Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK KEBIJAKAN ENERGI

Disusun Oleh :

Ebenezer L . T ( 29162 )
Ferdinan M Sinaga ( 28538 )
Michael Kuron ( 28594 )
Nuring Tyas W ( 28122 )
Oni Kresnawan ( 29067 )
Paul Augustin T ( 28509 )
Rony Sianturi ( 28697 )
Thomas Ari Negara ( 28385 )
Yanto Tobing ( 28083 )
Yohannes Ridwan S. ( 28598 )

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JOGJAKARTA
2006

1
Halaman judul
Daftar isi……………………………………………………………………………………….i
Latar Belakang………………………………………………………………………………....1
BusWay………………………………………………………………………………………...2
Monorel (Mass Rapid Transit )………………………………………………………………..4
Angkutan Sungai……………………………………………………………………………….8
Kesimpulan…………………………………………………………………………………….9
Saran…………………………………………………………………………………………..10
Daftar Pustaka……………………………………………………………

2
LATAR BELAKANG

Kondisi lingkungan hidup di Jakarta semakin hari semakin mengalami


degradasi.Kualitas air tanah yang semakin buruk, pencemaran laut dan pantai dan
penggusuran ruang terbuka hijau disertai kualitas udara yang tak kunjung membaik adalah
sebuah problem lingkungan yang selalu melekat dengan kota ini. Pembangunan infrastruktur
transportasi kota yang bertumpu pada pembangunan jalan akan semakin mendorong hasrat
atau rangsangan kepemilikan kendaraan pribadi. Dengan kata lain kondisi jalan
mendatangkan jumlah lalulintas tambahan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Semantara itu pengalaman di California menunjukkan bahwa setiap 1 persen peningkatan
jalan dalam setiap mil jalur akan menghasilkan peningkatan kendaraan bermotor 0,9 persen
dalam waktulima tahun. Adapun berdasarkan pengalaman di Jakarta dalam kurun waktu 1999
– 2003, setiap pertambahan jalan sekitar 1 kilometer akan diikuti dengan pertambahan 1.923
unit mobil pribadi dan 3.000 sepeda motor.
Dalam perspektif lingkungan hidup kebijakan transportasi kota memfasilitasi
pertumbuhan kendaraan motor pribadi dengan pembangunan jalan raya akan semakin
memperburuk kualitas udara dan mengancam ruang terbuka hijau di Jakarta. Kebijakan
pemerintah melalui Perda PPU akan menjadi sia – sia tanpa disertai dengan pengendalian
pertumbuhan penggunaan kendaraan bermotor pribadi, pasalnya setiap kendaraan bermotor
akan memerlukan berbagai fasilitas untuk menunjang keberadaanya. Fasilitas tersebut antara
lain lahan parkir dan stasiun pengasingan bahan bakar umum. Semakin tinggi pertumbuhan
kendaraan bermotor akan semakin luas dan banyak pula lahan parkir dan pompa bensin yang
diperlukan . Data dinas pertamanan Jakarta menyebutkan dari 250 taman kota yang telah
berubah fungsi, 34 diantaranya ternyata berubah fungsi menjadi pompa bensin. Untuk
mengatasi kondisi yang semakin terpuruk ini, pemerintah DKI Jakarta menentukan beberapa
kebijakan-kebijakan, salah satunya kebijakan transportasi dimana perekonomian juga sangat
terkait dengan kondisi transportasi.Beberapa kebijakan-kebijakan ini adalah sebagai langkah
awal pencerahan baru bagi transportasi di jakarta walaupun semuanya membutuhkan proses
yang cukup panjang.

3
ISI

Beberapa kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah transportasi adalah


dengan Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI Jakarta atau Jakarta
Macro Transportation Scheme (JMaTS). Pola Transportasi Makro itu mengintegrasikan
empat sistem transportasi umum, yakni bus priority (antara lain busway), Light Rail Transit
(LRT), Mass Rapid Transit (MRT) dan Angkutan Sungai.

1. Busway
TransJakarta atau yang biasa dipanggil Busway (kadang juga Tije) adalah sebuah
sistem transportasi bus cepat di Jakarta, Indonesia. Sistem ini dimodelkan berdasarkan sistem
Transmilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Transjakarta beroperasi sejak 15 Januari
2004 dan merupakan salah satu proyek dari Gubernur DKI, Sutiyoso.

Gambar 1. Konstruksi Jalur Busway

Gambar jalur Busway

4
Selama dua minggu pertama, dari 15 Januari 2004 hingga 30 Januari 2004, bus Tije
memberikan pelayanan secara gratis. Kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi, di mana
warga Jakarta untuk pertama kalinya mengenal sistem tiket dan transportasi darat yang baru.

Lalu, mulai 1 Februari 2005, bus Tije mulai beroperasi secara komersil. Ada program
khusus edukasi bagi anak-anak sekolah, yakni program Transjakarta goes to school dan
penyediaan bus khusus bagi rombongan untuk anak sekolah (TK, SD, SDLB). Mereka
mendapatkan bus khusus yang tidak bergabung dengan penumpang umum. Targetnya, para
siswa ini diajari untuk tertib, belajar antre, dan menyukai angkutan umum.

Gambar 2. Transit Busway


Salah satu faktor terbesar untuk menggunakan Busway adalah dari segi KEAMANAN dan
KENYAMANAN. Jakarta, adalah kota yang rawan kejahatan. Kita harus selalu waspada
terhadap setiap orang. Banyak orang merelakan 1000 rupiah lebih mahal untuk naik busway,
daripada harus naik bus kota.

Gambar 3. Operasional Busway


Berdasarkan situs resminya busway (http://trans.jakarta.go.id)/informasi/, mulai dari 1
Februari 2004 hingga akhir Maret 2005, TransJakarta telah mengangkut sebanyak 20.508.898

5
penumpang. Tarif tiket TransJakarta adalah Rp. 3.500 (Januari 2006) per perjalanan. Pada jam
5 - 7 pagi adalah jam diskon dengan harga tarif Rp 2.000. Penumpang yang pindah jalur tidak
perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak keluar dari halte. Saat ini, rata-rata pada hari
kerja, bus Tije mengangkut rata-rata 70 ribu penumpang, sedangkan pada hari libur,
menggangkut 45 ribu penumpang. Bahkan pada bulan September 2005, penumpang telah
menembus 2.037.407 orang. Rekor penumpang harian terjadi pada tanggal 3 Oktober 2005,
yang mencapai 83.574 orang.
Pada saat awal beroperasi, TransJakarta mengalami banyak masalah, salah satunya
adalah ketika atap salah satu busnya menghantam terowongan rel kereta api. Selain itu,
banyak daripada bus-bus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol
pemberitahuan lokasi halte, hingga lampu yang lepas. Minimnya rambu-rambu di tempat-
tempat strategis yang akan memasuki kawasan busway membuat pemakai jalan merasa
seolah-olah terjebak masuk ke jalur macet. Selain macet, dampak lainnya dari proyek
pembangunan jalur busway adalah ancaman terhadap "kelangsungan hidup" trayek sejumlah
angkutan kota, khususnya pada jalur-jalur yang dilewati busway
TransJakarta tampaknya sudah dalam keadaan operasi yang cukup baik, namun yang
masih bermasalah adalah kurangnya bus-bus pengumpan (feeder) yang membantu melayani
TransJakarta. Bila busway mampu menarik penumpang kendaraan pribadi (motor dan mobil)
untuk pindah ke busway, maka jelas bahwa busway dapat mengurangi atau bahkan mengatasi
kemacetan atau sama dengan membuat mobil – mobil pribadi tidak bertebaran di jalan raya.
Ketika kemacetan dijalan bisa dikurangi itu sama saja dengan mengurangi konsumsi BBM
secara sia – sia (ketika kendaraan hidup dalam keadaan macet) dan mengurangi pencemaran
udara dari sektor transportasi.

2. Monorel (Mass Rapid Transit )


Pembangunan monorel diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan
dalam jangka panjang. MRT (Mass Rapid Transport) bisa mengakomodasi atau mengangkut
sekitar 10 ribu penumpang per jam, sehingga jauh lebih efektif dibanding Bus Tije yang
hanya mampu mengangkut 2.500 penumpang/jam. Monorel menggunakan sebuah motor
berdaya 100 tenaga kuda untuk setiap ban pendorongnya. Remnya berupa sistem yang
dioperasikan oleh udara. Sumber listrik untuk kereta adalah 600 volt arus searah yang
dihasilkan dari kontak rel.
Percepatan maksimal mencapai 4 km/jam/detik dan perlambatan normal 5,3
km/jam/detik sedangkan untuk darurat 9,1 km/jam/detik. Kecepatan kereta ini 60 km/jam.

6
Proyek Monorel Jakarta ini selain menyerap 10 ribu tenaga pekerja (sarjana dan buruh kasar)
juga kalau telah beroperasi akan melibatkan dua ribu karyawan. Pembangunananya juga
memanfaatkan produksi dalam negeri seperti produk baja dan semen.

Gambar 4. Contoh Penggunaan Monorel di Malaysia

Monorel Jakarta yang terdiri atas dua jalur, Jalur Hijau (14,2 km) dan Jalur Biru (12,8
km) merupakan monorel berjenis straddle alweg, yakni kereta yang didudukkan di atas balok
beton bertulang. Inilah bagian dari konstruksi Monorel Jakarta. Jalur lainnya adalah Jalur Biru
atau blue line yang merupakan jalur memanjang sepanjang 9,725 km dengan 11 stasiun mulai
dari Kampung Melayu-Tebet-Dr Sahardjo-Menteng dalam-Casablanca-Ambassador-
Dharmala Sakti-Menara Batavia-Karet-Kebon Kacang-Tanah Abang-Cideng-Roxy akan
selesai dibangun akhir 2008. Pembangunan monorel Jakarta ini merupakan sebuah investasi
yang sangat besar yaitu lebih kurang US$ 500 juta. Pengerjaan proyek monorel itu ditangani
oleh investor dari tiga negara. Dari Indonesia diwakili PT Indonesia Transit Central, investor
Singapura dengan Mass Rapid Trans, sedangkan dari Jepang diwakili oleh Omnico dan
Hitachi.

7
Desain monorel yang direncanakan

Monorel di Jakarta sebagai bagian dari konsep Pola Transportasi Makro guna
memecahkan masalah kemacetan. Tetapi jika sampai detik ini dokumen Amdal dari
pembangunan monorel belum selesai, berarti pada saat proyek ini dikerjakan di lapangan,
dampak lingkungan hidup bagi masyarakat yang ditimbulkan belum diperhitungkan. Bukan
hanya dampak berupa meningkatnya polusi udara dan kebisingan akibat kemacetan jalan yang
diakibatkan oleh proyek itu, tapi juga potensi dampak kerusakan lingkungan lainnya.
Misalnya potensi kerusakan sistem drainase kota, tanah, hilangnya tumbuhan di jalur hijau,
dan sebagainya. Pengembang proyek monorel mengakui belum menyelesaikan persyaratan
analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) meski pengerjaan proyek sudah mulai
berjalan

8
9
3. Angkutan Sungai
Pengembangan angkutan umum massal berbasis air atau Waterways Transport, akan
memanfaatkan sungai-sungai yang sudah ada. Di Jakarta terdapat minimal 13 aliran air
memiliki lebar antara 100-300 meter yang dapat dimanfaatkan menjadi waterways transport,
sekaligus menjadi angkutan wisata dan waterfront city. Manfaat yang lain yaitu keseluruhan
sungai menjadi terpelihara lebar dan tingginya. Rakyat tak lagi berkesempatan membangun
rumah macam-macam, seperti wc terbang, atau ‘hotel perosotan’ di sepanjang bantaran kali.
Warga juga tak sembarangan lagi membuang sampah, termasuk buang hajat ke sungai.
Demikian pula pengurukan sungai diharapkan tidak terjadi lagi. Sungai yang akan
memberikan fungsi utama menanggulangi banjir, juga berfungsi sebagai alat transportasi.
Fungsi transportasi justru dimanfaatkan untuk mengontrol pemeliharaan sungai. Fungsi
ekonomis lain adalah pariwisata, yakni dengan memanfaatkan jalur sungai untuk berkeliling
menyaksikan Kota Jakarta, atau citytour.
Kebijakan angkutan sungai ini diawali dengan rencana Pembangunan Kanal Timur –
Buaran. Pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) sepanjang 23,6 kilometer yang melintasi 11
Kelurahan di Jakarta Timur dan 2 Kelurahan di Jakarta Utara disepakati dari utara atau hilir.
Roestam mengatakan, walaupun pembangunan Kanal Timur ini belum bisa membebaskan
wilayah DKI Jakarta dari bahaya banjir, namun upaya penanganan banjir yang komprehensif
dan terpadu ini dapat menjadi langkah strategis pengendalian banjir di DKI Jakarta, yang
mana proyek ini yang sudah tertunda lebih 30 tahun lamanya.

10
KESIMPULAN
1) Permasalahan kemacetan yang sering terjadi di kota besar biasanya timbul karena
kebutuhan akan transportasi lebih besar daripada prasaranan transportasi yang tersedia,
atau prasarana tersebut tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
2) Busway ternyata mengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi di sepanjang jalur
busway, dimana peningkatan pengguna busway akan menyebabkan pengguna kendaraan
lain menurun.
3) Pengaruh penggunaan busway Transjakarta terhadap moda transportasi lainnya dapat
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
4) Minimnya rambu-rambu di tempat-tempat strategis yang akan memasuki kawasan busway
membuat pemakai jalan merasa seolah-olah terjebak masuk ke jalur macet.
5) TransJakarta masih bermasalah dalam penyediaan bus-bus pengumpan (feeder) yang
membantu melayani TransJakarta.
6) Walau secara gamblang dari Program Pola Transportasi makro tidak terlihat berhubungan
dengan masalah energi, akan tetapi salah satu tujuan dari Program Pola Transportasi
adalah mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang sering lalu lalang di jalan dan dengan
itu maka dapat menekan Konsumsi BBM di bidang Transportasi yang selama ini menjadi
masalah utama.
7) Selain dari segi BBM juga diharapkan adanya pengurangan energi yang terbuang sia – sia
ketika kendaraan pribadi terkena macet di jalan raya.
8) MRT (Mass Rapid Transport) bisa mengakomodasi atau mengangkut sekitar 10 ribu
penumpang per jam,jauh lebih efektif dibanding Bus TJ yang hanya mampu mengangkut
2.500 penumpang/jam.
9) Dokumen Amdal dari pembangunan monorel belum selesai, berarti pada saat proyek ini
dikerjakan di lapangan, dampak lingkungan hidup bagi masyarakat yang ditimbulkan
belum diperhitungkan.
10) Pengembangan angkutan umum massal berbasis air atau Waterways Transport sekaligus
menjadi angkutan wisata dan waterfront city dan pengendalian banjir.

11
SARAN
1. Ketika suatu proyek akan dijalankan analisis dampak lingkungan harus sudah benar-benar
diperhitungkan secara matang.
2. Setiap kebijakan dari pemerintah hendaknya diberitahukan secara terbuka kepada
masyarakat supaya nantinya masyarakat sudah siap menerima akibat dari kebijakan itu.
3. Pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat yang secara langsung terkena
dampak kebijakan, misalnya sopir busway hendaknya yang dipekerjakan adalah sopir-
sopir bis kota yang kehilangan pekerjaan.
4. Undang undang tentang produksi dan penyaluran kendaraan hendaknya lebih tegas
sehingga bisa dikontrol untuk mendukung setiap kebijakan-kebijakan.
5. Pelayanan-pelayanan kendaraan umum lebih ditingkatkan lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/sutiyoso/berita/2005/revolusi.
2. http://www.w3.org/1999/xhtml Republik Indonesia - JAMINAN RISIKO MONOREL
HANYA 5 TAHUN
3. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0609/12/metro/2950297
4. Pola Transportasi Makro, http://jkt.detik.com/adv/busway/pengembangan.html,
08/11/2006.
5. Busway, trans.jakarta.go.id, 08/11/2006.
6. Kemacetan Makin Parah Akibat Pekerjaan Proyek Busway,
http://www.gatra.com/artikel.php?id=98780, 17 Oktober 2006 14:40
7. Transjakarta, http://id.wikipedia.org/wiki/Busway, 08/11/06
8. Pembangunan Banjir Kanal Timur Dimulai dari Utara Jakarta
http://www.inawater.com/news/wmview.php?ArtID=301, Monday, 06 Nov 2006
9. Presiden Resmikan Dimulainya Pembangunan Kanal Timur
http://www.pu.go.id/Humas/news2003/ppw1107031.htm, 06/11/06
10. Ketika Jawa Kekurangan dan Kelebihan Air
http://air.bappenas.go.id/news.php?id=1206&PHPSESSID=caa40eef22de3a5c4ef6cfc
84082d126,06/11/06
11. Membangun monorel Jakarta,http://cdc.eng.ui.ac.id/article/articleview/1215/1/25,
06/11/06

13

Anda mungkin juga menyukai