Anda di halaman 1dari 3

Common Material for Process Equipment ( Material

Selection ) II
By ARIANA
email: ari_fujiwara@yahoo.com

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Material Polymer

Jika korosi adalah faktor penting dalam mendesain peralatan dan apabila proses tersebut dioperasikan pada temperature
kurang dari 250 F, maka material berbahan polimer seperti karet, plastik menjadi pilihan yang patut untuk dipertimbangkan,
karena bahan ini adalah material atau bahan yang cukup ekonomis. Material polimer ini dapat berupa polimer itu sendiri
dapat pula dikombinasikan dengan material lain seperti fiber maupun carbon steel, panambahan bahan lain tersebut
memberikan perbaikan sifat – sifat bahan sehingga sesuai dengan sifat yang diinginkan. Jika dikombinasikan dengan
material berserat ( fibrous ) misalnya fiberglass, campuran tersebut dinamakan fiberglass-reinforced plastic ( FRP ), dapat
bertahan terhadap tekanan lebih dari 150 psig. Pencampuran dengan carbon steel ( lining to carbon steel ) akan memberikan
sifat tahan terhadap tekanan serta korosi.

Terdapat beragam jenis material polymer, umumnya adalah berbahan orgranik kecuali silcones ( silicone-based ).
Kelemahan dari bahan ini adalah mudah terbakar namun begitu haloganated polymer dan silcones tidak mudah terbakar.
Secara garis besar material polymer dibagi dua, yaitu : Plastik dan Elastomer. Sifat - sifat plastik bervariasi tergantung
proses polimerisasi serta monomer yang membentuknya. Secara umum semakin panjang rantai polimernya maka semakin
tinggi berat molekul, titik leleh, tensile strenght. Jika susunan rantai polimernya adalah Cross-linked, maka tingkat stiffness
dan brittleness material tersebut meningkat.

Plastik dapat dibagi menjadi dua yaitu : Thermoplastic dan Thermosetting. Thermoplastic cenderung untuk meleleh apabila
temperature dinaikkan dan kembali menjadi mengeras ( resolidify ) apabila didinginkan . Jenis plastik ini adalah : Polyolefin,
vinyls, fluorocarbons, polyamides, polystyrene, polyimides, polyacetals, polycarbonates dan cellulosics. Plastik thermosetting
memiliki susunan cross –linked, tahan terhadap pemanasan, tidak meleleh apabila dipanaskan kembali namun akan
terbakar. Kategori jenis plastik ini antara lain : polyurethane, epoxies, phenolics, silicone, polyester, dan vinyl ester. Namun
begitu tergantung dari monomer penyusunnya, polyurethane, polyester dan elastomer dapat menjadi thermoplastik maupun
thermosetting.

Polyolefins. Dihasilkan dari polimerisasi olefin ( ethylene, propylene, dan butylene ), material ini memiliki tingkat strenght yang
paling rendah dari semua grup polymer namun tahan terhadap korosi dengan sangat baik oleh asam kuat. Digunakan pada
saluran pipa laboratirum kimia serta konstruksi tanki penyimpanan skala kecil untuk bahan – bahan korosif.
Polypropylene sedikit lebih mahal daripada polyethylene , tapi memiliki daya tahan korosi dan strenght lebih yang tinggi.
Mudah dibentuk menjadi pipa maupun vessel. Apabila dikombinasikan dengan carbon steel , maka dapat digunakan untuk
peralatan - peralatan proses bertekanan tinggi.

Polyvinyl Chloride ( PVC ). Dibentuk dari monomer vinyl chloride. Lebih kuat dibandingkan dengan polyolefins, dan memiliki
daya tahan korosi yang sangat baik. Material ini sebaiknya tidak digunakan bersama ketones, aromatic atau chlorinated
hydrocarbon. Digunakan untuk pembuatan lined piping dan fitting.

Polyvinylidene Chloride ( PVDC ). Tersusun dari monomer vinylidene chloride. Strenght material ini lebih baik daripada PVC
dan daya tahan terhadap korosinya ditingkatkan lebih baik daripada PVC. Dapat digunakan untuk mengalirkan fluida korosif
panas ( kurang dari 180 F ) .

Fluorocarbons. Adalah hydrocarbon dimana atom hidrogennya telah secara keseluruhan atau sebagian diganti dengan atom
fluorine. Contoh umum fluorocarbon adalah : Tetrafluoroethylene ( TFE atau Telfon ), Trifluorochloroethylene ( TFCE ),
Hexafluoropropylene ( FEP ) dan vinylidene fluoride ( Kynar ). Material ini tahan terhadap temperature tinggi dengan limit
temperature maksimum antara 140 - 250 F. Digunakan sebagai mechanical seals, gasket, bearing, fitting dan peralatan
– peralatan pada industri makanan , farmasi dan chemical process industry.

Polystyrenes. Dihasilkan dari reaksi polimerisasi antara ethylene dengan styrene. Material ini low-strenght sehingga mudah
patah atau rusak. Digunakan sebagai foam untuk instulation. Strenght material ini dapat ditingkatkan jika dikopolimerisasi
dengan acrylonuitrile dan butadiene hasilnya adalah Acrylonitrile butediene styrene ( ABS ). ABS ini digunakan untuk
peralatan – peralatan elektrik rumah tangga, pipa ,vents dan sistem transmisi gas.

Polyethers. Polyether yang banyak digunakan adalah Penton yang merupakan nama dagang chlorinated polyether. Memiliki
ketahanan korosi yang sangat baik terhadap kebanyakan asam, alkali, dan garam. Digunakan untuk piping, fittinf dan vessel.

Acrylic. Adalah plastik jernih ( cleaer ) memiliki ketahanan tingkat menengah terhadap bahan – bahan kimia namun
memiliki tensile strenght serta daya bentur yang baik. Polymer acrylic yang umum digunakan adalah Polyemethyl
methacrylate , material ini memiliki sifat – sifat optik yang sangat baik, dan digunakan untuk safety glass.

Polyamines. Polyamines adalah plastik yang tebentuk dalam bentuk kondensat amine dnegna senyawa organic lainnya.
Apabila senyawa organic tersebut adalah asam organic maka akan dihasilkan senyawa polyamide, jika reaksi yang terjadi
adalah antara asam dianhydride dan aromatic diamine, maka polymer tersebut dinamakan dengan polyimide. Nylon adalah
contoh dari polyamides. Material tersebut ringah, tough, dan tahan abrasi dan memiliki koefisien friksi rendah. Polyimedes
digunakan untuk ball-bearing separator, mechanical seal.

Polyurethanes.dihasilkan dari reaksi diisocyanate dengan low-molecular-weight (berat molekul rendah ) alcohol. Material ini
dapat memiliki bertindak atau memiliki sifat seperti elastomer maupun thermoset ( hard structure ). Hard-structure
polyurethane digunakan sebagai insulation foam.

Polycarbonates. Reaksi antara diphenyl carbonate dengan ester akan membentuk polycarbonates. Memiliki sifat –
sifat seperti transparan, impact strenght yang sangat baik serta tahan terhadap temperature tinggi. Aplikasi dari material ini
sama seperti pada acrylic , namun begitu material ini mahal.

Phenolics. Dibentuk dari condensation-polymerization reaction antara senyawa phenolic dan aldehid. Untuk tipe lainnya
dihasilkan dari kombinasi antara phenol furfural dan resornicol formaldehyde. Merupakan thermoset dengan tingkat
kekerasan yang tinggi, strenght yang baik, tahan terhadap benturan serta tahan terhadap chemical-corrosion. Digunakan
pada komponen elektrik seperti insulator, switch plates, aplikasi mekanikalnya meliputi pipa tahan korosi dan brake lining.

Epoxies. Polymer ini memiliki rantai polimer terpendek dari polimer yang lainnya, namun begitu apabila ditambahkan suatu
bahan harndener, rantai pendek tersebut menjadi highly cross-linked, memiliki ketahan terhadap temperature tinggi serta
tahan terhadap korosi. Digunakan sebagai pelapis permukaan anti korosi serta digunakan juga untuk menyambung metal ke
polyester.

Polyester. Adalah produk kondensasi dimethyl terepthalate atau terepthalatic acid dengan ethylene glycol. Polyester adalah
nama lain dari polyethylene terepthalate. Meterial ini dapat sebagai thermosetting atau thermoplastic tergantung dari asam
dan kombinasi alkohol yang digunakan. Polyester memiliki strength yang baik, tahan terhadap bahan kimia serta digunakan
pada konstruksi tanki FRP an pipa.

Elastomer. Elastomer digunakan untuk pembuatan gasket, dan elektric insulation. Diantara contoh elastomer adalah :
fluoroelastomer, polychloroprene, polyisoprene, silicone rubber dan lain – lain.

Material Keramik

Material ini biasanya digunakan untuk proses – proses yang memerlukan temperature tinggi dan tahan korosi. Istilah
keramik digunakan terhadap sekumpulan inorganic meterial rapuh dimana didalamnnya termasuk true ceramic, cermet, glass
dan graphite.
Ceramic dan Cermet. Ceramic adalah material dengan titik leleh yang tinggi sehingga material ini tahan terhadap
pemanasan, tahan terhadap korosi, namun cenderung untuk rapuh , hal ini disebabkan oleh low impact dan tensile strenght.
Cermet adalah campuran ceramic dan metal, sehingga sifat –sifat bahan ini terletak diantara dua campuran bahan
tersebut. Secara umum perbandingan sifat antara keramik dan cermet sebagai berikut : brittleness ( sama keduanya ), high
temperature resistance ( sama ), ductilty ( > cermet ), mechanical dan thermal shock resistance ( > cermet ), corrosion
resistance ( sama ).

Jenis – jenis cermet antara lain : Al-Al2O3, TiC-Ni, B4C-stainless steel.

Graphite. Material ini bersifat : low tensile strenght, low impact strenght dan kurang tahan terhadap abrasi, namun bahan ini
memiliki konduktivitas termal yang sangat baik, serta tahan korosi. Oleh karena memiliki konduktivitas termal yang baik,
maka material ini dapat digunakan untuk konstruksi heat exchanger. Temperature maksimum yang dapat digunakan adalah
sebesar 340 F. tahan terhadap cholride, fluorides , hydrofluoric acid, hot caustic, namun tidak direkomendasikan untuk
penggunaan dengan free halogen, chromic acid dan sulfur trioxide.

Glasses. Dapat juga dikategorikan sebagai ceramic, walaupun begitu, sifat – sifat yang dimilikinya berbeda dengan
ceramic, metal maupun plastic. Glass adalah amorphorus solid yang dibentuk oleh pendinginan lanjut ( subcooling ) fase
liquidnya. Material ini keras, rapuh dan memiliki konduktivitas termal rendah. Sehingga dapat digunakan sebagai insulating
elektrik. Material ini juga tahan korosi terhadap berbagai jenis bahan kimia.

4 jenis glasses yang sering digunakan untuk konstruksi peralatan proses yaitu : fused silica, borosilicate glass, glass ceramic,
dan fiberglass. Material ini tahan terhadap asam –asam kuat namun tidak tahan terhadap hydrofluoric acid, acidic
fluoride compounds dan hot alkaline.

Sumber :

1. Henry J. Sandler dan Edward T. Luckiewicz, Practical Process Engineering A working Approach to Plant Design, 1987,
McGraw Hill
2. Nicholas P. Cheremisinoff, Material Selection Deskbook, 1996 , Noyes Publication
3. Lawrence H.Van Vlack, Ilmu dan Teknologi Bahan Ed.5, terjemahan, 1985, Erlangga
4. Alexandre C. Dimian dan Costin Sorin Bildea, Chemical Process Design, 2008, Wiley VCH

Anda mungkin juga menyukai