Etanol atau yang lebih dikenal dengan alkohol dengan rumus kimia
C2H5OH. Fermentasi merupakan salah satu upaya untuk mengubah senyawa
karbohidrat menjadi etanol dengan bantuan mikroorganisme. Molase (tetes tebu)
merupakan hasil samping dari industri pengolahan gula yang masih mengandung
gula cukup tinggi. Kandungan gula molase terutama sukrosa berkisar 48-55%,
sehingga merupakan bahan baku yang cukup potensial untuk pembuatan etanol.
Kandungan gula sebesar 10-18% dalam medium fermentasi umumnya
menghasilkan etanol yang cukup memuaskan.
Fermentasi adalah suatu proses perubahan kimia yang disebabkan oleh
aktivitas mikroba ataupun oleh aktiviatas enzim yang dihasilkan mikroba. Jalur
metabolisme karbohidrat yang pernah diselidiki adalah sistem fermentasi etanol
oleh khamir. Jenis khamir yang digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae.
Dalam fermentasi ini glukosa didegradasi menjadi etanol dan CO2 melalui suatu
jalur metabolisme yang disebut glikolisis.
Sebagaimana diketahui bahwa ethanol/bio-ethanol mempunyai nilai oktan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan premium. Ethanol/bio-ethanol apabila
dicampur dengan premium dapat meningkatkan nilai oktan, dimana nilai oktan
untuk ethanol/bio-ethanol 98% adalah sebesar 115, selain itu mengingat
ethanol/bio-ethanol mengandung 30% oksigen, sehingga campuran ethanol/bio-
ethanol dengan gasoline dapat masuk katagorikan high octane gasoline (HOG),
dimana campuran sebanyak 15% bioethanol setara dengan pertamax (RON 92)
dan campuran sebanyak 24% bioethanol setara dengan pertamax plus (RON 95).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bioetanol
Bioetanol merupakan etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung
komponen pati atau selulosa seperti singkong dan tetes tebu. Etanol umumnya
digunakan dalam industri sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran
minuman keras seperti sake atau gin, dan bahan baku farmasi dan kosmetika.
Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu
a. Grade industri (teknikal) dengan kadar alkohol 90-94%;
b. etral dengan kadar alkohol 96-99,5%, umumnya digunakan untuk
minuman keras atau bahan baku farmasi:
c. Grade bahan bakar dengan kadar alkohol 99,5 – 100%. grade bahan
bakar dengan kadar alkohol 99,5 – 100%.
2.2. Molase
Bahan sisa dari industri gula banyak dijumpai disamping hasil utamanya.
Dari berbagai bahan sisa yang dihasilkan industri gula,molase merupakan bahan
dasar yang berharga sekali untuk industri dengan fermentasi. Molase adalah
sejenis sirup yang merupakan sis dari proses pengkristalan gula pasir. Molase
tidak dapat dikristalan karena mengandung glukosa dan fruktosa yang sulit untuk
dikristalkan. Molase merupakan produk limbah dari industri gula di mana produk
ini masih banyak mengandung gula dan asam-asam organik, sehingga merupakan
bahan baku yang sangat baik untuk industri pembuatan etanol. Bahan ini
merupakan produk sampingan yang dihasilkan selama proses pemutihan gula.
Kandungan gula dari molase terutama sukrosa berkisar 40-55%.
Molase masih mengandung kadar gula yang cukup untuk dapat
menghasilkan etanol dengan proses fermentasi, biasanya pH molase berkisar
antara 5,5-6,5. Molase yang masih mengandung kadar gula sekitar 10-18% telah
memberikan hasil telah memberikan hasil yang memuaskan untuk pembuatan
etanol. Jeniss miroorganisme yang berperan dalam proses ini dalam golongan
khamir Saccharomyces cereviae.
Molase dari tebu dapat dibedaka menjadi 3 jenis. Molase kelas 1 , kelas 2
dan “black strap”. Molase kelas 1 didapatkan saat pertama kali jus tebu
dikristalisasi. Saat dikristalisasi tredapat sisa jus tidak mengkristalkan dan bewrna
bening. Maka sis jus ini langsung diambil sebagai molase kelas 1. Kemudian
molase kelas 2 atau biasanya disebut dengan “Dark” diperoleh saat proses
kristalisasi kedua. Warnanya agak kecoklatan sehinga sering disebut juga dengan
istilah “Dark”. Dan molse kelas terakhir, “Blak Strap” dipeeroleh dari kristalisasi
terakhir. Warna “Black Strap” ini memang mendekati hitam (coklat tua) sehingga
tidak salah jika diberi nama “blak strap” sesuai dengan warnanya. “blak
strap”ternyata memiliki kandungan zat yang berguna. Zat-zat tersebut antara lain
kalsium, magnesium, potasium, dan besi. “blck strap” memiliki kandungan kalori
yang cukup tinggi, karena terdiri dari glukosa dan fruktosa
Tabel Komposis kimia molase
Komposisi Presentase
(%)
Bahan Kering 77 – 84
Total Gula Sebagai Gula 52 – 67
Invert
C -
N 0,4 – 1,5
P2O5 0,6 – 2,0
CaO 0,1 – 1,1
MgO 0,03 – 0,1
K2O 2,6 – 5,0
SiO2 -
Al2O3 -
Fe2O5 -
Total Abu 7 - 11
2.3. Ragi
Ragi atau dikenal juga dengan sebutan “Yeast” merupakan semacam
tumbuh – tumbuhan bersel 1 yang tergolong dalam keluarga cendawan. Ragi akan
bekerja bila ditambahkan gula dan kondisi suhu yang hangat. Kandungan
karbondioksida yang dihasilkan akan membuat suatu adonan menjadi
mengembang dan berbentuk pori – pori. Ada 2 jenis ragi dipasaran yaitu ragi
padat dan ragi kering. Jenis ragi kering ini ada yang berbentuk butiran kecil –
kecil dan ada yang berbentuk bubuk halus. Jenis ragi yang butirannya halus dan
berwarna kecoklatan ini umumnya digunakan dalam pembuatan roti. Sedangkan
ragi padat yang berbentuk bulat pipih, sering digunakan dalam pembuatan tapai.
Ragi ini dibuat dari tepung beras, bawang putih dan kayu manis yang diaduk
hingga halus, lalu disimpan dalam tempat yang gelap selama beberapa hari hingga
terjadi proses fermentasi. Setelah tumbuh jamur yang berwarna putih susu
kemudian ragi ini dijemur kembali hingga benar – benar kering.
Ragi padat memilik aroma yang sangat tajam dengan aroma alkohol yang
sangat khas. Yeast adalah group non filmentus fungi, uniseluler dan berkembang
biak dengan cara “building” . Khamir yang memproduksi askospora termasuk
dalam golongan Ascomycetes. Saccharomycess cereviseae adalah khamir yang
digunakan untuk fermentasi alkohol (Muslimin , 1996)
2.3.2. Urea
Urea adalah senyawa yang larut dalam air, CO(NH3)2, dengan sebagian
besar adalah kandungan nitrogen yang merupakan komponen utama dari urine
mamalia dan organisme lain seperti fungi, sebagai hasil akhir dari metabolisme
protein. Pupuk Urea ini diproduksi dan disiapkan dalam bentuk curah dan butiran.
2.3.3. NPK
NPK ini memiliki keunggulan seperti meningkatkan hasil lebih dari 40%,
mudah ditebar dan langsung meresap, batang lebih kokoh dan tahan rebah, cocok
untuk segala jenis tanaman, tanah menjadi lebih subur, hara tersedia lengkap dan
berimbang, terbuat dari bahan bermutu, serta aman untuk lingkungan sehingga
dapat digunakan sebagai nutrisi pada fermentasi tetes
Kegunaan etanol :
Kegunaan etanol dalam dunia industri yaitu:
1. Untuk membuat minuman keras seperti bir dan wisky.
2. Seebagai obat antiseptik pada luka dengan kadar 70%.
3. Untuk membuat barang industri misalnya zat warna, parfum,
essence buatan dan lainnya.
4. Untuk kepentingan industri dan sebagai pelarut bahan bakar
ataupun diolah kembali untuk menjadi bahan lain.
5. Untuk kepentingan lain dan alkohol.
Syarat mutu etanol
Didalam perdagangan dikenal etanol menurut kualitasnya yaitu :
a) Alkohol teknis (96,5o GI) terutama digunakan untuk kepentingan
industri dan sebagai pelarut bahan bakar.
b) Alkohol murni (96-96,5o) alkohol yang lebih murni, digunakan
terutama untuk kepentingan farmasi, minuman keras dan alkohol.
c) Spiritus (88oGI) bahan ini merupakan alkohol terdenaturasi dan
diberi warna umumnya digunakan untuk pemanasan dan
penerangan.
d) Alkohol absolut atau alkohol adhidra (99,5-99,8o GI) tidak
mengandung air sama sekali. Digunakan untuk kepentingan
farmasi dan untuk bahan bakar kendaraan.
BAB III
METODOLOGI
Alat : Bahan :
Fermentor Tetes 30 L
Distilator Ragi 100 gr
Alcoholmeter Urea 2 sendok makan
Air conditioner NPK 1 sendok makan
Tangki penampung alkohol Air gula hangat 50 ml
Air 60 L
Gb. Instalasi Alat Distilasi (alat suling) UKM Agromakmur
Mengingat sampai saat ini belum ada sinergi yang diwujudkan dalam satu
dokumen rencana strategis yang komprehensif dan terpadu, sehingga akan timbul
beberapa kendala yang harus diatasi. Beberapa kendala tersebut, meliputi:
a. Rencana pengembangan lahan untuk tanaman penghasil bahan
baku bioethanol yang dibuat oleh Departemen Pertanian dan
Departemen Kehutanan belum terkait langsung dengan rencana
pengembangan bioethanol di sektor energi
3. Sampai saat ini belum ada sinergi yang diwujudkan dalam satu dokumen
rencana strategis yang komprehensif dan terpadu, sehingga akan timbul
beberapa kendala yang harus diselesaikan. Namun agar kendala tersebut
dapat diatasi harus didukung adanya kebijakan Pemerintah mengenai
pertanian dan kehutanan yang terkait dengan peruntukan lahan baik di
sektor tanaman tebu maupun subtitusinya pada singkong, kebijakan
insentif bagi pengembangan bio-ethanol, tekno-ekonomi produksi dan
pemanfaatan bio-ethanol, sehingga ada kejelasan informasi bagi
pengusaha yang tertarik dalam bisnis bio-ethanol.
DAFTAR PUSTAKA