Anda di halaman 1dari 3

Kerusuhan Tanjung Priok: 5 Tewas 130 Cedera 46

Kenderaan Dibakar Massa, Muncul Aksi Tuntut


Satpol PP Dibubarkan

Kerusuhan berupa bentrokan antara aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan
Kepolisian Resort Jakarta Utara dengan massa warga, seharian Rabu (14/4),
meninggalkan duka mendalam dan kerugian besar. Informasi yang dihimpun
menyebutkan,

dua orang dari pihak warga dan tiga anggota Satpol PP DKI Jakarta tewas, sementara
130-an orang luka-luka dan puluhan kenderaan jadi bangkai dibakar massa.

Seperti dilansir TVOne Kamis pagi (15/4), dua orang tewas dari pihak warga adalah
seorang anak-anak berusia sekitar 10 tahun dan seorang pemuda usia sekitar 20 tahun.
Sementara itu anggota Satpol PP yang tewas masing-masing Warsito Soepono, Ahmad
Tajuddin dan Israel Jaya.

Kerusuhan pecah, saat massa warga bereaksi keras mempertahankan komplek makam
keramat Habib Hasan bin Muhammad Al Hadad alias Mbah Priok di kawasan terminal
peti kemas, Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang akan dieksekusi paksa oleh petugas
Satpol PP DKI Jakarta. Sedangkan anggota Kepolisian Resort Jakarta Utara yang
bertugas menjaga keamanan juga terlibat dalam situasi rusuh tersebut.

Kuasa hukum Pengelola Makam Mbah Priok, Yan Juanda Saputra, juga menyebutkan
tewasnya dua warga tersebut. “Ada yang meninggal di dalam. Ada dua," katanya kepada
wartaan saat di RSUD Koja, Rabu (14/4)

Kedua korban disebutkan tewas dalam bentrokan dengan petugas Satpol PP tersebut. "Di
makam itu ada yang dipukuli dan dihabisi oleh Satpol PP," tutur Yan.

Kepala Bidang Informasi Publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia,
menyebutkan, Ahmad Tajuddin adalah petugas Satpol PP Jakarta Barat. Ia tewas ketika
bentrok pecah pada sore hari, tidak jauh dari makam Mbah Priok. "Dia sudah meninggal
sebelum dirawat ke rumah sakit," kata Cucu.

Anggota Satpol PP lainnya, Warsito Soepono, tewas di dalam areal peti kemas Koja
dengan luka tusuk di perut bagian kanan. Soepono ditemukan telah tewas oleh petugas
keamanan terminal dan kemudian dibawa ke RS Koja, antara lain oleh petugas Palang
Merah Indonesia (PMI). Sedangkan Israel Jaya tewas Kamis pagi, setelah sempat dirawat
di RS Tarakan. Ia tertinggal di lokasi bentrok sehingga menjadi korban amukan massa
warga.

Menurut Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara Togi Asman,
Rabu (14/4), jumlah korban yang dirawat di rumah sakit itu mencapai 130 orang, terdiri
dari petugas Satpol PP sebanyak 66 orang, warga mencapai 54 orang, dan anggota Polri
10 orang.

Di antara korban luka, dua di antaranya adalah anggota DPRD DKI Jakarta yaitu Andyka
(Fraksi Gerindra) dan Ida Mahmuda (Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta). Kedua wakil
rakyat itu mengaku jadi korban pemukulan aparat Satpol PP.

Menurut Andyka, seperti dilansir di teve, ia sudah berteriak mengatakan dirinya adalah
anggota DPRD, namun aparat Satpol PP tidak memperdulikan dan tetap ‘menghajarnya’.
Beruntung, sejumlah wartawan yang meliput membuat pagar betis melindunginya. "Saya
akan menuntut Satpol PP ke proses hukum. Mereka memperlakukan kami semena-
mena," kata Andyka.

46 KENDARAAN DIBAKAR MASSA

Sementara itu sekuranya 46 kendaraan hangus dibakar massa. Kendaraan yang hangus
terbakar ini kini berserakan di sepanjang Jl Pelabuhan Koja hingga pertigaan di depan
RSUD Koja. Di antara kendaraan yang hangus terdapat dua buldozer yang akan dipakai
untuk membongkar komplek makam, satu "water canon" Polda Metro Jaya dan dua bus
umum.

Sebagian besar kendaraan yang terbakar adalah truk dan pick up milik Satpol PP DKI
Jakarta. Sepeda motor milik seorang wartawan juga turut terbakar. Jalan Pelabuhan
Koja , Rabu itu menjadi tertutup tak bisa dilalui mobil kecuali sepeda motor.

Pasca kerusuhan itu ratusan warga tetap berjaga-jaga di dalam dan luar komplek makam
sembari membawa pentungan. Namun sejak Kamis pagi situasi di lokasi itu sudah mulai
aman, dan pembersihan mulai dilakukan.

TIDAK HORMATI HAK RAKYAT

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi, mengatakan peristiwa


tragis yang terjadi di kawasan Makam Mbah Priok tersebut memperjelas kenyataan
bahwa elite penguasa di negeri ini tidak bisa menghargai nilai-nilai yang berkembang dan
dihormati masyarakat.

"Karena bagi masyarakat, makam bukan hanya sekedar kuburan. Apalagi makam seorang
tokoh (sejarah) seperti Mbah Priok. Jadi kalau nilainya saja tidak dihormati, bagaimana
mereka (penguasa) menghormati hak-hak masyarakatnya," ujar Adhie seperti dilansir
RMOnline.
Rezim ini, lanjut Adhie, harus terus diingatkan bahwa rakyat juga pada akhirnya dapat
meluapkan kemarahannya. Namun, yang patut disayangkan adalah biaya mahal yang
harus dikeluarkan guna menyadarkan para penguasa.

"Hanya kemarahan yang bisa menyadarkan penguasa model begini. Memang jadi sangat
mahal ongkosnya," tutur Adhie.

DIKECAM DPR

Dari DPR RI juga muncul kecaman atas peristiwa berdarah dalam eksekusi makam Habib
Hasan bin Muhammad Al Hadad alias Mbah Priok tersebut.

"Kami mengecam keras atas terjadinya aksi kekerasan yang membuat puluhan warga
sipil mengalami luka berat. Dengan alasan apapun, kekerasan seperti ini tidak bisa
dibenarkan seperti yang dilakukan oleh Satpol PP," tegas anggota Komisi II DPR
Budiman Sujatmiko (PDI Perjuangan) di Jakarta Rabu (14/4).

Ketua DPR Marzuki Alie juga ikut mengecam keras insiden berdarah di areal makam
Mbah Priok. "Sebagai pemerintah seharusnya bisa memberi pengayoman kepada
warganya. Bukannya menjadikan masyarakat yang menjadi korban karena sikap petugas
yang tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik," ujar Marzuki seperti dilansir
Tribunnews.

Kecaman juga datang dari Koordinator Badan Pekerja Kontras Usman Hamid. "Hentikan
sengketa lahan Mbah Priok yang dipertahankan warga sampai ada penyelesaian yang
lebih bermartabat," tegas Usman.

BUBARKAN SATPOL PP

Buntut tragedy berdarah itu, Kamis di Jakarta muncul aksi-aksi unjuk rasa yang
mengecam perlakuan aparat pemerintah melalui Satpol PP terhadap warga masyarakat.
Mereka menuntut agar Satpol PP dibubarkan karena selalu melakukan tindakan
kekerasan terhadap warga dalam berbagai penggusuran. Sedangkan Gubernur DKI Fauzi
Bowo dituntut agar mengundurkan diri, karena dianggap bertanggung jawab atas tragedi
berdarah menimbulkan korban jiwa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai