PENDAHULUAN
banyak kalangan baik kalangan profesi kesehatan khususnya kesehatan gigi, para
ilmuwan dan peneliti maupun kalangan masyarakat awam dalam dekade terakhir
ini. Masalah ini tidak hanya dilihat dari sudut kesehatan tetapi juga dari sudut
faktor penyebab baik yang berasal dari rongga mulut maupun organ-organ yang
lain, baik yang bersifat lokal maupun sistemik. Halitosis yang berkaitan langsung
dalam kehidupan sosialnya, yaitu: malu atau rendah diri, menghindari pergaulan
sosial, bicara tidak bebas, tidak ada rasa percaya diri dan lain-lain. Halitosis
merupakan suatu masalah yang dapat dicegah dengan merawat kebersihan dalam
rongga mulut yang dapat secara efektif memecahkan masalah-masalah nafas tak
sedap. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menghilangkan
halitosis yaitu dengan cara tradisional. Cara-cara yang dapat dilakukan yaitu
1
dengan mengunyah daun seledri atau daun kemangi sebagai lalapan dalam
masyarakat. Seledri mentah dapat merangsang produksi air liur sehingga dapat
keropos. Kandungan seledri antara lain: Apiin dan substansi diuretik, provitamin
senyawa sedatif. Selain itu, seledri juga memliki kandungan serat yang dapat
online.blogspot.com).
mempunyai kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi, selain itu terdapat
kopaena, kubebena, pinena, ter pinena, santalena, sitral dan kariofilena. (Atlas
2
1.2. Rumusan Masalah
halitosis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Halitosis
Halitosis berasal dari bahasa latin halitus (nafas) dan Yunani osis
(keadaan). Jadi, halitosis merupakan keadaan dari bau nafas. Umumnya istilah ini
mengacu pada suatu keadaan bau mulut yang berasal dari keadaan metabolik
sementara dan terjadi bila substansi yang menimbulkan bau tersebut secara
hematologi menuju paru-paru dan biasanya berasal dari makanan, seperti bawang
dan lobak dan bisa juga berasal dari minuman, seperti teh, kopi, serta minuman
beralkohol. Halitosis Patologis adalah halitosis yang pada dasarnya terjadi dalam
suatu mekanisme yang sama dengan halitosis fisiologis, dalam hal ini bahan-
bahan yang secara hematologis menuju paru-paru. Penyebab utama keadaan ini
karena adanya kelainan yang bersifat local maupun sistemik seperti diabetes
mellitus, uremia, gastritis, tukak lambung dan hepatitis ( Jurnal Kedokteran Gigi
4
Halitosis adalah kondisi kesehatan mulut yang ditandai dengan napas
yg berbau konsisten. Meskipun rongga mulut tidak bermasalah, gigi dan gusi
tidak ada penyakit sistemik, tapi masih dapat mulut mengeluarkan bau tidak sedap
(Warianto, 2009).
Aroma nafas tak sedap atau bau mulut umumnya disebabkan dua
masalah utama, yaitu kesehatan mulut dan makanan yang dicerna oleh usus.
Dengan kata lain, bau napas berasal tidak hanya dari dalam mulut, melainkan juga
menerangkan adanya bau yang tidak disukai sewaktu terhembus di udara, tanpa
Halitosis berasal dari bahasa latin, yaitu halitus yang artinya nafas dan
bahasa Yunani, yaitu osis yang artinya keadaan. Jadi, halitosis merupakan
keadaan dari bau nafas. Umumnya istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan
5
2.1.2. Etiologi
Halitosis dapat timbul oleh karena beberapa faktor, antara lain ( Jurnal
lain bawang putih, bawang merah dan lobak sedangkan minuman yang
pada saat makanan atau minuman berada di dalam rongga mulut tetapi
b. Oral Higiene
Bila oral hygiene tidak dilakukan dengan baik, sisa-sisa makanan akan
6
c. Penyakit Periodontal
d. Xerostomia
e. Kebiasaan
f. Penyakit Sistemik
7
g. Obat-obatan
terjadinya halitosis.
2.1.3. Mekanisme
peranan yang penting pada terjadinya bau mulut yang tak sedap atau
halitosis. Bakteri dapat berasal dari rongga mulut sendiri seperti plak,
bakteri yang berasal dari poket yang dalam dan bakteri yang berasal
8
yang mudah tercium oleh orang lain disekitarnya. Di dalam
protein yang ada, protein di dalam mulut dapat diperoleh dari sisa-sisa
2000).
9
2.1.4 Pencegahan dan Penanganan Halitosis
halitosis dapat akan berkurang. Apabila ada kerusakan pada gigi atau
b. Masking
dengan aroma yang enak dan wangi. Tetapi hal ini biasanya hanya
10
hilang, keadaan mulut malah akan dirasakan bertambah buruk. Dalam
tidak dihilangkan.
c. Antiseptic Mouthwash
seperti dalam bentuk pasta gigi, oral gel, dalam bentuk kumur mulut,
11
e. Cara-cara Tradisional
12
2.2. Daun Kemangi
yang memiliki tinggi 60–70cm, batangnya halus dengan daun pada setiap ruas,
daun berwarna hijau muda, berbentuk oval 3-4cm panjangnya, berambut halus di
permukaan bagian bawah, bunganya berwarna putih, kurang menarik dan tersusun
dalam tandan, bila dibiarkan berbunga maka pertumbuhan daun lebih sedikit dan
tanaman cenderung cepat menua dan mati ( Warta Penelitian dan Pengembangan
kubebena, pinena, ter pinena, santalena, sitral dan kariofilena. Dan Senyawa
carotene, ß-sitosterol dan lain-lain. Selain itu, bahan kimia yang terkandung pada
seluruh bagian tanaman kemangi diantaranya 1,8 sienol, anethol, apigenin dan
boron. Sementara pada daunnya terkandung arginine dan asam aspartat ( Warta
lain: rasa agak manis, dingin, harum dan menyegarkan, dapat menghilangkan bau
badan dan bau mulut. Sementara itu, minyak racikan kemangi berfungsi melawan
13
bakteri Staphylococcus aureus, Salmonella enteritidis dan Escherichia coli,
menangkal infeksi akibat virus Basillus subtilis, Salmonella paratyph dan Proteus
tenggorokan.
sehari-hari maka kemangi dapat mengurangi bau badan dan bau mulut.
14
2.3. Seledri
dataran tinggi pada ketinggian di atas 900m dari permukaan laut yang berasal dari
daerah subtropik Eropa dan Asia. Di daerah ini, seledri tumbuh dengan daun dan
tangkai yang tebal. Seledri merupakan tanaman yang memiliki tinggi 25-100cm,
batang bersegi dan beralur membujur, memiliki bunga yang banyak dengan
ukuran yang kecil, dimana bunga-bunga tersebut berwarna putih kehijauan (Atlas
penting untuk dikonsumsi sehari-hari. Kandungan seledri antara lain: Apiin dan
kholin, saporin, minyak atsiri, senyawa sedatif dan serat. Selain itu, dalam setiap
100 gr seledri memiliki kalori sebanyak 20 kkal, protein 1 gram, lemak 0,1 gram,
hidrat arang 4,6 gram, kalsium 50 mg, fosfor 40mg, besi 1 mg, vitamin A, vitamin
15
Tanaman seledri memiliki banyak khasiat bagi kesehatan,
diantanranya:
kencing (diuretik).
(antipasmodik).
keropos.
dipilih tanaman seledri yang warnanya masih hijau dan masih segar.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
test yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok ( Handoko
Riwidikdo, S.Kp ).
kemangi.
17
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
3.4.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini diperoleh dari mahasiswa dan mahasiswi FKG
Riwidikdo, S.Kp ).
3.5.1. Alat
Halimeter
1. Daun kemangi
2. Daun seledri
18
3.6. Instrumen Penelitian
yaitu:
Hari : senin-kamis
19
3.8. Jalannya penelitian
3. Kemudian catat nama, umur, jenis kelamin dan tingkat/skore halitosis sampel
4. Setelah itu, berikan daun kemangi dan daun seledri kepada masing-masing
kemangi ).
20