Anda di halaman 1dari 6

O

L
E
H
BERTA LINA SEQUEIRA
09110761
STIKES MITRA HUSADA
KEDIRI
KASUS VII
A.DEFINISI
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal. Tekanan bola mata
yang normal dinyatakan dengan tekanan air raksa yaitu antara 15-20 mmHg.

GLAUKOMA KONGENITAL
 Peningkatan tekanan didalam bola mata bayi yang baru lahir (biasanya pada kedua mata).
 Galukoma akibat penyumbatan pengaliran keluar cairan mata oleh jaringan sudut bilik
mata yang terjadi oleh adanya kelainan congenital.
 Glaucoma yang terjadi sejak lahir

B.KLASIFIKASI
Scele mengemukakan pembagian dalam :
 Glaukoma infamtum
Yang dapat tampak pada waktu lahir atau pada umur 1-3 tahun dan menyebabkan
pembesaran pada bola mata, karen dengan elastisitasnya bola mata membesar mengikuti
meningginya tekanan intraokuler.
 Glaukoma yuvenilis
Didapatkan pada anak yang lebih besar.

C.ETIOLOGI
Kelainan ini akibat terdapatnya membran kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat
perkembangan bola mata, kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar cairan mata
yang tidak sempurna terbentuk.

D.FAKTOR RESIKO
 Bila ada riwayat penderita glaukoma pada keluarga
 Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai risiko 6
kali lebih besar mengalami glaukoma. Risiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian
hubungan orang tua dan anak-anak.
 Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid
yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asthma, obat steroid untuk
radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda
mengetahui bahwa anda pemakai obat-abatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan
memeriksakan diri anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.
 Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata.

E.MANIFESTASI KLINIS
 mata berair
 peka terhadap cahaya
 mata merah
 kornea tampak kabur.
 kornea membesar.
 nyeri pada bagian mata
 ketajaman visual berkurang

F.PATOFISIOLOGI
Glaukoma kongenital disebabkan adanya peningkatan tekanan di dalam bola mata (intraokuler)
yang disertai dengan kelainan struktur segmen depan bola mata. Kelainan ini menyebabkan air
mata terbendung dan mengakibatkan peninggian tekanan bola mata. Selanjutnya peninggian
tekanan bola mata menyebabkan iris bengkak dan meradang, mengenai saraf optik yang
menyebabkan gangguan penglihatan sehingga terjadi perubahan sensori motorik. Selain itu,
peninggian tekanan bola mata menyebabkan kelainan kornea sehingga terjadi diameter kornea
lebih besar, kornea keruh dan pandangan kabur.

H.PEMERIKSAAN PENUNJANG
 pemeriksaan retina
 pengukuran tekanan intraokuler dengan menggunakan tonometri
 pemeriksaan lapang pandang
 pemeriksaan ketajaman penglihatan
 pemeriksaan refraksi
 respon refleks pupil
 pemeriksaan slit lamp.

I.PENATALAKSANAAN
Pemeriksaan mata yang dilakukan meliputi :

 Pengukuran tekanan intraocular (dengan tonometer), pemeriksaan keadaan sudut bola


mata dengan genioskopi. Sedangkan pemeriksaan lapang pandangan mata dengan alat
perimetri.
 Pengecekan terhadap kondisi syaraf mata digunakan alat Heidelberg Retinal
Tomography (HRT) atau Optical Coherence Tomography (OCT).
Pemberian obat tetes mata yang dilanjutkan pemberian obat tablet.
Fungsi obat-obatan tersebut untuk menurunkan produksi atau meningkatkan keluarnya
cairan akuos humor. Cara ini diharapkan dapat menurunkan tekanan bagi bola mata
sehingga dicapai tekanan yang diinginkan. Agar efektif pemberian obat dilakukan secara
terus menerus dan teratur.
 Pemasangan keran Ahmed Valve
Untuk mengatasi glaukoma yang kondisinya relatif parah, dokter akan memasang keran
buatan yang populer disebut ahmed valve. Nama ini berasal dari nama penemunya, yakni
Ahmed, warga Amerika Serikat (AS) asal Timur Tengah yang pertama kali menciptakan
klep tersebut sekitar 10 tahun silam.
Alat ini terbuat dari bahan polymethyl methacrylate (PMMA), yakni bahan dasar lensa
tanam.
Ahmed valve ditanamkan pada bola mata dengan cara operasi. Bila tekanan bola mata
berada pada 18 mmHg maka klep tersebut akan terbuka sehingga cairan yang tersumbat
bisa keluar, sehingga tekanan bola mata otomatis akan turun. Sebaliknya, klep akan
tertutup kembali bila tekanan sudah berada di bawah 18 mmHg.

J.KOMPLIKASI
Jika tidak diobati, bola mata akan membesar dan hampir dapat dipastikan akan terjadi
kebutaan.

KESIMPULAN
Glaukoma kongenital adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal yang
terjadi pada anak. Klasifikasinya ada dua macam, infantum dan juvenil. Kelainan ini akibat
terdapatnya membran kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat perkembangan bola
mata, kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar cairan mata yang tidak sempurna
terbentuk. Manifestasi klinisnya antara lain mata berair peka terhadap cahaya, mata merah,
kornea tampak kabur, kornea membesar, nyeri pada bagian mata dan ketajaman visual
berkurang. Pemeriksaan penunjang antara lain :

 pemeriksaan retina
 pengukuran tekanan intraokuler dengan menggunakan tonometri
 pemeriksaan lapang pandang
 pemeriksaan ketajaman penglihatan
 pemeriksaan refraksi
 respon refleks pupil
 pemeriksaan slit lamp.

Kebutaan dapat terjadi sebagai komplikasi. Anak dengan glaukoma kongenital akan
mengalami kecacatan penglihatan. Untuk itu diperlukan dukungan dan peran serta
keluarga agar menghindarkan anak dari trauma atau kecelakaan lain karena ketajaman
visual anak berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Whaley L.F. And D.L. Wong, (1995). Nursing Care Of Infants and Children.
St. Louis : Mosby year Book

Anda mungkin juga menyukai