Anda di halaman 1dari 10

KRISNA FAHRUDIN

NIM: 09110782

IKP Reg. 3b

TUGAS SPS

RETINOPATI DIABETES

SCENARIO KASUS 8

“Seorang pasien perempuan berusia 52 Tahun datang ke RS,pasien


mengeluh mata kanannya sejak 3 bulan lalu pandangan kabur makin
lama makin buram seperti ada kabut hitam keluhan mata merah,melihat
silau,nyeri pada mata,sakit kepala dsangkal tidak pernah terjatuh dari
hasil pemeriksaan lensa od/os :keruh grade 1,vitreus od sulit dinilai
,pupil bulat aa/vv 2/3,CD 0,3 – 0,5 reflex macula (+),perdarahandot
(+).eksudat hard (+)

A. Pendahuluan

Retinopati diabetes merupakan komplikasi diabetes yang


mengakibatkan kerusakan pada jaringan kapiler yang menyuplai darah
ke retina. Penyakit mata pada diabetes adalah:
 Retinopati
 Katarak: katarak senil tahap awal yang berkembang pada
usia muda pada penderita diabetes atau bentuk katarak
yang lebih spesifik untuk diabetes berpengaruh pada
perubahan dalam pengobatan diabetes.
 Iritis: penderita diabetes dengan kontrol glikemik yang
buruk rentan terhadap suatu peradangan pada mata yang
disebut iritis. Gejala klinis yang ditimbulkan berupa rasa
sakit pada mata sehingga perlu penegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan secepatnya.
Pada pemaparan ini, retinopati diabetes yang menjadi tujuan
pembahasan. Sedangkan penyakit mata diabetik lain seperti katarak
dan iritis bukan merupakan tujuan pembahasan.

B. Pengertian
Retinopati diabetes adalah penyakit mata yang sering terjadi
pada penderita diabetes. Mereka yang menderita diabetes juga
beresiko tinggi untuk mengidap penyakit mata lainnya seperti
glaukoma dan katarak. Semua penyakit mata ini dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan berat hingga kebutaan.
C. Etiologi
Proses penyakit retinopati diabetik terjadi akibat perubahan-
perubahan yang terjadi pada pembuluh darah retina, yaitu suatu
membran tipis yang terbentuk dari sel-sel saraf yang berjejer di
belakang 2/3 bola mata. Sel-sel saraf pada retina akan menerima
cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak tentang apa yang dilihat
oleh mata.
D. Patofisiologi
E. Tipe / macam-macam Retinopati diabetes
Retinopati diabetik terdiri dari 2 stadium, yaitu :

 Retinopati nonproliferatif. Merupakan stadium awal dari proses


penyakit ini. Selama menderita diabetes, keadaan ini
menyebabkan dinding pembuluh darah kecil pada mata melemah.
Timbul tonjolan kecil pada pembuluh darah tersebut
(mikroaneurisma) yang dapat pecah sehingga membocorkan
cairan dan protein ke dalam retina. Menurunnya aliran darah ke
retina menyebabkan pembentukan bercak berbentuk “cotton
wool” berwarna abu-abu atau putih. Endapan lemak protein yang
berwarna putih kuning (eksudat yang keras) juga terbentuk pada
retina. Perubahan ini mungkin tidak mempengaruhi penglihatan
kecuali cairan dan protein dari pembuluh darah yang rusak
menyebabkan pembengkakan pada pusat retina (makula).
Keadaan ini yang disebut makula edema, yang dapat
memperparah pusat penglihatan seseorang.
 Retinopati proliferatif. Retinopati nonproliferatif dapat
berkembang menjadi retinopati proliferatif yaitu stadium yang
lebih berat pada penyakit retinopati diabetik. Bentuk utama dari
retinopati proliferatif adalah pertumbuhan (proliferasi) dari
pembuluh darah yang rapuh pada permukaan retina. Pembuluh
darah yang abnormal ini mudah pecah, terjadi perdarahan pada
pertengahan bola mata sehingga menghalangi penglihatan. Juga
akan terbentuk jaringan parut yang dapat menarik retina sehingga
retina terlepas dari tempatnya. Jika tidak diobati, retinopati
proliferatif dapat merusak retina secara permanen serta bahagian-
bahagian lain dari mata sehingga mengakibatkan kehilangan
penglihatan yang berat atau kebutaan.
 Makula edema adalah pembengkakan makula; tajam penglihatan
berkurang dan terapi laser diperlukan. Dalam situasi ini, rujukan
segera ke dokter mata sangat penting. Baru-baru ini, dokter mata
telah menggunakan steroid injeksi intra-vitreal untuk mengurangi
edema makula. Edema makula hampir mustahil untuk didiagnosis
menggunakan oftalmoskopi langsung.
Walaupun edema makula merupakan retinopati, banyak
dokter masih menggunakan istilah makulopati untuk
menggambarkan lesi di sekitar makula. Hal ini sering dikaitkan
dengan penurunan tajam penglihatan, dapat mengakibatkan
kebutaan dan perlu ditangani segera oleh dokter spesialis mata.

F. Gejala klinis
Dalam tahap awal inisiasi, retinopati diabetes tidak
menunjukkan gejala. Penderita dapat sering memiliki penglihatan
yang baik-baik saja, namun tidak bila sudah terjadi perdarahan di
mata. Bila gejala klinis muncul, seringkali penyakit ini sudah
berada pada stadium lanjut. Hal ini membuat pengobatan jauh
lebih sulit dan hasil pengobatan tidak memuaskan.
Oleh karena itu, skrining rutin untuk mencari retinopati
merupakan hal yang sangat mendasar dalam penegakkan
diagnosis diabetes.
Kapan penderita diabetes akan dilakukan skrining
retinopati? Orang dengan diabetes tipe 1 umumnya tidak
mungkin tak terdiagnosis untuk jangka waktu yang lama. Oleh
karena itu apabila penderita diabetes berusia lebih dari 10 tahun,
skrining untuk komplikasi harus dilakukan dalam waktu 5 tahun
sejak diagnosis awal diabetes.
Di lain pihak, orang dengan diabetes tipe 2 telah menderita
diabetes selama bertahun-tahun tanpa mengetahuinya. Pada saat
penegakkan diagnosis, 30% dari orang dengan diabetes tipe 2
sudah memiliki komplikasi. Untuk alasan ini, penting untuk
mencari komplikasi pada diabetes tipe 2 pada saat penegakkan
diagnosis.
Setelah skrining awal, penderita diabetes harus dinilai setiap
1 atau 2 tahun setelah skrining awal, tergantung pada keadaan
retina. Namun, penilaian mungkin perlu dilakukan lebih sering
jika terdapat komplikasi atau jika penderita telah menderita
diabetes untuk waktu yang lama.
Sebelum retinopati ini dibahas, masalah penglihatan kabur
(blurred vision) pada penderita diabetes harus didiskusikan.
Adalah hal yang penting untuk menanyakan penderita diabetes
tentang gejala penglihatan kabur ini. Pada penglihatan kabur,
penderita mengalami perubahan osmotik di dalam lensa karena
fluktuasi kadar glukosa darah, dengan kata lain lensa berubah
bentuk, kemudian penglihatan menjadi kabur. Gejala klinis ini
seringkali menakutkan penderita diabetes karena mereka mengira
itu adalah gejala awal dari kebutaan. Mereka harus diberitahu
sebelumnya bahwa penglihatan akan menjadi lebih kabur
beberapa minggu setelah kadar glukosa darah berada pada
keadaan stabil. Juga mereka harus disarankan untuk tidak perlu
memakai kacamata selama periode ini.
Penglihatan kabur juga bisa disebabkan oleh manifestasi
penyakit mata yang lain: kemungkinan penyakit mata lain ini
dapat disingkirkan dengan pemeriksaan oftalmologi.
G. Faktor resiko
Ada banyak faktor risiko yang mempengaruhi
perkembangan retinopati, meliputi:
 Kontrol glikemik yang buruk. Pada halaman selanjutnya
akan disajikan data dari uji klinis mayor yang menunjukkan
fakta konklusif.
 Semakin lama seseorang menderita diabetes, semakin besar
kemungkinan mereka untuk menderita retinopati diabetes.
Kontrol glilemik dan lama seseorang menderita diabetes
adalah dua prediktor paling penting untuk kemungkinan
retinopati diabetes.
 Prediktor penting lainnya merupakan risiko retinopati
diabetes, tetapi memiliki tingkatan risiko lebih rendah,
yakni: hipertensi, kolesterol tinggi dan penyakit ginjal.
 Kehamilan adalah faktor risiko lain. Bagaimana faktor
kehamilan mempengaruhi retinopati akan dibahas pada
pemaparan selanjutnya.
H. Penatalaksanaan
Beberapa uji klinis penting telah menetapkan pengobatan
untuk retinopati diabetes. Meskipun dilakukan bertahun-tahun
yang lalu, uji klinis ini masih memiliki pengaruh besar pada cara
penatalaksanaan komplikasi diabetes.
Salah satu hasil paling penting dari uji klinis ini adalah
penemuan terapi laser yang memiliki potensi untuk menghindari
kebutaan.
Retina diintervensi dengan cara berbeda sesuai jenis
retinopati oleh laser. Pada retinopati proliferatif, diperlukan terapi
laser pan-retina atau memiliki pola tertentu di retina. Pada kasus
edema makula, diperlukan terapi laser fokus atau terapi laser
menggunakan pembatas (grid).
Pada terapi laser berpola, retina perifer menjadi target. Pada
fotografi retina, titik berwarna kuning menunjukkan laser yang
ditujukan ke retina.
Laser fokal atau menggunakan pembatas yang diperlukan
untuk menargetkan lesi seperti eksudat keras atau eksudat lembut
di sekitar makula. Dalam situasi ini, seorang dokter mata, yang
sangat berpengalaman dalam melakukan terapi laser, diperlukan
untuk memastikan bahwa makula, dan dengan demikian tajam
penglihatan tidak terkena fokus laser.
Ada efek samping dari terapi laser yang perlu didiskusikan
dengan pasien sebelum menjalani terapi laser.
Dalam terapi laser “pengeboman” (bombing) seluruh retina
atau berpola untuk retinopati proliferatif, penglihatan perifer bisa
hilang dan dapat mengakibatkan rabun senja. Dalam kasus ini,
orang harus disarankan untuk tidak mengemudi di malam hari.
Mereka juga akan merasa lebih sulit untuk melihat bila berpindah
dari lingkungan terang ke gelap (misalnya memasuki bioskop)
karena mata yang menerima terapi laser kurang mengalami
penurunan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dari
lingkungan dengan cahaya terang ke lingkungan gelap.
Beberapa orang yang menjalani terapi laser akan mengalami
kehilangan persepsi warna. Pada kenyataannya, penglihatan dapat
memburuk setelah terapi laser. Namun, terapi laser dapat menstop
perkembangan retinopati dan menyelamatkan penglihatan untuk
jangka panjang. Ada beberapa aspek tambahan untuk pengobatan
retinopati. Orang dengan retinopati memerlukan kontrol tekanan
darah yang agresif. Hal ini sangat penting dalam mengurangi
edema makula.
Seperti yang terlihat di penelitian DCCT, tindak lanjut
penelitian EDIC dan UKPDS dan penelitan monitoring, penting
untuk meningkatkan kontrol glukosa darah. Ini membantu untuk
memperlambat progresivitas retinopati. Perbaikan dalam kadar
HbA1c memiliki efek positif pada pengurangan risiko progresivitas
retinopati.
Namun, kontrol glikemik harus ditingkatkan secara bertahap
karena perubahan yang cepat dalam kadar glukosa darah dapat
memperburuk retinopati. Perburukan retinopati bersifat sementara
jika kontrol kadar glukosa darah dipertahankan.
Kadar lipid harus dalam batas normal. Penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan aspirin tidak meningkatkan
risiko perdarahan retina.
Hal khusus yang harus diperhatikan adalah pengaruh
kehamilan pada retinopati diabetes. Kehamilan dapat
menyebabkan perburukan sementara diabetes retinopati, tetapi
umumnya tidak menyebabkan perburukan permanen. Idealnya
seorang wanita harus memiliki penilaian status retina sebelum
hamil. Jika kehamilan tidak direncanakan, penilaian status retina
harus dilakukan sesegera mungkin. Keadaan retina harus diperiksa
kembali pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Retinopati
diabetes tidak menjadi masalah dalam diabetes gestational.
Pada orang tua, kehadiran katarak dan faktor-faktor yang
berkaitan dengan usia, seperti pupil yang sulit berdilatasi,
membuat penglihatan fundus menjadi lebih sempit.
Operasi katarak dapat menyebabkan edema makula. Dengan
demikian sangat penting untuk memeriksa keadaan retina selama
dilakukan operasi katarak.
Pada orang tua, NPDR dengan edema makula merupakan
penyebab utama kebutaan. Pelajaran kunci yang perlu diingat
adalah:
 Seiring berjalannya waktu, sekitar 100% dari penderita
diabetes akan memiliki kemungkinan menderita retinopati.
 Kontrol glikemik yang buruk mengakibatkan semakin tinggi
risiko retinopati.
 Ada berbagai tingkatan retinopati, yang diklasifikasikan
sesuai dengan tanda-tanda klinis. Dengan penatalaksanaan
yang baik, sebagian besar orang dengan retinopati tidak
akan mengalami kebutaan.
 Dari hasil penelitian, terbukti bahwa terapi laser terbukti
mencegah kebutaan. Jika terapi laser dilakukan ketika
penglihatan masih jelas, pengobatan lebih efektif
 Karena retinopati bersifat asimtomatik dalam tahap awal,
pemeriksaan rutin mata oleh praktisi yang berpengalaman
dalam penyakit mata diabetes adalah suatu keharusan.
Daftar pustaka

Anonim. Retinopati Diabetes. www.siteadvisor.cn/sites/idf.org


/downloads/edu_modules_sec5. Diakses Desember 2006.

http://belibis-a17.com/2009/02/14/retinopati-diabetik-non-proliferatif/

http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?
page=+proliferatif+retinopati+diabetik+dengan+perdarahan+vitreus+pada+oku
la+dekstra

http://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&cd=4&ved=0CC0QFjAD&url=http%3A%2F
%2Frumahdiabetes.com%2F2008%2F08%2Fretinopati-diabetik

http://www.f-buzz.com/2008/09/09/penyakit-mata-retinopati-diabetes/

Anda mungkin juga menyukai