Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa hampir ditemukan di seluruh wilayah Indonesia melintas dari daerah


sepanjang pantai hingga ke daerah-daerah pegunungan. Minyak Kelapa diperoleh dari
buah kelapa (Cocos nucifera) yang merupakan grup asam laurat. Minyak kelapa
mengandung asam lemak tidak jenuh yang rendah sehingga memiliki kestabilan
oksidasi yang tinggi (O’Brien,1998).

Monogliserida dan digliserida termasuk produk diversifikasi minyak/lemak


yang bernilai ekonomi relatif tinggi dan mempunyai prospek pasar yang cukup cerah
pada era pasar global. Krog (1990) memprediksikan kebutuhan monogliserida dan
digliserida sebagai emulsifier pangan pada era pasar global sekitar 132.000 ton/tahun
(Hasanuddin,2001).

Monogliserida dan digliserida banyak digunakan dalam bidang industri


formulasi obat-obatan, industri kosmetik maupun dalam bidang industri pangan.
Didalam industri farmasi, monogliserida digunakan sebagai zat emollient untuk
transdermal. Didalam industri pangan, monogliserida dan digliserida biasanya
digunakan sebagai emulsifier dalam pembuatan produk-produk pangan berlemak
seperti margarin, kacang mentega, shortening, roti, biscuit, es krim dan lain-lain.
Sedangkan dalam industri kosmetik, monogliserida digunakan sebagai zat pembentuk
(texturing agents) dan berfungsi untuk meningkatkan konsistensi cream dan lotion,
misalnya monopentadekanoilgliserol digunakan sebagai zat aditif untuk perawatan
rambut. Selain itu, karena monogliserida bersifat lubrisitas dan plastis, maka
monogliserida juga dapat digunakan di dalam proses pembuatan tekstil, pembuatan
plastik dan juga digunakan di dalam formulasi minyak untuk berbagai jenis mesin
(Kaewthong,2005). Monogliserida dan digliserida dapat diperoleh dari reaksi antara

Universitas Sumatera Utara


gliserol dengan triasilgliserol (minyak atau lemak). Reaksi tersebut dikenal dengan
reaksi gliserolisis (Hasanuddin,2001).

Reaksi gliserolisis dapat berlangsung dengan adanya katalis alkali (gliserolisis


kimia) maupun dengan menggunakan biokatalis lipase (gliserolisis enzimatik).
Peneliti sebelumnya telah melakukan reaksi gliserolisis lemak mentega dengan
menggunakan katalis NaOH dimana dihasilkan 80% digliserida dan kurang dari 5%
monogliserida (Tiankui,2004). ,Suppes,(2001) telah melakukan reaksi gliserolisis
antara minyak kacang kedelai (soybean oil) menggunakan katalis CaO dan CaCO3
pada temperatur 2100C dimana diperoleh konversi produk sebesar 95%. Yumin,
(2003) juga telah melakukan reaksi gliserolisis minyak kelapa dengan gliserol dengan
metode pengadukan menggunakan berbagai katalis seperti NaOH, KOH dan NaOCH3
dengan menggunakan titrasi untuk menentukan kadar monogliserida yang diperoleh.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan reaksi gliserolisis


minyak kelapa dengan menggunakan katalis NaOH pada temperatur 210 0C dan
2300C. Penentuan kadar monogliserida dan digliserida yang diperoleh ditentukan
kadarnya dengan analisa GC.

1.2. Permasalahan

Dalam proses gliserolisis ada beberapa kondisi reaksi yang dapat dilakukan untuk
menghasilkan monogliserida dan digliserida, yaitu antara lain jumlah mol gliserol,
suhu, waktu reaksi, dan jenis katalis yang digunakan. Untuk itu bagaimanakah
pengaruh perbandingan mol gliserol dengan minyak kelapa terhadap produk
gliserolisis menggunakan katalis NaOH pada temperatur 2100C dan 2300C.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh perbandingan mol gliserol dengan minyak kelapa


terhadap produk gliserolisis menggunakan katalis NaOH pada temperatur 210 0C
dan 2300C

Universitas Sumatera Utara


1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber infomasi yang berguna
untuk pengembangan produk dari industri oleokimia.

1.5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Organik FMIPA-USU Medan dan


analisa GC dilakukan di salah satu perusahaan swasta di Medan

1.6. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui eksperimen laboratorium, dimana bahan-bahan


yang digunakan dalam penelitian ini merupakan produk-produk dari E’Merck seperti:
dietil eter, asam sitrat. Gliserol yang digunakan diperoleh dari PT SOCCI, pabrik
pengolahan minyak nabati. Minyak kelapa yang digunakan diperoleh dari swalayan
Hypermart yang ada di kota Medan. Hasil gliserolisis yang diperoleh ditentukan kadar
monogliserida digliserida dan trigliseridanya dengan menggunakan analisa GC.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai