PENDAHULUAN
1
1.2 Pendahuluan untuk Kinetika
1.2.1 Stokiometri
Itu adalah konvensional untuk menuliskan reaksi imia dalam bentuk persamaan
stoikiometri. Ini menghasilkan perbandingan sederhana jumlah molekul pereaksi
dengan jumlah molekul produk. Karena itu hubungan kuantitatif antara pereaksi
dan produk. Tetapi tidak dapat diperkirakan bahwa persamaan stoikiometri perlu
menggambarkan mekanisme proses molekular antara pereaksi. Sebagai contoh
persamaan stoikiometri produksi ammonia dengan proses Haber
N2 + 3H2 2NH3
tetapi ini tidak menyatakan bahwa tiga molekul hidrogen dan satu molekul
nitrogen tumbukan secara serentak menghasilkan dua molekul amonia. Pada
reaksi
2N2O 2N2 + O2
terjadi dua tahap, pertama meliputi dekomposisi nitrogen oksida menjadi atom
oksigen dan nitrogen
N2O O: + N2
Diikuti dengan reaksi atom oksigen dengan nitrogen oksida menghasilkan satu
molekul nitrogen dan satu molekul oksigen
O: + N2O N2 + O2
2
Ini adalah hal sederhana pada jumlah dua individu atau proses dasar menghasilkan
persamaan stoikiometr. Beberapa proses lainnya lebih komplek dan penjumlahan
secara aljabar pada proses dasar yang rumit sehingga tidak memberikan
persamaan stoikiometri.
Dekomposisi termal padaasetaldehida dapat digambarkan sebagai
CH3CHO CH4 + CO
CH3CO CH3 + CO
2N2O5 4NO2 + O2
Ini juga proses yang lebih komplek dari yang ditunjukkan persamaan ini dan
ditunjukan oleh Ogg melaui hasil mekanisme berikut
NO + NO3 2NO2
Studi kinetik menujukkan bahwa tahap (2) adalah tingkat sangat lambat pada
reaksi, sehingga keseluruhan reaksi tergantung pada tahap ini dan karena itu
disebut tahap penentu kecepatan atau laju
3
1.2.2 Molekularitas
Molekularitas pada reaksi kimia didefenisikan sebagai jumlah molekul pereaksi
yang ikut serta pada reaksi sederhana yang sesuai pada tahap dasar. Umumnya
reaksi dasar memiliki satu atau dua molekularitas, meskipun beberapa rreaksi
meliputi tiga molekul yang bertumbukan secara serentak mempuyai tiga
molekularitas, dan pada hal yang sangat jarang penyelesaiannya, empat
molekularitas.
A B
Atau dekomposisi
A B + C
CH3NC CH3CN
C2H6 2 CH3
C2H5 C2H4 + H
A + B AB
2A A2
A + B C + D
2A C + D
4
Beberapa contoh reaksi-reaksi bimolekular
C2H4 + HI C2H5I
H + H2 H2 + H
O3 + NO O2 + NO2
2HI H2 + I2
adalah reaksi rantai pada temperatur tinggi (800 K) dengan penentuan laju tahap
termolekular
A + B + C produk
NO + O2 2NO2
NO + Cl2 2NOCl
2I + H2 2HI
H + H + Ar H2 + Ar
Seperti yang dapat dilihat dari contoh yang diberikan di atas, saa molekularitas
tidak dibentuk untuk proses yang melibatkan molekul stabil tetapi digunakan
ketika bereaksinya spesies atom, radikal bebas atau ion. Selanjutnya pada
dekomposisi asetaldehida, asetil radikal terurai
CH3CO CH3 + CO
5
Adalah proses unimolekular, ketika penggabungan pada radikal metil adalah
proses bimolekular
Ini hanya tepat untuk digunakan molekularitas untuk proses yang terjadi pada
tunggal atau tahap dasar. Oleh karena menyatakan pengertian teoritical pada
reaksi molekular dinamik. Reaksi dimana molekul pereaksi atau molekul-molekul
mengaghasilkan produk atau produk-produk pada tahap sendiri atau dasar
jarang.Jika reaksi adalah reaksi komplek diperlukan molekular spesifik pada tiap
tahap individual reaksi.
Tugas akhir pada kinetika adalah memperkirakan laju pada beberapa reaksi di
bawah percobaan yang diberikan. Ini sulit untuk mencapai semuanya tetapi ada
beberapa hal. Yang utama mengajukan mekanisme, dimana disetujui kualitatif
dan kuantitatifnya berdasarkan ukuran percobaan kinetik.
Ketika mekanisme reaksi diusulkan untuk reaksi khusus, itu akan diuji
dengan kriteria berikut.
Ketika reaksi dekomposisi erjadi, ikatan molekul lemah dan putus. Karena itu
dekomposisi pada ditersial butil peroksida diawali dengan putusnya ikatan O−O
menghasilkan dua ditersiarbutoksi radikal. Pada mekanismedilibatkan atom-atom
6
atau radikal bebas, prosesnya adalah isotermik dan sedikit endotermik yang
sebagian besar sepertinya tahap penting pada reaksi. Pada fotolisis hidrogen
Iodida (lihat hal 140), reaksi propagasi yang tepat adalah
−
H + HI H2 + I (1) ∆ H = −134 kJ mol
dan
−
I + HI I2 + H (2) ∆ H = 146 kJ mol
Untuk reaksi endotermik terjadi pada (2), paling sedikit 146 kJ energi yang harus
didapatkan dengan tumbukan antara atom iodin dan molekul hidrogen iodida.
Reaksi (2) mungkin lebih lambat dibandingkan reaksi (1).
Jika mekanisme meliputi dekomposisi radikal etoksil, dekomposisi berikut
semua cara yng mugkin
C2H5O C2H5 + O
C2H5O CH3CHO + H
C2H5O C2H4 + OH
(CH3)COOC(CH3) CH3 + 2 CO
karena tahap balik tidak dapat ditentukan. Selanjutnya, sepertinya semua tahap
mekanisme reaksi masing-masing unimolekular, bimolekula atau
termolekular,beberapa proses mekanisme tidak harus mengandung tahap dasar
7
yang menghasilkan lebih dari tiga jenis produk, sehingga tahap balik tidak akan
terjadi.