Konmul Bit Hearder
Konmul Bit Hearder
Oleh :
Nike Kartika Sari (0810960016)
Febriyani P (0810960046)
Rully Dwi Ayu (0810963070)
Frekuensi suara manusia = 20 Hz –20 KHz. Jenis-jenis frekuensi yang lain antara lain:
• Infra-sound = 0 – 20 Hz
• Ultra-sound = 20 KHz – 1 GHz
• Hyper-sound = 1 GHz – 10 THz
Audio memiliki karakteristik :
• Kecepatan Sampel : frekuensi sampling per detik
• Encoding : representasi data audio
• Presisi : jumlah bit yang digunakan untuk menyimpan masing-masing sampel audio.
Hukum A dan hukum μ disimpan dengan ketelitian 8 bit, PCM disimpan dengan berbagai
ketelitian pada umumnya 16 bit.
• Kanal /saluran
b. Bit ID
Bit ID merupakan kumpulan bit dari nama file audio.
Header
Merupakan format yang paling dikenal. Bitrate yang umum dikenal masyarakat umum adalah
mp3 dengan bitrate 128 kbps, sebab pada bitrate inilah terjadi perubahan kualitas yang paling
signifikan per-bitrate. Dengan kata lain, rasio bitrate vs. quality paling besar. Bitrate ini
memberikan ukuran yang cukup kecil, dengan kualitas suara yang hampir tidak berubah. Namun
untuk pendengar kritis, bitrate ini jelas tidak mencukupi. Bitrate maksimum yang disupport
format ini mencapai 320 kbps (8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 80, 96, 112, 128, 160, 192, 224, 256,
320 kbps), dengan ukuran file hanya seperenam hingga seperlima ukuran file dalam format wav.
Mp3 sendiri mengikuti standar MPEG-1 baik layer 1, 2, dan yang terbaru, layer 3. Coding
terbaru mp3 menggunakan standar MPEG-2 untuk dukungan channel hingga 5.1.
MPEG Audio Layer-3 adalah teknik kompresi yang paling istimewa. Dengan kualitas
suara yang bagus diperlukan bit rate yang paling rendah, dengan bit rate yang rendah dihasilkan
suara yang paling bagus. MPEG Audio Layer-3 dapat dipakai dalam beberapa mode, bandwidth
atau bit rate (lihat tabel 2).
Tabel 2
Kwalitas Suara Bandwidth Mode Bitrate Faktor
Reduksi
Suara Telepon 2,5 KHz Mono 8 kbps 96:1
Lebih baik dari suara radio SW 4,5 KHz Mono 16 kbps 48:1
Lebih baik dari suara radio AM 7,5 KHz Mono 32 kbps 24:1
Lebih baik dari suara radio FM 11 KHz Stereo 56..64 kbps 16..24:1
Medekati CD 15 KHz Stereo 96 kbps 16:1
CD >15 KHz Stereo 112..128 kbps 14..12:1
c. MP3 Player
File MPEG terdiri dari bagian-bagian kecil yang disebut frame. Biasanya tiap frame dapat
berdiri sendiri. Tiap frame memiliki header yang berisi informasi frame tersebut. Pada file
MPEG tidak ada header file, karena itu memotong file MPEG bisa dilakukan dimana saja selama
masih dalam batasan frame. Lain halnya pada MP3, beberapa frame bisa merupakan bagian yang
saling tergantung.
Untuk membaca informasi mengenai file MPEG dapat dilakukan dengan membaca header dari
frame pertama. Tapi untuk file MPEG yang menggunakan variable bit rate / bitrate switching,
informasi dari frame berubah-ubah. Dengan variable bit rate akan didapatkan file yang lebih
kecil tanpa menurunkan kualitas suara.
Header terdiri dari empat byte (32 bit) dan terletak dibagian awal dari frame yang
bersangkutan. Sebelas bit yang pertama adalah sinkronisasi frame dan ke-sebelas bit ini selalu
bernilai 1. Bit ke-duabelas sampai bit ke-tigapuluhdua berisi informasi mengenai versi dari
MPEG, layer, proteksi, bitrate, frekuensi cuplik, mode (stereo/mono) dan emphasis.
Kompresi yang dipakai pada MPEG secara umum memerlukan proses dekompresi yang rumit
dan membutuhkan pengolahan yang cepat. Tentu saja dengan microcontroller biasa akan sulit
diwujudkan. Dengan diluncurkannya Integrated Circuit (IC) yang dikhususkan sebagai dekoder
dari MP3 maka rangkaian untuk memainkan file MP3 menjadi sederhana. Salah satu dari IC
MP3 Decoder adalah STA013.
Blok diagram dari MP3 player dengan STA013 dapat dilihat pada gambar 1.
STA013 adalah dekoder MPEG Audio Layer-3. STA013 bisa mendekodekan MPEG-1,
MPEG-2 dan MPEG-2.5. STA013 menerima data secara serial melalui Serial Input Interface.
Keluaran STA013 adalah data digital yang dapat dihubungkan langsung dengan D/A converter
dengan PCM Output Interface. Sedangkan untuk mengatur kerja dari STA013 digunakan I2C.
Data source adalah memori untuk menyimpan file MP3. Memori tersebut bisa berupa hardisk,
CD-ROM atau komponen semikonduktor. Beberapa player MP3 yang ada di pasaran memakai
Flash Memory untuk penyimpanan file. Kelebihan dari flash memory adalah ukurannya yang
kecil dan ringan. Kekurangannya adalah harga tiap byte nya masih lebih mahal jika
dibandingkan dengan hardisk atau CD-ROM. STA013 bisa bekerja dengan dua mode yaitu mode
broadcast dan mode multimedia. Beda dari kedua mode ini adalah sumber clock yang mengatur
bitrate. Pada mode broadcast clock dihasilkan oleh microcontroller sedangkan pada mode
multimedia clock dihasilkan oleh STA013 sendiri. Untuk MP3 player yang dibahas pada artikel
ini menggunakan mode multimedia.
Keterangan tentang struktur header pada frame MP3 dapat dilihat pada tabel berikut.
B. AAC
Format AAC (Advanced Audio Coding) merupakan format yang umum digunakan
ketika melakukan kompresi CD audio pada Apple iPod dan iTunes (eksensi .m4a). Format ini
merupakan bagian standar Motion Picture Experts Group (MPEG). Aac awalnya dikembangkan
sebagai penyempurna mp3, namun pada perkembangannya, format ini malah berdiri sendiri
sebagai saingan dari format mp3. Format ini memiliki berbagai kelebihan dibanding mp3,
diantaranya memiliki frekuensi sampling (sample frekuencies) yang lebih lebar, akurasi dan
efisiensi coding yang lebih tinggi, dll. Perbandingan sederhananya adalah, kualitas aac ber-
bitrate 96 kbps adalah sama dengan mp3 ber-bitrate 128 kbps. Secara umum, aac memiliki
ukuran berkas yang lebih besar daripada mp3 dengan bitrate yang sama, walaupun tidak secara
mencolok. AAC mengikuti standar MPEG-2 part 7 atau MPEG-4 part 3. Ada beberapa jenis
AAC, dengan berbagai karakter dan penggunaan yang berbeda. Bitrate aac adalah berkisar dari 8
hingga 529 kbps.
C. Sampling Frekuensi
Sampling frekuensi atau sampling rate didefinisikan beberapa gelombang yang diambil
dalam satu detik atau sebagai suatu nilai sample per detik yang dihasilkan dari signal tak putus
menjadi signal diskrit. Notasinya adalah hertz (Hz). Kebalikan dari sampling frekuensi adalah
periode sampling atau waktu sampling, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sampling.
Tidak ada aturan baku yang mengatur berapa batas sampling yang diperkenankan pada suatu
periode sampling.
Contoh : jika kualitas CD Audio dikatakan memiliki frekuensi sebesar 44100 Hz, berarti
jumlah sample sebesar 44100 per detik.
Nyquist Sampling Rate : untuk memperoleh representasi akurat dari suatu sinyal analog
secara lossless, amplitudonya harus diambil sample-nya setidaknya pada kecepatan (rate) sama
atau lebih besar dari 2 kali lipat komponen frekuensi maksimum yang akan didengar.
Mis: Untuk sinyal analog dengan bandwith 15Hz – 10kHz
→ sampling rate = 2 x 10KHz = 20 kHz