Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik cross-sectional

dengan mengumpulkan dan menganalisis data dengan kuisoner untuk

mendapatkan faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya akne pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Riau angkatan 2008. Penelitian cross sectional

adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko

dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus

pada suatu saat (point time approach).30

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah Fakultas Kedokteran Universitas Riau pada bulan

Desember 2010.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas.

Adapun variabel terikat pada penelitian ini adalah penderita akne, sedangkan

variable bebas pada penelitian ini terdiri dari riwayat keluarga, kebiasaan

memencet dan memijat akne, pre-menstruasi, dan kosmetik wajah.

25
26

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi terjangkau penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2008

Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Sampel pada penelitian ini menggunakan

total sampling yaitu seluruh mahasiswa angkatan 2008 Fakultas Kedokteran

Universitas Riau.

3.5 Pengumpulan Data

Data diperoleh dari kuisoner yang telah dirancang oleh peneliti, yang

diberikan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau angkatan

2008, serta bersedia sebagai subjek penelitian. Kuisoner diisi secara langsung oleh

subjek penelitian.

3.6 Definisi Operasional

1. Akne

Penyakit peradangan dari folikel polisebasea, yang ditandai dengan adanya

komedo, papul, pustule, nodul, kista dan dengan jaringan parut yang telah

didiagnosis oleh dokter.

Akne diklasifikasikan menjadi dua bagian:

-Responden yang memiliki Akne pada saat penelitian berlangsung

-Responden yang tidak memiliki Akne pada saat penelitian berlangsung

2. Riwayat keluarga

Orang tua, ayah ataupun ibu yang mengalami akne semasa muda.

Riwayat keluarga diklasifikasikan menjadi dua bagian:

-Ayah ataupun ibu dari responden yang memiliki akne pada masa muda
27

-Ayah ataupun ibu yang tidak memiliki akne pada masa muda

3. Kebiasaan memencet dan memijit akne

Kebiasaan memencet dan memijit akne diklasifikasikan menjadi dua

bagian :

- Responden yang memiliki kebiasaan memencet dan memijit akne

- Responden yang tidak memiliki kebiasaan memencet dan memijit akne

4. Pre-menstruasi

Dua hingga tujuh hari sebelum terjadinya menstruasi pada wanita.

Pre-menstruasi diklasifikasikan menjadi dua bagian :

-Responden wanita yang sedang dalam masa pre-menstruasi

-Responden wanita yang tidak sedang dalam masa pre-menstruasi

5. Kosmetik

Sediaan atau paduan bahan yang digunakan di wajah untuk membersihkan,

menambah daya tarik, mengubah penampilan dan melindungi supaya tetap

dalam keadaan baik, yang tercatat dalam kuisoner.

Kosmetik wajah diklasifikasikan menjadi dua bagian :

-Responden yang menggunakan Kosmetik wajah secara rutin setiap hari

-Responde yang tidak menggunakan Kosmetik wajah secara rutin setiap

hari
28

3.7 Instrumen Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner

2. Alat-alat tulis

3. Komputer

3.8 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan terlebih dahulu dilakukan pencatatan untuk

melihat kelengkapan data. Dari data yang telah lengkap dilakukan proses

pemasukan data dengan menggunakan program komputer.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan

nilai r tabel dengan nilai r hitung.

1. Menentukan nilai r tabel; nilai r tabel dilihat dengan tabel r.

2. Menentukan nilai r hasil perhitungan; nilai r hasil dapat di lihat pada

kolom Corrected item-Total Correlation.

3. Keputusan; Masing-masing pertanyaan/variabel dibandingkan nilai r hasil

dengan nilai r tabel, ketentuan : bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan

tersebut valid.

Setelah semua pertanyaan valid semua, analisis selanjutnya dengan uji

reliabilitas.31

3.10 Analisis Data


29

3.10.1 Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.32

Pada penelitian ini, analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi

angka kejadian akne pada mahasiswa fakultas kedokteran universitas riau

angkatan 2008.

3.10.2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan.32Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor

risiko akne (riwayat keluarga, kebiasaan memencet dan memijit akne, serta pre-

menstruasi) terhadap angka kejadian akne. Analisis ini dilakukan dengan uji Chi

Square, namun jika nilai expected nya kurang dari 5 dan lebih dari 20% dari

jumlah sel, digunakan uji alternatif yaitu uji Fisher Exact.33 Analisis ini

menggunakan program SPSS for windows

Jika nilai p ≤ 0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Sebaliknya jika nilai

p  0,05, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan

terikat. Kemudian untuk mengetahui peluang masing-masing faktor risiko

terhadap angka kejadian akne digunakan Ratio Prevalence (RP) dengan

memperhatikan nilai rentang 95% Confidence Interval (CI).33

 Bila RP = 1 berarti variabel yang diduga sebagai faktor tersebut tidak ada

pengaruhnya dalam memberikan efek terhadap kepuasan, atau dengan kata

lain ia bersifat netral.


30

 Bila RP > 1 dan rentang interval kepercayaan (CI) tidak mencakup angka

1,berarti variabel tersebut merupakan faktor timbulnya akne.

 Bila RP < 1 dan rentang interval kepercayaan (CI) tidak mencakup angka

1,maka faktor yang diteliti justru akan mengurangi timbulnya akne.

 Bila nilai interval kepercayaan (CI) dan RP mencakup nilai 1, maka berarti

pada populasi yang diwakili oleh sampel tersebut belum dapat

disimpulkan bahwa faktor yang diteliti mempengaruhi timbulnya akne.

Anda mungkin juga menyukai