Anda di halaman 1dari 2

Sosialisasi Cara Penggunaan Gas

Oleh : Gordon Baho | 30-Mei-2010, 01:09:05 WIB

KabarIndonesia - Kasus ledakan tabung gas yang marak terjadi


belakangan ini membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto merasa
prihatin. Agar ke depan kasus tersebut tidak terulang kembali,
setidaknya Pemprov DKI akan melakukan langkah antisipasi. Salah
satunya dengan memerintahkan para lurah untuk melakukan
penyuluhan atau sosialisasi tentang cara penggunaan gas yang tepat
dan mengetahui indikasi tabung yang rusak sebelum terjadi ledakan.
Selain itu, juga akan meminta pada PT. Pertamina sebagai badan
usaha milik negara (BUMN) yang bertanggung jawab atas konversi gas
agar lebih hati-hati dalam memilih mitra perusahaan produsen gas.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, menjelaskan, untuk mencegah


semakin banyaknya jumlah ledakan tabung gas di Jakarta diusulkan
tiga langkah antisipasi. Yaitu, dari sisi masyarakat pengguna tabung
gas, diharapkan agar paham dan mengetahui cara pemakaian tabung
gas dengan benar dan tepat. Pengguna gas juga harus mengetahui
indikasi-indikasi apabila tabung gas tersebut ada gangguan, sehingga
segera tidak menggunakannya untuk menghindari ledakan tabung.

"Jadi warga harus benar-benar paham mengenai pemakaian,


pemeliharaan, dan indikasi gangguan bila tabung gas tersebut rusak,"
kata Prijanto di Balaikota DKI, Kamis (27/5). Selanjutnya, Pemprov DKI
akan memerintahkan para lurah untuk melakukan penyuluhan
mengenai cara pemakaian, pemeliharaan dan pengetahuan indikasi
tabung gas rusak atau tidak. Sehingga warga yang menggunakan
tabung gas mendapatkan pemahaman yang cukup terhadap cara
pemakaian dan indikasi gangguan tabung.

Setidaknya, lurah diminta mengumpulkan seluruh ketua Rukun


Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) untuk memberikan sosialisasi
mengenai tabung gas. Selanjutnya, ketua RT dan RW memberikan
sosialisasi kepada warga di lingkungannya.

"Jika warga sudah paham betul mengenai pemakaian dan


pemeliharaan gas, mereka bisa semakin berhati-hati menggunakan
tabung gas sehingga ledakan bisa dicegah," tegasnya.

Langkah selanjutnya, dilihat dari sisi Pertamina sebagai BUMN yang


mengatur kebijakan konversi gas dan pengawas distribusi gas ke
warga di seluruh Indonesia, termasuk Jakarta. Prijanto meminta
Pertamina lebih selektif memilih mitra pengusaha produsen gas.
Produsen gas yang dipilih haruslah perusahaan yang mematuhi
standar yang ditentukan dalam memproduksi gas ke dalam tabung.
Jika tidak akan membahayakan warga.

Sekretaris Eksekutif Himpunan Masyarakat Konsumen Gas


Indonesia (Himkogasi), Bahrowi, mengatakan, kebijakan
konversi gas yang dilakukan selama ini tidak diiringi dengan
pengawasan yang baik. Sehingga di lapangan banyak
ditemukan tabung gas ukuran 3 kilogram yang masih memiliki
kelemahan. Tentunya kelemahan ini bisa dilihat dari
pemberian kuota produksi tabung gas pada pabrik tidak
selektif dalam penunjukannya. Kemudian tabung gas yang
diproduksi dan dipasarkan ke warga tidak melewati tahap
quality control atau pengawasan kualitas oleh Pertamina,
sehingga banyak yang rusak.
Sehingga, ketika terjadi banyak ledakan tabung gas di DKI maka pihak
yang harus bertanggung jawab, menurutnya, adalah Pertamina.
Karena BUMN ini merupakan sumber relugasi konversi gas. Karena itu,
Bahrowi menegaskan sudah sepatutnya Pemprov DKI menuntut secara
pro aktif kepada aparat keamanan, Pertamina dan instansi terkait di
pemerintahan pusat, untuk segera mengevaluasi pelaksanaan regulasi
tersebut.

"Evaluasi antara lain soal kepastian jumlah produsen gas resmi


Pertamina dan hasil produksinya. Sebab, saat ini sudah banyak
produsen tabung gas palsu atau tabung gas oplosan yang
memproduksi tabung berisi air dan gas. "Itu yang sering
mengakibatkan kecelakaan," terangnya.

Pemprov DKI juga perlu melibatkan elemen masyarakat seperti


Himkogasi untuk mendesak Pertamina agar memeriksa dan menarik
seluruh tabung gas 3 kilogram di wilayah DKI Jakarta. Hal itu dilakukan
untuk mengetahui secara pasti kondisi tabung gas yang baik atau
bermasalah. Dengan begitu, peristiwa ledakan dapat dihindari. (*)

Anda mungkin juga menyukai