Populasi dan jenis ternak ruminansia (ST) yang ada pada masing-masing kecamatan di
dan limbah basil pertanian yang dihasilkan dari luas panen (ton Bahan kering/Ha/Th).
4. Ketersediaan tenaga kerja berdasarkan Rumah Tangga Peternak (RTP) usaha sapi potong
Sam TKSP (tenaga kerja setara pria) : satu orang tenaga kerja pria dewasa yang bekerja 8
(delapan) jam per hari. satu orang tenaga kerja wanita dewasa sama dengan 0,8 TKSP
dan satu orang tenaga kerja anak-anak sama dengan 0,5 TKSP.
33.1bAnalisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam Tabel, Gambar dan
Analisis LQ digunakan untuk mengetahui wilayah Basis atau non Basis sapi potong di
Keterangan :
Si : Rasio antara populasi ternak sapi potong (ST) wilayah tertentu dengan jumlah
Ni : Ratio antara populasi ternak sapi di kabupaten Lima Puluh kota dengan jumlah
Perhitungan KPPTR, merujuk pada metode Nell dan Rollinson (1974). Persa¬mdan yang
digunakan adalah :
1. PSML = a LG + b PR + c R
dimana,
iahan.
LG Lahan garapan tanaman pangan (Ha) yaitu hasil penjumlahan dari luas
lahan sawah (sawah basah dan kering), tanah tegalan dan ladang.
a :Koefisien antara populasi ternak mminansia (ST) dengan leas lahan garapan
(Ha).
2. PMKK = d KK dimana,
d : Koefisien satuan ternak (ST) yang dapat dipelihara oleh satu keluarga
sumberdaya lahan.
POPRIL : Populasi riil ternak ruminansia (ST) pada tahun tertentu
5.KPPTR Efektif : KPPTR (SL), jika KPPTR (SL) < KPPTR (KK)
6.KPPTR Efektif : KPPTR (KK), jika KPPTR (KK) < KPPTR (SL)
disuatu wilayah kecamatan tertentu, yaitu KPPTR (SL) atau KPPTR (KK) yang
mempunyai nilai lebth kecil atau dengan kata lain KPPTR yang berlaku sebagai kendala
i = 1, 2, 3……………..n
33.2 Tahap Dua ; Analisis Program Pengembangan Usaha Sapi Potng di Kecamatan
antara lain :
a. Hasil penenlitian tahap satu , Di Kecamatan Limbur Lubuk Mrngkuang didapat 3
desa yakni Tuo Lubuk Mengkuang, Pauk AgungDesa Baru Lubuk Mengkuang,
Kecamatan Jujuhan
oleh pemda
Dari Dua Kecamatan yang dipilih SD petani sebagai responden yang statusnya
anggota kelompok tani, dan masing- msaing 25 responden dari kecamatan Limbur Lubuk
atas : umur, tingkat pendidikan, pekerjaan utama, jumlah anggota keluarga, jumlah ternak
sapi yang dipelihara, pengalaman beternak. Perilaku peternak (pengetahuan, sikap dan
keterampilan) dan motivasi usaha (tujuan dan alasan mengikuti program pengembangan,
keuangan, dan lembaga pemerintah (peran lembaga petne¬rintah dalam hal pencapaian
6.Karakteristik usahatani (lua.s tanam, pola tanam, tenaga kerja, modal, sarana produksi
Data yang diperoleb di analisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran tang
Motivasi beternak sapi potong dinilai berdasarkan skor dari jawaban respon terhadap 25
pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner (Lampiran 5). Kisaran skor antara 25 sampai
yang kuat, 31-40 menunjukkan motivasi cukup, kurang atau sama dengan 30
Perilaku peternak yang diamati, terdiri dari pengetahuan, sikap dan keteram¬pilan
beternak sapi sapi potong. Perilaku memiliki total skor antara 20 sampai 100 yang
diperoleh dari 20 pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner (Lampiran 5). masing-
masing jawaban memiliki skor antara 1 hingga 5 (skor 5 sangat setuju, 4 setuju, 3 ragu-
ragu, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju). Total skor 81-100 menun¬jukkan perilaku
baik, 61-80 menunjukkan perilaku cukup, 41-60 menunjukkan peri¬laku kurang, dan
Teknologi budidaya yang dinilai adalah dalam hal pembibitan, pakan, tatalaksana
skor antara 20 sampai 100 dari 20 pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner (Lampiran
5). Total skor antara 81-100 menunjukkan bahwa responden menguasai teknologi
budidaya, total skor 61-80 responden cukup menguasai tekno¬ogi budidaya, total skor
41-60 kurang menguasai, dan total skor sama atau kurang dan 40 tidak menguasai
teknologi budidaya.
Dimana :
m n
m n
m n
Modal : cijxj
i l j l
≤ Ci Dan xj ≥ 0 untuk j = 1,2,3,....n
Dimana:
Ai : Luas lahan yang tersedia tiap keluarga (ha) pada musim tanam ke-i
Bi : Jumlah tenaga kerja tersedia pada bulan ke-i (HKP/blni Cj : Jumlah modal yang
Dalam penelitian ini matrik dasar perencanaan linter secara garis besarnya terdiri atas 3
- tenaga kerja
- modal
lahan dalam kurun waktu satu tahun mehputi ; usahatani tanaman, usaha ternak, dan
kegiatan diluar usa at -ternak. Dalam perhitungan digunakan formula sebagai berikut
(Soekartawi 1995) : Pendapatan peternak diperoleh dan Total Penerimaan (Total Revenue
=TR) dikurangi Total Biaya (Total Cost = TC). Total penerimaan usahatani adalah
n
TR = yijxPji
i l
Keterangan :
TR : Total Revenue
Total biaya usahatani adalah seluruh pengeluaran dalam usahatani, yaitu total Bari
biaya tetap (Fixed Cost = FC) dan biaya variabel (Variable Cost = VC). Biaya tetap
adalah pengeluaran usahatani yang tidak tergantung pada besarnya produksi. , Biaya
varabel adalah pengeluaran usahatani yang jumlahnya berubah sesuai dengan besamya
Keterangan :
n
VC : XiPxi
i l
VC : Variable Cost
i : 1, 2, 3, .....n
kontribusi pendapatan usaha sapi potong dari total pendapatan usaha tani ternak
terkait, seluruh data dianalisis untuk perumusan stiategi pengembangan usaha sapi potong
Data dianalisis menggunakan analisis SWOT terhadap faktor internal dan -?sternal yang
Analisis faktor internal dilakukan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan elemahan
menggunakan matriks (Internal Factor Evaluation) dengan langkah bagai berikut (David
2002) :
faktor internal dilakukan dengan memberikan penilaian atau pembobotan angka pada
masing-masing faktor. Penilaian angka bobot adalah : 2 jika faktor vertikal lebih penting
dart faktor horizontal, 1 jika faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor horizontal,
berpengaruh tersebut. Nilai peringkat berkisar antara 1 sampai 4, nilai 4 jika jawaban
rata-rata dart responden sangat baik dan 1 jika jawaban menyatakan buruk.
kondisi ekstemal yang sangat baik, rata-rata nilai yang dibobotkan adalah
2,5. Nilai lebih kecil dart pada 2,5 menunjukkan bahwa kondisi ekstemal
selama ini masih lemah, sedangkan nilai lebih besar dart 2,5 menunjukkan
berikut : (1) lingkungan. makro yang terdiri dari kebijakan pemerintah, eko¬nomi social
dan teknologi, (2) lingkungan mikro yang terdiri dan pesaing, kreditur, pelanggan,
kondisi pasar, tenaga kerja, bahan baku produksi, serta (3) lingkungan usaha berupa
hambatan usaha, kekuatan pembeli, dan adanya produk substitusi. Hasil analisis ekstemal
digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang ada, dan strategi untuk
mengatasi ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada dalam Pengembangan sapi
potong Tahapan dalam mengevaluasi faktor eksternal sesual prosedur David (200 )
sebagai berikut :
a.Menentukan faktor utama yang berpengaruh penting pada kesuksesan dan kegagalan
usaha yang mencak-up peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan melibatkan
b. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor eksternal (bobot). penentuan bobot
faktor internal dilakukan dengan memberikan penilaian atau pembolvtan angka pada
masing-masing faktor. Penilaian angka bobot adalah : 2 jika faktor vertikal lebih penting
dari faktor horizontal, 1 jika faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor horizontal,
berpengaruh tersebut. Nilai peringkat berkisar antara 1 sampai 4, nilai 4 jika jawaban
rata-rata dari responden sangat baik dan 1 jika jawaban menyatakan buruk.
e.Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Nilai 1 menun¬jukkan bahwa
kondisi eksternal sangat buruk dan nilai 4 menunjukkan kondisi eksternal yang sangat
baik, rata-rata nilai yang dibobotkan adalah 2,5. Nilai lebih kecil dari pada 2,5
menunjukkan bahwa kondisi eksternal selama ini masih lemah, sedangkan nilai lebih
nakan analisis SWOT yang merupakan lanjutan dan analisis IFE dan EFE. Perumus- Af#,
(kekuatan dan kelemahan) dengan faktor ekstemal (peluang dan ancaman), sehingga
(b).strategi W-0 mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang, (c) strategi S-T
menggunakan kekuatan dan meng,hindari ancaman, dan (d) strategi W-T mengatasi
Analisis ini bertujuan untuk menentukan prioritas strategi, dari beberapa ternatif strategi
yang didapat dari analisis SWOT, langkah-langkah yang dilakukan ni1P,11 sebagai
berikut
(dekomposisimasalah).
b.Penilaian/perbandingan elemen
Membuat penilaian tentang kepentingan relatif antara elemen pada suatu tingkat tertentu
B dianggap sama (indifferent), maka A dan B masing-masing diberi nilai 1, jika A lebih
baik/lebilt disukai dari B, maka A diberi nilai 3 dan B diberi nilai 1/3. Jika A jauh lebih
disukai dari pada B, maka A diberi nilai 7 dan B diberi nilai 1/7. Skala penilaian tersebut
disajikan
pada Tabel 4.
VBi
i l
maX .....
chIJ (T , I L) xVW (i l )
T 1
Nilai CR yang lebih kecil atau sama dengan 0,10 merupakan nilai yang mem
t=1
Untuk : = 1,
j = 1,
t = 1, 2, 3
2, 3,
2, 3 ...... p
...... r
....... s
Keterangan
CVij : Nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran
utama
CH ij (t, i-1) : Nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap elemen
ke-t pada tingkat diatasnya (i-1) yang diperoleh dari ha¬sil pengolahan horisontal
VW t (1-1) : Nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke (i-1 ) terha¬dap
sasaran utama, yang diperoleh dari basil pengolahan vertikal.
c.Sintesis Penilaian
Sintesis penilaian merupakan penjumlahan dari bobot yang diperoleh setiap alternatif
pada masing-masing kriteria.
n
Bop = boij * bc1
i l
Secara rinci tahapan penelitian yang dilakukan disajikan pada Gambar 4 ber