Anda di halaman 1dari 7

c 

 c   

Rasulullah saw. bersabda: ³Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur¶an)
maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan
akan dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat.´ (HR Tarmidzi)

Dalam artikel suatu koran ibu kota diberitakan suatu group pengajian memulai gerakan wakaf al-
Qur¶an. Group ini mencari wakif al-Qur¶an untuk lembaga atau group pengajian di pesantren,
madrasah, masjid dan semacamnya. Mereka prihatin karena menenggarai lembaga pengajian
semacam itu kekurangan al-Qur¶an dan mereka membutuhkan banyak sekali. Sebagai Kitabullah
yang harus dipelajari dan dibaca oleh umat muslim tidaklah berlebihan kiranya kalau kita juga
turut prihatin atas keadaan ini, maka langkah dari group pencari wakif ini patutlah mendapat
apresiasi. Keadaan ini amatlah ironis. Terutama ketika kita menjumpai Al Qur¶an tersusun rapi
di rak-rak buku di rumah seakan-akan tidak pernah disentuh oleh pemiliknya atau hanya
dikeluarkan dari raknya ketika tahlilan berlangsung. Pada diskusi tentang al-Qur¶an yang
diadakan oleh suatu Majlis Taklim baru-baru ini, diakui adanya kekhawatiran akan buku-buku
Yasin yang disusun secara praktis untuk tahlilan dalam huruf Latin itu dapat melemahkan niatan
kaum Muslim (terutama diperkotaan) untuk membaca dan mengkaji al-Qur¶an. Apalagi ketika
ayat al-Qur¶an yang ditulis dalam huruf Latin itu dibaca oleh mereka yang tidak pernah
mempelajari al- Qur¶an, maka kemungkinan salah eja akan besar sekali. Seperti layaknya berlaku
bagi bahasa-bahasa lain, salah eja memungkinkan suatu kata itu menjadi lain artinya atau bahkan
tak bermakna. Apa yang dilakukan dalam tahlilan dengan cara seperti itu apakah kemudian
menjadi sia-sia. Tidak juga. Rasulullah bersabda, ³Sesungguhnya segala amal itu ditinjau dari
niatnya dan setiap orang akan diganjar sesuai dengan apa yang ia niatkan.´. Dari amal shaleh
dengan membaca Surah Yasin tadi kita akan mendapatkan pahala. Akan tetapi apabila kita
mengikuti Hadits pada awal tulisan ini, kiranya kita kehilangan kesempatan mendapat satu
kebaikan dari setiap satu huruf dalam al-Qur¶an yang kita baca, dimana satu kebaikan tadi akan
dilipat gandakan sepuluh kali lipat. Maka tidaklah berkelebihan, atas alasan apapun kita patut
bersegera akrab dengan al-Qur¶an dengan cara membacanya dan memahami isi kandungan ayat-
ayatnya. Lain tidak untuk mendapatkan ridha Allah.

KANDUNGAN AL-QUR¶AN. Yang dikemukakan di atas barulah sebagian kecil dari barokah
Allah yang bakal kita dapat dari membaca dan mengkaji al-Qur¶an(Surah Shaad QS 39: 29),
karena al-Qur¶an mempunyai makna yang lebih dalam kehidupan kita. Ia merupakan petujuk
dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana yang penuh godaan ini.
Al-Qur¶an adalah Kitab Suci yang berisi firman Allah swt yang telah diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw, mengandung petunjuk bagi umat manusia. Diturunkan untuk menjadi pegangan
bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam Surah al-Baqarah QS
2:2 dijelaskan bahwa al-Qur¶an adalah petunjuk bagi orang yang bertakwa, yaitu mereka yang
memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya serta menjauhi segala
larangan-Nya.Wahyu pertama al-Qur¶an diturunkan pada suatu malam menjelang akhir
Ramadhan kepada Nabi Muhammad saw dalam usianya yang ke-empat puluh. Ketika itu beliau
tengah melakukan tahannuts (menyendiri) di dalam gua Hira. Datang kepadanya seorang
malaikat dalam rupa manusia. Malaikat itu mendekap beliau kemudian melepaskannya dan
berkata kepadanya, ³Bacalah´. Beliau menjawab, ³Aku tidak dapat membaca.´ Hal ini dilakukan
sampai tiga kali, kemudian malaikat berkata: ³Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang
menciptakan!´ Awal wahyu ini adalah merupakan ayat kesatu dari Surah al-Alaq. Ulama sepakat
bahwa wahyu al-Qur¶an pertama adalah 5 (lima) ayat pertama surah ini. Allah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Allah Yang Maha Pemurah mengajarkan dengan pena (tulisan)
hal-hal yang diketahui manusia sebelumnya, yakni dengan sarana dan usaha mereka. Dia juga
mengajar manusia (tanpa pena) apa yang belum diketahui sebelumnya. Pada awal surah ini Allah
memperkenalkan diri sebagai Yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan Maha Pemurah.
Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Manakala kita berupaya belajar dan mengkaji al-
Qur¶an, Allah pasti akan membantu. Namun Allah tahu betul sifat manusia ciptaan-Nya. Oleh
karena itu dalam Surah al-Qamar 54: 17; 22; 32; 40 sebanyak empat kali Allah swt
memerintahkan kita untuk mempelajari al-Qur¶an dengan nada bertanya ³Walaqod yassarnaa al
qur¶ana lildzikri fahal mimmudzakir.

Ύ˴ϧ˸ήδ
͉ ϳ˴ ˸ΪϘ˴ ϟ˴ϭ˴ ή˳ ϛ˶ Ϊ͉ ϣ˵ ˸Ϧϣ˶ ˸ϞϬ˴ ϓ˴ ή˶ ˸ϛά͋ Ϡ˶ϟ ˴ϥ΁˸ήϘ˵ ˸ϟ΍

³Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur¶an untuk pelajaran, maka adakah orang yang
mengambil pelajaran?´
Jadi al-Qur¶an telah dibuat mudah sehingga kita tidak mempunyai alasan untuk tidak mampu
mempelajarinya. Untuk bisa memahami kandungan al-Qur¶an, kita perlu mempelajarinya. Di
bagian lain web ini disampaikan mengenai kemudahan mempelajari al Qur¶an karena berbagai
alasan antara lain bahwa 40% kata bahasa Indonesai berasal dari bahasa Arab. Belajar dimulai
dengan membaca dan kemudian mengartikannya (menterjemahkannya dalam bahasa ibu kita).
Yang diperlukan kemudian adalah kemauan dan tekad yang kuat dalam memenuhi perintah
Allah swt. Wallahu¶alam. (Ditulis oleh H. D. Hidajat al Bantaniy)
p

c 
 c   

Keprihatinan Yayasan Wakaf Al Qur¶an akan masih kurangnya al Quran untuk memenuhi
kebutuhan madrasah, masjid dan pondok pesantren nampaknya tidak sendirian, ternyata suatu
Yayasan penyedia al Qur¶an braille juga mengkhawatirkan kurangnya perhatian umat terhadap
kebutuhan kira-kira 1,5 juta ikhwan muslim tuna netra yang tercatat di seantero Nusantara.
Mereka memerlukan dan mendambakan hadirnya al Qur¶an braille dalam kehidupan mereka dan
dalam upaya mereka untuk memperdalam ilmu yang terkandung dalam al Qur¶an. Semangat
ikhwan tuna netra ini patut kita teladani. Dari sini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa amat
besar perhatian berbagai kalangan terhadap al-Qur¶an, dan hal itu tercermin dari upaya-upaya
mulia mereka melalui badan-badan sosial seperti yayasan tersebut. Upaya-upaya itu
berkontribusi dalam melestarikan keberadaan al Qur¶an di masyarakat. Kecenderungan ini
pastilah didasari oleh suatu alasan yang kuat bahwa al Qur¶an dapat membentuk dan menjaga
kepribadian seseorang menjadi insan yang berakhlakul kharimah. Semua perilaku manusia
dengan berbagai perbedaan perangai itu dapat dibina melalui pengetahuannya yang tammah
terhadap kandungan al Qur¶an karena sejatinya semua aspek kehidupan yang dijalani manusia
diatur dengan seksama di dalam al Qur¶an.

Apabila kita takar kadar keimanan dan pengetahuan tentang tauhid maka akan terdapat korelasi
antara pemahaman kandungan al Qur¶an dengan perilaku seseorang di dalam masyarakat.
Sekarang, marilah kita lihat peta pemahaman al Qur¶an di masyarakat. Rasulullah saw telah
bersabda:

Ϫ˶ϧΎ˴δΠ
͋ Ϥ˴ ϳ˵ ˸ϭ΃˴ Ϫ˶ ϧ˶ ΍˴ήμ
͋ Ϩ˴ ϳ˵ ˸ϭ΃˴ Ϫ˶ ϧ˶ ΍˴ΩϮ͋ Ϭ˴ ϳ˵ ϩ˵ ΍˴ϮΑ˴ ΄˴ϓ˴ Γ˶ ή˴ ˸τϔ˶ ˸ϟ΍ ϰ˴Ϡϋ
˴ Ϊ˵ ϟ˴Ϯ˵ϳ Ω˳ Ϯ˵ϟ˸Ϯϣ˴ Ϟ
͊ ˵ϛ

³Setiap anak yang dilahirkan, berada dalam keadaan suci (Islam), maka kedua orangtuanyalah
yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi.´ (HR. Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu Daud)

Mayoritas umat Islam terlahir sebagai muslim sejak lahir. Peranan orang tua atau keluarga sangat
besar dalam membentuk ke-Islam-an seseorang. Dewasa ini hampir dapat dipastikan populasi
umat muslim yang paham akan kandungan al Qur¶an sangat sedikit yaitu berbanding lurus
dengan akses yang terbatas dalam menempuh pendidikan. Amat boleh jadi semula berawal dari
faktor kemiskinan. Kemiskinan hampir tidak menyisakan peluang untuk mengenyam pendidikan,
lebih jauh lagi adalah pendidikan Islam. Nilai-nilai agama berupa tauhid dan keimanan yang
melahirkan takwa kepada seseorang hanya didapat dari kegiatan ritual dasar seperti shalat dan
puasa belaka. Kiranya kadar keimanan seperti itu tidak cukup untuk melawan godaan yang
berlaku di masyarakat materialistis seperti yang dijumpai sekarang. Tayangan tv telah masuk ke
ruang-ruang keluarga dan memamerkan gemerlapnya pesta-pesta musik, mobil mewah, rumah-
rumah mewah yang dipertontonkan dalam sinetron membentuk pola pikir konsumerisme.
Bagaimana apabila yang menonton adalah keluarga yang kurang berkecukupan? Apa yang
dipertontonkan setiap hari amat mudah merasuk ke dalam pikiran bawah sadar yang mungkin
dapat mendorong seseorang untuk untuk korupsi, merampok dan hal-hal negatif lainnya yang
bisa dipikirkan manusia.

Kebobrokan perangai manusia berkembang misalnya dalam bentuk-bentuk pembunuhan yang


disertai mutilasi, pembunuhan berantai, penganiyaan, dan lain sebagainya yang kita dijumpai
sehari-hari dalam kehidupan yang konon beranjak modern ini. Belum terhitung aliran2 sesat
yang diindoktrinasikan kepada umat yang kurang pengetahuan tentang Islam. Keadaan ini
menjadi teramat kompleks apabila tidak segera ditangani dengan cara-cara Islami. Yang bisa
menolong keadaan ini hanyalah adanya sarana bagi mereka terhadap pemahaman al Qur¶an yang
bisa membentengi iman terhadap goda¶an dunia. Dan percayalah, selalu saja pasti keadaan ini
dapat diatasi asal saja dilandasi dengan keimanan terhadap al Qur¶an.

Al Qur¶an mengatur seluruh perilaku dan tata kehidupan sosial manusia agar selalu berada lurus
dalam hidayah-Nya antara lain seperti hal-hal berikut ini;

Mengenai Keimanan kepada Allah al Khaliq Surah al-Anbiya 21:30; mengenai Perkawinan
Surah Al-Baqarah QS 2:221; mengenai Ilmu Pengetahuan Surah ar-Rahman 55:19-20; mengenai
Adab Silaturahim Surah an-Nur QS 24:27; Surah al Hujurat QS 4-5; mengenai Utang Piutang
Surah al Baqarah 2:282; mengenai Riba Surah al Baqarah 2:275; mengenai Makanan Surah al
Maidah QS 5:3 dan juga Surah al An-am QS 6:145 dan mengenai semua aspek kehidupan
manusia.

Sedikit gambaran tentang pergeseran penganut Islam. Dari sebuah millis diwartakan bahwa
penganut Islam di Eropa dalam kurun waktu 1934-1984 berkembang naik menjadi 235%. Agama
Nasrani sudah semakin tidak menarik di negeri-negeri maju, bahkan gereja yang dijual bisa jadi
karena kurangnya pengunjung. Sebagian besar dari mereka bisa jadi beralih ke agama Islam.
Kecenderungan pergeseran penganut Nasrani ke Islam juga bisa jadi disebabkan kemajuan cara
berpikir dan pendidikan di negeri-negeri maju. Orang non-Islam yang berpendidikan tinggi yang
secara serius, rendah hati dan tulus mencari kebenaran akhirnya menghadapi dilema dimana
Kristen dan Katolik tidak bisa menjawab pencarian mereka.

Namun hal sebaliknya telah terjadi di Indonesia. Hasil riset Yayasan Al Atsar Al-Islam
(Magelang) menunjukkan bahwa mulai tahun 1999-2000 Kristen dan Khatolik di Jateng telah
meningkat dari 1-5 % diawal tahun 1990, kini naik drastis 20-25% dari total jumlah penduduk
Indonesia. Laporan Riset Majelis Agama Waligereja Indonesia, mengatakan bahwa sejak tahun
1980-an setiap tahunnya laju pertumbuhan umat Khatolik: 4,6%, Protestan 4,5%, Hindu 3,3%,
Budha 3,1% dan ISLAM HANYA 2,75%. Dan data Global Evangelization Movement mencatat
pertumbuhan umat Kristen di Indonesia telah mencapai lebih 19 % dari total 210 jumlah
penduduk Indonesia.

Beberapa kemungkinan penyebab berkembang pesatnya Nasrani di Indonesia masih menurut


riset ini adalah hasil kerja keras para misionaris yang melakukan kegiatannya dengan dukungan
dana yang besar serta bantuan internasional. Mereka tidak lagi mampu µmenjual¶ agama mereka
di negerinya sendiri. Namun kemungkinan lain bisa jadi kemiskinan dan kebodohan membuat
umat Islam mudah menjadi Kufur / Kafir, seperti disabdakan Rasulullah SAW dalam sebuah
hadits. Pemurtadan umumnya sukses terjadi di kantong-kantong penduduk miskin yang terdapat
baik di pedesaan maupun di perkotaan. Ditempat-tempat seperti inilah maka tuntunan terhadap
para dhuafa dan awam dalam agama Islam akan perlunya akrab dengan al Qur¶an patut menjadi
prioritas dalam upaya mensyi¶arkan Islam, artinya mengantarkan umat Muslim menjadi umat
yang rahmatan lil alamin. Bayangkan berapa banyak al qur¶an perlu disiapkan? Kerja besar.

Dalam sebuah harian, Menteri Agama mengatakan ´Dewasa ini dirasakan jumlah ulama semakin
berkurang padahal tantangan yang dihadapi umat kian meningkat. Saat ini Indonesia sedang
mangalami krisis ulama.´ (Republika, 04-04-09). Alhasil keadaan dekadensi moral telah
dibarengi pula dengan krisis ulama. Maka semakin nyata perlunya pemahaman al Qur¶an untuk
lapisan masyarakat awam dalam bentuk program yang secara sistematis mampu mendekatkan al
Qur¶an kedalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan akan mampu menahan laju
dekadensi moral yang terjadi di masyarakat

Menjadi riil bagi mereka yang kini memiliki akses kepada keberadaan al Qur¶an di tangannya
untuk menyegerakan diri akrab dengan al Qur¶an dan mengikuti anjuran mensyi¶arkan Islam
sebagaimana hadits Rasulullah saw untuk menyampaikan kepada saudara muslimnya walaupun
cuma satu ayat. Bisa dimulai dengan pemahaman dari diri kita sendiri dan kemudian
mendakwahkan satu ayat maka alangkah indahnya persaudaraan muslim ini jadinya.

(Ditulis oleh: H. D. Hidajat al Bantaniy)


p

c 
 c  
Ditulis oleh:

H. D. Hidajat al Bantaniy

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad

di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka,

adalah lebih tinggi derajatnya disisi Allah;

dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan


(QS. At-Taubah [9] : 20)

Apapun yang sedang Anda lakukan sekarang dalam kehidupan ini, berhijrahlah ke jalan Allah
dan raih keridhaan-Nya. Mulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Karena keputusan untuk
berhijrah itu sendiri telah mencerminkan kesungguhan untuk beranjak masuk ketingkatan yang
lebih tinggi. Akrab dengan al-Qur¶an bisa menjadi awal rentetan keputusan untuk berbagai aksi
berhijrah dijalan-Nya. Hayya alal falah, marilah menuju kemenangan.

Mereka yang mengindahkan peringatan Allah swt tentang kehidupan dunia pastilah amat
mengerti kandungan QS. al-An¶am (6):33 bahwasanya kehidupan dunia ini hanyalah permainan
dan senda gurau belaka, sedangkan kehidupan akhirat itu sungguh lebih baik bagi orang-orang
yang bertakwa. Ketakwaan mereka dibentengi dengan prinsip hidup amar makhruf nahi munkar.
Apapun yang terjadi pada diri mereka, apakah itu kesenangan ataupun kesusahan didunia
diterima sebagai ujian untuk menuju kehidupan akhirat yang lebih baik. Sikap seperti ini
menelorkan jiwa yang tenang bebas dari stress atau tekanan-tekanan hidup.

Maka sesungguhnya kehidupan yang lurus itu dimulai ketika seseorang telah mulai akrab dengan
al-Qur¶an. Dalam penciptaan-Nya Allah telah meletakkan segala sesuatu dalam jagad raya ini
dengan sempurna dan seimbang. Bukankah QS az-Zumar (39): 5 menunjukkan hal itu;
penciptaan-Nya Yang Maha Besar dan keseimbangan yang terjadi karena semua ciptaan-Nya
tunduk terhadap perintah-Nya. Subhanallah. Allah juga menciptakan makhluk-Nya dengan
berpasangan. Lihatlah apa yang terdapat didalam alam jagad raya ini. Berpasangan, dan
berpasangan menelorkan keseimbangan. Manusia dalam mengarungi hidupnya dituntut untuk
menyeimbangkan amal-amalnya. Rasulullah saw pernah menegur seseorang yang duduk
berdzikir seharian di masjid dan menyuruhnya segera mencari nafkah. Teguran tadi kiranya
sejalan dengan firman Allah dalam QS al Jumuah (62):10 berikut ini ´Dan apabila telah
ditunaikan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung´.

Al-Qur¶an adalah Kitab mulia yang memberikan tuntunan bagi seluruh aspek kehidupan manusia
untuk mencapai keseimbangan relatif bagi orang per orang. Manakala keseimbangan kiri yang
diamalkannya maka pelanggaran-pelanggaran perintah Allah saw menjadi taruhan hidupnya;
sebaliknya apabila dilakukannya amal shaleh yang merupakan keseimbangan kanan maka ia
akan dimasukkan kedalam golongan orang-orang yang bertakwa. Surah al-Waqiah
mendefinisikan mana golongan kanan dan mana golongan kiri; serta ganjaran yang diperoleh
dari masing-masing golongan (QS 56:8 dan 9; QS 56:27 dan 41). Golongan kanan adalah orang-
orang yang menerima buku catatan amal mereka dengan tangan kanan. Alangkah mulianya
golongan kanan itu! Dan golongan kiri adalah orang-orang yang menerima buku catatan amal
mereka dengan tangan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu! Dan ketika rendahnya
akhlak merasuk ke dalam kehidupan nyata seperti yang sedang terjadi dimasyarakat muslim
dewasa ini, maka ia menjelma sebagai dekadensi moral berupa perjudian, pelacuran, maraknya
kasus bunuh diri, aliran sesat dan perilaku tidak islami lainnnya. Semua hanya akan teratasi
secara tuntas manakala kaum muslim mau mengakrabkan dirinya kepada al-Qur¶an sebagai
pedoman hidup.

Upaya-upaya sementara kalangan untuk melengkapi kehidupan ini melalui kegiatan sosial
keagamaan berupa pengumpulan al-Qur¶an cetak maupun braille sejatinya adalah upaya untuk
memahami kandungan al-Qur¶an al-Karim dan dalam rangka mengajak kaum muslim akrab
dengan al-Qur¶an.

Di samping itu kita melihat adanya gerakan-gerakan pendidikan yang berpusaran pada al-Qur¶an
seperti PPPA Daarul Qur¶an yang menerapkan pengajaran al-Qur¶an sejak dini kepada murid-
muridnya dan International Islamic Boarding School yang menerapkan pendidikan selama 2
tahun berdasarkan al-Qur¶an dan al-Hadits. Kedua institusi itu mempersyaratkan lulusannya
hafidz al-Qur¶an beberapa surah. Dan banyak lagi yang menyelenggarakannya dari tingkat
Ibtida¶iyah sampai Aliyah yang mendidik santrinya hafidz al-Qur¶an. Di tingkat perguruan tinggi
kita bisa jumpai Universitas Al Azhar Indonesia yang menghadirkan suasana belajar islami dan
tentunya beberapa Perguruan Tingga Ilmu Al-Qur¶an dan Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur¶an.
Kedua perguruan tinggi yang disebutkan terakhir walaupun mempersyaratkan lulusannya hafidz
al-Qur¶an namun institusi ini merupakan ajang belajar yang mempersiapkan lulusan untuk
memilih bidang akademika yang normatif seperti Ushuludiin (Agama), Syariah (Hukum),
Dakwah, Lughoh (Bahasa).

Dengan memahami keprihatinan umat akan perlunya digalakkan tuntunan al-Qur¶an dalam
kehidupan sehari-hari telah dicanangkan suatu gagasan untuk membentuk kepribadian
(personality development program) melalui Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur¶an Plus yang akan
mempersiapkan kaawadir (kader-kader) lulusan ini berada di tengah-tengah masyarakat dan
berperan layaknya lampu yang menerangi kegelapan umat menjadi terang benderang dalam
aplikasi sesungguhnya ayat-ayat al-Qur¶an sebagai pedoman hidup.

Yayasan Baitul Hikmah Elnusa dengan Pusat Syi¶ar Masjid Baitul Hikmah di Jalan Simatupang
dewasa ini dalam perintisan kerjasama beberapa pihak untuk mewujudkan gagasan tersebut di
atas. Para simpatisan ummat Islam yang berminat menyumbang dalam bentuk moril maupun
materil untuk tercapainya gagasan ini dihimbau mengikuti selalu perkembangannya melalui
www.mediasilaturahim.com.

Allah berfirman: ´Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan Menolongmu dan Meneguhkan kedudukanmu.´ (QS Muhammad 47:9). Allah
akan menolong kita manakala kita fisabilillah dijalan-Nya melalui al Qur¶an dan al Hadits dan
selalu ada pahala bagi mereka yang akrab dengan al Qur¶an. Mereka yang belum, berhijrahlah
sehingga insya Allah didapat pahala berupa derajat yang lebih tinggi seperti apa dijanjikan-Nya
dalam QS at Taubah 9:20 tersebut diawal tulisan ini.
p

Anda mungkin juga menyukai