Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sihirun

Kelas :B
NPM : 09 211 055
Tugas : Perkembangan Peserta didik

EMOSI REMAJA

Emosi adalah sesuatu yang kompleks dalam diri manusia. Ia membabitkan


tindak balas tubuh badan seperti pernafasan, denyutan dan lain-lain. Dalam Kamus
Psikologi yaitu Mu?am Ilm al-Nafs, mentakrifkan emosi sebagai infi?l yaitu keadaan
dalaman yang menunjukkan pengalaman dan perbuatan didzahirkan dalam suatu
peristiwa yang berlaku seperti perasaan takut, marah, kecewa, gembira, suka dan
duka. Dalam Encyclopedia of Social Psychology, mentakrifkan emosi sebagai hasil
tindak balas kepada sesuatu kejadian atau peristiwa termasuk tindak balas
psikologikal, tindak balas tingkah laku, tindak balas kognitif dan perasaan dialami
sama ada menggembirakan atau tidak.

Perkembangan emosi remaja pada peringkat awal terutama pada zaman


kanak-kanak banyak dipengaruhi melalui pelaziman dan cara peniruan. Cara
pelaziman berlaku dengan mudah dan cepat pada masa beberapa tahun permulaan
hidup mereka. Kanak-kanak menggunakan daya imaginasi dalam membayangkan
sesuatu mengikut yang telah dilazimkan. Cara peniruan pula, kanak-kanak meniru
tingkah laku emosi yang diperhatikannya pada orang lain dan memberikan gerak balas
terhadap perkara berkenaan dengan cara yang tidak dapat dibuatnya dulu. Oleh
kerana itu, emosi remaja pada zaman kanak-kanak berkembang mengikut proses
pelaziman dan peniruan.
Selama berlangsunya kegiatan pembelajaran matematika saya mentransfer
ilmu dengan baik, terutama di saat ada pemberian tugas saya selalu kerjakan dengan
baik, penuh teliti dalam memecahkan soal. Ketertarikanku dalam belajar matematika
yaitu ketika ada tugas kelompok, disini terjadi timbal balik antara saya dan teman-
teman dalam membahas masalah-masalah pada soal tersebut. dalam mengerjakan
tugas. Ketika di saat bingung dalam menyelesaikan soal saya selalu bertanya pada
teman yang telah pahami tentang materi itu dan dia memberikan langkah-langkah
untuk memahami materinya.
Sedangkan manfaat bagi siswa adalah dapat meningkatkan minat
dan

ketertarikan

siswa

dalam

pembelajaran

matematika,

dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, sehingga siswa menjadi lebih

kritis dalam menanggapi permasalahan matematika, dapat meningkatkan

prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan perkalian.


“Matematika memang ngeriii!!!” Wajar saja bila kebanyakan orang setuju dengan
pernyataan tersebut. Lalu kenapa kita selalu dihadapkan dengan pelajaran tersebut, mau
tidak mau, suka tidak suka, mulai taman kanak-kanak sampai tahta tertinggi pendidikan…
hampir semua bidang ilmu akan berhadapan dengannya… semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin rumit matematika yang dihadapi. Sebagai contoh, tingkat studi
S2 bidang teknik akan sangat sering berinteraksi dengan ‘si ngerii’ ini, baik jurusan teknik
elektro, teknik perminyakan, ataupun yang lainnya.
Sering saya mendengar orang berkata… “Apa pentingnya??? Perasaan ga penting deh matematika!!
Paling cuma buat menghitung doank! Bukannya dah ada kalkulator…!! Jadi ngapain juga belajar
matematik… ga penting banget sih!” Atau sering juga orang bertanya, “Matematika? emang apa sih
yang dipelajari? Mo jadi guru ya?!” Wajar saja memang dan tak perlu emosi menanggapinya, toh
lisan adalah produk pikiran. Karena banyak orang yang tidak cukup mengetahui matematika baik
karena memang tidak berminat atau faktor lainnya, seperti pembahasan yang tidak menarik dan
terkesan susah dan menakutkan. Dan memang tidak banyak tulisan-tulisan ringan yang
membahasnya, tidak sebanyak tentang politik tentunya. Tapi mengapa kita dipaksa untuk belajar
matematika?
Untuk itu, mari kita sedikit lebih mengenal matematika. Tapi tenang saja, ga bakalan ada rumus-
rumus ga karuan di tulisan ini! Hanya sedikit mengenal manfaat matematika dalam hal-hal yang
biasa kita jumpai sehari-hari, sehingga memang wajar dan ga rugi lah kita untuk mempelajarinya.
Mulai dari hal sederhana keseharian kita, berhitung! Sudah jelas tentunya, bagaimana
pentingnya berhitung ini. Mulai dari penjual sayur di pasar nan kumuh hingga para wakil
rakyat pun, dalam singgasana nan mewah, harus mahir dalam berhitung, sehingga tidak
perlu ada kasus-kasus korupsi anggaran dan semacamnya.

Berhitung, tidak hanya angka! Tapi juga kalkulasi sebab-akibat! Dalam matematika dikenal
dengan istilah ‘implikasi’ yang merupakan dasar dari logika. Membahas bagaimana cara
membuktikan suatu pernyataan itu benar atau salah. Singkat kata, ‘Tidak ada asap, kalau tidak ada
api”. Tidak ada sebab, tidak ada akibat. Sehingga hal ini bisa dan harus diterapkan dalam setiap
sendi kehidupan sehari-hari. Maka penelaahan setiap masalah akan selalu sistematik dan rasional.
Kalau ingin bangsa ini pintar, ya masing-masing kita harus belajar, ya pemerintah harus serius
mengembangkan pendidikan, ya orang tua dan guru harus mendidik anak-anaknya dengan baik, ya
anak-anaknya juga harus mau belajar dengan baik supaya pintar untuk masa depan pribadi maupun
masa depan kolektif bangsa yang lebih baik. Sehingga ga perlu lah nyontek, kan dah belajar! :)
Ingin sekali mengenalkan betapa penting, indah, dan bermanfaatnya cabang ilmu yang satu ini.
Bukan untuk mengajak menjadi matematikawan, hanya ingin supaya orang tua menyadari hal ini
dan supaya anak-anak tidak perlu merasa ‘alergi’ dan ogah mempelajarinya, sehingga ada
kesenangan dalam belajar dan keceriaan di sekolah. Agar anak tertarik dan tertantang serta ada
antusias terhadap ilmu pengetahuan pada umumnya. Seperti bagus dan menariknya gambar di
atas… :)

Anda mungkin juga menyukai