Anda di halaman 1dari 2

REPUBLIKA.CO.

ID,JAKARTA--Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) memperingatkan
berbagai pihak yang menyalurkan bantuan bencana tak
main-main mengaudit keuangannya. Pasalnya,komisi
antikorupsi ini pernah mengusut kasus korupsi dalam
pengelolaan dana bantuan tsunami di Pangandaran,
Jabar. "Jangan bermain-main dengan dana bencana," kata
Juru Bicara KPK Johan Budi SP,Rabu (3/11).
Kasus tersebut mencokok dua pegawai Dinas Kelautan
dan Perikanan Jabar yang akhirnya dijatuhi hukuman
pidana penjara selama dua tahun. Keduanya juga diminta
untuk membayar denda sebesar Rp 50 juta dan uang
pengganti sebesar Rp 570 juta.
Kasus ini bermula dari rencana Dinas Kelautan dan
Perikanan (DKP) Jabar membuka tender untuk
pengadaan mesin, kapal, alat tangkap dan rumponsebagai
bantuan bagi nelayan korban tsunami di Jawa Barat
tahun 2006. Namun, terjadi penunjukan langsung dan
penyuapan saat proses tender berlangsung.
Belakangan diketahui Ade selaku ketua panitia
pengadaan barang dan Asep selaku kuasa pengguna
anggaran, menerima masing-masing Rp 550 juta dari
perusahaan peserta tender milik David K Wiranata.
"Dulu kasusnya juga ada mark-up. Jangan sampai terjadi
lagi karena menyangkut kepentingan masyarakat," imbuh
Johan.
KPK juga meminta agar BPKP melakukan audit khusus
terhadap hal ini. Sebab,pengusutan dana bencana harus
diawali dengan hasil audit."Itu tergantung auditnya, kita
tunggu saja," pungkas Johan.

Anda mungkin juga menyukai