Anda di halaman 1dari 49

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral
adalah instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang jasa. Wujudnya adalah
memberikan pelayanan perijinan usaha dan memberikan pelayanan dalam
bentuk bimbingan serta penyuluhan untuk mengembangkan, membina dan
meningkatkan kemampuan dan keterampilan usaha di bidang industri dan
perdagangan. Selain dalam bidang peridustrian dan perdagangan Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral memberikan
pelayanan dalam menyiapkan dan mengevaluasi data untuk pemberian
penerbitan ijin usaha bidang energi sumber daya mineral dan melaksanakan
tugas-tugas lain dalam bidang energi sumber daya mineral.
Perkembangan dunia usaha khususnya perindustrian dan perdagangan
kurang terkoordinasi sehingga perlu ditata atau diarahkan secara dini agar tidak
mengakibatkan tergusurnya pengusaha industri dan pedagang yang memiliki
modal minoritas serta pasar tradisional dapat beerkembang dan menciptakan
dunia usaha yang sehat.
Dalam menciptakan dunia usaha yang sehat dan terbuka perlu adanya
aturan main yang jelas dari pemerintah sehingga tidak ada pihak-pihak yang
merasa dirugikan dalam dunia perindustrian dan perdagangan. Maka diperlukan
adanya kebijakan yang mengatur tentang perindustrian dan perdagangan.
Kebijakan menurut Udoji (dalam Wahab, 1991 : 15) yaitu “sebagai suatu tindakan
bersanksi yang mengarah pada tujuan tertentu yang diserahkan pada suatu
masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan yang
mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat”. Dengan adanya kebijakan
pemerintah tentang perdagangan dan perindustrian, maka Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral melaksanakan tugas-tugasnya,
salah satunya adalah untuk memberikan perijinan kepada pengusaha industri
dan pedagang serta memberikan pelayanan dalam peningkatan kemampuan dan
keterampilan usaha.

1
Oleh karena itu kami melaksanakan kuliah kerja pada Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Mineral untuk mengetahui
proses pembuatan perijinan dan pelaksanaan pelayanan pada bidang
perindustrian dan perdagangan.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan Kuliah Kerja
1. Bidang perindustrian
a. Untuk mengetahui prosedur permohonan perijinan
industri
b. Untuk mengetahui tugas-tugas bidang perindustrian
yang berkaitan dengan pemrosesan perijinan perindustrian.
2. Bidang perdagangan
a. Untuk mengetahui prosedur permohonan perijinan
perdagangan
b. Untuk mengetahui tugas-tugas bidang
perdagangan yang berkaitan dengan pemrosesan perijinan
perdagangan
1.2.2 Manfaat Kuliah Kerja
a. Manfaat bagi mahasiswa :
1. Untuk membandingkan dan menerapkan sejauh mana ilmu
pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dengan diterapkan
dilapangan.
2. untuk membantu diskripsi secara langsung bagi mahasiswa yang
terjun dalam lapangan pekerjaan tentang bagaimana etika seseorang
bersikap dalam bekerja.
3. untuk memenuhi syarat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja.
4. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta kreatifitas
dalam bidang Ekonomi Sumber Daya Manusia.
b. Manfaat bagi Fakultas pada khususnya dan Universitas
pada umumnya :
1. Sebagai bahan masukan guna melakukan evaluasi sejauh mana
kualitas teori yang diberikan bila dibandingkan dengan perkembangan
ilmu yang berada dalam praktek nyata.

2
2. Sebagai kajian atas laporan-laporan hasil Kuliah Kerja yang
dilakukan mahasiswa sesuai dengan penyesuaian kurikulum.
3. Menjalin kerjasama antara Instansi dan Universitas dalam
pemberian ilmu pengetahuan tentang instansi tersebut.
c. Manfaat bagi instansi :
1. Dengan disusunnya laporan kuliah kerja nanti dapat diharapkan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dalam
pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
2. Sebagai sarana yang menghubungkan lembaga pendidikan
dengan instansi terkait dalam penyediaan lapangan kerja.

1.3 Pelaksanaan Kuliah Kerja


1.3.1 Objek Kuliah Kerja
1. Nama Objek :
Instansi tempat pelaksanaan kuliah kerja (KK) adalah Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten
Jember.
2. Alamat :
Instansi tempat pelaksanaan kuliah kerja (KK) beralamatkan di Jl.
Kalimantan No. 82 Kabupaten Jember.
3. Bidang Usaha :
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral
Kabupaten Jember bergerak dibidang jasa.
1.3.2 Pelaksanaan Kuliah Kerja
Kuliah kerja dilaksanakan efektif terhitung mulai tanggal 5 Oktober 2009
sampai dengan tanggal 6 Nopember 2009, namun waktu tersebut tidak
mutlak tergantung kebijakksanaan perusahaan/instansi yang bersangkutan.
Pelaksanaan Kuliah Kerja memiliki jadwal kerja yang dapat dilihat pada
tabel 1.3.2.1 dan tabel 1.3.2.2 berikut ini :

3
Tabel 1.3.2.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KK di Bidang Perindustrian
No Kegiatan Minggu Ke Jumlah
1 2 3 4
Jam
1 Observasi serta pengurusan izin √ 2
2 Perkenalan dengan Pimpinan dan √ 2
Karyawan Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan ESDM
3 Membantu penulisan laporan nota dinas √ √ √ √ 24
Bidang Perindustrian
4 Membantu meregister Tanda Daftar √ √ √ 18
Industri
5 Mengikuti rapat perencanaan kegiatan √ √ 4
lapangan
6 Membantu penulisan formulir Tanda √ √ √ 18
Daftar Industri (TDI)
7 Mengikuti kegiatan bimbingan dan √ √ √ 24
penyuluhan di lapangan
8 Konsultasi secara periodik dengan √ 4
Dosen Pembimbing Fakultas serta
instansi
9 Perpisahan dan penutupan KK √ 2
Total Jam Kegiatan KK 98

4
Tabel 1.3.2.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KK di Bidang Perdagangan
No Kegiatan Minggu Ke Jumlah
1 2 3 4
Jam
1 Observasi serta pengurusan izin √ 2
2 Perkenalan dengan Pimpinan dan √ 2
Karyawan Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan ESDM
3 Membantu pengisian formulir Surat Ijin √ √ √ √ 40
Usaha Perdagangan (SIUP)
4 Membantu mengagendakan Surat √ √ √ √ 20
Permohonan Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SP-SIUP)
5 Membantu meregister Surat IjinUsaha √ √ √ √ 20
Perdagangan (SIUP)
6 Membantu pengetikan Surat Ijin Usaha √ √ √ 40
Perdagangan (SIUP)
7 Konsultasi secara periodik dengan √ √ 4
Dosen Pembimbing Fakultas serta
instansi
8 Perpisahan dan penutupan KK √ 2
Total Jam Kegiatan KK 130

BAB 2. GAMBARAN UMUM OBJEK KULIAH KERJA

5
2.1 Sejarah dan Perkembangan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Energi Sumber Daya Mineral
Sejak awal berdirinya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber
Daya Mineral sering berganti nama. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
131 Tahun 1957 ditetapkan dengan nama Departemen Perdagangan sebagai
salah satu lembaga bidang perdagangan di indonesia, yaitu tentang
Pemerintahan Kementerian Perekonomian menjadi Kementerian Perdagangan
dan Kementrian Perindustrian yang berlaku sejak tanggal 9 April 1957.
Sebelumnya sejak tanggal 19 Agustus 1945 sampai dengan tanggal 24 Maret
1956 tidak dijumpai adanya Kementrian Perdagangan atau Menteri
Perdagangan, yang ada adalah Kementerian Perekonomian Perdagangan dan
industri yang muncul silih berganti. Sehingga pada tanggal 9 April 1957 dipecah
menjadi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
Pada tanggal 27 Agustus 1964 dipakai istilah Menteri Perdagangan Dalam
Negeri. Kemudian pada tanggal 28 Maret 1966 dipecah menjadi Departemen
Perdagangan dan Departemen Koperasi. Selanjutnya dari tanggal 29 Maret 1978
sampai dengan 21 Maret 1983, berubah lagi menjadi Departemen Perdagangan
dan Koperasi. Pada kabinet Pembangunan IV yang dibentuk tanggal 21 Maret
1983, Departemen Perdagangan dan Koperasi dipecah lagi menjadi Departemen
Perdagangan dan Departemen Koperasi yang didasarkan pada Keputusan
Presiden Nomor 388/M tahun 1966. kemudian berubah lagi menjadi Departemen
Perindustrian dan Perdagangan.
Pada tanggal 1 januari 2001 dengan berlakunya UU Nomor 22 Tahun 1999,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan berubah status menjadi Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jember berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 74 tahun 2000 tanggal 23 Desember 2000. selanjutnya sebagai
implementasi dari PP VII Tahun 2003 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 23
tahun 2003, Dinas Perindustrian dan Perdagangan berubah menjadi Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal. Kemudian pada Tahun
2008 berubah nama lagi menjadi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi
Sumber Daya Mineral. Perubahan tersebut mencakup perubahan struktur
organisasi, tugas pokok dan fungsi.

6
2.2 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi
Sumber Daya Mineral
2.2.1 Bagan Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber
Daya Mineral Kabupaten Jember
Bedasarkan Peraturan Daerah Nomor 51 Tahun 2008 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Jember, kewenangan
otonomi daerah dibidang Perindustrian, Perdagangan dan pertambangan
dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber
Daya Mineral Kabupaten Jember yang merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Daerah Kabupaten Jember. Dalam melaksanakan
kewenangannya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber
Daya Mineral dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Agar suatu sistem kerja sama berjalan lancar perlu dijelaskan
pembagian kerja tugas, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang bagi
individu atau bagian yang bekerja didalam kantor. Pembagian kerja dan
penetapan tanggung jawab itu menetapkan struktur organisasi.
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka kerja formal
organisasi, dimana kerangka tersebut meliputi tugas-tugas jabatan yang
dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi. Ada beberapa bentuk
struktur organisasi antara lain : bentuk organisasi lini; lini dan staf;
fungsional; lini; staf dan fungsional serta bentuk organisasi komite
(Sjamsuri, 2006 : 64-70)
Susunan organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi
Sumber Daya Mineral Kabupaten Jember terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
c. Bidang Industri
d. Bidang Perdagangan
e. Bidang Energi Sumber Daya Mineral
f. Kelompok Jabatan Fungsional
g. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)

7
Untuk lebih jelasnya susunan organisasi Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Jember dapat
dilihat pada gambar 2.2.1.1

8
BAGAN ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN ESDM
KABUPATEN JEMBER

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
UMUM DAN PERENCANA KEUANGAN
KEPEGAWAIAN AN

BIDANG BIDANG BIDANG ENERGI


INDUSTRI PERDAGAN SUMBER DAYA
GAN MINERAL

SEKSI SEKSI
INDUSTRI PERDAGAN SEKSI SEKSI SEKSI
HASIL GAN LUAR PERTAMBAN MINERAL DAN KETENAGA
PERTANIAN NEGERI GAN UMUM, PENGELOLAA LISTRIKAN
DAN MINYAK GAS N ABT DAN
KEHUTANAN BUMI DAN PEMANFAAT
GEOLOGI AN ENERGI
SEKSI
PERDAGAN
SEKSI GAN DALAM
INDUSTRI NEGERI
LOGAM,MESIN
,KIMIA DAN
ANEKA

UPT

BUPATI JEMBER
TTD
MZA DJALAL

Gambar 2.1.1.1 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber
Daya Mineral Kabupaten Jember

9
2.2.2 Tugas, Wewenang, dan Tanggung jawab masing-masing dalam
Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya
Mineral Kabupaten Jember
Pada umumnya setiap lembaga atau organisasi memiliki susunan
atau jenjang untuk mempermudah dalam mengklasifikasikan tugas dan
wewenang setiap bidang yang ada. Begitu pula pada Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Jember.
Berikut ini merupakan susunan tingkat jenjang dalam struktur
organisasi pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber
Daya Mineral Kabupaten Jember :
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas adalah seorang pimpinan Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral
Kabupaten Jember yang berada dan tanggung jawab kepada
Bupati Jember melalui Sekretaris Daerah.
2. Bidang Sekretariatan
Sekretariatan mempunyai tugas melaksanakan
administrasi dan urusan kerumahtanggaan dalam lingkup Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral dan
tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. Sekretariat dipimpin oleh
seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas.
Untuk melaksanakan tugasnya Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Pengkajian peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lainnya.
b. Penyusunan program kerja Sekretariatan.
c. Koordinasi bawahan dilingkungan Sekretariat agar sinergi
dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas.
d. Koordinasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas.
e. Perencanaan pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
umum, kepegawaian, perencanaan dan keuangan.
f. Koordinasi perencanaan, pengendalian dan evaluasi
program kegiatan bidang.

10
g. Koordinasi perencanaan, pengolahan, pengawasan
keuangan.
h. Koordinasi penyebarluasan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lainnya yang diperlukan.
i. Pengaturan dan pengendalian pengadaan surat menyurat,
perpustakaan, perlengkapan, rumah tangga serta urusan
penyelenggaraan rapat dinas.
j. Pelaksanaan hubungan masyarakat.
k. Koordinasi pelaksanaan urusan ketatalaksanaan.
l. Pembuatan laporan pelaksanaan tugas Sekretariat
sebagai pertanggung jawaban.
Bbagian Sekretariatan terdiri dari beberapa sub bagian, yaitu (1)
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, (2) Sub Bagian
Perencanaan, (3) Sub Bagian Keuangan.
2.1 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh
seorang Kepela Sub Bagian yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian ini
mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi
umum, perlengkapan, kepegawaian dan tugas lain yang
diberikan oleh sekretaris.
2.2 Sub Bagian Perncanaan
Sub Bagian perncanaan dipimpin oleh seorang Sub Bagian
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris. Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas
menyusun program rencana kegiatan serta laporan
evaluasi kegiatan pembangunan Perdagangan, Industri
dan Pertambangan Energi Sumber Daya Mineral dan
tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.
2.3 Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Sub Bagian
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas

11
melaksanakan pengelolaan keuangan dan tugas lain yang
diberikan oleh sekretaris.
3. Bidang Industri
Bagian Industri mempunyai tugas melaksanakan
bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan dan pengembangan
industri serta perjanjian industri, pengumpulan, pengilahan,
penyajian dan pelaporan data industri, meningkatkan kemampuan
dan keterampilan usaha industri, meningkaykan keterkaitan antar
sub sektor industri Hasil Pertanian dan Kehutanan dengan sub
sektor industri Logam, Mesin, Kimia, dan Aneka, bimbingan teknis
terhadap kelancaran pengadaan barang modal, peralatan, bahan
baku dan bahan penolong, penerapan standar dan pengawasan
mutu, inovasi teknologi dan tugas yang lain yang di berikan oleh
Kepala Dinas.
Untuk melaksanakan tugas dan pokok tersebut, Bidang
Industri mempunyai fungsi :
a. Pengkajian peraturan perundang-undangan
dan ketentuan lainnya yang diperlukan untuk kelancaran
tugas.
b. Penyusunan program kerja bidang industri.
c. Pelaksanaan program dan bimbingan teknis
pembinaan dan pengembangan industri hasil pertanian
dan kehutanan serta industri logam, mesin, kimia dan
aneka.
d. Penyusunan petunjuk teknis pengumpulan,
pengolahan, penyajian dan pelaporan data industri serta
pengembangan struktur industri.
e. Penyusunan petunjuk teknis penyiapan dan
pelayanan perijinan industri dan ijin kawasan industri.
f. Penyusunan bahan pedoman teknis standar
kepemilikan mesin atau peralatan, bahan baku atau bahan
penoling serta penerapan inovasi/teknologi dan
penggunaan tenaga kerja dalam rangka pengembangan
usaha atau pabrik.

12
g. Penyusunan bahan petunjuk teknis
penggunaan bahan baku, bahan penolong,
mesin/peralatan pengembangan kapasitas dan
deversivikasi produk.
h. Penyusunan bahan pembinaan dan
pengembangan mutu, penerapan standarisasi dan
konsiltasi usaha.
i. Pelaksanaan analisis iklim usaha dan
peningkatan kerja sama/kemitraan usaha serta promosi
produk-produk industri dan kerajinan.
j. Koordinasik, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan tugas pada masing-masing seksi.
k. Pelaksanaan hasil-hasil kerjasama luar
negeri, kerjasama lintas sektoral dan regional untuk
pemberdayaan industri di kabupaten.
l. Pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan
sinergi dengan bidang lain dan instansi terikat lainnya.
m. Pembagian tugas dengan bawahan sesuai
dengan bidang tugasnya.
n. Pemberian petunjuk pada bawahan agar
tugas dapat dilaksanakan dengan baik.
o. Penyiapan petunjuk pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang industri.
p. Penetapan Bidang Usaha Industri prioritas
Kabupaten.
q. Pemberian fasilitas usaha dalam rangka
pengem,bangan IKM Kabupaten.
r. Fasilitas akses permodalan bagi industri
melalui Bank dan lembaga keuangan bukan Bank di
Kabupaten.
s. Pembinaan industri dalam rangka
pencegahan pencemaran lingkungan serta pengawasan

13
terhadap pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh
industri tingkat kabupaten.
t. Penyusunan tata ruang kabupaten industri
dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri yang
terintegrasi serta koordinasi penyediaan sarana prasarana
untuk industri.
u. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
disentralisasi bidang industri tingkat Kabupaten.
Bidang industri terdiri dari dua seksi yaitu (a) Seksi Industri
Hasil Pertanian dan Kehutanan, (b) Seksi Industri Logam, Mesin,
Kimia dan Aneka.
a) Seksi Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan
Seksi Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan
mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis
terhadap kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan
sarana usaha dan produksi serta hasil pemantauan dan
evaluasi kegiatan dibidang industri hasil pertanian dan
kehutanan dan tugas lain yang dibrikan oleh Kepala
Bidang Industri.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi
Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan mempunyai
fungsi :
a. Penyelenggaraan bimbingan teknis dan penyiapan
perijinan serta pedoman pembinaan kegiatan usaha di
bidang industri.
b. Penyelenggaraan bimbingan teknis pembinaan dan
pengembangan sarana, usaha, dan produksi dibidang
industri Hasil Pertanian dan Kehutanan.
c. Penyelenggaraan monitoring, pengumpulan,
pengolahan, penyajian dan pelaporan data industri.
d. Penyelenggaraan bimbingan teknis pengembangan
struktur industri, peningkatan manajemen mutu hasi
produksi, penerapan standar pengawasan mutu,
deversifikasi produk dan inovasi teknologi.

14
e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan
bidang industri Hasil pertanian dan Kehutanan.
f. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyajian
dan pelaporan data industri Hasil Pertanian dan
Kehutanan.
g. Analisis iklim usaha dan peningkatan kerjasama
dengan dunia usaha dibidang industri Hasil Pertanian
dan Kehutanan.
h. Pelaksanaan bimbingan teknis serta pemantauan
penanggulangan dan pendegahan pencemaran di
bidang industri.
i. Pembinaan asosiasi industri serta pembentukan
dan pembinaan unut pelaksanaan teknis tingkat
kabupaten.
b) Seksi Industri Logam, Mesin, Kimia dan Aneka
Seksi Industri Logam, Mesin, Kimia dan Aneka
mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis
terhadap kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan
sarana usaha dan produksi serta hasil pemantauan dan
evaluasi kegiatan dibidang industri logam, mesin, kimia
dan aneka dan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Indurtri.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi
Industri Logam, Mesin, Kimia dan Aneka mempunyai
fungsi :
a. Penyelenggaraan bimbingan teknis dan penyiapan
perijinan serta pedoman pembinaan kegiatan usaha di
bidang industri.
b. Penyelenggaraan bimbingan teknis dan penyiapan
perijinan serta pedoman pembinaan kegiatan usaha di
bidang industri logam, mesin, kimia dan aneka.
c. Penyelenggaraan monitoring, pengumpulan,
pengolahan, penyajian dan pelaporan data industri.

15
d. Penyelenggaraan bimbingan teknis pengembangan
struktur industri, peningkatan manajemen mutu hasi
produksi, penerapan standar pengawasan mutu,
deversifikasi produk dan inovasi teknologi.
e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan
bidang logam, mesin, kimia dan aneka.
f. Analisis iklim usaha dan peningkatan kerjasama
dengan dunia usaha dibidang industri loogam,
mesin,kimia dan aneka.
g. Pelaksanaan bimbingan teknis serta pemantauan
penanggulangan dan pendegahan pencemaran di
bidang industri.
4. Bidang Perdagangan
Bidang perdagangan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan program, penyiapan bahan bimbingan teknis
terhadap kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan usaha
perdagangan, pendaftaran perusahaan dan kemetrologian,
pemantauan, evaluasi dan laporan kegiatan dan tugas lan yang
diberikan oleh Kepala Dinas. Bidang Perdagangan dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang berada dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang
Perdagangan mempunyai fungsi :
a. Pengkajian peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya di Bidang Perdagangan.
b. Penyusunan rencana kegiatan Bidang Perdagangan.
c. Penyusunan petunjuk dan menyiapkan pemberian
bimbingan teknis Pengembangan Usaha Perdagangan,
Perlindungan Konsumen, Perijinan Usaha Perdagangan,
Pendaftaran Perusahaan, Pengawasan dan penyuluhan
Pendaftaran Perusahaan, Pengolahan Data Informasi
Perusahaan/Bisnis dan Kemetrologian.
d. Pemberian tugas serta arahan kepada bawahan agar
tugas dapat dilaksanakan dengan baik.

16
e. Pemeriksaan hasil kerja bawahan agar sesuai dengan
petunjuk dan ketentuan berlaku.
f. Pemantauan dan monitoring pengadaan, penyaluran
dan harga barang kebutuhan pokok dan barang penting
lainnya, pengawasan terhadap barang-barang yang
beredar, penawasan terhadap Perijinan Usaha
Perdagangan, Tanda daftar Perusahaan dan
Kemetrologian.
g. Evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan teknik Usaha
Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri,
Perlindungan Konsumen, Perijinan Usaha Perdagangan,
Pendaftaran Perusahaan, Pengawasan dan Penyuluhan
Perusahaan, Pengolahan Data dan Informasi
Perusahan/Bisnis dan Kemetrologian.
h. Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait,
asosiasi usaha/niaga tentang hal-hal terkait dengan
pelaksanaan tugas.
i. Pembuatan laporan pelaksanaan tugas Bidang
Perdagangan sebagai pertanggung jawaban.
Bidang Perdagangan terdiri dari dua seksi yaitu (a) Seksi
Perdagangan Luar Negeri, (b) Seksi Perdagangan Dalam Negeri.
a) Seksi Perdagangan Luar Negeri
Seksi Perdagangan Luar Negeri dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan
bertangung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan.
Seksi Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas
melaksanakan program, penyiapan bahan bimbingan
teknis terhadap pelaksanaan kebijaksanaan pembinaan
dan pengembangan Usaha Perdagangan Luar Negeri
pemantauan, evaluasi dan laporan kegiatan dan tugas
lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang Perdagangan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi
Perdagangan Luar Negeri mempunyai fungsi :

17
a. Penyusunan rencana kegiatan Seksi Perdagangan
Luar Negeri sebagai pelaksanaan tugas.
b. Pengkajian peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya yang berkaitan dengan Perdagangan
Luar Negeri.
c. Penyiapan dan menyusun bahan bimbingan teknis
Perdagangan Luar Negeri dalam rangka
pengembangan ekspor dan impor.
d. Penyiapan dan menyusun bahan informasi serta
petunjuk teknis dalam rangka perintisan dan
pengembangan pasar luar negeri, menyiapkan
rekomendasi untuk penerbitan Angka Pengenal Impor
(API).
e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijaksanaan teknis dan perkembangan
perdagangan luar negeri.
f. Pembinaan dan peningkatan kemampuan
pengusaha dalam melakukan negosiasi/transaksi dan
pemesaran Perdagangan Luar Negeri.
g. Penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi
kegiatan impor termasuk pengawasan dan distribusi
barang impor.
h. Pembinaan dan peningkatan kemampuan
pengusaha dalam rangka Perdagangan Berjangka
Komoditi, Alternatif Pembiayaan Sistem Resi Gudang,
Pasar Lelang.
i. Koordinasi pelaksanaan, permasalahan dan
hambatan dalam kegiatan perdagangan luar negeri
dengan instansi terkaiit.
j. Pembuatan laporan pelaksanaan tugas Seksi
Perdagangan Luar Negeri sebagai pertanggung
jawaban.
b) Seksi Perdagangan Dalam Negeri

18
Seksi Perdagangan Dalam Negeri dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan
bertangung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan.
Seksi Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas
melaksanakan program, penyiapan bahan bimbingan
teknis terhadap pelaksanaan kebijaksanaan pembinaan
dan pengembangan Usaha Perdagangan Dalam Negeri
pemantauan, evaluasi dan laporan kegiatan dan tugas
lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang Perdagangan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi
Perdagangan Dalam Negeri mempunyai fungsi :
a. Memahami peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya berkaitan dengan perdagangan dan
jasa yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan
tugas.
b. Menyusun kegiatan kerjasama dan fasilitasi pengusaha
dalam kegiatan pengadaan dan penyaluran barang dan
jasa, kemampuan pelaku usaha dalam melakukan
perdagangan dan pemakaian produk dalam negeri.
c. Melaksanakan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
kegiatan informasi pasar dan stabilitas harga barang
kebutuhan pokok dan barang penting lainnya.
d. Melakukan sosialisasi penerapan Undang-Undang
Perlindungan Konsumen kepada pelaku usaha.
e. Menyusun bahan bimbingan teknis pembinaan sarana
usaha perdagangan dalam rangka menciptakan iklim
usaha, pemantapan keterkaitan antar dunia usaha
perdagangan dalam negeri.
f. Menghimpun data perusahaan sebagai bahan
pengendalian sarana dan usaha perdagangan.
g. Menyiapkan, mengelola dan menganalisa dan
pengendalian ijinusaha perdagangan antara lain Surat
Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Ijin Usaha
Perdagangan Minuman Berakohol (SIUP-MB), Surat

19
Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba (STPUW), Ijin
Usaha Pasar Modern (IUPM), dan Tanda Daftar
Gudang (TDG).
h. Melaksanakan pendaftaran perusahaan.
i. Menyusuri rencana dan program pengawasan
kemetrologian, Sengketa Konsmsi (BPSK) di
kabupaten kepada pemerintah, berkoordinasi dengan
propinsi dan fasilitas operational Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK), pendaftaran dan
pengembangan Lembaga Perlindungan Konsumen
Swadaya Masyarakat (LPKSM).
j. Melaksanakan pengawasan barang beredar dan jasa
serta penegakan hukum.
k. Melaksanakan kegiatan pasar murah.
l. Melaksanakan penerbitan perijinan usaha
perdagangan antara lain Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP), Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman
Berakohol (SIUP-MB), Surat Tanda Pendaftaran Usaha
Waralaba (STPUW), Ijin Usaha Pasar Modern (IUPM),
dan Tanda Daftar Gudang (TDG), Surat Ijin Tempat
Usaha (SITU) serta ijin pameran dagangan dan
seminar.
m. Membuat laporan tugas Seksi Perdagangan Luar
Negeri.
5. Bidang Energi Sumber Daya Mineral
Bidang Energi Sumber Daya Mineral mempunyai tugas
melaksanan kewenangan di Bidang Energi Sumber Daya Mineral,
melaksakan kebijakan pelayanan. Bidang Energi Sumber Daya
Mineral dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Energi
Sumber Daya Mineral mempunyai fungsi :

20
a. Mengkaji peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya yang diperlukan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas.
b. Menyusunan rencana kegiatan Bidang Energi Sumber
Daya Mineral sebagai acuan pelaksanaan tugas.
c. Memberi tugas pada bawahan agar tugas dilaksanakan
dengan baik.
d. Memeriksa hasil kerja bawahan agar sesuai dengan
petunjuk dan ketentuan yang berlaku.
e. Mengadakan pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan kegiatan di Bidang Energi Sumber Daya
Mineral.
f. Menyiapkan dan mengevaluasi data dalam rangka
persiapan penerbitan ijin usaha Bidang Energi Sumber
Daya Mineral.
g. Melaksanakan penelitian di Bidang Energi Sumber
Daya Mineral.
h. Melaksanakan kerjasama dan promosi investasi di
Bidang Energi Sumber Daya Mineral.
i. Memberikan masukan rekomendasi teknis atas
pemberian ijin yang terhubung dengan jaringan transmisi
nasional maupun lintas kabupaten.
j. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam
rangka pembinaan di Bidang Energi Sumber Daya Mineral.
k. Melakukan pemantauan bencana alam geologi.
l. Membuatan laporan pelaksanaan tugas Bidang Energi
Sumber Daya Mineral sebagai pertanggung jawaban.
Bidang Energi Sumber Daya Mineral terdiri dari : a) Seksi
Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi serta Geologi, b)
Seksi Pengolahan Air Bawah Tanah, c) Seksi Ketenaga Listrikan
dan Pemanfaatan Energi.
a) Seksi Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi
serta Geologi

21
Seksi Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi
serta Geologi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada dibawah dan bertangung jawab kepada Kepala
Bidang Energi Sumber Daya Mineral. Seksi Pertambangan
Umum, Minyak dan Gas Bumi serta Geologi mempunyai
tugas pengolahan pertambangan umum, Minyak dan Gas
Bumi serta Geologi dan tugas lainnya yang diberikan oleh
Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.
Adapun fungsi dari Seksi Pertambangan Umum,
Minyak dan Gas Bumi serta Geologi antara lain :
a. Mengkaji Peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya yang diperlukan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas.
b. Menyusun peraturan daerah tentang pertambangan
umum minyak dan gas bumi serta geologi sesuai
peraturan perundang-undangan.
c. Monitoring, evaluasi dan pelaporan potemsi
Sumber Daya Mineral yang ada di wilayah Kabupaten
Jember.
d. Menyusun data dan informasi wilayah yang rawan
bencana geologi serta sistem penanggulangannya.
e. Menetapkan wilayah pertambangan di Kabupaten
Jember.
f. Menyelesaikan perijinan yang berkaitan dengan
pertambangan umum, minyak dan gas bumi serta
geologi.
g. Melakukan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian atas kegiatan serta ijin yang telah
diterbitkan berkaitan dengan pertambangan umum
maupun minyak dan gas bumi yang meliputi produksi,
pemasaran, teknologi ramah lingkungan, K3,
konservesi lingkungan, reklamasi serta pemanfaatan
potensi secara optimal di wilayah Kabupaten Jember.

22
h. Pemberian rekomendasi teknis yang berkaitan
dengan kegiatan usaha pertambangan umum diwilayah
Kabupaten Jember.
i. Memberikan iklim investasi yang kondusif bagi
investor yang menanamkan modalnya di bidang
pertambangan umum maupun minyak dan gas bumi.
j. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan
instansi terkait sehubungan dengan pembinaan
pengawasan dan pengendalian kegiatan
pertambangan umum maupun minyak dan gas bumi.
k. Melakukan pelatihan, penerapan dan penyebaran
informasi tentang pertambangan umum, minyak dan
gas bumi serta geologi pada masyarakat umum
maupun dunia usaha baik dilakukan secara sendiri
atau kerjasama dengan instansi terkait.
b) Seksi Pengolahan Air Bawah Tanah
Seksi Pengolahan Air Bawah Tanah dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertangung
jawab kepada Kepala Bidang Energi Sumber Daya Mineral.
Seksi pengolahan Bawah Tanah Memiliki fungsi antara
lain :
a. Mengkaji Peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya yang diperlukan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas.
b. Menyusun peraturan daerah tentang air bawah tanah
sesuai peraturan perundang-undangan.
c. Menyusun dan mengelolah data serta informasi potensi
air bawah tanah termasuk mata air yang berada di
bawah kabupaten.
d. Menyelesaikan perijinan air bawah tanah termasuk
mata air.
e. Menetapkan wilayah konservasi air bawah tanah di
Kabupaten Jember.

23
f. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
dalam rangka menjadi konservasi air bawah tanah
termasuk mata air.
g. Melakukan pelatihan, penerapan dan penyebaran
informasi tentang air bawah tanah pada masyarakat
umum maupun dunia usaha baik dilakukan secara
sendiri atau kerjasama dengan instansi terkait.
c) Seksi Ketenaga Listrikan dan Pemanfaatan Energi
Seksi Ketenaga Listrikan dan Pemanfaatan Energi
dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan
bertangung jawab kepada Kepala Bidang Energi Sumber Daya
Mineral.
Adapun fungsi Seksi Ketenaga Listrikan dan
Pemanfaatan Energi :
a. Mengkaji Peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya yang diperlukan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas.
b. Menyusun peraturan daerah tentang air bawah tanah
sesuai peraturan perundang-undangan.
c. Menyusun rencana umum ketenagalistrikan daerah
Kabupaten Jember.
d. Menyelesaikan perijinan usaha penyediaan tenaga
listrik di wilayah Kabupaten Jember yang tidak
terhubung dengan jaringan transmisi nasional maupun
untuk kepentingan sendiri yang fasilitas instalasinya
ada diwilayah Kabupaten Jember serta usaha tenaga
listrik bagi kegiatan penunjang tenaga listrik.
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan umum
terhadap usaha ketenaga listrikan meliputi keselatan
sistem pengembangan usaha, optimasi sumber energi
termasuk pemanfaatan sumber energi terbarukan,
perlindungan lingkungan, pemanfaatan proses
teknologi yang bersih dan tercapainya standarisasi.

24
f. Melakukan pelatihan, penerapan dan penyebaran
informasi tentang energi alternatif pada masyarakat
umum maupun dunia usaha baik dilakukan secara
sendiri atau kerjasama dengan instansi terkait.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral sesuai dengan
keahlian dan kebutuhan. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari
sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi
dalam kelompok sesuai bidang keahlian. Setiap kelompok
dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk Kepala
Dinas. Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang fungsional diatur
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD)
Unit Pelaksanaan Teknis Dinas mempunyai kedudukan
sebagai unsur pelaksana teknis operasional dinas. Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas mempunyai tugas sebagian tugas
dinas, yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa
kecamatan. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas dipimpin oleh seorang
kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kapada
Kepala Dinas dan secara operasional dikoordinasikan oleh camat.

2.3 Personalia Perusahaan/Instansi


Dalam menjalankan aktivitasnya, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Jember tidak terlepas dari orang-orang
yang berkepentingan (Stake Holder) didalamnya. Dalam melakukan proses
pelayanan, tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting. Adapun hal-hal
yang berkaitan dengan ketenagakarjaan adalah :
a. Jumlah Karyawan
Secara keseluruhan jumlah karyawan pada Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Jember
sebanyak 43 orang dibantu Sukwan 2 orang dan Rollstaf 1 orang.

25
b. Hari Kerja dan Jam Kerja
Tabel 2.3.1 Hari Kerja dan Jam Kerja
Hari Keterangan Jam
Masuk 07.00 WIB
Senin – Kamis Istirahat -
Pulang 15.00 WIB
Masuk 06.30 WIB
Jum’at Istirahat 11.00 WIB – 13.00 WIB
14.30 WIB
Pulang
Sabtu – Minggu Libur
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya
Mineral Kabupaten Jember.

2.4 Visi dan Misi


Visi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral
Kabupaten Jember sejalan dengan Visi Kabupaten Jember. Adapun Visi Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten
Jember yaitu :
“Terwujudnya Kabupaten Jember sebagai daerah industri dan perdagangan
yang maju dan modern, produktif dan efisien yang bertumpu pada potensi
dan budaya daerah, mekanisme pasar yang berkeadilan serta mampu
bersaing di pasar lokal, regional dan internasional”.
Memperhatikan Visi tersebut maka pembangunan industri dan
perdagangan di Kabupaten Jember ditujukan pada seluruh lapisan masyarakat,
khususnya usaha kecil sampai usaha besar terutama untuk mendorong kegiatan
industri, perdagangan, kinerja ekspor, kemetrologian, pertambangan dan energi.
Untuk mewujudkan Visi tersebut maka Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Jember mengemban Misi sebagai
berikut :
a. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
secara aktif dan partisipatif untuk membangun industri dan
perdagangan yang berkelanjutan utamanya kelompok ekonomi
masyarakat dan kekuatan ekonomi daerah lainnya secara sinergis

26
khususnya usaha kecil menengah (UKM) yang bebasis pada sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang mandiri, produktif serta
berwawasan lingkungan.
b. Mengembangkan industri dan perdagangan yang
mampu menjadi salah satu pendukung atau penggerak perekonomian
daerah, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
dengan bertumpu pada potensi kehidupan sosial budaya masyarakat
jember yang agraris, berkepribadian kreatif dan memiliki daya tahan.
c. Mengoptimalisasikan pemanfaatan dan peengawasan
kegiatan pertambangan dengan tetap memperhatikan aspek ekonomis,
efisien dan mengutamakan kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan.

2.5 Motto
• Berfikir hari ini dan berbuatlah hari esok.
• Keberanian mencoba untuk mengatasi sebuah hambatan dan
permasalahan adalah kunci utama untuk menuju suatu kesuksesan.
• Bila anda ingin jujur kepada orang lain, maka terlebih dahulu
jujurlah pada diri sendiri.
• Tersenyumlah disaat kamu mendapat cobaan, karena segalanya
terasa lebih nikmat.
• Kegagalan adalah awal dari pada kesuksesan.
• Kepercayaan adalah awal dari rasa sayang.
• Tanpa kejujuran takkan pernah ada kasih sayang.

27
BAB 3. LANDASAN TEORI

3.1 Bidang Perindustrian


Perindustrian adalah suatu usaha yang mengolah bahan mentah atau
bahan setengah jadi menjadi bahan jadi yang dilakukan untuk memperoleh
keuntungan. Industri tidak hanya memproduksi barang tetapi juga dalam bentuk
jasa. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1995 mengenai ijin usaha industri
yang bertujuan untuk mendorong peningkatan usaha industri.
3.1.1 Teori Desentralisasi
Tujuan otonomi daerah adalah efektivitas dan efisiensi pelayanan
pemerintah bagi kepentingan rakyat. Otonomi daerah harus memandang
pada tiga konsep : konsep otonomi daerah, dasar kerakyatan dan sistem
pelayanan publik. Pertama, konsep otonomi daerah berkaitan dengan
cara pembagian secara vertikal kekuasaan pemerintahan. Cukup banyak
literatur mengenai pemerintahan modern yang mengatakan bahwa
federalisme merupakan bentuk desentralisasi "tertinggi" dalam rangka
pengaturan proses dinamik hubungan antara pusat dan daerah. Alasan

28
ini terkesan mendasari cara berpikir UU No. 22 Tahun 1999, yang
menggeser paradigma otonomi daerah menurut pasal (1) c UU No. 5
Tahun 1974 sebagai "hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri", menjadi seperti yang
diformulasikan dalam pasal (1) h UU No. 22 Tahun 1999 yaitu
"kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat". Dalam hubungannya dengan konsep otonomi daerah, pasal
4 ayat (2) UU No. 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa Daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota masing-masing berdiri sendiri dan tidak mempunyai
hubungan hierarki satu sama lain. Meskipun rumusan ketentuan ini
mengundang multitafsir, namun pendekatan secara fungsional (functional
approach) dikaitkan dengan pelayanan publik justru seharusnya
memberikan arah penafsiran sebagai landasan debirokratisasi pelayanan
publik, sehingga pelayanan publik dapat dikelola secara lebih efisien guna
kepentingan maksimal rakyat setempat.

3.1.2 Teori Desentralisasi Perijinan


Perijinan yang merupakan ujung tombak dari peranan birokrasi
pemerintahan dalam penataan investasi perlu diskenariokan dalam format
desentralisasi perijinan (decentralized licensing), yang dinilai sebagai
salah satu altematif solusi efektif untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan yang menyangkut investasi. Sehubungan sistem
pemerintahan yang didesentralisasikan (decentralized government),
desentralisasi perijinan merupakan format kebijakan pemerintahan yang
urgen sejalan dengan kebutuhan untuk menata sistem investasi sebagai
pilar utama perekomonian Indonesia. Dikaitkan dengan teori kebijakan
publik, perijinan merupakan bagian dari pendekatan command and
control, yaitu pendekatan kebijakan investasi dari sudut kewenangan
regulasi pemerintah.
Ijin dapat diartikan sebagai suatu persetujuan dari penguasa
berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam
keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan

29
peraturan perundang-undangan. Ini menyangkut perkenan bagi suatu
tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan
khusus atasnya (Spelt, dkk., 1993). Mendasarkan pada definisi tersebut,
perijinan akan selalu berkaitan dengan aktivitas pengawasan terhadap
aktivitas yang menjadi obyek perijinan. Pengawasan terhadap investasi
sebagai aktivitas obyek perijinan akan mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu:
pemberi ijin (aparat perijinan), pelaku investasi (subyek perijinan), dan
aktivitas investasi (obyek perijinan). Ketiga aspek dalam perijinan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut; Pertama, pengawasan terhadap
pemberi ijin harus diberi makna kebutuhan untuk membenahi kondisi
birokrasi, dengan melakukan pengawasan secara intensif dan efektif
terhadap aparat pemerintahan. Konsep desentralisasi pemerintahan yang
menggeser kekuasaan pemerintahan dari Pusat ke Daerah, termasuk
kewenangan pengawasan terhadap aparat pemerintahan dari kekuasaan
pengawasan pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah, merupakan upaya
memfungsikan peran pengawasan Badan-badan Pengawasan Daerah
(Bawasda) yang dinilai lebih memperhatikan permasalahan seputar
birokrasi Daerah dibandingkan pengawasan pusat yang jauh dari wilayah
yang menjadi sasaran pengawasan.
3.1.3 Prinsip Pelayanan publik
Di dalam Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 disebutkan
bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip
sebagai berikut:
a. Kesederhanaan, prosedur pelayanan publik tidak berbelit-
belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan,
b. Kejelasan, yang menyangkut beberapa hal yaitu :
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik, Unit
kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan /persoalan/
sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik; Rincian biaya
pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
c. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

30
d. Akurasi, produk pelayanan publik diterima dengan benar,
tepat, dan Baik.
e. Keamanan, proses dan produk pelayanan publik
memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
f. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan
publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas
penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan
dalam pelaksanaan pelayanan publik.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana, tersedianya sarana
dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang
memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi
dan informatika (telematika).
h. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta sarana
pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan
dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. Pemberi
pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta
memberikan pelayanan dengan ikhlas.
j. Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,
disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan
yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung
pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
(Ratminto, 2008: 22-23)

3.2 Bidang Perdagangan


Perdagangan adalah kegiatan usaha jual beli barang atau jasa yang
dilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau
jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi.
3.2.1 Teori Klasik Ilmu Politik
Ilmu pemerintahan dan ilmu administrasi negara mengajarkan bahwa
pemerintahan negara pada hakekatnya menyelenggarakan dua jenis
fungsi utama, yaitu fungsi pengaturan dan fungsi pelayanan.
a. Fungsi Pelayanan

31
“Pemerintahan negara bertanggung jawab untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup seluruh rakyatnya, upaya meningkatkan
kesejahteraan seluruh masyarakat itu dalam bentuk pelayanan
aparatur pemerintah kepada para warga yang memerlukannya”.
(Sondang, 1992 : 131-133)

Misalnya, warga negara mengharapkanpelayanan yang ramah,


cepat dan akurat dalam menyelesaikan berbagai urusan seperti bayar
pajak, mengurus perijinan tertentu, pengurusan tanda pengenal
seperti kartu tanda penduduk, dan berbagai urusan lainnya.
Dalam Peraturan Daerah No.15 tahun 2006 pasal 2 tentang
Jenis-jenis Pelayanan :
1. Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha
yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan,
bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Kabupaten
Jember.
2. Pelayanan di Bidang Perdagangan meliputi Perijinan dan
Tanda Daftar.
3. Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2
meliputi :
a. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SUIP)
b. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)
c. Surat Ijin Pameran Dangang
d. Tanda Daftar Usaha Waralaba
e. Tanda Daftar Gudang (TDG) dan Tanda Daftar
Perussahaan (TDP)

Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok


kepegawaian (didalamnya termasuk unsur Pegawai Negeri Sipil) pada
pasal 3 sebagai berikut :
“Pegawai Negeri adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara dan
Abdi Masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Pemerintah,
menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan”.

Pasal tersebut dipertegas dalam Peraturan Pemerintah No. 30


tahun 1980 tentang Kewajiban Pegawai Negeri Sipil antara lain pada
butir :
a. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan
dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.
b. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada
masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing.

b. Fungsi Pengaturan

32
“Dasar dan titik tolak penyelenggaraan fungsi peraturan ialah bahwa
negara adalah suatu negara hukum yang pada intinya berarti bahwa
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernagara semua
orang dan semua pihak terikat kepada dan harus taat kepada
berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi dan di
negara yang bersangkutan. Dan dalam hal terjadinya pelanggaran
terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku itu,
sanksinya dikenakan sesuai dengan ketentuan dan norma-norma
hukum yang berlaku tanpa pandang bulu”.
(Sondang, 1992 : 129-131)

Salah satu bentuk pengaturan yang dilakukan oleh aparatur


pemerintah adalah perijinan. Dalam kehidupan
bernasyarakat,berbangsa dan bernegara selalu ada kegiatan-kegiatan
tertentu yang hanya boleh dilakukan apabila yang bersangkutan telah
memperoleh ijin untuk melakukannya. Misalnya, seseorang hanya
boleh melakukan kegiatan bisnis apabila telah memiliki surat ijin dari
instansi yang secara fungsional menangani kegiatan bisnis, misalnya
pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya
Mineral.
BAB 4. HASIL KULIAH KERJA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelaksanaan Kuliah Kerja Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan


dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Jember.
4.1.1 Bidang Perindustrian
Pelaksanaan kuliah kerja pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Energi Sumber Daya Mineral adalah membantu penulisan nota dinas, membantu
dalam penulisan formulir, membantu meregister TDI yang akan diterbitkan,
mengikuti rapat perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan. Pertama rapat
mengenai peralatan yang akan digunakan pada kegiatan penyuluhan dan
bimbingan perijinan dan NPPBKC (Nomor Pokok Perusahaan Barang Kena
Cukai) di Kec. Sumberbaru, Kab. Jember. Rapat ini membahas tentang
kelengkapan peralatan yang ada di kegiatan tersebut. Kedua, pada minggu
berikutnya mengikuti rapat mengenai perencanaan kegiatan penyuluhan dan
bimbingan NPPBKC pengusaha tembakau yang akan dilakukan di Universitas
Muhamadiyah.

33
Mengikuti Kegiatan Workshop Pruduk Unggulan Kab. Jember yang
dilaksanakan di Ruang Pertemuan Hotel Bintang Mulia Jember. Kegiatan
Workshop ini bertujuan untuk mengenalkan investor atau buyer kepada
pengusaha-pengusaha kerajinan yang ada di Jember, begitu pula sebaliknya
pengusaha kerajinan dikenalkan kepada investor yang akan menanamkan
modalnya pada industrinya.
Mengikuti Kegiatan penyuluhan dan bimbingan NPPBKC dan sosialisasi
perijinan dibidang cukai di Kec. Sumberbaru. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan informasi kepada pengusaha tembakau dan rokok tentang perijinan
usaha dan untuk mendapatkan NPPBKC.
Mengikuti kegiatan bimbingan dan penyuluhan NPPBKC di Universitas
Muahamadiyah, kegitan ini berujuan untuk memberikan sosialisasi kepada
pengusaha tembakau dan rokok tentang undang-undang bea cukai,
mendapatkan NPPBKC. Pelaksanaan kegiatan luar dapat dilihat pada tabel
4.1.1.1 berikut ini :

Tabel 4.1.1.1 Pelaksanaan Kegiatan Luar selama Kuliah Kerja


No Kegiatan Tanggal, Jam, dan Tempat
Kegiatan
1 Workshop Produk Unggulan Kab. 08-10-2009,
Jember 08.00 – selesai
Ruang pertemuan Hotel Bintang
Mulia Jl. Kertanegara Komplek
GOR Kab. Jember
2 Bimbingan dan Penyuluhan NPPBKC 21-10-2009
dan Sosialisasi Perijinan di Bidang 07.30 – selesai
Cukai Rumah salah satu pengusaha
rokok Bp. H. Ridwan, di Kec.
Sumberbaru, Kab. Jember
3 Bimbingan dan Penyuluhan NPPBKC 26-10-2009
Undang-Undang dan peraturan 07.30 – selesai
pelaksanaan cukai rokok dan Ruang Pertemuan Café Resto
tembakau Universitas Muhamadiyah Jl.
Karimata, Kab. Jember

34
4.1.2 Bidang Perdagangan
Pada minggu pertama sampai minggu keempat membantu pengisian
formulir Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP, (contoh formulir SIUP dapat dilihat
pada lampiran 4). Membantu mengagendakan Surat Permohonan Surat Ijin
Usaha Perdagangan (SP-SIUP), (contoh formulir SP-SIUP dapat dilihat pada
lampiran 5). Membantu meregister Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), fungsi
meregister SIUP adalah untuk memperoleh nomor SIUP. Membantu pengetikan
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), (contoh SIUP dapat dilihat pada lampiran
6).

35
4.2 Pembahasan
4.2.1 Bidang perindustrian
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral
sering melakukan pembinaan kepada pengusaha yang membutuhkan bantuan
pembimbingan untuk pengembangan usahanya, khususnya pada bidang industri
sering dilakukan dinas luar, maka perlu dibuatkan nota dinas. Pembuatan nota
dinas bidang industri pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi
Sumber Daya Mineral sudah memenuhi aturan surat menyurat. Penulisan nota
dinas yang diawali dengan kop surat, judul dari surat perjalanan dinas, no urut
surat, kalimat pembuka, isi, penutup, tanggal, yang bertanggung jawab, dan
ditandatangani oleh pelaksana.
Salah satu tugas bidang industri Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Energi Sumber Daya Mineral adalah memberikan pelayanan dalam perijinan
usaha industri, maka perlu membuat Tanda Daftar Industri dan Ijin Usaha
Industri. Pengisian formulir pendaftarannya mudah untuk dimengerti, apabila
dalam pengisian formulir terdapat kesulitan maka akan dibantu oleh petugas
yang bersangkutan. Setelah pengisian formulir dan syarat-syarat telah dilengkapi
pemohon, dan telah dilakukan survey lapangan oleh petugas untuk melakukan

36
wawancara kepada pemilik usaha atau pemohon perijinan, akan dilanjutkan pada
pengetikan Tanda Daftar Industri. Tanda Daftar Industri sangat mudah dibaca
dan isinya jelas, menggunakan bahasa Indonesia baku.
Pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Energi Sumber Daya Mineral telah sesuai dengan prinsip pelayanan publik yang
memenuhi prinsip kesederhanaan yang tidak berbelit-belit, kepastian waktu
dalam pemrosesan perijinan, akurasi penulisan ijin yang diterima benar dan
diterima secara baik, keamanan dalam bentuk perlindungan hukum,
tanggungjawab, memiliki kelengkapan sarana dan prasarana, lokasi dan tempat
pelayanan sangat mudah untuk dijangkau, kenyamanan dalam memberikan
pelayanan dengan memberikan fasilitas yang lengkap seperti tempat beribadah
khususnya bagi umat islam yaitu musholla, ruang tunggu yang nyaman, kamar
mandi yang bersih, ruang pelayanan yang bersih dan nyaman.
Pada tanggal 8 Oktober 2009 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Energi Sumber Daya Mineral mengadakan Workshop Produk Unggulan yang
diadakan di Hotel Bintang Mulia jember. Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 wib –
selesai , kegiatan ini diadakan untuk mengenalkan pengusaha kerajinan kepada
buyer, begitu pula sebaliknya investor yang ingin menanamkan modalnya pada
kerajinan di Jember diperkenalkan kepada produk-produk unggulan Jember.
Pada tanggal 21 Oktober 2009 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Energi Sumber Daya Mineral mengadakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
NPPBKC (Nomor Pokok Perusahaan Barang Kena Cukai) dan sosialisasi
perijinan usaha industri di Kec. Sumberbaru Kab. Jember khususnya pada
pengusaha rokok. Kegiatan ini dihadiri oleh pengusaha-pengusaha rokok yang
berada di sekitar Kec. Sumberbaru. Kegiatan ini diadakan untuk memberikan
bimbingan pada para pengusaha rokok tentang pentingnya memiliki Ijin Usaha
Industri (IUI), dan memiliki NPPBKC. Pembuatan perijinan industri dan
pendaftaran perusahaan industri perlu dilakukan agar perusahaan tersebut
memiliki jaminan dari pemerintah dengan adanya kepastian hukum yang sudah
jelas. Perusahaan yang memiliki surat ijin usaha industri (IUI) dan tanda daftar
industri (TDI) akan mendapat bimbingan, informasi, motivasi, dan fasilitas dari
pemerintah, perusahaan akan mendapat kemudahan dalam permodalan, karena
surat ijin industri dapat dijadikan jaminan pada lembaga keuangan.

37
Hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan di Kec. Sumberbaru membahas
tentang syarat-syarat perijinan, proses penerbitan perijinan, manfaat memiliki
Tanda Daftar Industri atau Ijin Usaha Industri dan biaya yang diperlukan dalam
pemrosesan perijinan.
Adapun syarat-syarat yang diperlukan perusahaan untuk mendapatkan
perijinan sebagai berikut :
1. Surat keterangan desa / kelurahan
2. Fotocopy KTP
3. Mengisi formulir pengajuan ijin
Proses penerbitan surat ijin industri
1. Pemohon meminta dan mengisi formulir pendaftaran (contoh formulir
dapat dilihat pada lampiran 3). Pengisian formulir harus diisi secara
lengkap dan jelas untuk memperlancar proses pembuatan surat ijin.
2. Pemohon menyerahkan formulir yang telah diisi dan menyerahkan syarat-
syarat yang telah ditentukan kepada petugas.
3. Pemeriksaan berkas dan penelitian pengisian formulir yang dilakukan
oleh kepala seksi dan kepala bidang industri.
4. Setelah pemeriksaan berkas persyaratan yang telah ditentukan dan
penelitian pengisian formulir pengajuan ijin industry yang telah disiapkan
oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya
Mineral, maka petugas Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi
Sumber Daya Mineral akan melakukan peninjauan pada lokasi usaha,
melakukan wawancara pada pemilik usaha.
5. Hasil dari peninjauan petugas lapangan, akan dilaporkan dan dibuatkan
berita acara pemeriksaan.
6. Berita acara pemeriksaan ditandatangani oleh petugas lapangan dan
kepala bidang Industri.
7. Pengetikan Tanda Daftar Industri / Ijin Usaha Industri dan diajukan
kepada kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber
Daya Mineral, untuk disahkan.
8. Setelah surat ijin disahkan oleh kepala dinas, surat tersebut diserahkan
pada pemohon.
Manfaat memiliki Tanda Daftar Industri atau Ijin Usaha Industri adalah
perusahaan yang telah terdaftar akan mendapatkan jaminan pemerintah dalam

38
bentuk kepastian hukum. Surat ijin usaha ini akan dijadikan alat komunikasi
antara pengusaha dengan pemerintah, komunikasi yang terjalin adalah
pemerintah memenuhi kewajibannya dalam memberikan informasi, bimbingan
dalam peningkatan usaha, membantu fasilitas yang diperlukan pengusaha,
begitu pula sebaliknya perusahaan yang telah terdaftar akan mendapatkan
haknya, yaitu mendapat informasi usaha, bimbingan dalam peningkatan usaha,
mendapat fasilitas dari pemerintah. Selain itu Tanda Daftar Industri atau Ijin
Usaha Industri dapat dijadikan jaminan apabila perusahaan akan mengajukan
kredit di Bank. Perusahaan mendapatkan semua manfaat yang telah dijelaskan
sebelumnya apabila melakukan kewajibannya sebagai pengusaha khususnya
perusahaan tembakau dan rokok, yaitu mendaftarkan perusahaannya ke Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral.
Untuk memperlancar proses perijinan maka diperlukan biaya-biaya yang
diklsifikasikan menurut modal usahanya sebagai berikut :
1. IUI / TDI kecil, menengah yang memiliki modal Rp. 5.000.000,00 –
Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan biaya sebasar
Rp. 50.000,00
2. IUI / TDI besar yang memiliki modal > Rp. 200.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan biaya sebesar Rp. 100.000,00
Jangka waktu dari mulai permohonan hingga diserahkannya TDI kepada
pemohon sekitar 5 hari sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 78 tahun 2001
tentang pedoman standart pelayanan minimal (PSPM) yang menyebutkan
bahwa penerbitan SIUP dalam jangka waktu minimal 5 hari setelah
persyaratan lengkap dan benar, ini juga berlaku pada Ijin Usaha Industri (IUI)
dan Tanda Daftar Industri (TDI). TDI dan IUI berlaku selama 5 tahun.
Pada tanggal 26 Oktober 2009 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Energi Sumber Daya Mineral khususnya bidang industry mengadakan kegiatan
bimbingan dan penyuluhan NPPBKC (Nomor Pokok Perusahaan Barang Kena
Cukai) yang diadakan di Universitas Muhamadiyah Jember. Kegiatan ini
dilakukan untuk memberikan sosialisasi Undang-Undang dan peraturan
pelaksanaannya tentang cukai rokok dan tembakau. Hasil dari sosialisasi cukai
rokok dan tembakau adalah mengetahui tata cara mendapatkan NPPBKC.
Perusahaan yang ingin mengajukan permohonan NPPBKC terlebih dahulu

39
mengajukan permohonan secara tertulis kepada kantor yang mengawasi, untuk
selanjutnya dilakukan pemeriksaan lokasi usaha. Permohonan harus
melampirkan fotocopy Ijin Usaha Industri, Gambar denah lokasi, fotocopy IMB,
fotocopy ijin gangguan (HO). Perusahaan yang telah mengajukan permohonan
pemeriksaan, akan dilanjutkan dengan wawancara. Wawancara dilakukan untuk
memeriksa kebenaran data dari pemohon atau pengusaha, setelah dilakukan
wawancara akan dibuatkan berita acara wawancara (BAW), setelah itu pejabat
bea cukai akan melakukan pemeriksaan lokasi usaha, hasil dari pemeriksaan
lokasi akan dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP). BAP dapat digunakan
untuk memperoleh NPPBKC selama 3 bulan, setelah itu pemohon mengajukan
permohonan NPPBKC menggunakan formulir (rangkap 4), dalam jangka waktu
30 hari kepala kantor pengawas akan memutuskan untuk mengabulkan
permohonan atau menolaknya, apabila permohonan dikabulkan maka akan
diterbitkan NPPBKC, apabila permohonan ditolak maka akan diberikan surat
penolakan yang disertai alasannya. Alur permohonan NPPBKC dapat dilihat
pada gambar 4.2.1.1 berikut :

Permohonan
pemeriksaan Wawancara Pemeriksaan Permohonan
lokasi BAW lokasi BAP NPPBKC
Paling
lama 3
bulan

Persetujuan
NPPBKC

Gambar 4.2.1.1 Alur permohonan NPPBKC


Sumber : Direktorat jendral bea dan cukai

40
4.2.2 Bidang Perdagangan
Surat ijin Usaha Perdagangan (SIUP) diperuntukkan bagi pemohon atau
calon wiraswata yang memenuhi persyaratan dan dengan tujuan untuk
mendirikan suatu perusahaan. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) wajib
dimiliki oleh setiap perusahaan, agar perusahaan tersebut memiliki jaminan dari
pemerintah dengan adanya kepastian hukum yang sudah jelas.
Syarat-syarat yang diperlukan untuk mengajukan Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP) adalah sebagai berikut :
1. Foto 4x6 cm berwarna 2 lembar
2. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami, istri 2 lembar
3. Foto copy Bukti Kepemilikan tempat Usaha (Sertifikat/Akte) 1 lembar
4. Surat Pernyataan Domisili Perusahaan
5. Formulir Permohonan (SPI) 1 set
6. Apabila berbentuk (PT/CV/Koperasi) maka dilampiri copy :
Akte pendirian atau perubahan yang sudah didaftarkan/disahkan oleh
instansi berwenang 2 set.

41
Prosedur pemberian perijinan SIUP secara keseluruhan ada beberapa
tahap, dimulai dari pengisian formulir permohonan sampai penyerahan SIUP
kepada pemohon, dapat dilihat pada gambar 4.2.2.2

Pemohon Formolir Persyaratan Formulir


dikembalikan
ke Dinas

Data tidak Staf survey kelokasi Oleh Dinas


lengkap perusahaan dan di cek
ditolak membuat breita acara
hasil penelitian

Data lengkap
di proses

Formulir dimasukkan Hasil diajukan


ke buku agenda dan ke Kasi dan Tanda tangan
register Kabid Kepala Dinas

42
SIUP di serahkan ke
pemohon

Gambar 4.2.2.2 Proses pembuatan SIUP


Sumber : Dinas perindustrian, Perdagangan Dan Energi Sumber Daya Mineral

Pertama yang dilakukan adalah pemohon harus mengisi Formulir SP-SIUP,


kedua formulir tersebut bisa dibawa pulang dengan melengkapi persyaratan
yang telah ditetapkan. Kemudian setelah persyaratan lengkap, pemohon dapat
memberikan formulirnya ke bagian perdagangan, dari bagian ini formulir akan
diteliti lebih lanjut oleh bagian perdagangan, apabila persyaratan lengkap formulir
ditinggal dan apabila belum memenuhi persyaratan bisa dibawa kembali.
Dari pemeriksaan diatas, pegawai bagian perdagangan membagi
pengelolaan SIUP terdiri dari penelitian pengisian berkas ke Kepala Seksi dan
Kepala Bidang, persetujuan, pertimbangan pimpinan, pemeriksaan lapangan
oleh staf pelaksana, agenda SP-SIUP, register SIUP, pengetikan SIUP,
pemeriksaan kebenaran SIUP oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang, kemudian
pengajuan tandatangan ke pimpinan atau Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan Dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Jember. Yang
terakhir penyerahan SIUP kepemohon.
Pelayanan pembuatan SIUP di Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan
Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Jember pada Bidang Perdagangan
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 78 tahun 2001 tentang
Pedoman Standart Pelayanan Maksimal (PSPM) yang menyebutkan bahwa
penerbitan SIUP dalam jangka waktu minimal 5 hari setelah persyaratan lengkap
dan benar. Pembuatan Pedoman Standart Pelayanan Maksimal dimaksudkan
agar proses pelayanan SIUP dapat dilakukan dalam jangka waktu yang singkat.
Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Energi Sumber Daya Mineral

43
Kabupaten Jember lama pelayanan SIUP salama 5 hari, berarti sudah sesuai
dengan Pedoman Standart Pelayanan Maksimal.
Konsep pelayanan tidak hanya berbentuk dalam pelayanan aparatur
pemerintah kepada para warga yanng memerlukannya tetapi sesungguhnya juga
mencakup kemudahan akses dalam berhubungan dengan aparatur pemerintah
untuk sesuatu urusan atau kepentingan tertentu. Dalam hal ini Dinas
Perindustrian, Perdagangan Dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten
Jember memiliki kelemahan akses yang terlalu jauh untuk dijangkau masyarakat
yang bertempat tinggal di daerah yang jauh dari kota.
Dari hasil pelaksanaan Kuliah Kerja (KK) maka dapat dibahas sbagai
berikut:
Pada minggu pertama sampai minggu keempat :
1. Membatu pengisian formulir Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
Formulir Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) akan diberikan kepada
pemohon jika pemohon sudah melengkapi persyaratan yang telah
diberikan oleh Bidang Perdagangan dan sudah mengisi Surat
Permohonan Surat Ijin Usaha Perdagangan. Surat Ijin Usaha
Perdagangan dibedakan menjadi tiga, dibagi berdasarkan besarnya
modal dan kekayaan bersih (netto) :
1) SIUP Kecil wajib dimiliki oleh perusahaan dengan modal dan
kekayaan bersih (netto) sebesar Rp 5.000.000,00 sampai dengan
Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
2) SIUP Menengah wajib dimiliki oleh perusahaan dengan modal dan
kekayaan bersih (netto) sebesar Rp 200.000.000,00 sampai
dengan Rp 500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
3) SIUP Besar wajib dimiliki oleh perusahaan dengan modal dan
kekayaan bersih (netto) sebesar lebih dari Rp 500.000.000,00
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Dan untuk permohonan SIUP dikenakan biaya administrasi sebagai
berikut :
1) Penerbitan SIUP Kecil dikenakan biaya sebesar Rp 100.000,00.

44
2) Penerbitan SIUP Menengah dikenakan biaya sebesar Rp
150.000,00.
3) Penerbitan SIUP Besar dikenakan biaya sebesar Rp 300.000,00
Sumber : Peraturan Daerah No 15 tahuin 2006
2. Membantu mengagendakan Surat Permohonan Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SP-SIUP).
Surat Permohonan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SP-SIUP) ditulis
dibuku agenda apabila data dari pemohon sudah lengkap dan telah diteliti
oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang Perdagangan. Apabila data dari
pemohon masih terdapat kekurangan, maka pemohon harus
melengkapinya.
3. Membantu meregister Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Langkah-langkah untuk meregister Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
sama dengan langkah-langkah mengagendakan Surat Permohonan Surat
Ijin Usaha Perdagangan (SP-SIUP). Dari meregister Surat Ijin Usaha
Perdagangan maka akan didapatkan nomer SIUP yang baru.
Pada minggu kedua sampai minggu keempat :
1. Membantu pengetikan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) yang sudah memiliki nomer SIUP
selanjutnya diketik.
Seorang wiraswasta yang akan mendirikan perusahaan, terlebih dahulu
harus memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) seperti yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah No. 15 tahun 2006. Dengan adanya pengaturan tentang
pembuatan Surat Ijin Usaha Perdagangan ini, kelebihannya adalah sebagai
legalitas dari pemerintah untuk mendirikan perusahaan, juga sarana yang
menjembatani komunikasi antara pemerintah dengan dunia usaha dalam
melakukan pembinaan terhadap dunia usaha melalui Dinas Perindustrian,
Perdagangan Dan Energi Sumber Daya Mineral. Dan apabila pihak perusahaan
melanggar ketentuan yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Daerah No. 15
tahun 2006 maka akan dikenakan sanksi berupa :
1. Sanksi pidana paling lama 6 bulan atau denda paling banyak 4
kali restribusi terutang.
2. Sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Sanksi berupa pencabutan ijin usaha.

45
Masa berlaku SIUP adalah 5 tahun, jadi perusahaan yang telah memiliki
SIUP wajib melakukan penndaftaran ulang setiap 5 tahun di tempat
diterbitkannya SIUP.

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
5.1.1 Bidang perindustrian
• Proses permohonan perijinan bidang industri dimulai dari permintaan
formulir, pengisian formulir dan melengkapi syarat-syarat oleh pemohon,
pemeriksaan berkas, wawancara lapangan atau lokasi usaha, penerbitan
TDI, pengesahan oleh kepala dinas, TDI diseraahkan kepada pemohon.
• Salah satu tugas bidang perindustrian adalah melakukan pelayanan
kepada masyarakat untuk memberikan pelayanan perijinan usaha dan
memberikan pelayanan dalam bentuk bimbingan serta penyuluhan untuk
mengembangkan, membina dan meningkatkan kemampuan dan
keterampilan usaha di bidang industri.

46
5.1.2 Bidang Perdagangan
• Proses permohonan perijinan bidang perdagangan dimulai dari
permintaan formulir SP-SIUP yang dilengkapi persyaratan, pemeriksaan
oleh kepala bidang, pemeriksaan lapangan, formulir dimasukkan kebuku
agenda dan register, pengetikan SIUP, pemeriksaan kebenaran SIUP
oleh kapala bidang, pengajuan tanda tangan di pimpinan, yang terakhir
penyerahan SIUP kepada pemohon.
• Salah satu tugas pada Bidang Perdagangan adalah melaksanakan
pendaftaran perusahaan, melaksanakan penerbitan ijin usaha
perdagangan, melaksanakan kegiatan pasar murah, memonitoring harga
barang kebutuhan pokok.

5.2 Saran
Pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya
Mineral sebaiknya lebih ditingkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat
dalam memberikan bimbingan, informasi, motivasi, dan fasilitas dari pemerintah
serta pelayanan dalam pemberian perijinan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat bea dan cukai. 2009. Tata Cara Mendapatkan NPPBKC. Jember :
Direktorat bea dan cukai

Disperindag dan ESDM. 2009. Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2006 tentang
Retribusi Perijinan di Bidang Perdagangan. Jember : Disperindag dan
ESDM

Disperindag dan ESDM. 2009. Peraturan Daerah No. 51 Tahun 2008 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi. Jember : Disperindag dan
ESDM

Disperindag dan PM. 2008. Retribusi IUI/TDI


http://www.disperindag.jemberkab.org/[12November2009]

Krugman, Paul R. 1991. Ekonomi Internasional : Teori dan Kebijakan


(Terjemahan International Economics : Theory and Policy). Edisi

47
Kedua Buku Pertama : Perdagangan. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.

Moenir, H.A.S. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta. PT.


Karya Uniperss.

Nazarudin, T. 2009. Landasan Teoritik Pelayanan Perijinan.


http://my.opera.com/nazar/blog/pelayanan_perijinan [11November
2009]

PemkabJember. 2009. Profil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM.


http://www.pemkabjember.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=91%Adisperindag&catid=44%3
Acategory-dinas&Itemid=63&lang=[14November2009]

Presiden RI. 1984. Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.


http://pdfddatabase.com/indeks.php?
i=definisi+perindustrian[12November2009]

Puspasari, Dheka. 2008. Efektivitas Implementasi Pelayanan Penerbitan Surat


Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Berdasarkan Peraturan Daerah No.
15 Tahun 2006 di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi
Sumber Daya Mineral. Jember. FISIP, Universitas Jember.

Ratminto & Atik Septi Winarsih, 2008. Manajemen Pelayanan. Pengembangan


Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar
Pelayanan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Siagian, Sondang P. 1992. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta. PT.


Rineka Cipta.

Sjamsuri. 2006. Pengantar Manajemen. Buku Diklat Kuliah. Universitas Jember.

Suparjati, dkk.2000.Surat Menyurat Dalam Perkantoran(Seri Adminstrasi


Perkantoran).Yogyakarta:Penerbit Kanisius.

Wikipedia. 2009. Pengertian Industri. http://id.wikipedia.org/wiki/industri


[11November 2009]

Yuswadi, Hary. 1993. Sosialisasi Industri. Buku Materi Kuliah. FISIP, Universitas
Jember.

48
49

Anda mungkin juga menyukai