Oleh Agustianto
Menurut blueprint perbankan syariah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (2007) fokus
pengembangan bank syariah Indonesia fase III (2010-2012) ada dua capaian, pertama
“Pencapaian standar keuangan sesuai dengan standar internasional, Kedua, pencapaian
standar kualitas pelayanan internasional”.
Mengapa pemenuhan standar internasional bagi pengembangan perbankan syariah ke
depan menjadi penting ?. Jawabnya pertama, adalah agar bank syariah dapat
berkompetisi secara internasional. Hal ini dikarenakan system pasar bebas yang tak
terelakkan, seperti AFTA dan WTO. Perbankan syariah Indonesia harus memiliki daya
saing yang kuat, sehingga tidak menjadi bank syariah kelas pinggiran atau penonton
belaka apalagi penonton di negeri sendiri.
Pemenuhan standar internasional menjadi hal yang tak terelakkan, bahkan mulai saat saat
ini hal itu harus diwujudkan. Buktinya, bank –bank syariah pasti bersinggungan dengan
bank –bank internasional, misalnya dalam penyediaan jasa L/C dan transaksi devisa
lainnya. Bagaimana jadinya jika bank-bank syarah tidak dipercaya di luar negeri, aneh
dan gawat bila hal ini terjadi. Karena itulah standar internasioanl menjadi keniscayaan.
Pencapaian standar internasional perlu diwujudkan di masa depan berguna untuk
kepentingan penguatan permodalan perbankan syariah. Perlunya penguatan permodalan
dari dunia internasional dikarenakan keterbatasan sumber permodalan (investor) dari
Indonesia sendiri. Oleh karena itu, bank syariah nasional perlu menarik investor asing
melalui penawaran saham ataupun melalui penerbitan surat berharga syariah (e.g. sukuk,
sub-debt, dll).
Urgensi mencapai standar internasional juga adalah agar perbankan syariah mendapatkan
dana yang lebih murah. Bank-bank yang tidak memenuhi standar internasional akan
memiliki rating yang rendah sehingga biaya perolehan modal akan lebih mahal. Harus
benar-benar dicatat, bahwa bank-bank syariah yg tidak memenuhi standar internasional
akan sulit untuk menjalin hubungan internasional.
Dalam mendorong masuknya modal asing ke perbankan syariah Indonesia, peranan
Bank Indonesia dan pemerintah menjadi sangat penting. Jadi pengembangannya menuju
standar internasional tidak hanya diserahkan kepada manajemen bank-bank syariah itu
sendiri.
Dengan demikian, pencapaian standar internasional bisa menjadi dua hal . Pertama,
memancing (mengundang) masuknya investor asing ke dunia perbankan syariah. Jadi,
tidak salah jika pemodal asing dan bank syariah asing masuk ke dalam industri perbankan
syariah nasional.
Kedua, menjadikan bank syariah Indonesia sebagai internasional player dengan
melakukan penetrasi pada pasar global. Ini penting dilakukan agar perbankan syariah
memiliki kesan dipercaya secara internbasional dan dapat sejajar dengan perbankan
syariah internasional yang pada gilirannya dapat menciptakan laba dan mewujudkan
empowement bank syariah domestik. . Perbankan syariah jangan menjadi pecundang di
tengah konstelasi keuangan global yang semakin kompetitif. Kedua pengembangan di
atas harus berjalan secara seiring, karena keduanya harus diwujudkan di masa depan.
Penciptaan Iklim yang kondusif
Untuk mendukung terwujudnya perbankan syariah berstandar internasional, harus
diciptakan iklim yang kondusif, khususnya iklim regulasinya, termasuk menjaga
stabilitas indikator ekonomi dan non-ekonomi, penciptaan insentif investasi dan
infrastruktur yang lengkap dan terpercaya. Di sini peranan pemerintah ssngat penting.
Tanpa political will pemerintah dalam menciptakan iklim yang kondusif tersebut, maka
upaya pecapaian standarr internasional sulit diwujudkan.
Setidaknya ada lima unsur yang harus diwujudkan untuk membangun iklim yang
kondusif bagi pengembangan perbankan syariah yang bertaraf dan berstandar
internasional. Kempat unsur ini menjadi tantangan utama pengembangan perbakna
syariah ke depan.