Holisme Dan Humanisme
Holisme Dan Humanisme
ROGERS
Sejak Rene Descartes (ahli filosof dan matematika dari Perancis; 1596-1650), membagi manusia menjadi dua bagian
yang terpisah tetapi satu kesatuan yang saling berinteraksi yaitu jiwa dan raga, para filosof, psikolog, dokter, dan
ahli lain telah mencoba untuk menggabungkan kembali organisme tersebut, untuk memperlakukan seperti hal yang
dipersatukan, mengorganisir secara utuh.
Holisme, bila ditelusuri dari akarnya berasal dari konsep Aristoteles (filosof dari Yunani), Baruch Spinoza (filosof
Belanda), dan William James (filosof dan psikolog dari Amerika), yang berkaitan dengan pergerakan Gestalt
sebelum perang dunia I. Konsep holisme selalu mengemukakan bahwa organisme merupakan satu kesatuan yang
utuh, bukan terbagi-bagi dalam bagian-bagian. Pikiran dan tubuh bukan merupakan bagian yang terpisah, tetapi
merupakan satu bagian yang utuh, dan apabila terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruh pada
keseluruhan.
Meskipun banyak teori kepribadian kontemporer mengadopsi lebih atau kurang dari orientasi holistik, konsep teori
dari Abraham Maslow dan Carl Rogers ini berbeda dengan teori Freud, Carl Jung, Henry Murray dan Gordon
Allport, walaupun mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai tokoh-tokoh pergerakan humanistik dalam psikologi
modern. Konsep humanisme yang diusung oleh Abraham Maslow mengemukakan bahwa yang menentukan
keberhargaan seorang manusia adalah kapasitas atau kemampuannya untuk dapat merealisasikan diri. Teori
humanistik percaya bahwa manusia memiliki potensi diri untuk sehat dan kreatif, jika kita mau menerima tanggung
jawab bagi kehidupan diri kita sendiri.
Harga Diri
Rasa Aman
Kebutuhan Fisiologis
Aktualisasi Diri
Maslow memformulasikan sebuah teori dari motivasi manusia dalam berbagai kebutuhan manusia yang dilihat
seperti muncul dalam hirarki pertunjukkan. Kebutuhan dasar manusia, berupa makan dan minum harus dipenuhi
terlebih dahulu dari kebutuhan yang lain, seperti kebutuhan akan harga diri dan lainnya.
Kebutuhan Fisiologis
Sebagian kebutuhan fisiologis adalah homeostatik dalam alami (mencoba untuk memelihara yang seimbang antara
elemen yang berbeda). Sebagai contoh, melalui asupan makanan dan air, tubuh mencoba untuk memelihara berbagai
macam keseimbangan dalam darah dan jaringan tubuh seperti isi dari garam, gula, protein, dan substansi yang lain.
Sindrom Kepribadian
Level 1
Security - Insecurity
Sub Sindrom
Level 2
Kekuatan – Ketundukkan
Sub-Subsindrom
Level 3
Prasangka - Egalitarianism
Sub-Sub-Subsindrom
Level 4
Warna Kulit – Karakteristik Manusia lebih dalam
Sub-Sub-Sub-Subsindrom
Level 5
Perbedaan Individu – Persamaan Individu
Puncak Pengalaman
Maslow memulai studi tentang puncak pengalaman ini, dengan bertanya kepada subjek tentang pengalaman yang
paling indah dalam hidup mereka. Saat yang sangat membahagiakan, ketika merasa sangat dicintai atau ketika
sedang mendengarkan musik atau saat kita melakukan hal yang kreatif. Orang yang mengalami puncak dari
pengalamannya ini akan merasa mempunyai integritas diri. Ada 7 pengaruh dari puncak pengalaman ini, yaitu:
1. Menyembuhkan gejala-gejala neurotik
2. Kecenderungan untuk memandang diri dengan lebih baik
3. Perubahan dalam memandang orang lain, sehingga memperbaiki hubungan dengan mereka
4. Perubahan dalam memandang dunia
5. Melahirkan kreativitas, spontanitas dan ekspresif
6. Berusaha untuk mengulangi pengalaman yang membahagiakan
7. Memandang hidup lebih bermanfaat
B & D Realms
Menurut Maslow seorang individu berhubungan dengan dunia melalui 2 metode yaitu D dan B realms. D adalah
defisiensi, individu yang hanya puas dengan memenuhi kebutuhan dasarnya saja. Dan B adalah being, ketika
kebutuhan dasar dan motif-motifnya sudah terpenuhi, individu akan mulai fokus pada motivasi, aktualisasi diri dan
memperkuat eksistensi dirinya.
Carl Rogers
Metode yang diterapkan Rogers dalam psikoterapi awalnya disebut non direktive atau terapi yang berpusat pada
klien (client centered therapy), dan pioner dalam risetnya pada proses terapi bahwa Carl Rogers adalah terkenal
dalam dunia psikologi. Metode Rogers telah tersebar luas antar orang-orang dalam berbagai profesi, sebagai contoh
konselor pendidikan, konselor bimbingan, dan pekerja sosial. Rogers adalah orang pertama yang melibatkan peneliti
ke dalam sesi terapi (memakai tape recorder), yang pada tahun 1940an membuka sesi klien untuk dicermati orang
lain masih tabu. Dengan cara itu orang mulai belajar mengenal hakekat psikoterapi dan proses beroperasinya.
Struktur Kepribadian
Sejak awal Rogers mengurusi cara bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, Rogers tidak menekankan
aspek struktural dari kepribadian. Namun, dari 19 rumusannya mengenai hakekat pribadi, diperoleh tiga konstruk
yang menjadi dasar penting dalam teorinya, organisme, medan fenomenal, dan self.
Organisme
Organisme adalah secara fisik makhluk dengan semua fisik dan fungsi psikologi. Hal tersebut termasuk medan
fenomenal dan self. Organisme ini juga lokus pada semua pengalaman dan pengalaman adalah segala potensi yang
tersedia untuk kesadaran bahwa itu sedang berlangsung di dalam organisme pada momen apapun yang diberikan.
Medan fenomenal “tidak pernah dapat dikenal ke yang lain kecuali melalui hasil empatik dan kemudian tidak pernah
menjadi sempurna dikenal” (Rogers, 1959).
Self (diri)
Self pada konsep self adalah “diorganisir, konsisten konseptual gestalt yang terdiri dari persepsi pada karakteristik
‘aku’ atau ‘saya’ dan persepsi pada hubungan ‘aku’ atau ‘saya’ pada yang lain dan berbagai aspek kehidupan,
bersama-sama dengan nilai-nilai yang ada untuk persepsi ini” (Rogers, 1959). Self merupakan cairan, perubahan
Gestalt, dan mungkin menjadi di dalam atau keluar dari kesadaran. Self merupakan pusat konstruksi dalam teori
Rogers.
Dinamika Kepribadian
Rogers, organisme mempunyai kekuatan motivasi yang tunggal dan tujuan yang tunggal dalam hidup yaitu menjadi
aktualisasi diri. Dua dari banyaknya kebutuhan yang penting adalah kebutuhan untuk penerimaan secara positif
(positive regards) pada yang lain dan kebutuhan untuk penerimaan diri (self regards). Kebutuhan ini dipelajari sejak
masa infansi, ketika bayi dicintai dan disayang dan menerima penerimaan secara positif dari orang lain.
Perkembangan Kepribadian
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan, dan tidak melakukan riset jangka panjang yang
mempelajari hubungan anak dengan orangtuanya. Namun dia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang
yang secara alami mendorong proses organisme menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom, sosial, dan secara
keseluruhan semakin aktualisasi diri. Struktur self menjadi bagian terpisah dari medan fenomenal dan semakin
kompleks. Self berkembang secara utuh keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagiannya. Berkembangnya self
diikuti oleh kebutuhan penerimaan positif, dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap kongruen dengan
struktur self.
Menurut Rogers tujuan hidup adalah mencapai aktualisasi diri, atau memiliki ciri-ciri kepribadian yang membuat
kehidupan menjadi sebaik-baiknya. Pandangan ini dikembangkan berdasarkan terapi yang dilakukannya. Kehidupan
yang sebaik-baiknya bukan sasaran yang harus dicapai, tetapi arah dimana orang dapat berpartisipasi sepenuhnya
sesuai dengan potensi alamiahnya. Berfungsi utuh adalah istilah yang dipakai Rogers untuk menggambarkan
individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merelisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang
lengkap mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya.
Para psikolog yang beraliran humanistik percaya bahwa inti dari perkembangan individu adalah kekuatan dorongan
dari diri individu itu sendiri untuk memaksimalkan potensi diri mereka. Abraham Maslow dan Carl Rogers
menghabiskan waktu mereka untuk mengembangkan pandangan humanistik secara luas, sehingga dapat diterima
oleh para pekerja yang peduli akan kesehatan mental. Konsep dan teori mereka telah menghasilkan suatu legitimasi
demi kemajuan masa depan para pendidik, psikolog, dan konselor.
Maslow dan Rogers keduanya sama-sama menekankan sisi keunikan manusia sebagaimana mereka tumbuh dan
berkembang, para ahli kesehatan mental menyebutnya sebagai ”individual differences”.
Seorang individu akan berkembang dengan sehat apabila atmosfir dan lingkungan dimana mereka tumbuh dapat
menerima dan memberikan ”positive regards” kepada mereka. Mengacu pada teori Maslow sejumlah informasi dan
teknik modifikasi tingkah laku tidaklah terlalu penting, selama individu tersebut secara alami selalu bersikap baik
dan melakukan hal-hal yang baik. Pertumbuhan individu memberikan nilai-nilai yang dapat membantu mereka
untuk memilih dan memfilter apa yang dialami, dilihat dan pelajari, sehingga membentuk sikap dan gaya belajar
yang menjadikan setiap orang unik dan berbeda.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa teori humanistik dan holisme dari
Abraham Maslow dan Carl Rogers adalah memandang manusia secara utuh sebagai manusia. Menurut Maslow
dalam hirarki kebutuhan, manusia dapat mencapai puncak dari kebutuhan yaitu aktualisasi diri jika kebutuhan-
kebutuhan dasar sudah terpenuhi dengan baik. Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai dan mencintai, dan kebutuhan akan harga diri.
Rogers berpendapat bahwa manusia dipandang dengan unconditional positive regards. Pandangan ini selalu
memandang bahwa manusia dapat berfungsi secara utuh, sehingga pada akhirnya dapat menerima diri kemudian
dapat merealisasikan dirinya dengan baik.