dan diamkan
sebentar.
↓
Diukur dengan pH meter.
↓
Diulangi kegiatan di atas dengan menggunakan 3 gram tanah ultisol dan 3
gram tanah inceptisol, serta tambahkan 15 ml air destilata dan 15 ml
larutan KCl 1N.
A. Hasil Pengamatan
B.Pembahasan
Dari table hasil pengamatan penetapan pH tanah ,dengan percobaan menggunakan
pH meter terlihat bahwa pH H2O lebih tinggi dibandingkan pH KCl. Pelarut pada
KCl lebih rendah jika di bandingkan dengan pelarut H2O dikarenakan garam KCl
akan melepas H+ dari kompleks jerapan, sehingga tanah akan lebih masam. Tanah
yang masam karena kandunganH+ yang tinggi dan banyak ion Al3+ yang bersifat
masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+. Dengan
menggunakan H2O dan KCl, pH H2O dihasilkan lebih tinggi dari pH KCl. Hal ini
disebabkan karena kemasaman yang di ukur dengan menggunakan H2O adalah
kemasaman aktif sedangkan pH KCL mengukur kemasan aktif dan kemasaman
potensial. KCl mampu mengukur mengukur aktivitas H+ yang ada diluar tanah
disebabkan karena ion K+ yang berasal dari KCl dapat ditukar dengan ion H+,
sedangkan hal tersebut tidak berlaku untuk H2O.
3. Maacam kation yang terjerap, koloid-koloid yang menjerap Na+ dan ion
basa-basa yang lain akan mempunyai pH tinggi.
6. Tipe vegetasi
7. Aktivitas manusia
3. Keseimbangan CO2 udara dan CO2 tanah, CO2 yang dihasilkan dari
pernapasan melarut dalam larutan tanah membentuk asam karbonat
rendah. Pengaruh ini terlihat pada tanah-tanah kapur dan tanah alkali
lainnya untuk ribuan tahun, yang menunjukkan bahwa terbentuknya asam
karbonat dalam tanah mempunyai peranan yang kurang berarti dalam
menentukan pH tanah.
Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai reaksi (pH) tanah dapat
disimpulkan bahwa :
DAFTAR PUSTAKA
Syarief h.F, Syarifudin. 1998. Fisika Kimia Tanah Pertanian. Bandung : Pustaka
Buana
PERTANYAAN
Jawab :
1. Karena perbandingan tersebut menentukan besar kecilnya pH tanah.
Nisbah antara tanah dan air yang digunakan biasanya 1:1, 1:2,5 dan 1:5.
Makin tinggi nisbah, maka makin tinggi pH tanah dan jika perbandingan
terlalu rendah akan terjadi kontak antara larutan tanah dengan elektroda
tidak sempurna, akibatnya pengukuran kurang teliti. Air merupakan unsure
hara utama bagi kelompok H dan O yang harus tersedia di dalam tanah
yang berguna bagi tanaman. Jadi air dan tanah dalam penetapan pH harus
diperhatikan.
2. Tidak mungkin, karena KCl berasal dari KOH dan HCl, dan untuk
keduanya asam kuat dan basa kuat, tidak mungkin melakukan pelepasan
H+ dari kompleks jerapan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lempung tanah terdapat di alam sebagai campuran dari sejumlah spesies.
Beberapa dari tipe mineral lempung yang berbeda dapat tertumpuk bersama
sebagai suatu paket. Hal ini desebut dengan interstratified atau lempung lapis
campuran. Lempung ini tidak dapat dipisahkan dengan cara fisik seperti halnya
campuran lempung biasa.
Pada proses pembentukan struktur tanah, gaya yang menyatukan butir-butir
primer menjadi agregat adalah :
1. Gaya intermolecular yang merupakan hal yang terpenting dalam pembentukan
struktur tanah. Untuk dapat dapat berdekatan antar zarahnya, maka zarah harus
terflokulasi/terkoagulasi
2. Gaya kapiler yang timbul karena adanya meniskus
3. Gaya kimia termasuk pengaruh kation yang terjerap
Peptisasi adalah sebuah proses dispersi endapan menjadi sistem koloid dengan
penambahan zat pemecah, zat tersebut dapat berupa elektrolit yang mengandung
ion sejenis ataupun pelarut tertentu.
Sedangkan flokulasi berarti pembentukan globul-globul pada emulsi, hal ini
disebabkan ketidak seimbangan emulsi tetapi lapisa monomolekularnya masih
bagus sehingga floulasi dapat diperbagus dengan pengocokan.
B. Tujuan
Jika zarah primer (koloid) dalam suatu larutan mengelompok atau bersatu tetapi
mudah didispersikan kembali disebut flokulasi. Pada peristiwa koagulasi
kelompok zarah tersebut sukar didispersikan. Flokulasi dan koagulasi zarah koloid
ditentukan oleh ukuran dan muatan zarah tersebut. Flokulasi lebih mudah terjadi
pada zarah berukuran kecil ( < 1 µm ) dan bermuatan berlawanan seperti liat (-)
dan hidroksida besi atau alumunium ( Tim dosen DDIT, 2010 ).
Lempung tanah terdapat di alam sebagai suatu campuran dari sejumlah spesies.
Beberapa dari tipe meneral lempung yang berada dapat bertumpuk bersama
sebagai suatu paket. Ini disebut interstratified atau lempung lapis campuran.
Lempung interstratified tidak dapat dipisahkan dengan cara fisik seperti halnya
campuran lempung biasa.
Interstratified dapt terjadi dalam pola teratur, atau dalam pola acak, ia juga dapat
berupa hasil dari suatu proses agregasi dalam suatu kristal di dalam mintakat-
mintakat dari suatu mineral lain. Proses lain pembentukan atau pertumbuhan
kristal dalam ruang antar lapis. Sebagai contoh, lembar gibsit dapat berkembang
dari pengendapan & kristalisasi dalam ruang antar misel, akibat penggantian
kation-kation tertukarkan dan perubahan dalam lingkungan kimia ( Kim.H.Tan,
1995 ).
Peptisasi merupakan gejala terdispersinya t anah akibat penambahan elektrolit
lemah sehingga tidak mampu menahan sifat kenegatifannya, setelah itu terjadi
gaya tolak menolak antar fraksi (Anonim, 2010).
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Peptisasi adalah suatu proses dispersi endapan menjasdi sistem koloid dengan
penambahan zat pemecah dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung
ion sejenis ataupun pelarut tertentu. Cara peptisasi adalah pembuatan koloid atau
sistem dari butiran-butiran kasar atau dari suatu endapan atau proses
pendispersian endapan. Pada proses ini menyebabkan netralisasi muatan tanah
tidak terjadi sehingga muatan-muatan negatif menonjol yang mengakibatkan
terjadinya gaya tolak menolak antar muatan atau keadaan terdispersinya tanah
oleh penambahan larutan elektrolit lemah yang mengakibatkan liat yang
bermuatan negatif tidak mampu menahan sifat kenegatifannya sehingga terjadi
gaya tolak menolak antar fraksi dan tanah terdispersi ke dalam fraksi debu, liat,
dan pasir. Pasir tidak bermuatan, sehingga penambahan larutan elektrolit lemah
tersebut tidak berpengaruh terhadap pasir, hingga pasir mengendap diatas larutan.
Debu mempunyai sifat ringan, dan tidak bermuatan, sehingga debu akan
mengapung di larutan bagian atas karena sifatnya yang ringan. Tetapi lama
kelamaan akan juga mengendap bersama pasir dan liat. Liat yang bermuatan (-)
menjerap elektrolit lemah yang bermuatan (+) yaitu dari larutan NaOH 3 N,
sehingga liat tetap berada pada posisi setengah mengapung pada larutan tanah.
Flokulasi adalah suatu proses pengadukan lambat agar campuran koagulan dan air
baku yang telah merata akan membentuk gumpalan atau flok dan dapat
mengendap dengan cepat, tetapi akan dapat dengan mudah untuk didispersikan
kembali. Flokulasi terjadi akibat penetralisiran elektrolit lemah yang terjerap oleh
liat dengan penambahan elektrolit kuat [ Ca(OH)2 0,004 N dan HCL N ],
sehingga jerapan antar liat dan elektrolit lemah tersenut terlepas yang
mengakibatkan liat akan mengendap dan mengelompok dengan pasir dan debu,
akan tetapi mudah didispersikan kembali. Pada saat penambahan larutan HCL N
lebih bening dari pada larutan Ca(OH)2. Hal ini dikarenakan HCL N merupakan
elektrolit kuat dan pada Ca(OH)2 0,004 N. Dan kation H+ yang berada pada
sebelah kiri dan Ca++ pada sebelah lebih kanan pada larutan Hof meister
menyebabkan kekuatan flokulasi kkation H+ akan lebih kuat.
Kekuatan flokulasi kation H+ pada HCL membuat proses berjalan lebih cepat,
sehingga larutan pada penambahan Ca(OH)2 0,04 N. Karena liat yang awalnnya
setengah mengambang, akibat berjerapan dengan elektrolit lemah bermuatan (+)
yaitu NH4OH 3N, sehingga membuat warna larutan tersebut menjadi keruh dan
sedikit demi sedikit terlepas dari jerapannya dan khirnya menggumpal dengan
fraksi debu dan pasir di dasar larutan, sehingga lama kelamaan larutan akan
terlihat lebih bening karena fraksi liat yang semakin berkurang.
Percobaan pada praktikum ini kita menggunakan NH4OH, HCL, dan Ca(OH)2.
NH4OH digunakan karena kation NH4+ pada larutan NH4OH punya kerapatan
muatan yang rendah. Hal ini menyebabkan kation NH4+ dijerap oleh liat dengan
lapisan listrik ganda tebal hidrasi (mantel air) gerakan brown ion-ion yang terjerap
di permukaan koloid tanah semakin besar, sehingga jerapan ini semakin lemah.
Keadaan ini menyebabkan netralisasi muatan koloid tanah tidak terjadi sehingga
muatan negatifnya menonjol dan terjadi gaya tolak menolak, sehingga proses
peptisasi pada larutan tanah menjadi lebih mudah diamati. HCL dan Ca(OH)2
mempunyai kerapatan muatan yang tinggi, sehingga kation H+ dan Ca++ dijerap
oleh liat (koloid) tanah dengan poternsial tinggi. Dan H+ dan Ca++ pada larutan
mempunyai nilai hidrasi yang rendah (idak memiliki mantel air) yang
mengakibatkan kation tersebut dapat berada sangat dekat dengan permukaan
koloid tanah, sehingga netralisasi muatan koloid dapat berlangsung dan terjadi
penggumpalan atau pengelompokkan koloid tanah, tetapi mudah didispersikan
kembali. Dan peristiwa flokulasi dapat diamati pada proses tersebut. Kation H+
mempunyai kekuatan flokulasi yang lebih kuat dari pada kation Ca++ sehingga
dapat digunakan seagai pembanding pada peristiwa flokulasi. Hal ini ditandai oleh
kation H+ yang berada di sebelah kiri dan Ca++ di sebelah kanan pada urutan
hofmeister. Semakin ke kanan maka kekuatan flokulasinya akan makin lemah.
Hasilnya akan nampak pada larutan tanah yang diatambahkan HCL lebih bening
dari pada yang ditambahkan Ca(OH)2 0,04 N.
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan ini adalah :
1. Kation H+ pada HCL mempunyai kekuatan flokulasi leibh kuat daripada
kation Ca++ pada Ca(OH)2 0,04 N, karena posisinya yang berada di
sebelah kiri Ca++ pada urutan Hofmeister.
2. Larutan yang ditambahkan HCL lebih bening daripada yang ditambahkan
Ca(OH)2 karena sifat flokulasi H+ yang lebih kuat/baik.
3. Ketepatan dan kepastian pengukuran dan penimbangan sangat
mempengaruhi hasil dari pengamatan .
DAFTAR PUSTAKA
Tan. Kim. 1995. Dasar- dasar Kimia Tanah. Gadjah Mada University Press :
Bogor
Tim Dosen DDIT. 2010. Penuntun Praktikum Dasar- Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung : Bandar Lampung.
PERTANYAAN