Anda di halaman 1dari 3

Jadilah Pribadi Yang Asertif

Oleh : Heri Kuswara SE,SKom*

Pendahuluan
“Setiap dari kita memiliki hak untuk menjadi dan mengekspresikan diri sendiri, serta merasa
nyaman ketika melakukannya, selama kita tidak melukai perasaan orang lain dalam prosesnya.
Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, yang memungkinkan kita untuk bertindak
menurut kepentingan kita sendiri, untuk membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak
semestinya, untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan
hak-hak pribadi kita tanpa menyangkali hak-hak orang lain”. (Robert Alberti & Micheal Emmons
dalam bukunya Your Perfect Right)

Istilah Asertif dewasa ini sudah sangat populer “mengiang” ditelinga kita, terlebih-lebih istilah itu
sering digunakan sebagai materi Assertiveness and social Skills training bagi para karyawan
perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme kerja. Banyak Pakar memberikan definisi yang
berbeda tapi sama (satu makna) tentang asertif, berikut diantaranya :

 Asertif adalah sikap di mana seseorang mampu bertindak sesuai dengan keinginannya,
membela haknya dan tidak dimanfaatkan oleh orang lain. Selain itu, bersikap asertif juga
berarti mengkomunikasikan apa yang kita inginkan secara jelas dengan menghormati tanpa
menyakiti orang lain.
 Asertif merupakan ungkapan perasaan, pendapat, dan kebutuhan kita secara jujur, wajar
dan tidak dibuat-buat.
 Asertif adalah sarana untuk menjadikan hubungan kita lebih setara dan menghindari
perasaan direndahkan yang kerap kali datang bilamana gagal mengekspresikan apa yang
sungguh-sungguh kita dambakan.
 Asertif adalah Cara Efektif dalam mengekpresikan diri, mempertahankan harga diri, dan
menunjukan rasa hormat kepada orang lain.
 Asertif adalah kemampuan mengekspresikan hak, pikiran, perasaan, dan kepercayaan
secara langsung, jujur, terhormat, dan tidak mengganggu hak orang lain. Jadi, berani untuk
secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran dengan apa adanya
 Asertif adalah membina hubungan tanpa melakukan penolakan terhadap diri sendiri
maupun terhadap orang lain.
 Asertif artinya menyadari bahwa andalah penentu perilaku anda sendiri dan anda dapat
memutuskan apa yang anda lakukan atau tidak. Kita juga menyadari kondisi yang sama yang
dihadapi orang lain dan tidak berusaha mengendalikan mereka.
 Asertif adalah cara kita mengekspresikan pikiran atau perasaan kita kepada orang lain
tanpa bermaksud melukainya.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa asertif adalah sikap positif bukan sikap
negatif, asertif bukan agresif yang selalu merugikan orang lain, asertif bukan perilaku
permisif/pasif yang selalu merugikan diri sendiri, bahkan menurut penelitian di Amerika, dikatakan
bahwa perilaku agresif dan permisif/pasif adalah animal behavior sedangkan asertif adalah
human behavior. Jelaslah bahwa dengan Bersikap Asertif, kita akan mampu mempertahankan
kredibiltas dan eksistensi diri sebagai pribadi yang berguna bagi lingkungannya.

Ciri-Ciri Asertif dan Sikap Assertivitas


Fensterheim dan Baer, (1980) berpendapat sesorang dikatakan mempunyai sikap asertif apabila
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan.
2. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.
3. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik.
4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain,
atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negatif.
5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan.
6. Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan dengan cara yang tepat.
7. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.
8. Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk
mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia
akan tetap memiliki harga diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self confidence).

Kedelepan pandangan Fensterheim dan Baer (1980) tentang ciri-ciri individu asertif ini menjadi
sebuah penegasan dalam memposisikan kita (secara individu) sebagai manusia merdeka yang
mempunyai hak, kewajiban dan martabat yang sama dengan yang lainnya dalam menentukan
sikap, bersuara/berpendapat, mengapresiasikan bakat, minat dan kemampuannya. Selain itu,
seseorang yang asertif dengan ikhlas dapat menerima dengan lapang dada berbagai kritikan
dan saran yang dapat meningkatkan kualitas diri atas berbagai kekurangan dan kesalahan yang
pernah/sedang dilakukan tanpa memandang siapa ??? (orang tua / Senior yunior / atasan /
bawahan) yang menggugah kita untuk segera terbangun dari keterpurukan.
Formula Membangun Assertivitas

Setidaknya ada Formula 3 A sebagai sebuah pendekatan yang dapat dilakukan dalam
mewujudkan sikap Assertivitas diri, yang terangkai dalam tiga kata yaitu Appreciation,
Acceptance, Accommodating:

1. Appreciation. Dengan cepat dan tanggap memberikan penghargaan dan rasa hormat
terhadap kehadiran orang lain sampai pada batas-batas tertentu atas apa yang terjadi pada
diri mereka tanpa menunggu mereka untuk lebih dahulu memperhatikan, memahami,
menghormati dan menghargai kita.
2. Acceptance adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap
perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat
menerima orang lain sebagaimana keberadaan diri mereka masing-masing. Dalam hal ini,
kita tidak memiliki tuntutan berlebihan terhadap perubahan sikap atau perilaku orang lain
(kecuali yang negatif) agar ia mau berhubungan dengan mereka. Tidak memilih-milih orang
dalam berhubungan, dengan tidak membatasi diri hanya pada keselarasan tingkat
pendidikan, status sosial, suku, agama, keturunan, dan latar belakang lainnya.
3. Accomodating. Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa terkecuali,
merupakan perilaku yang sangat positif. Keramahan senantiasa memberikan kesan positif
dan menyenangkan kepada semua orang yang kita jumpai. Keramahan membuat hati kita
senantiasa terbuka, yang dapat mengarahkan kita untuk bersikap akomodatif terhadap
situasi dan kondisi yang kita hadapi, tanpa meninggalkan kepribadian kita sendiri

Formula diatas dapat dijadikan sebagai pedoman berinteraksi sosial dalam membina hubungan
baik dengan banyak orang, dengan asumsi bahwa orang lain pun mempunyai hak dan
kesempatan yang sama seperti kita. Oleh karena itu, kita dapat mengemukakan hak pribadi,
namun janganlah kita melupakan untuk memperhatikan hak orang lain pula.

Bersikap Asertif di Institusi Kerja

Banyak dari kita ragu-ragu, takut, bahkan resisten terhadap sikap Asertif ditempat kerja, mereka
berpendapat sikap tersebut akan mendapatkan balasan, perlawanan, teguran, peringatan dan
banyak lagi resistensi-resistensi negatif lain yang terus menghantui pikiran kita untuk tidak
bersikap asertif dikarenakan dapat mengancam keberlangsungan (posisi) kerja kita. Namun
yakin dan percayalah bahwa Asertif bukanlah perilaku agresif, pasif, submisif atau destruktif.
Asertif dalam istilah saya adalah sikap ”Aktif, Reformatif, Objektif, Gentlman, Attractive,
Normatif, Selektif dan Inovatif yang dimiliki setiap karyawan dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya mengemban amanah institusi kerja.

Diakui memang tidak mudah dalam mengimplementasikan sikap asertif ini, siapapun dan
dimanapun situasi dan kondisi kerjanya menuntut kita untuk mempunyai semangat, motivasi dan
keberanian dalam mengapresiasikan ide, konsep dan gagasan baik yang berkenaan dengan hak
dan kewajiban individu (karyawan) maupun hak dan kewajiban institusi kerja. Jadi garis
bawahilah bahwa Sikap Asertif adalah sikap/energi positif yang dapat membangun keharmonisan
komunitas kerja dan meningkatkan keberlanjutan organisasi kerja.

Banyak contoh sikap asertif yang sederhana, mudah dan tak beresiko besar namun dapat
bermanfaat bagi kita dan organisasi, misalnya :

 Selesaikan Pekerjaan yang semestinya (bukan apa adanya)


 Kerjakan Sekarang !!!!!!! Jangan ditunda-tunda
 Tingkatkan kemampuan dalam mengkomunikasian berbagai hal
 Tingkatkan Keterampilan dalam Menangani sebuah pekerjaan
 Yakinkan...anda mampu memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terjadi
 Gigihlah...tanamkanlah benih dan siramilah
 Bersabarlah dalam berbagai hal, penuh pertimbangan jangan terburu-buru
 Perbanyak Komunikasi Kondusif dengan siapa saja tanpa pandang bulu
 Tingkatkan manajamen waktu, dengan lebih mengendalikan diri sendiri dan jadwal anda

Contoh sederhana sikap asertif diatas, secara perlahan tapi pasti akan menempatkan anda pada
situasi dan kondisi yang sangat menyenangkan, mempunyai rasa aman, nyaman, dihormati dan
dihargai bukan karena jabatan dan kekuasaan yang anda miliki saat ini tapi lebih kepada karena
sikap positif (perangai baik) yang anda lakukan terhadap komunitas kerja dan institusi kerja.
Sekaranglah waktunya kita menunjukan sikap asertif ini, tak ada teori yang menyebutkan ada
konsekuensi logis yang dapat merugikan sikap ini. *Akademisi

Daftar Bacaan :
 Your Perfect Right (Hidup Lebih Bahagia dengan Mengungkapkan Hak) Oleh Robert Alberti dan Micheal
Emmons, Elex Media Komputindo, 2002 Jakarta
 Memilih Asertif, Bukan Agresif Oleh : DR AB SUSANTO, Pada Situs www.jakartaconsulting.Com
 Asertif 2 Oleh: Yamin Setiawan Pada Situs www.indonesia.heartnsouls.com
 Berkomunikasi Dengan Cara Asertif Oleh : A Ambarini www.kabarindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai