Anda di halaman 1dari 6

HOLISME DAN HUMANISME : A. MASLOW DAN C.

ROGERS

Sejak Rene Descartes (ahli filosof dan matematika dari Perancis; 1596-1650), membagi manusia menjadi dua bagian
yang terpisah tetapi satu kesatuan yang saling berinteraksi yaitu jiwa dan raga, para filosof, psikolog, dokter, dan
ahli lain telah mencoba untuk menggabungkan kembali organisme tersebut, untuk memperlakukan seperti hal yang
dipersatukan, mengorganisir secara utuh.
Holisme, bila ditelusuri dari akarnya berasal dari konsep Aristoteles (filosof dari Yunani), Baruch Spinoza (filosof
Belanda), dan William James (filosof dan psikolog dari Amerika), yang berkaitan dengan pergerakan Gestalt
sebelum perang dunia I. Konsep holisme selalu mengemukakan bahwa organisme merupakan satu kesatuan yang
utuh, bukan terbagi-bagi dalam bagian-bagian. Pikiran dan tubuh bukan merupakan bagian yang terpisah, tetapi
merupakan satu bagian yang utuh, dan apabila terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruh pada
keseluruhan.
Meskipun banyak teori kepribadian kontemporer mengadopsi lebih atau kurang dari orientasi holistik, konsep teori
dari Abraham Maslow dan Carl Rogers ini berbeda dengan teori Freud, Carl Jung, Henry Murray dan Gordon
Allport, walaupun mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai tokoh-tokoh pergerakan humanistik dalam psikologi
modern. Konsep humanisme yang diusung oleh Abraham Maslow mengemukakan bahwa yang menentukan
keberhargaan seorang manusia adalah kapasitas atau kemampuannya untuk dapat merealisasikan diri. Teori
humanistik percaya bahwa manusia memiliki potensi diri untuk sehat dan kreatif, jika kita mau menerima tanggung
jawab bagi kehidupan diri kita sendiri.

Abraham H. Maslow (1908-1970)


Abraham H. Maslow lahir dan besar di Brooklyn, dimana orangtuanya tinggal setelah beremigrasi dari Russia. Pada
awalnya keluarga Maslow sangat miskin tetapi secara pesat meningkat pada lingkungan “kelas menengah”, karena
ayah Maslow yang seorang pengusaha pada akhirnya dapat menjadi sukses. Maslow tidak terlalu dekat dengan
ibunya, sedangkan dia menganggap ayahnya adalah orang baik, tetapi tidak memahami minat intelektualnya. Bertha
Goodman (sepupu Maslow) adalah figur yang mempengaruhi masa kecil Maslow.
Pada umur 16 tahun, Maslow sadar bahwa dia mencintai Bertha, dan menikahinya pada tahun 1928. Dia mempunyai
anak (Ann dan Ellen), dan Maslow berkata bahwa kelahiran anak pertamanya telah merubah kehidupannya. Ketika
pertama kali sampai di Wiconsin dia sangat antusias terhadap Watson dan teorinya tentang “behavior”. Setelah
penelitiannya dengan “monyet”, Maslow melakukan studi paralel tentang manusia, dengan menemukan banyak
kesamaan (Maslow 1968). Pada suatu saat di tahun 1941, setelah Pearl Harbor diserang oleh Jepang, Maslow
mengatakan bahwa ia menyerah telah mengambil jalan yang egois. Dia mempunyai visi yang lain tentang manusia
dan sekitarnya.
Maslow sangat tertarik pada teori Freud dan Gestalt dengan konsep organisme dilihat dari pertumbuhannya, tetapi
walaupun begitu, studinya tentang filsafat meyakinkannya bahwa kesejahteraan seorang manusia tidak akan
ditemukan dalam konsep behaviorisme ataupun psikoanalisis.

Manusia Pada Dasarnya Baik


Pertama, menurut Maslow, manusia mempunyai suatu struktur psikologis yang penting yang ada pada struktur fisik
mereka : mereka mempunyai “kebutuhan, kapasitas, dan kecenderungannya berdasarkan genetik.” Sebagian
karakteristik ini adalah tipikal pada semua manusia; dan sebagian ada yang "unik pada individual.” Kebutuhan ini,
kapasitas, dan kecenderungan yang sangat utama baik atau sedikitnya netral, mereka bukanlah sifat yang jahat.
Dugaan ini pada salah satu novel Maslow, para penulis telah mengira bahwa kebutuhan manusia atau
kecenderungannya jelek atau antisosial dan harus diatasi melalui latihan dan sosialisasi (ahli agama mengemukakan
sebagai dosa; konsep Freud tentang Id).
Kedua, kesehatan dan perkembangan yang diinginkan termasuk aktualisasi karakteristik ini atau potensi-potensi
orang yang berfungsi sepenuhnya. Kematangan orang “sepanjang garis bahwa ini tersembunyi, rahasia, secara
samar-samar melihat sifat penting, tumbuh dari dalam dibandingkan menjadi pembentukan dari luar” (Maslow,
1954).
Ketiga, menurut Maslow, psikopatologi berasal dari frustrasi, pengingkaran, atau guncangan sifat alami manusia.
Hal ini berarti bahwa psikoterapi atau terapi yang dilakukan adalah mengarah pada aktualisasi diri dan
pengembangan pribadi individu atau ”inner nature” (Maslow 1954)

Motivasi : Hirarki Kebutuhan


Gambar Hirarki Kebutuhan dari Maslow

Harga Diri

Kebutuhan Psikologis (Dicintai, Diterima, Memiliki)

Rasa Aman

Kebutuhan Fisiologis
Aktualisasi Diri

Maslow memformulasikan sebuah teori dari motivasi manusia dalam berbagai kebutuhan manusia yang dilihat
seperti muncul dalam hirarki pertunjukkan. Kebutuhan dasar manusia, berupa makan dan minum harus dipenuhi
terlebih dahulu dari kebutuhan yang lain, seperti kebutuhan akan harga diri dan lainnya.

Kebutuhan Fisiologis
Sebagian kebutuhan fisiologis adalah homeostatik dalam alami (mencoba untuk memelihara yang seimbang antara
elemen yang berbeda). Sebagai contoh, melalui asupan makanan dan air, tubuh mencoba untuk memelihara berbagai
macam keseimbangan dalam darah dan jaringan tubuh seperti isi dari garam, gula, protein, dan substansi yang lain.

Kebutuhan Rasa Aman


Kebutuhan berikut adalah kebutuhan rasa aman yaitu kebutuhan untuk keamanan, stabilitas, proteksi, struktur, order,
hukum, batas-batas, bebas dari ketakutan dan kecemasan, dan seterusnya. Ekspresi manusia pada kebutuhan ini
adalah nampak lebih jelas dalam respon-respon : menangis, menjerit, dan hentakan yang sangat tegang untuk
ditangani secara kasar, yang terkejut oleh suara gaduh atau lampu yang terang, atau hanya dengan kekurangan yang
didukung oleh orangtua. Seperti kelaparan, kesakitan dari penyakit, dari kemarahan orangtua dan perselisihan, atau
dari kelalaian atau yang disalahgunakan, mungkin merubah pandangan anak-anak secara keseluruhan pada dunia.
Dunia mungkin menjadi tempat teror dan kegelapan.

Kebutuhan Dicintai dan Mencintai


Ketika kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada manusia cukup baik, mereka akan bekerja keras dengan intensitas
yang tinggi untuk meningkatkan hubungan secara afeksi dengan orang lain, yaitu keluarga, teman, pasangan jiwa,
kekasih, anak-anak. Maslow mengemukakan bahwa kita mempunyai “kecenderungan seperti binatang untuk
berkumpul, bergerombol, bergabung, untuk menjadi anggota” (1970) yang telah frustrasi “oleh kebijakan mobilitas
kita, gangguan pada kelompok tradisional, menyebar pada keluarga-keluarga, kelompok generasi, orang urban yang
menetap dan penghilangan dari desa yang menghadapi dan kesimpulan yang dangkal dari persahabatan di Amerika”.

Kebutuhan Rasa Harga Diri


Kebutuhan rasa harga diri ada dua set. Set pertama meliputi kebutuhan untuk kuat, penguasaan, kompetensi, percaya
diri, dan mandiri. Set yang kedua meliputi kebutuhan untuk gengsi, dalam merasakan hormat dari orang lain; status;
ketenaran; dominan; orang penting; bermartabat; dan penghargaan.

Kebutuhan Aktualisasi Diri


Ketika keempat kebutuhan dasar, atau kekurangan, kebutuhan kita untuk mendiskusikan yang telah terpenuhi.
Konsep aktualisasi diri dari Maslow benar-benar mempunyai relativitas. Diantaranya adalah konsep Jung pada
arketipe diri, konsep Adler kekuatan kreatif dari diri, konsep Horney realisasi diri, dugaan Roger pada evolusi dan
tumbuhnya diri.
Metaneeds
Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah merupakan payung dari segala kebutuhan, ada 17 metaneeds atau nilai-nilai.
Metaneeds tersebut sangat fokus terhadap pengetahuan dan pemahaman. Beberapa metaneeds ini sangat penting,
yang menjadi kebutuhan dasar; sebagai contoh, kebutuhan akan kebenaran, keadilan dan kebermaknaan atau
kebutuhan akan estetika, sebagai contoh; keindahan, kesederhanaan, kesempurnaan.

Bagaimana Kepribadian dapat Teroganisir?


Bagi Maslow, unit kepribadian yang mendasar adalah sindrom kepribadian. Sindrom kepribadian adalah sesuatu
yang terorganisir, saling ketergantungan, gejala-gejala struktur kelompok. Dalam studinya pada dua sindrom, yaitu;
harga diri dan rasa aman, Maslow menyebutnya ”holistic-analytic methodology”.
Analisis Maslow tentang rasa aman dan sindrom kepribadian, dia membuat menjadi beberapa level dan level 1
adalah sindrom kepribadian itu sendiri dan level selanjutnya sampai pada level ke-5.

Sindrom Kepribadian
Level 1
Security - Insecurity
Sub Sindrom
Level 2
Kekuatan – Ketundukkan
Sub-Subsindrom
Level 3
Prasangka - Egalitarianism
Sub-Sub-Subsindrom
Level 4
Warna Kulit – Karakteristik Manusia lebih dalam
Sub-Sub-Sub-Subsindrom
Level 5
Perbedaan Individu – Persamaan Individu

Aktualisasi Diri : Puncak Pengalaman dan B & D Realms


Maslow melakukan studi tentang penyimpangan atau neurotik, dia mengemukakan bahwa individu hanya akan
menghasilkan penyimpangan psikologi. Studi ini dilakukan terhadap seseorang yang menyadari sepenuhnya akan
potensi-potensi dirinya. Menggunakan metode penelitian klinis. Maslow menemukan bahwa setiap subjek penelitian
itu mengalami neurosis, kepribadian psikopat, psikosis dan kecenderungan penyimpangan-penyimpangan yang lain.

Puncak Pengalaman
Maslow memulai studi tentang puncak pengalaman ini, dengan bertanya kepada subjek tentang pengalaman yang
paling indah dalam hidup mereka. Saat yang sangat membahagiakan, ketika merasa sangat dicintai atau ketika
sedang mendengarkan musik atau saat kita melakukan hal yang kreatif. Orang yang mengalami puncak dari
pengalamannya ini akan merasa mempunyai integritas diri. Ada 7 pengaruh dari puncak pengalaman ini, yaitu:
1. Menyembuhkan gejala-gejala neurotik
2. Kecenderungan untuk memandang diri dengan lebih baik
3. Perubahan dalam memandang orang lain, sehingga memperbaiki hubungan dengan mereka
4. Perubahan dalam memandang dunia
5. Melahirkan kreativitas, spontanitas dan ekspresif
6. Berusaha untuk mengulangi pengalaman yang membahagiakan
7. Memandang hidup lebih bermanfaat

B & D Realms
Menurut Maslow seorang individu berhubungan dengan dunia melalui 2 metode yaitu D dan B realms. D adalah
defisiensi, individu yang hanya puas dengan memenuhi kebutuhan dasarnya saja. Dan B adalah being, ketika
kebutuhan dasar dan motif-motifnya sudah terpenuhi, individu akan mulai fokus pada motivasi, aktualisasi diri dan
memperkuat eksistensi dirinya.

Hal-hal yang Mendorong Aktualisasi Diri


Maslow tidak mengemukakan teori yang formal tentang perkembangan kepribadian. Dia lebih fokus pada
perkembangan aktualisasi diri, ide-idenya tentang bagaimana individu dapat mengaktualisasikan diri dan bagaimana
pendidikan dan masyarakat dapat mendorong aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat dimunculkan di sekolah
(Maslow 1971).
Seorang individu akan merasa menderita atau gagal mengaktualisasikan diri karena, terabaikan dan patologi sosial,
lingkungannya menghalangi dirinya untuk dapat tumbuh normal. Hanya masyarakatlah yang dapat memunculkan
aktualisasi diri.

Carl Rogers
Metode yang diterapkan Rogers dalam psikoterapi awalnya disebut non direktive atau terapi yang berpusat pada
klien (client centered therapy), dan pioner dalam risetnya pada proses terapi bahwa Carl Rogers adalah terkenal
dalam dunia psikologi. Metode Rogers telah tersebar luas antar orang-orang dalam berbagai profesi, sebagai contoh
konselor pendidikan, konselor bimbingan, dan pekerja sosial. Rogers adalah orang pertama yang melibatkan peneliti
ke dalam sesi terapi (memakai tape recorder), yang pada tahun 1940an membuka sesi klien untuk dicermati orang
lain masih tabu. Dengan cara itu orang mulai belajar mengenal hakekat psikoterapi dan proses beroperasinya.

Struktur Kepribadian
Sejak awal Rogers mengurusi cara bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, Rogers tidak menekankan
aspek struktural dari kepribadian. Namun, dari 19 rumusannya mengenai hakekat pribadi, diperoleh tiga konstruk
yang menjadi dasar penting dalam teorinya, organisme, medan fenomenal, dan self.

Organisme
Organisme adalah secara fisik makhluk dengan semua fisik dan fungsi psikologi. Hal tersebut termasuk medan
fenomenal dan self. Organisme ini juga lokus pada semua pengalaman dan pengalaman adalah segala potensi yang
tersedia untuk kesadaran bahwa itu sedang berlangsung di dalam organisme pada momen apapun yang diberikan.
Medan fenomenal “tidak pernah dapat dikenal ke yang lain kecuali melalui hasil empatik dan kemudian tidak pernah
menjadi sempurna dikenal” (Rogers, 1959).

Self (diri)
Self pada konsep self adalah “diorganisir, konsisten konseptual gestalt yang terdiri dari persepsi pada karakteristik
‘aku’ atau ‘saya’ dan persepsi pada hubungan ‘aku’ atau ‘saya’ pada yang lain dan berbagai aspek kehidupan,
bersama-sama dengan nilai-nilai yang ada untuk persepsi ini” (Rogers, 1959). Self merupakan cairan, perubahan
Gestalt, dan mungkin menjadi di dalam atau keluar dari kesadaran. Self merupakan pusat konstruksi dalam teori
Rogers.

Dinamika Kepribadian
Rogers, organisme mempunyai kekuatan motivasi yang tunggal dan tujuan yang tunggal dalam hidup yaitu menjadi
aktualisasi diri. Dua dari banyaknya kebutuhan yang penting adalah kebutuhan untuk penerimaan secara positif
(positive regards) pada yang lain dan kebutuhan untuk penerimaan diri (self regards). Kebutuhan ini dipelajari sejak
masa infansi, ketika bayi dicintai dan disayang dan menerima penerimaan secara positif dari orang lain.

Perkembangan Kepribadian
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan, dan tidak melakukan riset jangka panjang yang
mempelajari hubungan anak dengan orangtuanya. Namun dia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang
yang secara alami mendorong proses organisme menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom, sosial, dan secara
keseluruhan semakin aktualisasi diri. Struktur self menjadi bagian terpisah dari medan fenomenal dan semakin
kompleks. Self berkembang secara utuh keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagiannya. Berkembangnya self
diikuti oleh kebutuhan penerimaan positif, dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap kongruen dengan
struktur self.
Menurut Rogers tujuan hidup adalah mencapai aktualisasi diri, atau memiliki ciri-ciri kepribadian yang membuat
kehidupan menjadi sebaik-baiknya. Pandangan ini dikembangkan berdasarkan terapi yang dilakukannya. Kehidupan
yang sebaik-baiknya bukan sasaran yang harus dicapai, tetapi arah dimana orang dapat berpartisipasi sepenuhnya
sesuai dengan potensi alamiahnya. Berfungsi utuh adalah istilah yang dipakai Rogers untuk menggambarkan
individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merelisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang
lengkap mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya.
Para psikolog yang beraliran humanistik percaya bahwa inti dari perkembangan individu adalah kekuatan dorongan
dari diri individu itu sendiri untuk memaksimalkan potensi diri mereka. Abraham Maslow dan Carl Rogers
menghabiskan waktu mereka untuk mengembangkan pandangan humanistik secara luas, sehingga dapat diterima
oleh para pekerja yang peduli akan kesehatan mental. Konsep dan teori mereka telah menghasilkan suatu legitimasi
demi kemajuan masa depan para pendidik, psikolog, dan konselor.
Maslow dan Rogers keduanya sama-sama menekankan sisi keunikan manusia sebagaimana mereka tumbuh dan
berkembang, para ahli kesehatan mental menyebutnya sebagai ”individual differences”.
Seorang individu akan berkembang dengan sehat apabila atmosfir dan lingkungan dimana mereka tumbuh dapat
menerima dan memberikan ”positive regards” kepada mereka. Mengacu pada teori Maslow sejumlah informasi dan
teknik modifikasi tingkah laku tidaklah terlalu penting, selama individu tersebut secara alami selalu bersikap baik
dan melakukan hal-hal yang baik. Pertumbuhan individu memberikan nilai-nilai yang dapat membantu mereka
untuk memilih dan memfilter apa yang dialami, dilihat dan pelajari, sehingga membentuk sikap dan gaya belajar
yang menjadikan setiap orang unik dan berbeda.

Implikasi dalam Bimbingan dan Konseling


Pada tahun 1959, pada awal berdirinya NDEA Institut Bimbingan, merupakan kekuatan pendorong bagi pergerakan
konseling sekolah di Amerika, teori Maslow digunakan hampir keeseluruhan kurikulum dasar konseling.
Dilihat dari sudut pandang perkembangan manusia, Maslow memberi perhatian pada konselor dan pendidik dengan
konsep keaslian, kongruen, empati, dan unconditional regards. Pada konteks ini hubungan antar manusia menjadi
lebih penting dibanding teknik-teknik terapeutik dalam memaksimalkan potensi manusia.
Teori-teori humanis mempunyai pengaruh yang luas pada pendidikan sama seperti terhadap konseling dan terapi.
Beberapa pandangan dan pendekatan humanistik sangat simple dan optimistik. Setiap manusia, termasuk anak-anak,
membutuhkan keberadaan sistem nilai yang terpadu, ketidakberadaan nilai-nilai akan menciptakan gangguan-
gangguan psikologis pada diri individu. Konsep Maslow tentang pendidikan nilai ini sangat mendukung akan
keberhasilan program bimbingan dan konseling di sekolah.
Pendekatan terapi yang berpusat pada klien dari Rogers sebagai metode untuk memahami orang lain, menangani
masalah-masalah gangguan emosional. Rogers berkeyakinan bahwa pandangan humanistik dan holisme terhadap
nilai-nilai kemanusiaan. Dalam teorinya, klien diajak untuk memahami diri dan pada akhirnya menyadari untuk
mengembangkan diri secara utuh (berfungsi secara utuh).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa teori humanistik dan holisme dari
Abraham Maslow dan Carl Rogers adalah memandang manusia secara utuh sebagai manusia. Menurut Maslow
dalam hirarki kebutuhan, manusia dapat mencapai puncak dari kebutuhan yaitu aktualisasi diri jika kebutuhan-
kebutuhan dasar sudah terpenuhi dengan baik. Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai dan mencintai, dan kebutuhan akan harga diri.
Rogers berpendapat bahwa manusia dipandang dengan unconditional positive regards. Pandangan ini selalu
memandang bahwa manusia dapat berfungsi secara utuh, sehingga pada akhirnya dapat menerima diri kemudian
dapat merealisasikan dirinya dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai