Anda di halaman 1dari 4

Hasyim Asy’ari, Jatmiko, Pengaruh Perubahan Suhu terhadap Tegangan Tembus pada Bahan Isolasi Cair

Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Tegangan Tembus


pada Bahan Isolasi Cair

Hasyim Asy’ari, Jatmiko


Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura
Email: asy_98ari@yahoo.com

Abstrak
Mesran Super merupakan jenis minyak pelumas yang sangat banyak
digunakan untuk kendaraan. Pelumas ini terutama dianjurkan untuk melumasi mesin
kendaraan yang menggunakan bahan bakar bensin. Pelumas ini mengandung
detergen-dispersent additiveI, sehingga pelumas ini dapat mengurangi pengotoran
pada bagian dalam dari mesin, juga mengandung aditif anti oksidasi, anti karat, anti
aus dan anti busa. Minyak pelumas ini diformulasikan dari bahan dasar yang
memiliki viscosity index tinggi. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh
suhu terhadap tegangan tembus pada bahan pengujian. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa minyak pelumas mesin SAE 40 memiliki karakteristik tegangan
tembus yang cenderung naik seiring naiknya kenaikan suhu minyak tetapi tegangan
tembus yang dimiliki lebih kecil dibanding minyak tranformator (Diala B).

Kata Kunci: Isolator cair, perubahan suhu, tegangan tembus.

proses pembuatannya memakai reaksi kimia yang


1. Pendahuluan sangat mahal dan rumit juga tidak mudah didapat unsur
Isolator adalah alat listrik yang dipakai untuk kimianya. Kelebihan isolator minyak sintetis adalah
menjalankan tugasnya mengisolasi didalam rangkaian isolator jenis ini sederhana dalam pengoperasian
listrik. Alat ini mempunyai sifat atau kemampuan untuk peralatannya. Isolator minyak, dalam hal ini minyak
dapat memisahkan secara elektris dua buah penghantar transformator mempunyai unsur atau senyawa utama
atau lebih yang berdekatan sehingga tidak terjadi yaitu hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon yang utama
kebocoran arus atau dalam gradien yang tinggi tidak dari isolator minyak ini adalah senyawa hidrokarbon
terjadi loncatan api (flashover). Dengan demikian parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik, dan senyawa
bahan isolasi haruslah mempunyai kekuatan dielektrik hidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut,
yang baik sehingga sifat hantarannya dapat ditiadakan. isolator minyak masih mengandung senyawa yang
Media dielektrik yang paling baik adalah ruangan disebut zat aditif (tambahan) meskipun kandungannya
vakum yamg sifat hantarannya nol. Karena bahan sangat kecil.
isolator minyak bukan dielektrik sempurna, maka Minyak pelumas ini jika dibandingkan dengan
molekul-molekul yang terdapat pada bahan tersebut minyak tranformator maka Minyak pelumas jenis
tidak terikat erat tetapi masih terdapat elektron-elektron Mesran Super SAE 40 memiliki kekentalan yang lebih
yang dapat bergerak bebas atau dapat terlepas dari tinggi dibandingkan dengan minyak trafo, hal ini sangat
ikatan akibat menerima beban tegangan dan memberi pengaruh pada kecepatan transfer panas yang
menimbulkan aliran arus bocor (leakage current) atau dimiliki, berdasarkan standar dari ASTM D-445 dan
arus yang mengalir melalui media elektrik. Isolator IEC 296A, besar kekentalan minyak atau viskositas
minyak sebagian besar berasal dari minyak bumi atau kinematic yang dianjurkan adalah 16 eSt pada suhu
minyak mentah yang diolah secara khusus sehingga 400C. Viskositas kinematik minyak trafo 10/85933 eSt.
mempunyai sifat–sifat sebagai isolator dan juga sebagai Sedangkan viskositas kinematik dari minyak pelumas
pendingin. Isolator minyak mineral mudah didapat dan Mesran Super SAE 40 adalah sekitar 145,22498 cSt.
murah dibanding isolator minyak lain (non minyak Untuk minyak trafo yang berada dipasaran viskositas
bumi). kinematiknya bisa mencapai sekitar 110 eSt yakni
Isolator minyak sintetis seperti hidrokarbon sintetis, minyak trafo produksi Shell (Diala Shell HFX).
ester, hidrokarbon aromatic khlorinat, dan sebagainya, Penelitian dilaksanakan terhadap bahan minyak
lumas mesin jenis Mesran Super SAE 40 produk dari

55
JURNAL TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER EMITOR Vol. 4, No. 2, September 2004

Pertamina. Tujuan penelitian ini adalah untuk tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau
mengetahui pengaruh suhu terhadap tegangan tembus tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam
pada bahan pengujian. Diharapkan dari hasil penelitian isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak tembus.
ini diketahui sifat yang dimaksud sehingga dengan Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-
mempertimbangkan faktor-faktor lain, bahan ini bisa elektron terikat erat pada molekulnya, dan ikatan ini
merupakan alternatif untuk digunakan sebagai bahan mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang
isolasi dan pendingin untuk transformator. disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus
pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu
2. Landasan Teori hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan
tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron
dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul
2.1. Isolator Cair
arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator
Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu
pemisah antara bagian yang bertegangan dan juga ketidakmurnian (impurity) seperti adanya arang atau
sebagai pendingin sehingga banyak digunakan pada kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan
peralatan seperti transformator, Pemutus Tenaga, switch tegangan tembus.
gear.
2.4. Sifat-Sifat Listrik Cairan Isolasi
2.2. Minyak Trafo
Sifat sifat listrik yang menentukan unjuk kerja
Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan cairan sebagai isolasi adalah:
isolasi juga sebagai media pendingin antara kumparan - Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak
kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Agar mengalami ketembusan dalam kondisi tekanan
minyak trafo berfungsi dengan baik, kualitas minyak listrik (electric stress ) yang tinggi.
harus sesuai dengan standar kebutuhan, ditunjukkan - Kapasitansi Listrik per unit volume yang
pada tabel 1. menentukan permitivitas relatifnya. Minyak
petroleum merupakan subtansi nonpolar yang
Tabel 1. Standard Minyak sebagai isolasi pada transformator efektif karena merupakan campuran cairan
hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-
kira 2 atau 2.5 . Ketidak bergantungan permitivitas
subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan
ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan
bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki
permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz, namun
hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang
mikro.
- Faktor daya: Faktor dissipasi daya dari minyak
2.3. Mekanisme Ketembusan Isolasi Cair dibawah tekanan bolak balik dan tinggi akan
Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi
digunakan, antara lain yang pertama adalah isolasi cair berbeban terdapat sejumlah rugi rugi dielektrik.
memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya
dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan merupakan parameter yang penting bagi kabel dan
dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen. kapasitor. Minyak transformator murni memiliki
Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang faktor dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada
akan diisolasi dan secara serentak melalui proses 20oC dan 10-3 pada 90oC pada frekuensi 50 Hz.
konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi - Resistivitas: Suatu cairan dapat digolongkan
energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih besar
diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan muatan dari109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi
(discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair resistivitas yang diperlukan untuk material isolasi
adalah mudah terkontaminasi. adalah 1016 W-m atau lebih. (W=ohm)
Beberapa macam faktor yang diperkirakan Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh ASTM
mempengaruhi ketembusan minyak transformator yakni dalam standar D-877 disebutkan bahwa suatu
seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), bahan isolasi harus memiliki tegangan tembus sebesar
pendinginan, perawatan sebelum pemakaian (elektroda kurang lebih 30 kV untuk lebar sela elektroda 1 mm,
dan minyak ), pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak dengan kata lain kekuatan dielektrik bahan isolasi
transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau kurang lebih 30 kV/mm. Sedangkan menurut standar
minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi ASTM D-1816 suatu bahan isolasi harus mampu
kekuatan dielektrik minyak transformator. menahan tegangan sebesar 28 kV untuk suatu lebar sela
Ketembusan isolasi (insulation breakdown, elektroda sebesar 1,2 mm. Standar ini merupakan
insulation failure) disebabkan karena beberapa hal standar yang diterima secara internasional dan harus
antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, dipenuhi oleh suatu bahan yang dikategorikan sebagai
berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena isolasi suatu bahan isolasi.
tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada prinsipnya

56
Hasyim Asy’ari, Jatmiko, Pengaruh Perubahan Suhu terhadap Tegangan Tembus pada Bahan Isolasi Cair

Gambar 1. Diagram pelaksanaan pengujian

40
T eg ang an Breakdo w n (kV)

35
30
25
Minyak Trafo
20
SAE 40
15
10
5
0
28 40 50 60 70 80 90 100
Suhu (Derajat Celcius)

Gambar 2. pengaruh perubahan suhu terhadap Tegangan tembus untuk Minyak trafo ( Diala-B)
dan Mesran Super SAE 40

3. Metode Penelitian 3.2. Peralatan Pengujian


1. Satu set pembangkit tegangan tinggi AC, untuk
3.1. Bahan Penelitian menghasilkan tegangan tinggi AC yang diperlukan
Penelitian ini dimaksudkan uantuk mengetahui untuk menguji tingkat isolasi bahan.
karakterstik isolasi dari suatu bahan uji yakni minyak Alat ini terdiri dari :
pelumas. Jenis minyak pelumas yang digunakan sebagai a. Transformator penaik tegangan
bahan uji pada penelitian ini adalah jenis minyak Regulator Tegangan primer :100/220 Volt
pelumas mesin jenis Mesran Super SAE 40, produksi Tegangan sekunder : 50 kV
PT Pertamina, Pengujian tegangan tembus bahan Kapasitas : 5 kVA
dilakukan dengan variasi suhu. Sehingga pada Berat : 125 hg
percobaan ini suhu bahan yang diuji berbeda-beda mulai b. Regulator, yaitu peralatan untuk mengatur
dari suhu kamar hingga suhu 1000 C dengan pengujian besarnya tegangan keluaran transformator.
setiap kenaikan 100C. Proses pemanasan dilakukan c. Voltmeter, yaitu mengukur besarnya tegangan
diluar tabung penguji dengan menggunakan alat pada sisi sekunder dan primer.
pemanas (heater). Suhu bahan selalu dipantau dengan d. Resistor, digunakan untuk melindungi
menggunakan termomerter. Sehingga apabila pada transformator dari arus yang besar saat terjadi
pengetesan suhu bahan turun maka dilakukan proses tegangan tembus. Hambatan pada resistor ini
pemanasan kembali. Tetapi apabila suhu bahan terlalu bernilai 50 Kohm.
tinggi, maka bahan ditunggu beberapa saat hingga Peralatan diatas dibuat oleh Tokyo Transformator
suhunya sama dengan yang diharapkan. Co.LTD Jepang
2. Tabung penguji, untuk menguji bahan terhadap
kemampuannya menahan tegangan baik AC

57
JURNAL TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER EMITOR Vol. 4, No. 2, September 2004

maupun impuls. Pada tabung terdapat 2 elektroda Tabel 3. Besar tegangan tembus minyak pelumas mesin
SAE 40 pada suhu yang berbeda
dengan diameter 12,5 mm.Bahan terbuat dari fiber
glass.
Suhu Voltage
3. Barometer dan Higrometer untuk mengukur No
(0 C) Breakdown (kV)
tekanan dan kelembaban udara.
4. Termometer suhu.
1 27 18.417
5. Bahan yang akan diuji (minyak Mesran Super SAE
2 40 19.667
40).
3 50 18.0625
4 60 20.25
3.3. Prosedur Penelitian 5 70 20.56
- Bahan uji ditempatkan pada tabung pengujian 6 80 20.5
- Perubahan suhu akan diberikan pada bahan 7 90 21.11
yang akan di uji sesuai yang di harapkan 8 100 23.46
(dirubah dari suhu kamar sampai 1000C dengan
perubahan 100C).
- Untuk memanaskan bahan uji pada tabung
pengujian digunakan heater, dan untuk 4.2. Pembahasan
mengetahui suhu sesuai yang dikehendaki Hubungan perubahan suhu terhadap nilai tegangan
dengan termometer. tembus. Dari grafik data hasil percobaan, terlihat bahwa
- Pengujian Tegangan tembus tegangan tembus tiap-tiap bahan yang diuji dalam
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui percobaan ini mempunyai kecenderungan naik seiring
pengaruh perubahan suhu terhadap tegangan tembus dengan kenaikan temperatur. Walaupun pada level suhu
bahan isolator cair (Mesran Super SAE 40). Diagram tertentu beberapa bahan menunjukan karakteristik
pengujian dapat dilihat dalam gambar 1. penurunan seiring kenaikan suhu. Tetapi secara umum
bisa kita katakan bahwa karakteristik tegangan tembus
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan bahan-bahan yang diuji dalam percobaan adalah naik
seiring dengan adanya kenaikan suhu masing-masing
bahan.
4.1. Hasil Penelitian Dari data pengujian diatas untuk kedua bahan
Pengukuran Tegangan tembus minyak trafo Diala B tegangan akan semakin naik seiring dengan kenaikan
dapat dilihat pada tabel 2, untuk tegangan tembus suhu, tetapi pada bahan minyak transformator (Diala B)
minyak Mesran Super SAE 40 pada tabel 3. hubungan cenderung lebih tinggi dibanding dengan jenis minyak
perubahan suhu masing-masing bahan dengan nilai Mesran Super SAE 40.
tegangan tembus dapat dilihat pada Gambar 2.
5. Kesimpulan
Tabel 2. Besar tegangan tembus minyak trafo ( Diala-B) 1. Pengaruh perubahan suhu akan mempengaruhi
untuk suhu yang berbeda
nilai tegangan tembus (semakin meningkat
suhu maka akan semakin meningkat pula nilai
Voltage tegangan tembus).
No Suhu (0 C)
Breakdown (kV) 2. Bahan minyak transformator (Diala B) lebih
baik mutunya (nilai tegangan tembus lebih
1 28 7.825 tinggi) dibanding minyak Mesran Super SAE
2 40 7.375 40
3 50 10.02 Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan isolator
4 60 30.4 cair (Mesran Super SAE 40) kemampuan menahan
5 70 29.625 tegangan tembus masih dibawah standar yang
6 80 31.175 ditetapkan oleh standard ASTM D-877.
7 90 30
8 100 35.12

Daftar Pustaka
[1] http://www.pln-jp.co.id/units_upbdg.php
[2] http://www.elektroindonesia.com/elektro/energi12.html
[3] Arigayota Abdul Rahman dan Ferry Nugraha, Minyak Berbahan Dasar Parafinik dan naftenik, Energi
dan Listrik Volume 1, April 1991.
[4] Arismunandar, A. Teknik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta, 1994.
[5] Panduan Pengujian Tegangan Tinggi, Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

58

Anda mungkin juga menyukai