TINJAUAN PUSTAKA
Untuk memenuhi kebutuhan akan keadaan bebas dari resiko kesehatan yang
disebabkan oleh kerusakan, pemalsuan dan kontaminasi, baik oleh mikroba atau
senyawa kimia, maka keamanan pangan merupakan faktor terpenting baik untuk
dikonsumsi pangan dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor. Keamanan pangan
toksisitas kimia dan status gizi. Hal ini saling berkaitan, dimana pangan yang tidak
makanan akibat tidak higienisnya proses penyimpanan dan penyajian sampai risiko
munculnya penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan (food additive) yang
bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu
secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara
sengaja atau tidak sengaja kedalam bahan makanan atau makanan jadi (Moehyi,
2000).
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
setara bermutu dan bergizi tinggi sangat penting peranannya bagi pertumbuhan,
Hal ini memperlihatkan bahwa posisi strategis makanan dalam peradaban telah
disadari sejak lama. Makanan yang kita makan sehari-hari tentu saja juga mempunyai
risiko menjadi tidak aman untuk dikonsumsi, karena kemungkinan dicemari bahan-
bahan yang bebahaya seperti mikroba, bahan kimia atau benda-benda lainnya yang
untuk mencegah timbulnya bahaya dalam makanan, bahan kimia, fisik maupun
mikrobiologi, dalam seluruh rantai pangan harus dipahami sepenuhnya. Salah satu
aspek yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah bahan-bahan yang ditambahkan
terhadap bahan pangan, yang kemudian dikenal dengan nama bahan tambahan
Sumali, 2001).
yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan
komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan
(Cahyadi, 2008).
Defenisi lain mengatakan bahwa bahan tambahan pangan adalah bahan yang
tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan atau tidak dipakai sebagai campuran khusus
Pada umumnya bahan tambahan Pangan dibagi mejadi dua golongan besar,
yaitu dengan sengaja ditambahkan dan tidak sengaja ditambahkan (Cahyadi, 2008) :
makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dengan maksud dan tujuan
tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman
dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, sebagai contoh pengawet, pewarna
dan pengeras.
Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan pangan
yang tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut terdapat secara tidak sengaja,
baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama proses
kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan untuk tujuan produksi bahan
mentah atau penanganannya yang masih terus terbawa ke dalam makanan yang akan
dikonsumsi. Contoh bahan tambahan makanan dalam golongan ini adalah residu
(Saparinto, 2006) :
pengolahan.
2008):
oksidasi. Contoh : asam askorbat dan asam eritrobat serta garamnya untuk produk
2. Antikempal
mudah menyerap air. Bahan yang biasa ditambah bahan antikempal misalnya susu
3. Pengatur keasaman
mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: Asam laktat, sitrat, dan malat
digunakan pada jeli. Natrium bikarbonat, karbonat, dan hidroksi digunakan penetral
pada mentega.
4. Pemanis buatan
Bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan
yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Contoh: sakarin, dan siklamat.
memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Biasa digunakan pada
makanan yang mengandung air atau minyak. Contoh: polisorbat untuk pengemulsi es
krim dan kue, pektin untuk pengental pada jamu, jeli, minuman ringan dan es krim,
gelatin pemantap dan pengental untuk sediaan keju, karagenen dan agar-agar untuk
7. Pengawet
ditambahkan pada makanan yang mudah rusak atau yang disukai sebagai medium
pertumbuhan bakteri atau jamur. Contoh: asam benzoat dan garamnya serta ester
para-hidroksi benzoat untuk produk buah-buahan, kecap, keju, dan margarin; asam
8. Pengeras
makanan. Contoh: Al sulfat, Al Na sulfat untuk pengeras pada acar ketimun dalam
botol, Ca glukonat, dan Ca sulfat pada buah kaleng seperti tomat dan apel.
Bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada
makanan. Contoh: ponceau 4R, eritrosin warna merah, green FCF, green S warna
hijau, kurkumin, karoten, yellow kuinolin, tartazin warna kuning, dan karamel warna
coklat.
mempertegas rasa dan aroma. Contoh: monosodium glutamat pada produk daging.
11. Sekuestran
Bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada pada
warna dan aroma. Biasa ditambahkan pada produk lemak dan minyak atau produk
yang mengandung lemak atau minyak seperti daging dan ikan. Contoh: asam folat
dan garamnya.
Selain itu terdapat juga beberapa bahan tambahan makanan yang bisa
1. Enzim
Bahan tambahan makanan yang berasal dari hewan, tanaman atau jasad renik
yang dapat menguraikan makanan secara enzimatik. Biasa untuk mengatur proses
fermentasi makanan. Contoh: amilase dari aspergillus niger untuk tepung gandum
Bahan tambahan makanan berupa asam amino, mineral atau vitamin, baik
tunggal maupun campuran yang dapat memperbaiki atau memperkaya gizi makanan.
Contoh: asam askorbat, feri fosfat, inositol, tokoferol, vitamin A, B12, dan vitamin D.
3. Humektan
mempertahankan kadar air dalam makanan. Contoh: gliserol untuk keju, es krim dan
4. Antibusa
Bahan tambahan makanan yang dapat menghilngkan busa yang dapat timbul
karena pengocokan dan pemasakan. Contoh: dimetil polisiloksan pada jeli, minyak
dan lemak, sari buah dan buah nanas kalengan, silikon dioksida amorf pada minyak
dan lemak.
bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada
makanan.
menutupi perubahan wana selama proses pengolahan dan mengatasi perubahan warna
dan nilai gizi. Akan tetapi sebagian besar konsumen sebelum mempertimbangkan cita
rasa dan nilai gizi akan lebih tertarik pada tampilan atau warna makanan serta
1. Pewarna alami
Banyak warna cemerlang yang dipunyai oleh tanaman dan hewan dapat
bumbu atau pemberi rasa ke bahan olahannya. Konsumen sekarang ini banyak
menginginkan bahan alami yang masuk dalam daftar diet mereka. Banyak pewarna
untuk warna kuning, daun suji untuk warna hijau, dan daun jambu atau daun jati
untuk warna merah. Pewarna alami ini aman untuk dikonsumsi namun mempunyai
kelemahan, yakni ketersediaan bahannya yang terbatas dan warnanya tidak homogen
sehingga tidak cocok digunakan industri makanan dan minuman. Penggunaan bahan
alami untuk produk misal akan membuat biaya produksi menjadi lebih mahal dan
lebih sulit karena sifat pewarna alami tidak homogen sehingga sulit menghasilkan
Di negara maju, suatu zat pewarna buatan harus melalui berbagai prosedur
warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat
yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun.
Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui
suatu senyawa dulu yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam
hal akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya (Cahyadi, 2008).
sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna tekstil dan kulit untuk mewarnai
bahan pangan. Bahan tambahan pangan yang ditemukan adalah pewarna yang
berbahaya ini antara lain sirup, saus, bakpau, kue basah, pisang goreng, tahu,
masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan juga disebabkan karena harga
zat pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna
pewarna dibuat secara sintetis. Dalam jumlah yang sedikit, suatu zat kimia bisa
memberi warna yang stabil pada produk pangan. Beberapa alasan utama
1. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara, atau temperatur
2. Memperbaiki variasi alami warna. Produk pangan yang salah warna akan
diasosiasikan dengan kualitas rendah. Jeruk yang matang dipohon misalnya sering
disemprotkan pewarna Citrus Red No. 2 untuk memperbaiki warnanya yang hijau
Permen rasa mint akan berwarna hijau muda sementara rasa jeruk akan berwarna
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari
dampak positif bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat membuat suatu
dasar yang telah hilang selama pengolahan ternyata dapat pula menimbulkan hal-hal
yang tidak diinginkan dan bahkan memberikan dampak yang negatif bagi kesehatan
konsumen.
1. Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil namun berulang.
3. Kelompok masyarakat yang luas dengan daya tahan yang berbeda-beda yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu makanan sehari-hari dan
keadaan fisik.
Penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang tidak
memenuhi persyaratan.
makanan, yang paling banyak digunakan adalah Rhodamin B dan Metanyl Yellow.
adalah pewarna untuk kertas, tekstil, dan reagensia untuk pengujian antimon, cobalt
dan bismut. Zat warna sintetis ini berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna
Penggunaan rhodamin B pada makanan dalam waktu yang lama (kronis) akan dapat
mengakibatkan gangguan fungsi hati dan kanker. Bila terpapar rhodamin B dalam
jumlah besar maka dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut keracunan rhodamin
pada saluran pencernaan dan mengakibatkan gejala keracunan dengan air kencing
Methanyl Yellow adalah zat warna sintetis berbentuk serbuk berwarna kuning
kecoklatan, larut dalam air. Methanyl Yellow umumnya digunakan sebagai pewarna
tekstil dan cat serta sebagai indikator reaksi netralisasi asam-basa. Methanyl Yellow
dapat menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran
2.4. Minuman
seseorang yang juga merupakan salah satu intake makanan yang berfungsi untuk
membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberi tenaga, mengatur semua proses
Menurut Tarwotjo (1998), jenis minuman yang tersedia setiap hari adalah :
1. Minuman sehari-hari
- Air putih, merupakan minuman netral dengan sarat tidak berwarna, tidak
- Teh
- Kopi
2. Minuman panas
Jenis minuman ini antara lain adalah : wedang, jahe, wedang ronde, dll.
a. Es Sirup
Sirup ini dibuat dari gula pasir yang dilarutkan dalam air dengan
b. Jus Buah
Yaitu minuman dingin yang dibuat dari buah-buahan yang dihaluskan, satu
macam buah atau campuran beberapa buah ditambah dengan sirup atau gula pasir
dan es batu.
c. Es Buah
Yaitu es sirup yang diisi dengan beberapa macam buah yang dipotong-potong
d. Es Krim
Terbuat dari susu, gula, telur, dan bahan tambahan seperti buah-buahan.
e. Es Puter
f. Es Teler
Es teler adalah es serut yang diisi dengan berbagai macam bahan seperti
g. Es Shanghai
macam seperti mangga, alpukat, pir, semangka, melon, apel, nangka, dll.
2.4.3. Sirup
Sirup merupakan larutan yang terdiri dari air, gula dan formulasi bahan-bahan
Bahan-bahan:
2. ½ kg gula pasir
3. 10 cc Essence Nanas
7. Pewarna secukupnya
Cara membuatnya:
2. Larutan 1 dipanaskan dengan api, sambil masukkan gula pasir dan citrun zuur,
Keterangan:
Untuk membuat sirup dengan rasa dan aroma yang berbeda-beda, essence
nanas bisa diganti dengan essence yang lain. Dengan demikian maka bisa membuat
sirup dengan berbagai rasa dan aroma. Cara membuatnya sama. CMC (Karboksil
Metil Selulosa) merupakan bahan tambahan pangan yang berfungsi untuk menambah
Sirup
Pemeriksaan
Laboratorium
Uji Uji
Kualitatif Kuantitatif