Proposal Ia
Proposal Ia
PENDAHULUAN
2.1 Obesitas
2.1.1 Pengertian dan Kriteria Obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai
dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan.1 Untuk menentukan
obesitas diperlukan kriteria yang berdasarkan pengukuran antropometri dan atau
pemeriksaan laboratorium, pada umumnya digunakan:
a. Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar dan disebut
obesitas bila BB > 120% BB standar.4
b. Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB). Dikatakan obesitas
bila BB/TB> persentile ke 95 atau > 120% 6 atau Z-score = + 2 SD.1
c. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan
kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil ke 85.7
d. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri dsb.
yang tidak digunakan pada anak karena sulit dan tidak praktis. DXA adalah
metode yang paling akurat, tetapi tidak praktis untuk dilapangan.4
e. Indeks Massa Tubuh (IMT), > 25 kg/m2 dikategorikan obesitas.7
f. Lingkar lengan atas (LILA).8
Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000, jumlah penduduk
yang overweight diperkirakan mencapai 76.7 juta (17.5%) dan pasien obesitas
berjumlah lebih dari 9.8 juta (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa overweight dan obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang
memerlukan penangan secara serius.
Hasil penelitian Wa Ode A. tahun 1998 di SDN Mangkura, Makasar
menunjukaan siswa yang kegemukan dengan kelompok umur 9 – 12 tahun sebanyak
58% yang mengalami obesitas ringan, 42% mengalami obesitas dari 50 sampel.
Sedangkan hasil penelitian Mardwita B, tahun 1999 di SLTP Nusantara Kota
Makassar menunjukkan 28,6% siswa yang overweight dan 72,3% yang obesitas dari
49 responden.9
2. Faktor nutrisi.
Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah
lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu. Kenaikan
berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh: waktu pertama kali mendapat
makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak 5 serta
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung energi tinggi.3,5
Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukkan bahwa kelompok dengan
asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar
dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak dengan OR 1.7. Penelitian
lain menunjukkan peningkatan konsumsi daging akan meningkatkan risiko
obesitas sebesar 1,46 kali.10 Keadaan ini disebabkan karena makanan berlemak
mempunyai energy density lebih besar dan lebih idak mengenyangkan serta
mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan makanan yang
banyak mengandung protein dan karbohidrat.
Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat sehingga akan
meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi yang berlebihan. 13
Selain itu kapasitas penyimpanan makronutrien juga menentukan
keseimbangan energi. Protein mempunyai kapasitas penyimpanan sebagai
protein tubuh dalam jumlah terbatas dan metabolisme asam amino di regulasi
dengan ketat, sehingga bila intake protein berlebihan dapat dipastikan akan di
oksidasi; sedang karbohidrat mempunyai kapasitas penyimpanan dalam bentuk
glikogen hanya dalam jumlah kecil. Asupan dan oksidasi karbohidrat di
regulasi sangat ketat dan cepat, sehingga perubahan oksidasi karbohidrat
mengakibatkan perubahan asupan karbohidrat. 1
Bila cadangan lemak tubuh rendah dan asupan karbohidrat berlebihan,
maka kelebihan energi dari karbohidrat sekitar 60-80% disimpan dalam bentuk
lemak tubuh. Lemakmempunyai kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas.
Kelebihan asupan lemak tidak diiringi peningkatan oksidasi lemak sehingga
sekitar 96% lemak akan disimpan dalam jaringan lemak.1
IMT: BB
¿¿
Interpretasi:
- Overweight: bila IMT 23,0-24,9
- Obesitas: IMT ≥ 25
- Normal 18,5-22,9
- Obes I 25,0-29,9
- Obes II ≥ 30
c. Indeks Broca
Berat badan noral: TB (cm) – 100 = kg
BB ideal: berat badan normal – 10% = kg
Interpretasi:
Obesitas BB di atas 15%
d. Lingkaran lengan atas (LLA)
Alat yang digunakan pita shakir
Prinsip :
1. Memilih lengan anak yang tidak aktif
2. Lemaskan lengan anak yang akan diukur
3. Tentukan batas acromin dan olecranon dan dibagi dua untuk menentukan atas
tengah
4. Tentukan status gizi anak
Interpretasi:
- ≥ 85% baik
- 70,1 – 85 % kurang
- ≤ 70 % buruk
Rumus: SG = LLA yang diukur x 100%
LLA standar
Macam-macam pita shakir:
- Merah: 7,5 – 12,5 cm buruk
- Kuning 12,6 – 13,5 cm kurang
- Hijau 13,6 – 17,5 cm baik
- Putih ≥ 17,5 cm overweight
BAB III
KERANGKA KONSEP
Jenis kelamin
Riwayat
keluarga
Olah Raga
Jajan
Obesitas
Makanan
cepat saji
Uang jajan
IMT: BB
¿¿
Hasil :
1. obesitas (bila IMT> 25 kg/m2)
2. tidak obesitas (bila IMT<25kg/m2)
b. Jenis kelamin
Definisi :menyatakan perbedaan seksual berdasarkan organ reproduksi.
Alat ukur :kuisioner
Cara Ukur :subjek mengisi jawaban pada pertanyaan tentang jenis kelamin di
kuisioner
Hasil :
1. Laki-laki
2. Perempuan
c. Riwayat keluarga
Definisi :faktor-faktor yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya yang
merupakan cirri khas dari suatu garis keturunan.
Alat ukur :kuisioner
Cara Ukur :subjek mengisi jawaban pada pertanyaan riwayat obesitas dalam
keluarga di kuisioner
Hasil :
1. Ada
2. Tidak ada
d. Olah raga
Definisi :bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan maupun
perlombaan dan bersifat intensif yang membakar banyak kalori.
Alat ukur : kuisioner
Cara Ukur :subjek mengisi jawaban pada pertanyaan tentang berolah raga di
kuisioner
Hasil :
1. Berolah raga
2. Tidak berolah raga
e. Jajan
Definisi : membeli makanan tinggi kalori di sekolah
Alat ukur : kuisioner
Cara Ukur : subjek mengisi jawaban pada pertanyaan tentang jajan di kuisioner
Hasil :
1. Jajan
2. Tidak jajan
g. Uang jajan
Definisi :uang yang diberikan untuk membeli jajan di sekolah dan restoran cepat
saji
Alat ukur :kuisioner
Cara ukur : subjek mengisi jawaban pada pertanyaan tentang uang jajan di kuisioner
Hasil :
1. Rp. 0
2. < Rp. 5000,00
3. Rp. 500,00 – Rp. 10.000,00
4. Rp. 10.000,00 – Rp. 15.000,00
5. > Rp. 15.000,00
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu melakukan deskripsi mengenai angka
kejadian obesitas dan faktor-faktor risiko obesitas.
= 218 orang
Keterangan
N = besar sampel
n = besar populasi
d = penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan sebesar
0,05
Dimana jumlah populasi murid SD Nusantara dan SD Perguruan Islam Athirah kelas
IV, V dan VI adalah 480 orang. Dan dipilih dengan ketepatan 0,05 sehingga besar
sampel yang digunakan adalah 218 orang.
2. Data sekunder
Data mengenai variabel yang telah ada sebelumnya dan diperlukan untuk melengkapi
hasil dari penelitian ini misalnya data jumlah siswa, jumlah ruangan dan kelengkapan
lainnya diperoleh dari bagian tata usaha sekolah tempat penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic, WHO Technical
Report, Series 2000; 894, Geneva.
2. Satoto, Karjati, S., Darmojo, B., Tjokroprawiro, A., Kodyat, BA. Kegemukan, Obesitas
dan Penyakit Degeneratif: Epidemiologi dan Strategi Penanggulangannya, Dalam:
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998. Jakarta: LIPI, hal. 787 – 808.
3. Heird, W.C. Parental Feeding Behavior and Children’s Fat Mass. Am J Clin Nutr, 2002;
75: 451 – 452.
4. Taitz, L.S. Obesity, Dalam Textbook Of Pediatric Nutrition, IIIrd ed, McLaren, D.S.,
Burman, D., Belton, N.R., Williams A.F. (Eds). London: Churchill Livingstone, 1991;
485 – 509.
5. SR Nuraini, Krisnamurni Sri, Isnawati M. Hubungan Rasio Lingkar Pinggang, LIngkar
Perut dengan kadar lipid darah. KONAS XII Persagi; 2002.
6. Whitaker,R.C.,et al. Predicting Obesity in Young Adulthood from Childhood and
Parental Obesity, N Engl J Med, 1997; 337: 869-73
7. Dietz, W.,H. Childhood Obesity. Dalam Textbook of Pediatric Nutrition, IInd ed,
Suskind, R.,M., Suskind, L.,L. (Eds). New York: Raven Press,1993; 279-84
8. Syarif, D.R. Childhood Obesity: Evaluation and Management, Dalam Naskah Lengkap
National Obesity Symposium II, Editor: Adi S., dkk. Surabaya, 2003; 123 – 139.
9. Batula, Wa Ode. Hubungan antara gizi lebih (obesitas) dan tingkat kemampuan fisik pada
anak sekolah di SDN kompleks mangkura, kecamatan Ujung pandang, kota Makassar.
Skripsi FKM-UH. Ujung Pandang; 1998.
10. Satriono. Ilmu Gizi 2. Laboratorium Gizi. FK UNHAS; 1997.
11. Pi-Sunver, F.X. Obesity, Dalam Modern Nutrition In Health and Disease, VIIIth ed,
Shils, M.E., Olson, J.A., Shike, M. (Eds). Tokyo: Lea & Febiger,1994; 984 – 1006.
12. Fukuda, S., Takeshita, T., Morimoto,K. Obesity and Lifestyle. Asian Med.J., 2001; 44:
97-102.
13. Kopelman,G.D. Obesity as a Medical Problem, NATURE, 2000; 404: 635-43.
14. Newnham,J.,P. Nutrition and the early origins of adult disease, Asia Pacific J Clin Nutr,
2002;11(Suppl): S537-42
15. Kiess W., et al. Multidisciplinary Management of Obesity in Children and Adolescents-
Why and How Should It Be Achieved?. Dalam Obesity in Childhood and Adolescence,
Kiess W., Marcus C., Wabitsch M.,(Eds). Basel: Karger AG, 2004; 194-206
16. Bluher, S., et al. Type 2 Diabetes Mellitus in Children and Adolescents: The European
Perspective, Kiess W., Marcus C., Wabitsch M.,(Eds). Basel: Karger AG, 2004; 170-180.