Anda di halaman 1dari 2

Manajemen Konservatif untuk Inkontinensia Urin

Abstract
Tujuan : Menggambarkan bukti pemilihan manajemen konservatif untuk menatalaksana
inkontinensia urin.
Hasil : Untuk memberikan pemahaman dari keefektifan pilihan konservatif untuk
mengelola inkontinesia urin; memberikan wanita dalam memilih therapy
berkemih yang bagus dengan resiko yang kecil.

Bukti : The Cochrane Library and Medline (1996-2005) untuk mencari artikel yang
berhubungan dengan manajemen konservatif dari inkontinensia. Dengan artikel
terlampir.
Nilai : Kualitas buktinya sudah terukur, dan rekomendasi dibuat dengan menggunakan
criteria dari Canadian Task Force untuk Pencegahan penyakit.
Keuntungan, kerugian dan biaya : Bukti dari keefektifan cara menejemen konservatif untuk
inkontinensia urine sangat kuat. Car ini bisa dijadikan sebagai pendekatan
pertama dengan resiko yang keci pada wanita.
Rekomendasi :
1. Latihan dasar panggul (Kegel) harus direkomendasikan untuk wanita dengan stress
inkontinensia. (I-A)
2. Persiaan untuk Latihan Kegel haru dikonfirmasi dengan eksaminasi vaginadigital atau
biofeedback. (I-A)
3. Follow-up nya harus diatur untuk wanita dengan latihan dasar panggul, kalau
penyembuhannya tidak tampak dan perlu indikasi pengobatan lainnya. (III-C)
4. Latihan Kegel boleh dijadikan sebagai tambahan untuk pengobatan yang lainnya bagi
sindroma berkemih yang berlebihan (OAB), tapi pengobatannya harus sesuai dengan
gejala-gejalanya. (I-B)
5. Walaupun Stimulasi elektrik fungsi (FES) tidk pernah digunakan sendiri, tapi bisa
ditambahkan pada latihan dasar panggul, terutama pada pasien yang susah didentifikasi
kontraksi otot panggulnya. (III-C)
6. FES seharusnya menjadi pilihan yang efektif untuk penatalaksanaan OAB. (I-A)
7. Kerucut vagina bisa direkomendasikan sebagai bentuk dari latihan dasar panggul untuk
wanita dengan stress inkontinensia. (I-A)
8. Pessarium kontinens bisa dijadikan sebgai pengobatan dengan resiko yang kecil pada
wanita, baik untuk inkontinensia stress dan campuran. (II-B)
9. Latihan berkemih direkomendasikan untuk gejala OAB sejak tidak ada efek yang
berbahaya (III-C), dan sama efektifnya dengan farmakoterapi. (I-B)
10. Protokol tata laksana tingkah laku dalam mengubah gaya hidup dengan kombinasi latihan
berkemih dan latihan otot panggul sangat efektif dan diperlukan untuk menatalaksana
inkontinensia urin.

BLADDER TRAINING (LATIHAN BERKEMIH)


Metode
Bladder training (latihan berkemih) juga bisa disebut bladder drill. Caranya dengan
mengaktifkan penghambat kortikal sampai di pusat reflex miksi sacral. Latihan Berkemih
tujuannya untuk meningkatkan interval pengosongan dan menurunkan keadaan yang mendesak
yang berhubungan dengan inkontinensia yang mendesak. Ini biasanya digunakan pda pasien
dengan gejal OAB termasuk pendesakan, frekunsi, inkontinensia mendesak dan nokturia. Ada 3
komponen untuk dilatih : edukasi pasien, jadwal pengosongan dan penguatan positif. Pengaturan
cairan, kemih harian dan penekanan desakan juga sering ditambahkan. Teknik sikap yang
spesifik mungkin tidak terlalu penting pada efek pengobatan yang mencakup semua komponen.

Efek dari Sindrom Berkemih berlebihan


Tinjauan dari Cochrane tentang latihan berkemih untuk inkontinesia urine pada deewasa dengan
5 percobaan, terdiri dari 457 peserta, yang menilai efek latihan berkemih pada wanita
inkontinensia urin. 2 studi membandingkan latihan berkemih tanpa perlakuan khusus tidak
ditemukan angka statistic signifikan dari efek pengobatan. 2 studi membandingkan latihan
berkemih dengan obat-obatan, ditemukan hasil latihan berkemihnya tinggi dari pesera yang
merasa diberi obat. Ada 50% dari efek samping penggunaan antikolinergik. Satu percobaan
ditemukan tidak ada perbedaan di antara latihan berkemih dengan latihan otot panggul dengan
biofeedback. 2 percobaan random terakhir yang dipubliskan telah menunjukkan keefektivan dari
Latihan berkemih pada wanita. Dougherty et al, membandingkan “Behavioral management for
continence – BMC – (Manajemen sikap untuk kontinens). 3 langka rangkaian protocol meliputi
monitor diri sendiri, latihan berkemih dan latihan otot panggul tanpa pengobatan. Memonitor diri
sendiri berupa pengurangan konsumsi protein, mengatur jumlah dan waktu intake cairan,
menurunkan interval pengosongan yang lama dan membuat perubahan diet agar BAB yang
teratur. Setelah memonitor diri sendiri, peserta mencoba latihan berkemih, jika perlu, latihan otot
panggul denga biofeedback. Dalam 2 tahun, keompok BMC berhasil menurunkan kesakitan
inkontinensia urin sebanyak 61%, dan kesakitan grup control naik 184%. Subak et al, mengacak
wanita dalam 6 minggu latihan berkemih atau tanpa pengobatan khusus, dan menemukan bahwa
grup yang diobati berkurang 40% di pertenganminggu periode inkontinensia. Walaupun
merupakan suatu kemajuan, terlihat hanya sedikit pasien yang benar-benar sembuh dari gejala
berkemihnya.

Anda mungkin juga menyukai