Abstrak
Akses internet broadband berkembang sangat pesat dalam satu dekade terakhir.
Peningkatan akses tersebut tentu diiringi dengan akses ke jaringan broadband. Konsekuensi
dari peningkatan akses ke jaringan broadband adalah kemungkinan penggunaan energi yang
tidak efisien. Efisiensi energi sendiri sangat bergantung dari desain jaringan broadband yang
digunakan. Terkait dengan desain jaringan broadband, terdapat dua tipe yang saat ini
dominan, yakni jaringan fiber-optik dan jaringan nirkabel-fiber-optik. Dua tipe jaringan ini
dapat di desain dan direkayasa ulang guna memenuhi kriteria jaringan hemat energi.
Kata kunci : efisiensi, jaringan, broadband, internet, wireless- optical network, wireless-fiber-
optical network, optical network units, passive optical network, algoritma
I. Pengantar
Jaringan internet broadband (pita lebar) mulai mengalami proses perkembangan yang
signifikan seiring perkembangan teknologi web dan internet. Web yang semakin bervariasi
dalam hal aplikasi dan konten menuntut kemampuan jaringan internet broadband dengan
performa yang lebih cepat dan berkapasitas besar. Internet sendiri telah dipersiapkan dengan
internet protocol (IP) versi 6 sebagai konsekuensi semakin banyaknya pengakses dari hari ke
hari. Tentunya web dan internet ini tidak akan terakomodasi sepenuhnya tanpa peningkatan
kualitas jaringan broadband.
Terkait dengan usaha peningkatan kualitas jaringan broadband, aspek efisiensi energi
menjadi salah satu yang amat krusial dan patut menjadi perhatian. Berdasarkan sumber yang
diperoleh penulis, khusus wilayah Amerika Serikat diperoleh estimasi biaya energi listrik
setara milyaran dolar AS hanya untuk akses internet. (Chowdhury et al., 2009) Jumlah ini
tentu bisa berlipat ganda mengingat pengakses internet di negara-negara lain juga tidak
sedikit.
Halaman| 2
Guna menjembatani kepentingan akses internet dengan kualitas yang memadai dan
efisien dalam energi, penulis mencoba merangkum informasi dari beberapa jurnal dan paper
terkait. Berdasarkan informasi tersebut, penulis memeroleh gambaran bahwa efisensi energi
untuk jaringan broadband sangat bergantung pada desain jaringan itu sendiri dan proses
routing yang terjadi selama jaringan dioperasikan.
Tentunya desain hemat energi harus mampu mengimbangi kualitas jaringan yang telah
lebih dulu operasional. Ada kemungkinan besar bahwa desain baru tersebut akan menjadi
model untuk menggantikan desain lama yang kurang hemat energi. Hal itu yang menjadi inti
pembahasan tulisan ini.
Fakta bahwa desain jaringan yang selama ini digunakan seringkali rakus energi,
memang tidak terbantahkan. Berdasarkan informasi dari salah satu jurnal, estimasi akses ke
jaringan mendominasi energi listrik untuk telekomunikasi, yaitu sekitar 70%. (Chowdhury et
al., 2010). Inilah salah satu alasan diperlukanya perancangan dan pengelolaan jaringan yang
efisien energi.
Dalam tulisan ini, pembahasan akan dibagi dalam beberapa bagian. Di bagian II,
penulis akan mencoba memaparkan secara naratif, tipe-tipe jaringan broadband terkini. Di
bagian III, fokus pembahasan pada isu efisiensi energi dalam jaringan broadband. Di bagian
IV, penulis memberikan ringkasan perbandingan jaringan broadband. Pada bagian akhir V,
kesimpulan akan diberikan.
a. Fiber-Optical Network
Fiber-optical network atau jaringan serat-optik yang berkembang saat ini telah merambah
komunitas rumah dalam bentuk fiber to the home (FTTH). Jaringan serat-optik sendiri
merupakan jaringan yang dikategorikan packet-centric. (Suzuki et al., 2007) Dalam hal
pengembangan FTTH berbiaya rendah, dapat digunakan passive optical line (PON) dengan
optical line terminal (OLT) dan cabang jalur fiber dibagi dalam optical network units
(ONUs) ganda. (Suzuki et al., 2007) Sesuai spesifikasinya dalam IEEE802.3ah, Gigabit
Ethernet PON merupakan desain yang sesuai untuk jaringan optikal yang berbasis packet-
centric ini. (Suzuki et al., 2007) Berikut diberikan ilustrasi keterkaitan infrastruktur
jaringan tetap dan nirkabel broadband.
Halaman| 3
b. Wireless-Fiber-Optical Network
Sebagai suatu fenomena, peningkatan akses internet dalam sepuluh tahun terakhir
memang layak dicermati. Berdasarkan informasi dari paper Abdollahi et.al (2010), pada
tahun 2000 pelanggan internet broadband di seluruh dunia belum mencapai satu miliar.
Angka ini berlipat hingga lima kalinya pada tahun 2009 menjadi sekitar 4,6 miliar pelanggan.
(Abdollahi et.al 2010) Konsekuensi dari peningkatan jumlah pelanggan ini tentu berupa
berlipatgandanya penggunaan energi.
Seiring peningkatan akses internet, konsumsi energi dalam akses jaringan tentu
berbanding lurus. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk menghasilkan desain jaringan
dengan konsumsi energi minimal yang dapat diakses oleh sekian banyak user. Dalam konteks
jaringan nirkabel, Chowdhury (Chowdhury et a.l, 2010) menawarkan desain wireless optical
broadband access network (WOBAN) Desain ini mengoptimalkan kombinasi jaringan optik
di sisi backhaul (contohnya PON, seperti telah dijelaskan pada awal tulisan) dengan jaringan
nirkabel di sisi front-end.
Masih menurut Chowdhury (Chowdhury et a.l, 2010), arsitektur akses yang
hierarkikal merupakan ciri dari WOBAN karena gateway sebagai pembuka lalu lintas
agregasi poin.-poin. Setelah melewati gateway, ONUs menjadi agregator berikutnya dan
Halaman| 5
berakhir di level hierarki tertinggi di OLT. OLT-lah yang terhubung langsung dengan
internet. Berikut ini akan diberikan ilustrasi arsitektur WOBAN.
Dalam hal modus transmisi data, WOBAN di sisi back-end optik, merupakan media-
akses multipoint untuk upstream (daro ONU ke OLT/CO). Namun, untuk downstream dari
front-end nirkabel, jaringan ini bersifat unicast, yang berarti gateway hanya akan
mengirimkan paket ke destinasi spesifik (pengguna). Untuk memperjelas mekanisme ini,
berikut ditampilkan ilustrasi protokol upstream dan downstream untuk WOBAN. (Sarkar et
al. 2007)
Gambar 4. Protokol upstream dan downstream untuk WOBAN. (Sarkar et al. 2007)
• Decision: ONUs,
—If load LW, shut down ONU.
—else if load HW, keep ONU active and turn on
Menurut Chowdhury et al., algoritma ini memang belum sepenuhnya menjadi standar
dalna IEEE untuk mendefinisikan ONU dalam status energi rendah, namun proposal
IEEE.802.3av telah diajukan untuk melengkapi kondisi tersebut.
X = {Node, Buliding,
Home, Curb, etc.}
Halaman| 7
V. Kesimpulan
Abdollahi, S.R.; Al-Raweshidy, H.S.; Nilavalan, R.; Darzi, A.; , "Future broadband
access network challenges," Wireless And Optical Communications Networks
(WOCN), 2010 Seventh International Conference On , vol., no., pp.1-5, 6-8 Sept.
2010
doi:10.1109/WOCN.2010.5587309
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=5587309&isnumb
er=5587304
Chowdhury, P.; Tornatore, M.; Sarkar, S.; Mukherjee, B.; , "Towards Green
Broadband Access Networks," Global Telecommunications Conference, 2009.
GLOBECOM 2009. IEEE , vol., no., pp.1-6, Nov. 30 2009-Dec. 4 2009
doi:10.1109/GLOCOM.2009.5426298
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=5426298&isnumb
er=5425208
Halaman| 8
Chowdhury, P.; Tornatore, M.; Sarkar, S.; Mukherjee, B.; , "Building a Green
Wireless-Optical Broadband Access Network (WOBAN)," Lightwave Technology,
Journal of , vol.28, no.16, pp.2219-2229, Aug.15, 2010
doi:10.1109/JLT.2010.2044369
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=5424000&isnumb
er=5524641
Kantarci, B.; Mouftah, H.T.; , "Reliable and fast restoration for a survivable wireless-
optical broadband access network," Transparent Optical Networks (ICTON), 2010
12th International Conference on , vol., no., pp.1-4, June 27 2010-July 1 2010
doi:10.1109/ICTON.2010.5548954
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=5548954&isnumb
er=5548932
Suzuki, M.; Horiuchi, Y.; Hayashi, M.; Otani, T.; , "Optical Network for High-Quality
Broadband Services," Transparent Optical Networks, 2007. ICTON '07. 9th
International Conference on , vol.1, no., pp.46-49, 1-5 July 2007
doi:10.1109/ICTON.2007.4296027
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=4296027&isnumb
er=4296000
Web
http://www.ftthcouncil.eu/documents/studies/FTTH-Definitions-
Revision_January_2009.pdf diakses pada 22 November 2010, pukul 12.40