Anda di halaman 1dari 9

TUGAS CSL

TEKNIK MENYUSUI
SISTEM REPRODUKSI

Nama : Desy Andiani

NIM : 110 209 154

Kelompok :6A

Pembimbing : dr. Ema Alasiry, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2010
1) Perbedaan ASI dengan susu formula
- Sumber gizi sempurna
ASI : Mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain, faktor
pembentuk sel-sel otak, terutama DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga
mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih
banyak daripada casein (protein utama dari susu yang berbentuk
gumpalan) dengan perbandingan 65 : 35. Komposisi ini menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.

Kandungan gizi dalam ASI lebih stabil

Susu formula : Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat
diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap
karena mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey dan casein
dalam susu sapi adalah 20 : 80.

Kandungan gizi dalam susu formula seringkali tidak stabil karena adanya
perubahan suhu. Karena biasanya, kandungan DHA dan AA dalam susu
formula diambil dari ikan

- Mudah dicerna
ASI : Pembentukan enzim pencdrnaan bayi baru sempurna pada usia
kurang dari 5 bulan. ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-
enzim yang dapat membantu proses pencernaan.

Susu formula : sulit dicerna karena tidak mengandung enzim


pencernqaan. Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari
proses metabolisme (proses pembakaran zat-zat di dalam tubuh menjadi
energi, sel-sel baru, dan lain-lain) yang membuat ginjal bayi harus bekerja
keras.

- Komposisi sesuai kebutuhan


ASI : Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya berubah
dari hari ke hari. Misalnya kolostrum (cairan bening berwarna kekuningan
yang biasanya keluar pada awal kelahiran) terbukti mempunyai kadar
protein yang lebih tinggi, serta kadar lemak dan laktosa (gula susu) yang
lebih rendah dibandingkan ASI mature (ASI yang keluar hari ke-10 setelah
melahirkan). Kandungan kolostrum yang seperti ini akan membantu
system pencernaan bayi baru lahir yang memang belum berfungsi optimal.
Selain itu komposisi ASI pada saat mulai menyusui ( fore milk ) berbeda
dengan komposisi pada akhir menyusui ( hind milk ). Kandungan protein
fore milk (berwarna bening dan encer) tinggi, tetapi kandungan lemaknya
rendah bila dibandingkan dengan hind milk (berwarna putih dan kental).
Makanya, jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu pada
payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum
habis.

Susu formula : komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum
(sesuai aturan pakai).

- Mengandung zat pelindung


ASI : Mengandung banyak zat pelindung, antara lain immunoglobulin dan
sel-sel darah putih hidup. Selain itu, ASI mengandung faktor bifidus. Zat ini
penting untuk merangsang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang
membantu melindungi usus bayi dari peradangan atau penyakit yang
ditimbulkan oleh infeki beberapa jenis bakteri merugikan, seperti keluarga
coli .

Susu formula : hanya sedikit mengandung immunoglobulin, dan sebagian


besar merupakan jenis yang “salah” (tidak dibutuhkan oleh tubuh bayi)
Selain itu, tidak mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel lain dalam
keadaan hidup.

- Cita rasa bervariasi


ASI : cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang
terkandung di dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.

Susu formula : bercita rasa sama dari waktu ke waktu.

2) Manfaat ASI dari sisi ibu, bayi, keluarga, dan pemerintah


Manfaat ASI bagi ibu adalah :
1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan, karena kadar oksitosin
meningkat sehingga pembuluh darah menutup dan perdarahan akan lebih
cepat berhenti.

(2) Mengurangi terjadinya anemia.

(3) Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang


aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI Ekslusif dan
belum haid, 98% tidak akan hamil pada enam bulan pertama setelah
melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

(4) Mengecilkan rahim. Kadar oksitosin ibu yang menyusui akan


membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.

(5) Menurunkan resiko kanker payudara.

(6) Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI
tersedia kapan dan di mana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia
dalam suhu yang cocok.

(7) Lebih ekonomis dan murah.

(8) ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan,
memasak air dan tanpa harus mencuci botol.

(9) Memberi kepuasan bagi ibu. Ibu yang berhasil memberikan ASI Ekslusif
akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam
(Roesli, 2000)

Manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif bagi bayi yaitu:

(1) ASI sebagai nutrisi

(2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh

(3) Meningkatkan kecerdasan

(4) Menyusui meningkatkan jalinan kasih saying

(5) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan


pertumbuhan bayi sampai usia selama enam bulan
(6) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan
otak sehingga bayi yang diberi ASI Ekslusif potensial lebih pandai

(7) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak
dan mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung

(8) Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI


ekslusif akan lebih cepat bisa jalan

(9) Menunjang perkembangan kepribadian emosional, kematangan


spiritual dan hubungan sosial yang baik (Roesli, 2000)

Manfaat ASI bagi keluarga adalah :

(1) Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula,
botol susu, serta kayu bakar atau minyak tanah untuk merebus air, susu,
dan peralatannya

(2) Menghemat biaya perawatan kesehatan karena bayi yang diberi ASI
Ekslusif lebih sehat atau jarang sakit

(3) Menghemat waktu keluarga

(4) Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia

(5) Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula,
air panas, dan lain sebagainya ketika berpergian ( Prasetyono, 2009)

Manfaat ASI bagi negaradan pemerintah adalah:

(1) Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula
dan peralatan lainnya

(2) Bayi sehat membuat negara lebih sehat

(3) Penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit
hanya sedikit
(4) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka
kematian

(5) Melindungi lingkungan karena tidak ada pohon yang digunakan sebagai
kayu bakar untuk merebus air, susu, dan peralatannya

(6) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas


untuk membangun negara, karena anak yang mendapat ASI dapat tumbuh
kembang secara optimal (Prasetyono, 2009)

3) ASI dilihat dari aspek ekonomi dan nutrisi


Aspek ekonomi :

Pemberian ASI sangat hemat jika disbanding dengan harus membeli susu
formula selain itu juga menghemat biaya perawatan bayi karena daya
tahan tubuh bayi yang baik sehingga dia jarang sakit.

Aspek nutrisi ASI

Komposisi Kolostrum, ASI dan susu Kolostrum ASI Susu Sapi


sapi untuk setiap 100 ml Zat-zat Gizi
Energi (K Cal) 58 70 65
Protein (g) 2,3 0,9 3,4
- Kasein/whey 1 : 1,5 1 : 1,2
- Kasein (mg) 140 187 -
- Laktamil bumil (mg) 218 161 -
- Laktoferin (mg) 330 167 -
- Ig A (mg) 364 142 -
Laktosa (g) 5,3 7,3 4,8
Lemak (g) 2,9 4,2 3,9

Vitamin
- Vit A (mg) 151 75 41
- Vit B1 (mg) 1,9 14 43
- Vit B2 (mg) 30 40 145
- Asam Nikotinmik (mg) 75 160 82
- Vit B6 (mg) - 12-15 64
- Asam pantotenik 183 246 340
- Biotin 0,06 0,6 2,8
- Asam folat 0,05 0,1 0,13
- Vit B12 0,05 0,1 0,6
- Vit C 5,9 5 1,1
- Vit D (mg) - 0,04 0,02
- Vit Z 1,5 0,25 0,07
- Vit K (mg) - 1,5 6
Mineral
- Kalsium (mg) 39 35 130
- Klorin (mg) 85 40 108
- Tembaga (mg) 40 40 14
- Zat besi (ferrum) (mg) 70 100 70
- Magnesium (mg) 4 4 12
- Fosfor (mg) 14 15 120
- Potassium (mg) 74 57 145
- Sodium (mg) 48 15 58
- Sulfur (mg) 22 14 30

a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah
satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI
hampir dua kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan dalam susu
sapi atau susu formula.

b. Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan
protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI lebih banyak
terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi,
sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein casein yang lebih
sulit dicerna oleh usus bayi

c. Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibandingkann dengan susu sapi dan
susu formula. Kadar lemak yang lebih tinggi ini dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. ASI juga
mengandung asam lemak rantai panjang diantaranya asam
dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan
terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

d. Karnitin
Karnitin mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang
diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. Konsentrasi
karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang
mendapat susu formula.

e. Vitamin
Vitamin terdiri dari : (1) Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi
yang berfungsi sebagai faktor pembekuan untuk mencegah terjadinya
perdarahan. (2) Vitamin D untuk mencegah penyakit tulang pada bayi.
Walaupun pada ASI vitamin D sedikit tetapi tidak perlu dikuatirkan karena
bayi dapat dijemur pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan
vitamin D yang berasal dari sinar matahari. (3) Vitamin E. ASI memiliki
kandungan vitamin E yang tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi
awal. Vitamin E berfungsi untuk ketahanan dinding sel darah merah. (4)
Vitamin A selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi
untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhanan.

f. Mineral
Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah
diserap dibandingkan dengan mineral yan terdapat di dalam susu formula
(IDAI, 2008)

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI


Faktor Penyebab Berkurangnya ASI :
a. Faktor Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui
tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat
digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu
terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu
pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu
tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan
berpengaruh terhadap produksi ASI.

b. Faktor Menyusui
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan
inisiasi, menjadwal pemberian ASI, bayi diberi minum dari botol atau dot
sebelum ASI keluar, kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat
menyusui

b. Faktor Psikologi Ibu


Persiapan psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu
yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umunya
produksi ASI akan berkurang. Stress, khawatir, ketidak bahagiaan ibu pada
periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI
ekslusif. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.

c. Faktor Bayi
Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi misalnya bayi
sakit, prematur, dan bayi dengan kelainan bawaan sehingga ibu tidak
memberikan ASI-nya menyebabkan produksi ASI akan berkurang.

d. Faktor Fisik Ibu


Ibu sakit, lelah, menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain
yang mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi, peminum
alkohol, perokok atau ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat
mengurangi produksi ASI (IDAU, 2008)

bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui


bayinya.

Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam


menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:

- Reflek Prolaktin

Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap
payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan
aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus,
terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon
prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar
pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.

- Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)

Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada
payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu.
Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada
ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran.
Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi
tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru
membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.

Anda mungkin juga menyukai