Anda di halaman 1dari 3

Supply Chain

Management (SCM)

Written by admin

Monday, 20 October 2008 04:25

SCM adalah seperangkat pendekatan untuk mengefisienkan integrasi supplier,


manufaktur, gudang dan penyimpanan, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan
dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat, untuk meminimasi biaya
dan memberikan kepuasan layanan terhadap konsumen (simchi-levi ). Definisi oleh the
Council of Logistics Management :

"Supply Chain Mangement is the systematic, strategic coordination of the traditional


business functions within a particular company and across businesses within the
supply chain for the purpose of improving the long-term performance of the individual
company and the supply chain as a whole". Perusahaan yang berada dalam supply
chain pada intinya memuaskan konsumen dengan bekerja sama membuat produk yang
murah, mengirimkan tepat waktu dan dengan kualitas yang bagus. Apabila mengacu
pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam
klasifikasi SCM adalah :

a. kegiatan merancang produk baru (product development ) - kegiatan mendapatkan


bahan baku (procurement)
b.kegiatan merencanakan produksi dan persediaan ( planning and control ) - kegiatan
melakukan produksi ( production )

c.kegiatan melakukan pengiriman ( distribution Ukuran performansi SCM :

1. Kualitas (tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, ketepatan pengiriman)

2. Waktu (total replenishment time, business cycle time)

3. Biaya (total delivered cost, efisiensi nilai tambah)

4. Fleksibilitas (jumlah dan spesifikasi) SCM juga bisa diartikan jaringan organisasi
yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke hilir (downstream), dalam
proses yang berbeda dan menghasilkan nilai dalam bentuk barang/jasa di tangan
pelanggan terakhir (ultimate customer/end user). Berikut adalah gambar model supply
chain (A. T. Kearney, 1994)

SCM berusaha mencapai optimasi global. Merupakan proses untuk menemukan strategi
terbaik bagi keseluruhan supply chain (systemwide). Adalah sangat menantang untuk
mendesain dan mengoperasikan supply chain yang secara keseluruhan biayanya
minimal, serta service levelnya terjaga. Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam
supply chain yaitu pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang
dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor,
pengecer, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua, aliran uang dan sejenisnya yang
mengalir dari hilir ke hulu dan ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu
ke hilir atau sebaliknya.

Integrasi supply chain dilakukan untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas


sepanjang supply chain sehingga dapat meningkatkan performasi anggota supply chain.
Performani diukur dengan (simchi-levi ) :

1. Penurunan biaya
2. Peningkatan service level
3. Penurunan efek bullwhip
4. Peningkatan pemanfaatan sumber daya
5. Peningkatan kecepatan merespon perubahan besar.

Produksi
Bagian ini bertugas secara fisik melakukan transformasi dari bahan baku, bahan
setengan jadi atau komponen menjadi produk jadi. Kegiatan produksi dalam konteks
SCM tidak harus dilakukan dalam perusahaan. Banyak perusahaan melakukan
outsourcing yaitu memindahkan kegiatan produksi ke pihak subkontraktor, sementara
perusahaan konsentrasi ke kegiatan yang menjadi core competency mereka. Dalam
kegiatan produksi, konsep lean manufakturing yang mementingkan efisiensi dan agile
manufacturing yang menekankan pada fleksibilitas dan ketangkasan merespon
perubahan adalah dua hal yang penting.

Anda mungkin juga menyukai