GEOR
09110789
IKP REG 3B
GLAUKOMA KONGENITAL
C. Patofisiologi
Begitu banyaknya penemuan secara histopatologi pada glaukoma infantile, sehingga banyak juga
teori mengenai patogenesis glaukoma yang bermunculan. Teori ini terbagi atas 2 grup. Beberapa
penyelidik mengemukakan bahwa abnormalitas dari sel atau membran pada trabekular
meshwork adalah mekanisme patologis primer. Abnormalitas ini menggambarkan adanya
penyimpangan yang impermiabel pada trabekular meshwork atau adanya sebuah membran
Barkan yang menutupi trabekular meshwork. Penyelidik yang lain menegaskan bahwa suatu
kelainan yang lebih pada perluasan segmen anterior, termasuk insersi yang abnormal dari otot
siliaris.3
E. Diagnosa Banding
Di bawah ini terdapat beberapa diagnosa banding menurut tanda dan gejala glaukoma infantile:3
- air mata yang banyak
• obstruksi duktus nasolakrimal
• defek epitel kornea
• konjungtivitis
- pembesaran kornea
• x-linked megalokornea
• myopia tinggi
• eksoftalmos
- kekeruhan kornea
• trauma waktu lahir
• penyakit inflamasi kornea
• distrofi herediter kornea kongenital
• malformasi kornea (tumor dermoid, sklerokornea, Peter anomaly)
• keratomalasia
• gangguan metabolic yang dihubungkan dengan abnormalitas kornea (mucopolisakaridosis,
liposis kornea, cystinosis, penyakit von Glerke)
• gangguan kulit yang mempengaruhi kornea (ichthyosis congenital dan diskeratosis congenital)
- abnormalitas nervus optikus
• lubang pada nervus optikus
• coloboma nervus optikus
• hipoplasia nervus optikus
• malformasi nervus optikus
• cupping fisiologis
F. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah untuk mempertahankan tajam penglihatan. Peninggian tekanan bola
mata yang menetap akan menjurus ke arah rusaknya N. Optikus dan perubahan-perubahan
permanent dari kornea yang akan mengganggu penglihatan. Pengontrolan tekanan bola mata
adalah tujuan utama dari pengobatan. Bayi atau anak yang dicurigai mempunyai glaucoma
congenital harus dilakukan pemeriksaan sesegera mungkin dengan narkose, terhadap besarnya
kornea, tekanan bola mata, cup/disk ratio dari N. Optikus, dan sudut COA dengan gonioskopi.1
Pengobatan glauloma kongenital primer yang essensial adalah dengan pembedahan. Goniotomi
direkomendasikan pada anak lebih kecil dari 2-3 tahun dengan kornea jernih. Trabekulotomi
direkomendasikan anak lebih dari 2-3 tahun dan pada semua umur dengan kornea berkabut yang
menghalangi visualisasi adekuat. Jika kedua cara ini gagal, kombinasikan trabekulotomi dengan
trabekulektomi dan antimetabolik, atau dapat dicoba glaucoma valve-shunt. Jika cara ini juga
gagal, dapat dilakukan cyclodestruktif dengan laser.
Pembedahan lebih dipilih karena masalah dalam penggunaan obat, kurangnya pengetahuan
tentang kumulatif dan efek sistemik obat pada bayi, dan respon yang jelek dari obat.5 Obat-obat
seperti antagonis beta adrenergic atau carbonic anhidrase inhibitor dapat digunakan dahulu
sebelum pembedahan untuk mengontrol IOP dan menjernihkan kornea yang berkabut. Obat-obat
ini harus digunakan dengan hati-hati dan dosis menurut berat badan anak untuk mencegah efek
samping obat seperti apneu dan hipotensi.3 Pembedahan mempunyai angka kesuksesan yang
tinggi dan rendahnya insiden komplikasi.
Pembedahan secepat mungkin itu penting. Kenaikan IOP yang lama akan menyebabkan
kerusakan yang berat. Dengan pembedahan yang tepat dan cepat dapat meningkatkan peluang
keberhasilan menurunkan IOP sebelum tekanan yang tinggi menimbulkan tekanan yang
permanen dan adhesi trabekula. Pembedahan dianjurkan secepat mungkin setelah diagnosa
ditegakkan dan sering dilakukan pada hari kedua atau ketiga pada pasien baru lahir dengan
glaukoma.
Goniotomi dan trabekulotomi sebaiknya dilakukan oleh ahli bedah berpengalaman saja.
Keduanya memerlukan tehnik yang tepat supaya berhasil dan mengurangi komplikasi. Operasi
yang pertama mempunyai peluang sukses yang besar. Jika terjadi komplikasi, seperti hemoragi
dan bilik sempit, kesempatan untuk mengobati anak dapat hilang.5
DAFTAR PUSTAKA