PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau sipenerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga dirumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat
signifikan.
Di dalam keluarga anak-anak mulai menerima pendidikan yang pertama dan
paling utama karena anak mengenal pendidikan di dalam keluarga, yaitu pendidikan
agama, cara bergaul dan hubungan interaksi dengan lingkungan (Ramadhan, 2008).
Dengan demikian pendidikan di dalam keluarga merupakan dasar dalam perkembangan
pendidikan anak berikutnya. Segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik
dalam kehidupan nyata (Suherman, 2000).
Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC
dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan,
Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi
TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa
prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan
Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka
insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000kasus (256 kasus/100.000 penduduk),
dan 46% diantaranya diperkirakanmerupakan kasus baru.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita
terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakitatau klinik
pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangkuunit pelayanan
kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besarkarena TB merupakan penyebab
kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-
menerus tanpa terputuswalaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan
yang terhentiditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC akan
sulituntuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh
keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat.
Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk menuntaskan pengobatan agar
benar-benar tercapai kesembuhan
1.2 TUJUAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak
prasekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya.
Prasekolah menurut The Nation Assocition for The Education of Young Childhood
(NAEYC). Early Childhood adalah anak yang berusia sejak lahir sampai dengan usia
delapan tahun. Batasan ini seringkali dipergunakan untuk merujuk anak yang belum
mencapai usia sekolah dan masyarakat menggunakanya sebagai tipe Prasekolah.
Untuk merancang pendidikan anak, para orang tua dan guru perlu berpikir agar tidak
terlalu banyak menuntut keterampilan di luar kemampuan anak. Setiap hari anak-anak
membutuhkan latihan kegiatan jasmani yang disertai kebugaran dan aktivitas yang tinggi,
tetapi kecendrungan anak saat ini lebih banyak melakukan kegiatan pasif seperti
menonton atau duduk diam di bangku atau kursi.
Dengan demikian perencanaan yang harus dilakukan guru dan orang tua untuk
mendorong perkembangan jasmani anak-anak antara lain:
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun
dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini terdiri dari 3-5 orang, dengan
posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra saudara laki-laki, dan putri saudara perempuan.
Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda. (Duvail & Miller, 1985)
Kehidupan keluarga selama tahap ini menjadi sibuk dan menuntut bagi orang tua.
Bagi orang tua yang memiliki tuntutan besar terhadap waktu mereka, mungkin ibu juga
bekerja, baik paruh waktu maupun penuh waktu. Meskipun demikian, menyadari bahwa
orang tua adalah arsitek keluarga yang merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga
(Satir, 1983), penting bagi mereka untuk menguatkan hubungan mereka singkatnya, menjaga
pernikahan tetap hidup baik. Hal ini sering menjadi masalah selama tahap kehidupan
keluarga tertentu (Olson et al.1983)
Anak prasekolah banyak belajar pada tahap ini, terutama di area kemandirian. Mereka
harus mencapai otonomi dan kemandirian yang cukup agar mampu menangani diri mereka
sendiri tanpa orang tua di berbagai tempat. Pengalaman di taman kanak-kanak, pusat
penitipan anak, atau program serupa lainnya adalah cara yang baik untuk membantu tipe
perkembangan ini. Program sekolah terstruktur terutama berguna untuk membantu orang tua
di pusat kota yang tinggal di komunitas dengan pendapatan yang rendah dan memiliki anak
prasekolah. Pusat penitipan bayi dan anak prasekolah yang dapat di peroleh dan memiliki
kualitas baik adalah sesuatu yang sulit jika mungkin berlokasi di sebagian besar komunitas.
Banyak keluarga dengan anggota keluarga tunggal berada dalam tahap siklus kehidupan
tertentu ini. Ahli demografi saat ini memperkirakan bahwa lebih dari setengah anak yang
lahir di tahun 1990-an akan mengeluarkan sedikitnya sebagian di masa kanak-kanak mereka
dirumah dengan orang tua tunggal (Kantrowitz & Wingert, 2001). Di antara keluarga dengan
orang tua tunggal tekanan peran menjadi orang tua dari anak prasekolah, dan peran lainnya
menjadi lebih besar.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan
rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar).
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak (tahap paling repot).
Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval an Miller, 1985 tugas
perkembangan keluarga meliputi:
b. Mensosialisasikan anak.
Masalah kesehatan fisik utama pada tahap ini adalah penyakit menular yang lazim
pada anak-anak, anak jatuh, luka, luka bakar, keracacunan, dan kecelakaan-kecelakaan lain.
- Hubungan pernikahan
- keluarga berencana
Peran perawat :
TINJAUAN KASUS
Keluarga Bpk. A (35 th) terdiri dari istri (30 th) dan 2 orang anaknya. Anak Pertama
B (5th) dan C (1 th), keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang padat penduduk, di
rumah TN.A hanya ada 1 jendela pada bagian depan rumah itupun tidak pernah
dibuka sehingga sinar matahari jarang masuk kedalam rumah. Sudah sejak 1 bulan
yang lalu anak pertama dari Tn.A batuk-batuk berdahak dan merasa nafasnya sesak
(RR : 28 x/m). Batuknya terkadang mengeluarkan darah dan pada malam hari anak
susah tidur dan berkeringat banyak tanpa aktifitas. Anak terlihat kurus dengan
gambaran MTBS berada di bawah garis kuning. Dari pemeriksaan yang dilakukan
pada anak di laboratorium puskemas sebanyak 3 kali, diketahui 2 kali BTA positif.
Keluarga tidak dapat mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan terkait
dengan masalah anak, Keluarga Tn.A tidak tahu apa penyakit yang dideritanya.
3.2 PENGKAJIAN
I. Data Umum
Genogram
5. Pekerjaan kk
6. Pendidikan kk
7. Suku
8. Agama
9. Status social
10. Rekreasi
- Mensosialisasikan anak
- Anak mengalami gizi kurang (di bawah garis kuning pada MTBS)
- Penyakit keturunan
1. Karakterisitik rumah
Lingkungan yang padat penduduk, di rumah keluarga Tn.A hanya ada 1 jendela pada
bagian depan rumah itupun tidak pernah dibuka sehingga sinar matahari jarang masuk
kedalam rumah.
- type bangunan
- kebersihan ruang :
- sumber air
- denah rumah
- Gambaran kondisi rumah
- Kamar mandi
- Dapur
- Kebersihan dan sanitasi rumah
- Pengaturan privasi
- Penataan rumah
2. Karakteristik komunitas
- Bagaimana komunikasi Tn.A dan istri dengan anak tertua mereka sesuai dengan
tahap pertumbuhan dan perkembangan?
3. Struktur Peran
Tn. A sebagai Kepala keluarga dan ibu sebagai istri dan ibu untuk kedua anaknya.
Secara informal ibu juga sebagai pemberi kasih sayang kepada semua anggota
keluarganya. Ibu juga sebagai tempat curahan hati bagi anak-anaknya.
Tn. A dan ibu menunjukkan sikap membawa anaknya ke Puskesmas terkait dengan
permasalahan kesehatan yang dialami oleh anaknya.
- Nilai-nilai dan norma yang dianut dalam keluarga, seberapa penting nilai/norma
tersebut dan pengaruhnya terhadap status kesehatan.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn. A dan istri mengerti kalau anaknya sedang butuh suatu rasa nyaman yaitu kesehatan
- Perlindungan psikologis
- Rasa aman
- Interaksi
- Mengenal identitas individu
2. Fungsi Sosialisasi
Anak yang sakit jadi tidak bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya.
3. Fungsi reproduksi
Masalah yang dirasakan saat ini adalah terkait penyakit yang diderita oleh anak tertua
dalam keluarga dan proses penyembuhan penyakit sehingga kembali ke kondisi
normal.
Data yang perlu dikaji adalah dari mulai Head to toe terkait dengan penyakitnya dan
semua anggota keluarga yang beresiko tinggi menular.
Harapan kesembuhan bagi anak yang sakit dan tidak menyebarnya penyakit ke
anggota keluarga yang sehat.
I. Mengenal Masalah
Data Objektif :
- keluarga Tn. A tinggal di
lingkungan yang padat
penduduk
TAHAP II
Data Objektif :
- RR : 28 x/m
- Pemeriksaan laboratorium
puskemas sebanyak 3 kali,
diketahui 2 kali BTA positif
TAHAP II
TAHAP II
Jumlah 2
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait
penyakit TB pada anak B.
Jumlah 2 5/6
3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. A khususnya
pada An. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan
nutrisi pada An.B dengan TB
No. Kriteria Bobot Nilai
Jumlah 2 5/6
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. A khususnya
pada An. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan
nutrisi pada An.B dengan TB
1. Bersihan jalan Bersihan jalan 1. Setelah dilakukan tindakan 1. TB adalah penyakit infeksi • Kaji pengetahuan
nafas tidak nafas kembali keperawatan selama 3x45 menular yang disebabkan keluarga tentang TB
efektif pada efektif setelah menit diharapkan keluarga oleh kuman, yang masuk paru
keluarga Tn.A dilakukan mampu: melalui saluran pernapasan
khususnya tindakan dan pencernaan atau luka • diskusi dengan
An.B keperawatan a. mengenal masalah yang terbuka pada kulit. keluarga tentang
berhubungan selama 3 hari kesehatan. pengertian, tanda
Respon 2. tanda gejala TB paru gejala, cara merawat
dengan - keluarga verbal adalah batuk terus menerus anggota keluarga yang
ketidakmamp mampu
uan keluarga dan berdahak lebih dari 3 sakit
menyebutkan minggu. gejala tambahan
ketidakmamp pengertian TB.
Respon seperti demam, batuk • kaji pengetahuan
uan keluarga paru
verbal berdarah, nyeri dada dan keluarga tentang akibat
mengenal
berkeringat pada malam lanjut dari TB paru
masalah - keluarga
terkait mampu hari.
• diskusikan dengan
penyakit TB menyebutkan Respon keluarga tentang akibat
pada anak B. penyebab TB. verbal lanjut TB paru
paru 1. komplikasi TB paru adalah
penyebaran ke organ lain • motivasi keluarga
- keluarga seperti otak, jantung dan untuk mengambil
mampu ginjal. keputusan yang tepat
menyebutkan
tanda dan 2. keputusan yang tepat • diskusikan dengan
gejala TB. paru mengatasi penyakit TB keluarga tentang
Respon paru adalah dengan periksa perawatan pada
b. mampu Verbal ke layanan kesehatan dan penderita TB paru
mengambil minum obat secara rutin
keputusan yang dan tidak putus-putus • ajarkan cara batuk
tepat untuk efektif
mengatasi masalah
afektif • beri kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya
- keluarga
mampu • evaluasi pemahaman
menyebutkan keluarga tentang
komplikasi TB 1. perawatan pada materi yang
paru Respon anggota keluarga disampaikan
verbal yang sakit TB paru
dapat dengan • beri reinforcement
- keluarga memberikan positif atas keaktifan
mampu makanan yang keluarga
mengambil bergizi dan ikut
serta mengawasi • motivasi keluarga
keputusan Respon
anggota keluarga untuk mengawasi An.
yang tepat psikomot
yang sakit TB paru B minum obat
untuk or
mengatasi dalam minum obat,
masalah menutup mulut
penyakit TB pada waktu batuk
paru atau bersin, tidak
meludah sembarang
tempat.
c. mampu merawat
anggota keluarga
yang sakit
- keluarga
mampu
menyebutkan
cara merawat
anggota yang
sakit TB paru
- menjelaskan
cara mencegah
supaya tidak
terjadi
penyakit
berulang