Anda di halaman 1dari 2

http://www.ncbi.nlm.nih.

gov/pubmed/12198643

Dear ananda Sumarno, Untuk menyatakan seseorang terkena penyakit hepatitis virus aktif
perlu adanya gejala gangguan fungsi hati yang dapat diketahui dari uji saring serologik seperti
yang annada lakukan. Tetapi itu sebenarnya belum cukup bila tanpa disertai tes untuk
keberadaan virus. HBSAg = hepatitis (virus) B "Surface" (="Permukaan") Ag, baru bagian dari
virus yang biasanya akan cukup lama positifnya, baik untuk penderita Hepatitis "abortif"
(terinfeksi tetapi tidak menderita sakit / tidak keluar gejala) atau yang kemudian menderta
ringan / subklinik = "carrier", dan saat benar-benar terinfeksi plus gejala hepatitis virus, disertai
tes fungsi hati yang menyimpang tentunya. Jadi dari hanya data singel atas tes HBSAg serologik,
masih belum bisa dijadikan bukti acuan yang kuat, oleh karena itu ananda masih perlu
observasi lebih lanjut. Bila HBCAg plus gejala klinik dan serologik-nya bener-benar menjadi
positif, barulah menandakan ananda benar-benar menderita HB Aktif, yang bisa menular secara
parenteral (kontak langsung darah dengan cara-cara seperti transfusi, suntikan dengan jarum
yang dipakai bersama secara berurutan, luka-luka kecil mulut atau saluran lainnya). Diet - upaya
terapi akan sangat ditentukan oleh berat - luas jaringan / sel hati yang telah terkena infeksi
virus. Saat ini ananda bisa melakukan langkah preventif dengan hidup sehat dan jangan
menambah resiko dengan kontak langsung dengan penderita hepatitis virus. Jangan keburu
stres dulu dengan keadaan yang telah ditemukan, karena secara perlahan namun pasti, stres
dapat mempengaruhi dan menurunkan status imun tubuh. Tindakan terbaik untuk
menanggulangi virus Hepatitis B (ataupun virus Hepatitis jenis lainnya) adalah deteksi segera,
vaksinasi segera dan obati segera. Tim konsultasi mediasehat juga beranggotakan apoteker dan
mengatakan telah ada sediaan vaksinasi Hepatitis B, yaitu dengan nama Intron Alfa (isinya virus
Hepatitis B rekombinan dengan interveron). Pengobatan Hepatitis B yang telah ada di Indonesia
adalah dengan menggunakan interveron-alfa (sediaan suntikan) dan lamivudine (atau yang
biasa disebut juga dengan sebutan 3TC-HBV, sediaan oral). Saat ini juga telah ada Adefovir
Dipivoxil (Hepsera), anti virus oral baru yang menekan replikasi virus pada saat mengalami
mutasi. Seperti halnya Lamivudine (3TC-HBV), Hepsera memberikan manfaat pada perbaikan
jaringan hati. Obat dan preparat untuk hepatitis itu termasuk golongan obat keras, jadi
kalaupun ternyata ananda telah dinyatakan benar-benar positif kena hepatitis B, maka ananda
harus dan dipastikan akan benar-benar berada dalam pengawasan dokter untuk pemakaian
obat dan pemantauan kesehatan ananda sampai ananda dinyatakan sembuh atau minimal
kondisi membaik. Demikian penjelasan dari saya, semoga dapat membantu.

tes HBsAg merupakan penanda untuk mengetahui adanya virus hepatitis B di dalam tubuh. bila hasilnya
positif berarti dalam darah anda telah terinfeksi virus hepatitis B. hal ini sudah jelas. untuk pemeriksaan
Anti HBs hanya untuk melihat apakah dalam tubuh anda sudah terbentuk kekebalan terhadap virus ini
atau sudah diimunisasi, dan ternyata tidak ditemukan adanya kekebalan terhadap virus ini. hal ini
mendukung diagnosa nya karena anda tidak memiliki kekebalan terhadap virus ini. anti HCV melihat
apakah anda juga terinfeksi Virus Hepatitis C.
Memang benar… bahwa anda belum memiliki keluhan seperti layaknya org terinfeksi HBV, tetapi
dapatlah dilihat bahwa anda saat ini sebagai pembawa ( carier ) virus hepatitis ini dan beresiko
ditularkan kepada org lain.
untuk mengetahui apakah daya tular anda (infeksius) terhadap org lain maka diperlukan pemeriksaan
HBeAg.
Yang harus anda lakukan adalah menjaga stamina, karena virus tidak ada obatnya, tetapi sistem imun
andalah yang akan melawan virus itu. untuk meningkatkan sistem imun, maka gizi anda harus
diperhatikan.
Hepatitis B bisa menyebabkan terjadinya sirosis hati yang akhirnya menjadi kanker hati.

Anda mungkin juga menyukai