Anda di halaman 1dari 17

Makalah

TUGAS KELOMPOK

Oleh:
Miftah Faridz 54061001066
Yonis Ismed 54061001039
Saza Fitria 54061001090
Laurentsia Tambunan 54061001023
Resti Meifiana 54061001013

Pembimbing :
Dr. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN


ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Kelompok KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kesehatan Komunitas
Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang
Periode 20 Desember 2010 – 14 Februari 2011
Oleh:
Miftah Faridz 54061001066
Yonis Ismed 54061001039
Saza Fitria 54061001090
Laurentsia Tambunan 54061001023
Resti Meifiana 54061001013

Telah diterima dan disetujui sebagai tugas akhir dalam Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas,
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 20 Desember 2010 – 14
Februari 2011.

Palembang, Januari 2011

Dr. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes


Tugas Kelompok
Soal :
1. Jelaskan Hubungan/Posisi antara Administrasi dan Manajemen? Apakah
manfaat administrasi/manajemen dalam aplikasinya pada penanganan
kasus kedokteran? Berikan contohnya! (Untuk setiap kelompok contohnya
harus berbeda. Harap dikoordinasikan antar kelompok)
2. Jelaskan Unsur-Unsur Pokok Administrasi Kesehatan! Dan Bagaimana
Unsur-Unsur Pokok tersebut dapat bekerja dengan baik.
3. Jelaskan 4 (Empat) Macam Fungsi Administrasi yang Sudah
Disederhanakan! Dan metode apa yang dipergunakan untuk
mengoptimalkan kinerja dari ke empat fungsi manajemen tersebut.
4. Jelaskan tentang Ruang Lingkup Administrasi Kesehatan!, serta berikan
pendapat anda tentang sistim kesehatan di Indonesia
5. Jelaskan Macam Manfaat Administrasi Kesehatan! serta Bagaimanakah
caranya mengukur keberhasilan manfaat tersebut. Berikan contoh-contoh
konkritnya (masing-masing mahasiswa memberikan contoh sesuai
dengan topik makalah proposal perencanaan yang sudah dibuat).
6. Jelaskan yang dimaksud dengan Majemen P1, P2 dan P3 PUSKESMAS!
Dan Bagaimana pendapat saudara tentang relevansi manajemen P1, P2 dan
P3 tersebut dengan pembangunan kesehatan Indonesia saat ini, terutama
dengan rencana untuk pengembangan pelayanan kesehatan melalui konsep
dokter keluarga.
Jawaban :
1. Hubungan / posisi antara administrasi dan manajemen ialah
Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa sesungguhnya administrasi
dan manajemen adalah sama, hanya saja istilah administrasi digunakan pada
badan / organisasi pemerintah, sedangkan istilah manajemen dipergunakan untuk
organisasi swasta. Administrator sama artinya dengan manajer, tetapi organisasi
untuk pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan istilah manajer untuk
perusahaan swasta yaitu diantaranya manajer pemasaran, manajer pembelian dan
lain-lain. Serta kepala bagian administrasi keuangan, kepala bagian administrasi
kepegawaian dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya, dapat kita jelaskan sebagai berikut :
a. Administrasi = Manajemen
Tidak membedakan antara administrasi dan manajemen
b. Administrasi berbeda dengan manajemen
o Administrasi lebih tinggi dari manajemen menurut Herman Finner.
 Manajemen hanya mengelola hal-hal yang berhubungan
dengan sumber. Administrasi ialah seni manajemen.
o Administrasi lebih rendah dari manajemen menurut Samuel &
Paul.
 Administrasi hanya melaksanakan saja kebijakan
sedangkan manajemen merumuskan kebijakkan.

Manfaat administrasi/manajemen dalam aplikasinya pada penanganan kasus


kedokteran ialah :
o Penanganan dalam kasus kedokteran lebih terarah, efektif dan
efisien sesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu status kesehatan
yang lebih baik.
o Memanfaatkan sumber daya termasuk sarana dan prasarana yang
berkualitas sehingga dapat memberikan banyak kandungan dalam
menangani kasus kedokteran
Contoh :
Penanganan kasus pada pasien dengan gizi buruk dimulai dari petugas
pelayanan kesehatan menyusun program untuk mencapai agar kejadian gizi
buruk menurun. Sebelum melaksanakan program petugas terkait akan mencari
masalah-masalah (masukan/input) apa saja yang mengakibatkan kurangnya
kesadaran masyarakat dalam hal ini orang tua dan dewasa dalam menanggapi
kasus gizi buruk; kemudian memproses data/masukan tersebut menghasilkan
suatu rencana atau program yang akan dilakukan, misalnya membuat leaflet-
leaflet serta sarana prasarana yang dapat memberikan informasi terbaru
tentang gizi buruk kepada masyarakat. Pemanfaatan sumber daya manusia,
saran dan prasarana yang berkualitas, dan melakukannya sesuai dengan tata
cara atau prosedur yang telah ditetapkan. Dalam pemanfaatan sumber daya
manusia, diperlukan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan kemudian
dilaksanakan perencanaan berapa banyak kebutuhan sumber daya manusia
kesehatan. Kemudian, pemanfaatan sumber daya manusia dapat dilakukan
dengan pelatihan tenaga kesehatan, peningkatan sarana dan pra-sarana
pendidikan kesehatan. Setelah itu dilakukan pengawasan sehingga dapat
meningkatkan status kesehatan pasien tersebut.

2. Unsur-Unsur Pokok Administrasi Kesehatan ialah


Terdapat Lima unsur pokok administrasi kesehatan yang perananya amat
penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan administrasi kesehatan,
antara lain:

1. Masukan (input)

Masukan(input) dalam administrasi kesehatan adalah segala sesuatu yang


dibutuhkan adalah untuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan ini
dikenal pula dengan nama perangkat administrasi (tools of administration).

Banyak macamnya, beberapa yang terpenting:


o Sumber : Segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang
atau jasa
1. Sumber tenaga
2. Sumber modal
3. Sumber alamiah.
o Tatacara adalah berbagai kemajuan itekdok yang dimiliki dan
diterapkan.
o Kesanggupan adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga
pelaksana.
Pembagian lain :
- Koontz dan Donnells, (man, capital, managerial, technology
- 4 M ( man, money, material, method)
- 6 M ( man, money, material, method, market, machinery)

2. Proses

Proses dalam administrasi kesehatan adalah langkah – langkah yang harus


dilakukan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal pula
dengan nama fungsi administrasi (fungtion of administration). Pada umumnya
proses atau fungsi administrasi ini merupakan tanggung jawab pimpinan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan unutk mencapai tujuan tersebut adalah

1. Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan


(actuating), pengawasan (controlling). Disingkat POAC. ( oleh George
R.Terry).
2. Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
staff (staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian
(coordinating), pelaporan (reporting), penyusunan anggaran belanja
(budgetting). Disingkat POSDCORB ( oleh Luther M.Gullick).
3. Keluaran (Output)
Keluaran dalam suatu administrasi kesehatan adalah hasil dari suatu
pekerjaan administrasi. Keluaran tersebut dikenal dengan nama Pelayanan
kesehatan ( Health Service). Pada saat ini pelayanan kesehatan tersebut secara
umum dapar dibedakan menjadi dua, Pelayanan Kedokteran dan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat.

4. Sasaran (Target)

Sasaran adalah kepada siapa keluaran yang dihasilkan, yakni upaya


kesehatan tersebut ditujukan. Untuk administrasi kesehatan sasaran yang
dimaksudkan disini dibedakan atas empat macam yakni pereorangan, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Dapat bersifat sasaran langsung (direct target group)
atau punn bersifat sasaran tidak langsung (indirect target group).

5. Dampak (Impact)

Yang dimaksudkan dengan dampak adalah akibat yang ditimbulkan oleh


keluaran. Untuk administrasi kesehatan, dampak yang diharapkan adalah semakin
meningktnya derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan ini hanya dapat
dicapai apabila kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands) perseorangan,
kelompok, dan atau masyarakat terhadap kesehatan, pelayanan kedokteran serta
lingkungan yang sehat dapat terpenuhi. Kebutuhan dan tuntutan ini adalah sesuatu
yang terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan kesehatan (health customer).

Input Process Output Target Impact


Pelayanan Kesehatan PerseoranganPeningkatan Derajat Kesehatan
Sumber POAC Pelayanan Kedokteran Keluarga
Tatacara POSDCORB Pelayan Kesehatan Masyarakat Kelompok
kesanggupan Masyarakat
Kelima unsur administrasi kesehatan dapat bekerja dengan baik apabila terdapat
hubungan sistem dan hubungan silang antara kelima unsur administrasi kesehatan
tersebut.

3. Fungsi Administrasi yang Sudah Disederhanakan yaitu :


 Perencanaan yang didalamnya termasuk penyusunan anggaran belanja
Macam perencanaan :
 Ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana.
o Perencanaan jangka panjang
o Perencanaan jangka menengah
o Perencanaan Jangka pendek
 Ditinjau dari tingkatan rencana.
o Perencanaan Induk
o Perencanaan Operasional
o Perencanaan Harian
 Ditinjau dari ruang lingkup
o Perencanaan Strategik
o Perencanaan taktis
o Perencanaan menyeluruh
o Perencanaan Terpadu

Unsur-unsurnya meliputi : Rumusan misi, Rumusan masalah, Rumusan tujuan


umum dan khusus, Rumusan kegiatan, Asumsi perencanaan, Strategi pendekatan,
Waktu , Organisasi dan tenaga pel;aksana, Biaya, Metoda penilaian dan kriteria
keberhasilan.

 Peng-organisasian yang didalamnya termasuk penyusunan staf.


 Pengelompokan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan
 Pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk memungkinkan
tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati dengan jalan
mengalokasikan masing-masing fungsi dan tanggung jawabnya.
 Unsur-unsur pokok meliputi :
o Hal yang diorganisasikan
Kegiatan
Tenaga pelaksana
o Proses pengorganisasian
o Hasil pengorganisasian.
 Pelaksanaan yang didalamnnya termasuk pengarahan, pengkoordinasian,
penggerakkan, pengawasan, dan bimbingan.
 Melaksanakan rencana yang telah dibuat dan yang telah ditetapkan
bentuk organisasi yang akan melaksanakan rencana tersebut.
 Sebagai seorang manager di dalam pelaksanaan rencana/program
(kesehatan) harus mempunyai pengetahuan/ kemampuan :
o Motivasi (motivation)
o Komunikasi (communication)
o Kepemimpinan (leadership)
o Pengarahan (directing)
o Pengawasan (controlling)
o Supervisi (supervision)
 Penilaian yang didalamnya termasuk penyusunan laporan.
 Melakukan penilaian dan sekaligus koreksi terhadap setiap penampilan
pelaksana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana.
 Suatu proses untuk mengukur penampilan suatu program yang
kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
Metode/Pendekatan yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi
manajemen diatas:
Karena sumber-sumber yang tersedia semakin terbatas, maka metode atau
approach yang dipergunakan adalah approach “efficiency and economy”
-pelaksanaan tugas yang efisien dan ekonomis- yang berarti bahwa sumber-
sumber yang dipergunakan harus semakin kecil dibandingkan dengan hasil
yang diperoleh. Perbandingan antara input dengan output harus negatif. Jika
input lebih kecil dari output, maka tingkat efisiensi tertentu telah dicapai. Jika
perbandingan antara input dengan output sama dengan 1:1, maka hanya
breakeven point yang tercapai. Jika output lebih kecil dari input maka terdapat
keadaan inefisiensi sebagai akibat adanya pemborosan, duplikasi dan ketidak-
serasian kerja. Karenanya, perlu menggunakan metode kerja yang sistematis
dalam bentuk sistem dan prosedur kerja yang sederhana dan sesuai dengan
kebutuhan, proses pengambilan keputusan yang didasarkan atas data-data yang
up to date, lengkap dan dapat dipercayai, penempatan orang yang sesuai
dengan bakat dan keahliannya (the right man in the right place) struktur yang
sederhana dan saluran komunikasi yang bersifat fourway trafic (vertikal
dengan dua arah dan horizontal dengan dua arah pula)

4. Ruang Lingkup Administrasi Kesehatan adalah


 Kegiatan administrasi
Kegiatan utama yang dilakukan pada administrasi tidak lain adalah
melaksanakan fungsi administrasi itu sendiri mulai dari perencanaan,
peroorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan fungsi pengawasan (terry).
Karena kegiatan utama admnistrasi adalah melaksanakan fungsi
administrasi maka melaksanakan pekerjaan administarsi tidak sama
dengan pekejaan tata usaha. Pekerjaan administrasi bukan hanya sekadar
mengetik, meng-agenda, dan atau pun menyusun arsip surat menyurat
(office work) yang merupakan pekerjaan pokok seorang tata usaha.
Seorang yang mengerjakan pekerjaan administrasi adalah seorang
administrator (manager) karena dalam mengerjakan administrasi dia
melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian untuk perencanaan
berikutnya.
 Objek dan subjek administrasi
Objek dan subjek administrasi adalah sistem kesehatan. Unutk
menyelenggarakan administrasi kesehatan perlu dipahami apa yang
dimaksud dengan sistem kesehatan. Sistem kesehatan menurut WHO ialah
suatu kumpulan dari berbagai faktor yang kompleks dan saling
berhubungan yang terdapat pada suatu negara dan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perserorangan, keluarga,
kelompok, serta masyarakat pada setiap saat dibutuhkan. Sistem kesehatan
itu sendiri mencakup hal yang sangat luas yang bila disedehanakan
menjadi dua subsistem yaitu pelayanan kesehatan dan pembiayaan
kesehatan. Agar dapat terselenggara dengan baik maka kedua subsistem
ini perlu ditata dan dikelola dengan sebaik-baiknya.

Pendapat kami tentang sistim kesehatan di Indonesia adalah Indonesia lebih


banyak berfokus pada subsistem kesehatan yaitu pembiayaan kesehatan. Beban
pembiayaan kesehatan, hampir 80% ditanggung langsung oelh masyarakat dalam
bentuk pembayaran langsung (out of pocket / fee for service). Habis berobat
biasanya pasien langsung membayar. Apabila tidak memiliki uang, pasien dapat
meminjam uang dari keluarga karena seperti kita ketahui Indonesia masih
memiliki sifat kegotong-royongan masyarakat yang kuat. Saat ini, pembiayaan
kesehatan yang ditanggung bersama melalui sistem asuransi sifatnya masih
komersial, hanya dijalankan oleh kelompok-kelompok tertentu seperti ASKES
untuk PNS, JAMSOSTEK untuk pekerja industri, dan model asuransi swasta
komersial yang lain. Mekanisme pembayaran langsing ini telah menimbulkan
ketidakadilan distributif. Hal ini berdampak banyak pasien miskin semakin miskin
pada saat sakit dan banyak tenaga kesehatan yang imbalan jasa profesionalnya
masih berbisnis atau terpaksa berorientasi pada orang sakit.
5. Macam Manfaat Administrasi Kesehatan
1. Dapat dikelola sumber, tata cara, dan kesanggupan serta efektif dan
efisien.

Sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia pada dsasarnya


bersifat terbatas dan karena itu perlu dilakukan pengelolaan sebaik-
baiknya. Keberhasilan dapat diukur karena memang dalam melaksanakan
pekerjaan administrasi kesehatan dikenal adanya antara lain fungsi
perencanaaan yang dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara dan
kesanggupan secara efektif dan efisien.

2. Dapat dipenuhi kebutuhan dan tuntutan secara tepat.

Mengenal kebutuhan dan tuntutan adalah penting dalm


melaksanakan administrasi kesehatan. Agar kebutuhan dan tuntutan seperti
ini dapat dipenuhi, tentu diperlukan keterampilan untuk menentukan
kebutuhan dan tuntutan itu sendiri. Keberhasilan dapat diketahui melalui
melaksanakan / diterapkannya administrasi kesehatan yang tepat sehingga
dapat diketahui dengan tepat berbagai kebutuhan dan tuntutan yang
terdapat dalam masyarakat.

3. Dapat disediakan dan diselenggarakan upaya kesehatan yang sebaik-


baiknya

Karena administrasi kesehatan dapat mengatur pemanfaaran sumber, tata


cara dan kesanggupan yang dimiliki dengan baik, serta dapat menentukan
kebutuhan dan tuntutan dengan tepat, maka diharapkan tersedia dan
terselenggaranya upaya kesehatan yang sebaik-baiknya.

Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa untuk mengukur keberhasilan


manfaat tersebut dalam masyarakat bukanlah dengan berupaya
mengahasilkan keluaran sebanyak-banyaknya,bukan pula bersifat
mendatangkan keuntungan, melainkan mempunyai dampak (impact) yang
positif bagi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
keseluruhan.

Contoh:
1. Di puskesmas A yang dipimpin oleh seorang dokter yang mempunyai
manajemen dan sistem administrasi kesehatan yang baik melakukan suatu
program kesehatan terhadap penderita epilepsi di desa A berupa program
deteksi dini dan screening awal terhadap penderita epilepsi. Setelah diamati
secara prospektif selama 5 tahun, ternyata terjadi penurunan komplikasi dan
sekuele pada pasien pasien epilepsi di desa A. Dampaknya ternyata
meningkatkan produktivitas masyarakat di desa ini.
2. Di puskesmas B yang dipimpin oleh seorang dokter yang mempunyai
manajemen dan sistem administrasi kesehatan yang baik melakukan suatu
program kesehatan terhadap penderita epilepsi di desa A berupa program
deteksi dini dan screening awal terhadap penderita epilepsi. Setelah diamati
secara prospektif selama 5 tahun, ternyata terjadi penurunan komplikasi dan
sekuele pada pasien pasien epilepsi di desa A. Dampaknya ternyata
meningkatkan produktivitas masyarakat di desa ini.

Caranya mengukur keberhasilan manfaat tersebut berserta contoh konkrit pada


beberapa kasus mata:

1. Kasus Glaukoma
Pada kasus ini dikatakan berhasil bila sumber daya manusia yang
berkompeten misalnya dokter atau petugas kesehatan lainnya dapat
memberikan informasi mengenai penyakit ini sehingga masyarakat dapat
melakukan hal-hal yang diharapkan (memeriksakan diri sedini mungkin
bila terdapat gejala dari suatu penyakit ataupun memiliki faktor risiko
yang tinggi terhadap penyakit ini) sehingga dapat menekan kerusakan
mata lebih lanjut yaitu kebutaan

2. Kasus Blepharitis
Pada kasus ini, penyelenggaraan kesehatan dapat dikatakan berhasil
apabila sumber daya manusia yang berkompeten misalnya dokter atau
petugas kesehatan lainnya dapat memberikan informasi mengenai penyakit
ini sehingga masyarakat dapat melakukan hal-hal yang diharapkan
(memeriksakan diri sedini mungkin bila terdapat gejala dari suatu
penyakit, melakukn pencegahan, ataupun melakukan perawatan terhadap
diri terhadap penyakit ini) sehingga dapat menekan kerusakan pada mata
yang diakibatkan oleh komplikasi blepharitis lebih lanjut.

3. Kasus Pterygium
Pada kasus ini, penyelenggaraan kesehatan dapat dikatakan berhasil
apabila tersedianya sumber daya manusia yang berkompeten misalnya
dokter atau petugas kesehatan lainnya dapat memberikan informasi
mengenai pterygium sehingga masyarakat dapat melakukan hal-hal yang
diharapkan masyarakat dapat menyadari pentingnya penggunaan alat
pelindung diri saat mereka beraktivitas di luar ruangan selain itu
(memeriksakan diri sedini mungkin bila terdapat gejala dari suatu
penyakit, melakukn pencegahan, ataupun melakukan perawatan terhadap
diri terhadap penyakit ini) sehingga dapat menekan kebutaan pada mata
akibat pterygium.

4. Kasus Hordeolum
Pada kasus ini, penyelenggaraan kesehatan dapat dikatakan berhasil
apabila sumber daya manusia yang berkompeten misalnya dokter atau
petugas kesehatan lainnya dapat memberikan informasi mengenai penyakit
ini sehingga masyarakat dapat melakukan hal-hal yang diharapkan
(memeriksakan diri sedini mungkin bila terdapat gejala dari suatu
penyakit, melakukn pencegahan, ataupun melakukan perawatan terhadap
diri terhadap penyakit ini) sehingga dapat menekan kerusakan pada mata
yang diakibatkan oleh komplikasi hordeolum lebih lanjut.
5. Kasus Perdarahan Subkonjungtiva
Pada kasus ini, penyelenggaraan kesehatan dapat dikatakan berhasil
apabila sumber daya manusia yang berkompeten misalnya dokter atau
petugas kesehatan lainnya dapat memberikan informasi mengenai penyakit
ini sehingga masyarakat dapat melakukan hal-hal yang diharapkan
(memeriksakan diri sedini mungkin bila terdapat gejala dari suatu
penyakit, melakukn pencegahan, ataupun melakukan perawatan terhadap
diri terhadap penyakit ini) sehingga dapat menekan kerusakan pada mata
yang diakibatkan oleh komplikasi perdarahan sub konjungtiva lebih lanjut.

6. Prinsip manajemen puskesmas meliputi : merencanakan, mengatur,


menggerakkan, dan menilai seluruh hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan
khususnya di Puskesmas.
1. PERENCANAAN : P1
 Rencana Usulan Kegiatan (R.U.K) :
RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang
biasanya disusun menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan
baru
 Rencana Kerja dan Anggaran (RKA):
RKA, merupakann pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan
tata cara pembuatan anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) :
Setelah disusun rencana kegiatan itu kemudian dibuatkan strategi
pelaksanaan secara terpadu
 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) :
DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai
pedoman pelaksanaan penggunaan anggaran kegiatan

2. PENGATURAN : P2
 Penggerakan : Mini Lokakarya Lintas Program
Mini Lokakarya (MinLok) ini dilaksanakan puskesmas setiap
sebulan sekali, untuk mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan
 Pelaksanaan : Mini Lokakarya Linta Sektoral
Minlok ini dilaksanakan puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan
melibatkan instansi terkait seperti dinkes, diknas, kecamatan,
kelurahan, dan lainnya, sesuai porsi kegiatan puskesmas.

3. PENILAIAN : P3
 Pengawasan : Monitoring
Kegiatan pelayanan harus terus diawasi pelaksanaannya agar
mencapai target yang telah ditetapkan
 Pengendalian : Controlling
Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu dikendalikan arahnya
agar tidak menyimpang dari tujuan kegitan
 Penilaian : Evaluation
Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai bentuk
pertanggungjawaban institusi terhadap publik dan pemerintah
daerah.

Relevansi antara manajemen Puskesmas dengan pembangunan kesehatan di


Indonesia:

 Manajemen kesehatan P3 memili konsep yang baik tetapi tidak


didukung implementasi kebijakan yang masih rendah dan menjadi
kendala dalam pembangunan kesehatan Indonesia.
 Pengembangan pelayanan kesehatan melalui konsep dokter keluarga,
 kegiatan promotif belum dilakukan sebagaimana mestinya,
sesuai dengan prinsip dokter keluarga. Upaya promotif klinik
dokter keluarga, lebih dominan dilakukan terhadap pembinaan
ke masyarakat seperti penyuluhan dan pembinaan lainnya.
Adapun terhadap individu pendidikan kesehatan hanya
diberikan secara sekilas. Itupun yang terkait dengan penyakit
anggotanya saja.
 Terjadi duplikasi kegiatan dengan puskesmas sehingga
membingungkan pembagian kerja diantara mereka.
 Kegiatan preventif mendekati kearah pelayanan dokter keluarga
meski belum semuanya dilakukan. Upaya Preventif klinik
dokter keluarga, lebih bervariasi, tidak semua klinik dapat
melakukan kegiatan sesuai dengan pedoman yang ada karena
terbatasnya sarana yang dimiliki. Disamping itu belum proaktif
melakukan upaya pencegahan ke lapangan seperti surveillance.
Pemeriksaan Usila belum dilakukan, pemeriksaan secara berkala
terhadap bayi dan anak, wanita dilakukan oleh bidan, kecuali
yang terkait dengan upaya tindakan kuratif oleh dokter.

Anda mungkin juga menyukai