Anda di halaman 1dari 3

c 


      

Harta-benda memang merupakan kebutuhan hidup yang sangat dicintai manusia. Allah yang
Maha Hidup berfirman, yang artinya :
͞Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah -lah
tempat kembali yang baik (surga)͟ (QS ` `` 3:14). ͞Dan di antara tanda-tanda
kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan
untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar
dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahn
kamu bersyukur͟ (QS ` 30:46).

Bagaimana seharusnya menyikapi harta-benda dalam kehidupan fana ini ? Ikutilah petunjuk
Allah swt dalam al-Quran dengan 10 prinsip berikut :

1. Landasan harta-benda adalah ÷   , yaitu meyakini hanya ada satu Sang
Pemilik, yaitu Allah ` ``
yang memiliki seluruh isi jagat alam raya ini, termasuk harta
benda, nyawa, dan tubuh kita. Allah berfirman, yang artinya :
͙͞.."` `` ` `` ` ``  " ʹ sesungguhnya semua milik Allah dan
sesungguhnya semua pasti kembali kepada-Nya͟ (QS ` ``` 2:156). ͞Kepunyaan Allah-
lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi͙.͟ (QS ` ``` 2:284).

2. Sebagai konsekuensi prinsip 1, manusia harus sangat menyadari bahwa harta-benda


merupakan
 (titipan, barang pinjaman) dari Allah. Sesungguhnya manusia di dunia
ini tidak memilikinya tetapi dia hanya dititipi atau dipinjami harta -benda oleh Allah,
sehingga sifatnya hanya sangat sementara. Allah berfirman, yang artinya :
͞Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat͟ (QS
` `` 4:58). ͞Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
amat zalim dan amat bodoh͟ (QS `  `` 33:72).

3. Sebagai konsekuensi prinsip 1 dan 2. Cinta kepada harta-benda harus dalam rangka
°
kepada Allah, Sang Pemilik harta yang sesungguhnya. Allah berfirman, yang artinya :
͞Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari
berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang -orang yang fasik (QS ``` 9:24).
4. Sebagai konsekuensi prinsip 1, 2, dan 3, sumber harta -benda yang dicari harus
merupakan sumber yang diijinkan Allah, yaitu =    
  
. Allah berfirman,
yang artinya :
͞Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu͟ (QS ` ``` 2:168). ͞Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah͟ (QS ` ``` 2:172).

5. Sebagai konsekuensi prinsip 1, 2, 3, dan 4, cara memperoleh harta-benda harus dengan


cara yang diijinkan oleh Allah, yaitu °   
  
 Allah berfirman, yang artinya :
͞Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar͙͙͙͙͙...dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.͟ (QS ` ``` 2:282-283).

6. Sebagai konsekuensi prinsip 1, 2, 3, 4, dan 5, penggunaan atau pembelanjaan harta-


benda harus dengan jalan dan tujuan yang diijinkan Allah, yaitu Ä 
 Ä
  

 
Allah berfirman, yang artinya :
͞Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap -
tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui͟ (QS ` ``` 2:261). ͞Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah ad alah Maha Penyayang
kepadamu͟ (QS ` `` 4:29). ͞Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah
orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar͟ (QS ` `` 49:15).
Rangkaian ayat-ayat 261-274 surat ` ``` juga menjelaskan prinsip keenam ini.

7. Sebagai konsekuensi prinsip 1, 2, 3, 4, 5, dan kelanjutan prinsip 6, sebagian harta -benda


harus diberikan kepada orang-orang yang memang berhak menerimanya seperti ë   
 ë  ë  =ë
     dan sebagainya. Hal ini diatur khusus dalam peraturan
zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Allah berfirman, yang artinya :
͞Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang
yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-
orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa͟ (QS ` 
``` 2:177). ͞Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana͟ (QS ``` 9:60).

8. Sebagai konsekuensi prinsip 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, manusia harus 




Ä  ë
=   ° 
°  
 


harta-bendanya (lihat kembali prinsip
4,5,6,7). Allah berfirman, yang artinya :
͞Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah
menyesatkan siapa yang dikehendaki- Nya dan memberi petunjuk kepada siap a yang
dikehendaki- Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu
kerjakan͟ (QS `` 16:93). ͞kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)͟ ʹ ͞` `` `
``   ` ` ͟ (QS ``
`` 102:8).

9. Sebagai konsekuensi prinsip 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, manusia juga harus




 Ä  ë
  

   
  
 ë  Tanggung jawab di
dunia diberikan kepada, misalnya, masyarakat, pemerintah, atasan, orang tua, dan
sebagainya. Tanggung jawab di akhirat diberikan kepada Allah swt. Bea siswa yang diterima
oleh para peserta program studi lanjut harus dipertanggung- jawabkan di dunia, misalnya
kepada pemerintah, dalam bentuk harus selesai studi dengan baik, dan dipertanggung-
jawabkan di akhirat kepada Allah swt. Allah berfirman, yang artinya :
͞Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan- Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan͟ (QS at-Taubah 9:105). ͞Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya͟ ʹ ͞faman-ya͛mal mitsqaala
dzarratin khairan yarah͟. ͞Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula͟ ʹ ͞faman-ya͛mal mitsqaala
dzarratin syarran yarah͟ (QS al-Zalzalah 99:7-8).

10.  ` ! `   `, manusia 


  ë    
(rakus, serakah)
dalam harta-bendanya. Prinsip kesepuluh ini sering dilupakan manusia. Apalagi dalam dunia
materialisme- kapitalisme sekarang ini, prinsip terakhir ini semakin jelas dilanggar. Krisis
ekonomi (keuangan) global saat ini, yang merupakan peringatan dari Allah swt, agar dipakai
sebagai pelajaran supaya tidak melanggar prinsip kesepuluh dan sepuluh prinsip yang dikaji
singkat dalam ͞PDF͟ seri ke-22 ini. Allah swt melarang rakus-serakah dalam surat `
`
`` sampai tiga kali larangan (
` ``!
` ``!
` `` ). Silahkan dikaji surat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai