Anda di halaman 1dari 41

Laporan Kasus

Oleh:
Aji Nadya Yasmin
NIM. I1A004021

Pembimbing:
dr. Samuel L. Tobing, Sp.OG(K)

BAGIAN / UPF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM
RSUD ULIN BANJARMASIN
NOVEMBER, 2010
PENDAHULUAN

Normal Kehamilan Lahir Bayi yang Sempurna

Mola Hidatidosa

Villi Korialis langka vaskularisasi

Edema/membesar

Gambaran Segugus buah Anggur

HAMIL ANGGUR
 Neoplasma jinak berasal dari sel trofoblas
yang mengalami kegagalan membentuk
plasenta
 Gejala klinis :
 perdarahan pervaginam disertai pengeluaran
beberapa gelembung mola
 uterus yang cepat melebihi ukuran yang
seharusnya
 mual dan muntah
DEFINISI Kehamilan abnormal di mana
villi koriales dan jaringan
trofoblas mengalami
degenerasi hidrofik pada UK
Mola hidatidosa muda

stroma villus korialis langka vaskularisasi


dan mengalami edematosa dan villus-
villus membesar dan edem serta terus
tumbuh yang memberikan gambaran
seperti gugusan anggur.

Β-HCG : marker GTD


Jar. Trofoblast  HCG
 negara-negara Asia >>>
 Taiwan, Filipina, dan Jepang  1 : 120- 400
kehamilan
 Eropa dan AS  1 : 1000 hingga 2000
kehamilan.
 Indonesia (Laksmi Sintari Malang) 2,47:1000
atau 1:405 persalinan
Penyakit Trofoblast Jinak
Mola Hidatidosa Klasik/Komplit

Mola Hidatidosa Parsial/Inkomplit

Penyakit Trofoblas Ganas


Koriokarsinoma Villosum

Koriokarsinoma Non Villosum


MOLA HIDATIDOSA
KOMPLIT
MOLA HIDATIDOSA INKOMPLIT
 Koriokarsinoma vilosum
pembesaran abnormal dari plasenta dan villi
korianik yang edematus serta proliferasi
abnormal dari trofoblas.
 Koriokarsinoma nonvilosum
bentuk utama koriokarsinoma, yaitu tumor
hemoragik derivat dari intermediet trofoblas
dan terjadi pada tempat implantasi dari
plasenta
 tidak diketahui
 Faktor ovum: ovum memang sudah patologik
sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
 Imunoselektif dari trofoblas
 Keadaan sosial ekonomi yang rendah
 Paritas tinggi
 Teori Acosta-Sison: defisiensi protein
 Infeksi virus
 Sitogenetika
 Faktor usia
 Riwayat obstetrik dan reproduksi
 Ras
 Genetik
 Riwayat keluarga
 Diit dan nutrisi
 Faktor lingkungan
 Kematian janin (teori missed abortion)
 Fungsi abnormal sel-sel trofoblas
(teori neoplasma)
 Massa inner cell di tahap perkembangan
embrionik
 Amenore
 Perdarahan
 Mual dan muntah
 Ukuran uterus yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan
 Kista theca luthein
 Tidak terabanya bagian janin dan DJJ (-)
 Tanda - tanda PEB yang muncul pada
kehamilan < 24 minggu
 Anamnesis
ada kehamilan disertai gejala dan tanda kehamilan muda yang
berlebihan, perdarahan per vaginam berulang cenderung
berwarna coklat dan kadang bergelembung seperti busa.
 Pemeriksaan fisik

Uterus membesar melebihi ukuran usia kehamilan yang sesuai,


tidak teraba bagian janin, tidak ada denyut jantung janin. Uji
batang sonde (Acosta-Sison) tidak ada tahanan massa konsepsi.
 Pemeriksaan penunjang

Jika memungkinkan, periksa B-hCG kuantitatif dan USG.


Pada USG memberikan gambaran seperti badai salju
(snowflake/snowstorm-like appearance).
 Kehamilan dengan mioma
 Abortus
 Hidramnion
 Gemelli
 Anemia
 Syok
 Infeksi
 Eklampsia
 Tirotoksikosis
 Malignansi
1). Perbaikan keadaan umum
2). Pengeluaran jaringan mola
3). Terapi profilaksis dengan sitostatika
4). Pemeriksaan dan tindak lanjut (follow up)
 Sekitar 20 % mola hidatidosa dapat
berkembang menjadi keganasan
 Prognosis mola hidatidosa baik setelah
evakuasi jaringan mola, akan tetapi
diperlukan penatalaksanaan serta
pengawasan ketat
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SH
Umur : 26 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sekumpul Indah IV Blok D/8
Martapura
MRS : 22 Oktober 2010 Pk. 12.30 WITA
Keluhan Utama
Perut tidak membesar

Riwayat Penyakit Sekarang


Sejak bulan Januari 2010 os mengaku tidak haid. Bulan Januari, os mengaku
telah diperiksa dengan tes kehamilan oleh bidan dan dinyatakn hasilnya
positif. Os memeriksakan kehamilannya ke bidan setiap bulan dan dikatakan
DJJ positif tapi lemah. Os juga pernah memeriksakan kehamilannya ke dr.
Sp.OG untuk USG pada usia kehamilan 4 bulan dan dikatakan besar janin
tidak sesuai dengan usia kehamilan. Os mengaku selama 9 bulan ini tidak
pernah ada perdarahan, ada keputihan tetapi tidak berbau. Os juga
mengeluh mual muntah, nyeri pinggang. Os periksa USG kembali ke dr.
Sp.OG pada tanggal 20 Oktober 2010 dan dikatakan hamil anggur.
 Riwayat Penyakit Dahulu
HT (-), DM (-), Asma (-)
Ibu tidak pernah memiliki keluhan perdarahan
seperti ini sebelumnya.
 Riwayat Penyakit Keluarga
HT (-), DM (-), Asma (-)
 Riwayat Obstetri
2005 / ♂/3000 / Rumah sendiri /Spt-BK / Bidan /
Aterm / / Hidup
2008 / abortus
2010/ ini
 Riwayat Haid
 Menarche usia 13 tahun, siklus teratur, 28
hari, lama 7 hari.
 HPHT : 13 Januari 2010
 Riwayat Pernikahan
 Menikah 1 kali, lama 6 tahun
STATUS PRESENS
 Kesadaran : composmentis
 Tanda vital :
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 84 kali/menit
 Respirasi : 19 kali/menit
 Suhu : 36,2º C
 Kepala/leher : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pembesaran
KGB (-), peningkatan JVP (-)
 Thoraks :
 Cor : S1 S2 tunggal, bising (-)
 Pulmo : Sn. Vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)
 Abdomen : Lihat status ginekologi
 Ekstremitas : akral hangat, edema tidak ada, parese tidak ada
 STATUS GINEKOLOGI
 Inspeksi : perut tampak membuncit asimetris
 Palpasi : fundus uteri teraba sesuai umur kehamilan
18 – 20 minggu
 Inspekulo :
Vagina : tidak ada laserasi dan massa
Portio : warna livide, permukaan licin, arah
posterior kesan membuka 1 cm, jaringan (+), erosi
(-), Fluksus (-)
 Cavum douglas tidak menonjol
 VT : Vagina laserasi dan massa tidak ada, Portio
teraba tebal lunak, arah posterior, pembukaan (+) 1
cm, nyeri tidak ada. Korpus uteri arah anteflexi
besar sesuai umur kehamilan 18 – 20 minggu.
22 – 10 – 2010 23 – 10 – 2010
Pemeriksaan
( pro kuret) (post kuret)

WBC ( /mm3) 6700 5400


RBC (juta/mm3) 4.6 4.54

HGB (g%) 14.4 13.8


HCT (%) 41 39
PLT ( /mm3) 164.000 156.000
Creatinin (mg/dl) 0.7 -

Kolesterol (mg/dl) 235 -

Urea (mg/dl) 15 -
GDP (mg/dl) 99 -
AST (U/l) 19 -
ALT (U/l) 17 -
CT - -
BT - -
PPT + -
Foto Thoraks - -
USG Gambaran badai salju, -
janin (-)

PA dan β – HCg Kesimpulan :


(24 Oktober 2010) Non pregnant pre menopause
β – HCg : 2205 IU/ml
DIAGNOSA BANDING
 Mola hidatidosa
 Kehamilan kembar
 Mioma uteri

DIAGNOSA KERJA
Mola Hidatidosa

PENATALAKSANAAN
 MRS
 Perbaikan keadaan umum
 Pro kuretase
Telah diperiksa seorang wanita umur 26 tahun dengan keluhan
utama perut tidak membesar. Dari anamnesa diketahui os mulai
tidak haid sejak bulan Januari dan dinyatakan hamil tetapi
janinnya tidak berkembang, os juga mengeluh ada mual muntah
dan nyeri pinggang, os periksa USG ke dokter dan dikatakan
hamil anggur. Terdapat riwayat amenore (HPHT 13 Januari
2005) dan PPT tes (+) sekitar 9 bulan SMRS. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan konjungtiva yang anemis. Dari pemeriksaan
ginekologis teraba fundus uteri membesar sesuai umur
kehamilan 18 – 20 minggu , inspekulo didapatkan portio yang
livide, tidak tampak gelembung mola. Dari VT didapatkan
pembesaran korpus uterus dan didapatkan adanya pembukaan.
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan hasil USG menunjukkan
gambaran badai salju (snow storm apperarance) dan tidak
terlihat adanya janin.
23 Oktober 24 Oktober
FOLLOW UP
2010 2010

Perdarahan (+), minimal <


pervaginam
S
Nyeri (+) -
Tekanan Darah 120/70 130/80

Nadi 80 80
O
Respirasi 20 20
Temperatur 36,7 36,3
Hb 13.8
Mola Mola
A Hidatidosa Hidatidosa

Cefadroxil 3 x + +
500 mg
As.mefenamat 3 x + +
P 500 mg

Becomb C 1 x 1 + +
 Pada kasus ini, dari anamnesa didapatkan
bahwa penderita berusia 26 tahun dengan
keluhan utama perut tidak membesar.

 Pernah melakukan tes kehamilan dan hasilnya


positif.

 Tidak didapatkan keluhan perdarahan


pervaginam tetapi pasien mengeluhkan adanya
mual muntah dan nyeri pinggang.
 Dari pemeriksaan fisik didapatkan uterus
membesar sesuai umur kehamilan 18 – 20
minggu (tidak sesuai dengan usia kehamilan)
 Inspekulo didapatkan tanda kehamilan portio
livide yaitu dan tidak didapatkan gelembung
mola.
 Dari hasil USG penderita menunjukkan gambaran
badai salju (snow storm appearance) dan tidak
terlihat adanya janin.
 Kadar β hCG = 2205 IU/ml
 Dengan demikian diagnosa mola hidatidosa pada
kasus ini dapat ditegakkan.
Pada tindakan kuretase tidak ditemukan
adanya bagian janin sehingga kasus ini
lebih mengarah kepada mola hidatidosa
klasik/komplit
Faktor risiko yang dapat menyebabkan pasien ini
menderita Mola hidatidosa yaitu:
Usia

Pasien pada kasus ini berusia 26 tahun


sehingga berisiko terkena mola hidatidosa karena
usia ini merupakan usia reproduktif.
Golongan sosioekonomi rendah

Kebanyakan peneliti melaporkan risiko


mola hidatidosa tinggi pada golongan sosial
ekonomi rendah. Hal ini juga akan berhubungan
dengan defisiensi asam folat dan sistidin.
 Penatalaksaan yang dilakukan pada
penderita ini adalah perbaikan keadaan
umum dan dilakukan evakuasi mola
dengan kuretase yang bertujuan untuk
membersihkan kavum uteri dari sisa-sisa
gelembung mola hidatidosa sehingga tidak
menimbulkan perdarahan
Pendobatan post kuretase :
 Cefadroxil 3 x 500 mg tab yang bertujuan
untuk mencegah infeksi akibat tindakan
kuret yang telah dilakukan
 Asam Mefenamat 3 x 500 mg tab yang
diberikan untuk mengurangi rasa nyeri akibat
tindakan kuretase
 Becomb C 1 x 1 sebagai roboransia yang
bertujuan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh penderita dan mempercepat proses
penyembuhan
Pada pasien ini, baru ditegakkan diagnosis
mola hidatidosa setelah umur kehamilan 9
bulan, sedangkan pada usia kehamilan ± 4
bulan sudah diketahui dari dr. Sp.OG bahwa
ada kelainan dengan kehamilannya.
Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi
(KIE) terhadap pasien dan keluarganya adalah hal
yang harus dilakukan sebelum pemulangan. KIE
meliputi :
Anjuran beristirahat selama 4-6 minggu
Tidak hamil dalam waktu 3 bulan sehingga perlu
memakai kontrasepsi (kondom atau pil).
Melakukan pemeriksaan secara berkala ke RS.
Pada kasus ini seharusnya dilakukan tindakan
lanjut dengan memperhatikan klinis (Histrory,
Bleeding, Enlargement and Soft) selain itu perlu
diperiksaan kadar HCG setiap minggu sampai
kadar menjadi negatif selama 3 minggu berturut-
turut, selanjutnya 3 bulan pertama setiap 2
minggu, 6 bulan berikutnya setiap bulan, dan
sampai 2 tahun setiap 3 bulan.
 Baik setelah evaluasi, namun diperlukan
pengawasan dan tindak lanjut.

 Pada pasien ini prognosanya ad bonam karena tidak


adanya komplikasi dari mola hidatidosa dan setelah
3 hari perawatan di RS pasien dipulangkan tetapi
masih terus diawasi dengan kontrol ke Poliklinik
Kandungan dan Kebidanan dalam kurun waktu 1 – 2
tahun.
Demikian telah dilaporkan suatu kasus mola hidatidosa
pada seorang wanita berusia 26 tahun dengan keluhan
utama perut tidak membesar. Dari anamnesa didapatkan
pasien mengaku hamil dan tidak haid sejak buan Januari
dan didapatkan adanya keluhan mual muntah dan nyeri
pinggang tetapi tidak ada perdarahan pervaginam. Dari
pemeriksaan didapatkan uterus membesar sesuai umur
kehamilan 18 – 20 minggu namun tidak teraba adanya
massa. Pada vagina dan vulva tidak ada laserasi dan massa,
portio tampak licin, warna livide, lunak, dan terdapat
pembukaan. Cavum douglas tidak menonjol dan tidak
nyeri. Dilakukan pemeriksaan USG didapatkan adanya
gambaran badai salju dan tidak adanya janin, sehingga
diagnosis mengarah pada mola hidatidosa.
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah kuretase. Post
kuretase, pasien mendapatkan pengobatan oral yaitu
Cefadroxil 3 × 500 mg, Asam mefenamat 3 × 500 mg, dan
Becomb C 1 x 1. Pasien pulang dengan keadaan membaik
dan dianjurkan memeriksakan diri kembali secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai