A. Cara MOHR
Indikator K2CrO4, titrant AgNO3.
Terutama untuk penentuan garam
klorida dengan cara titrasi langsung,
AgNO3
atau menentukan garam perak
dengan titrasi kembali setelah
ditambah larutan baku NaCl
Indikator
NaCl
berlebih. pH larutan antara 6 dan 10.
K2CrO4
• Titrasi dihentikan apabila endapan yang terbentuk
berwarna merah bata berdasarkan tahap reaksi
sebagai berikut :
mula-mula Cl- bereaksi dengan Ag+
Ag+ + Cl- AgCl
Pada titik akhir CrO42- bereaksi dengan Ag+ menurut
reaksi :
2Ag+ + CrO42- Ag2CrO4
Konsentrasi CrO42- yang ditambahkan sebagai
indikator tidak boleh sembarang tetapi harus dihitung
berdasar Ksp AgCl dan Ksp Ag2CrO4
Kelemahan cara titrasi MOHR
1. Jika pH terlalu basa > 10 maka akan terbentuk endapan
AgOH, selanjutnya terurai menjadi Ag2O yang
menyebabkan kelebihan titrant.
2. Jika terlalu asam maka indikator K2CrO4 akan berubah
menjadi Cr2O72- :
2H+ + 2CrO42- Cr2O72- + H2O
3. Selama titrasi berlangsung harus diaduk dengan baik, bila
tidak maka secara lokal terjadi kelebihan titrant yang
menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivalen
tercapai dan akan dioklusi oleh endapan AgCl yang
terbentuk kemudian menyebabkan titik akhir menjadi tidak
tajam.
B. Cara VOLHARD
Garam halida
Titrant
yang akan
KSCN atau
dianalisa
NH4SCN
AgNO3 Diketahui
konsentrasi dan
Indikator Fe3+ volumenya
Titrant AgNO3
Indikator
Garam halida
Adsorpsi (fluorescein)