Anda di halaman 1dari 9

MODUL 3

Skenario :

Menjelang Sweet Seventeen

Agnes akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke-17 sebulan lagi. Semua hal sudah
disiapkan oleh ibunya, maklumlah, karena Agnes anak semata wayang. Namun, ada suatu hal
yang membuat Agnes gusar. Sejak 2 bulan yang lalu tampak beberapa bintil pada wajah dan
tubuhnya. Ia pernah membaca majalah mengenai kesehatan kulit dan pada majalah tersebut
dikatakan bintil merupakan salah satu bentuk lesi kelainan kulit. Berdasarkan majalah tersebut
pula, kini dengan terpaksa ia menghindari makanan kesukaannya, coklat dan gorengan. Ia ingin
mencoba mengobati sesuai iklan, namun dilarang ibunya karena khawatir keluhan akan
bertambah banyak dan besar. Pada saat berobat ke dokter umum, Agnes ditanyakan apakah bintil
terasa nyeri dan gatal atau tidak, lalu apakah sebelumnya demam atau tidak. “Kenapa ya?
Jangan-jangan ini infeksi virus..??”
A. Step 1
-

B. Step 2
1. Bagaimana dapat timbul bintil pada wajah dan tubuh Agnes?
2. Bagaimanakah pengaruh coklat dan gorengan pada bintil yang timbul di wajah dan tubuh
Agnes?
3. Apa sajakah differensial diagnosis untuk bintil yang dialami Agnes bila dihubungkan
dengan demam, gatal, nyeri, dan infeksi virus?
4. Apa sajakah klasifikasi infeksi virus?
5. Bagaimana pemeriksaan awal yang dapat dilakukan pada kasus dalam skenario diatas?
6. Bagaimana pencegahan dan penatalaksaan untuk kasus diatas?

C. Step 3
1.Bintil pada wajah dan tubuh Agnes diperkirakan merupakan suatu akne. Akne adalah
penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea oleh pajanan kulit
oleh factor endogen maupun eksogen yang ditandai dengan efloresensi tertentu pada tempat
predileksinya.
Faktor endogen yang mempengaruhi timbulnya akne, antara lain umur, ras, dan genetic.
Faktor eksogen yang mempengaruhi timbulnya akne, yaitu radiasi sinar ultraviolet dan
produksi hormon.
Klasifikasi akne, yaitu :
 Akne vulgaris.
Penyakit peradangan kronik dari unit pilosebasea disertai penyumbatan &
penimbunan keratin terutama di muka, leher, dada & punggung, ditandai ada komedo,
papel, pustul, nodulus, kista & sikatriks. Beberapa varietas akne vulgaris,antara lain
akne tropikalis, akne fulminan, pioderma fasialis, akne mekanika, dan lain-lain.
 Akne venenata
Terjadi akibat kontaktan eksternal. Akne venenata memiliki beberapa varietas, antara
lain akne kosmetika, akne klor, pomade acne, akne akibat kerja, akne detergen.
 Akne komedonal
Terjadi akibat kontak dengan agen fisik. Akne komedonal terdiri atas solar
comedones dan akne radiasi (sinar X, kobalt).
Klasifikasi akne yang lain, antara lain :
 Akne asiaris, yang terjadi karena radiasi sinar ultraviolet
 Akne sekunder, terjadi karena kelainan endokrin dan pengaruh obat (medika mentosa)
Etiologi :
Terdapat 3 etiologi utama yang mempengaruhi timbulnya akne ,yaitu :
1) Keratinisasi folikel sehingga menimbulkan terbentuknya sumbatan saluran kelenjar minyak
2) Peningkatan produksi hormone androgen
3) Infeksi mikroorganisme, Propiobacterium acnes, Corynebacterium acnes, Pityrosporum
ovale, dan Staphylococcus epidermidis.
Patofisiologi :
Produksi sebum meningkat oleh karena pengaruh hormon androgen yang meningkat sehingga
menyebabkan perubahan susunan lemak permukaan kulit. Mikroorganisme akan berkolonisasi
dalam folikel sebasea. Dengan pengaruh enzim lipase yang dihasilkan oleh mikroorganisme
tersebut, lemak trigliserida dihidrolisis menjadi FFA (asam lemak bebas) & gliserol. Peningkatan
asam lemak bebas ini bersifat komedogenik,yakni penyebab abnormal keratinisasi sehingga
menyebabkan hyperkeratosis yang manifestasinya berupa mikro komedo.. Hal ini dapat
menyebabkan penyumbatan duktus pilosebaseus, penimbunan keratin akibat proliferasi epitel.
Sehingga sumbatan tersebut dapat mencetuskan timbulnya lesi berupa bintil, antara lain komedo,
papul,pustule,nodus,atau kista.
Gejala Klinis :
- Gatal pada tempat predileksinya ( muka,bahu,dada bagian atas, punggung bagian
atas,leher, lengan atas, glutea)
- Erupsi kulit (timbul komedo,papul, pustule, nodul, kista yang beradang)
 Terdapat dua jenis komedo, yaitu :
1) Komedo hitam (komedo terbuka) : karena mengandung unsur melanin
2) Komedo putih (komedo tertutup) : letaknya lebih dalam di bawah permukaan
kulit sehingga tidak mengandung melanin.
Pengobatan :
a. Pengobatan topical
 Zat-zat golongan bahan iritan yang dapat mengelupas kulit :
– Sulfur (4-8 %)
– Resorsinol (1-5 %)
– Asam salisilat (2-5%)
– Benzoil peroksida (2,5 – 10 %)
– As vitamin A (0,025 – 0,1 %) (as. Retinoat, Tretinoin)
– As. Azeleat (15 – 20 %)
– As. Glikolat (3-8 %)

 Zat – zat antibakterial (antibiotika) yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam
folikel :
– Eritromisin (1%)
– Tetrasiklin (1%)
– Klindamisin (1%)

 Zat-zat anti peradangan


– Kortikosteroid salep/ krim (hidrokortison 1-2,5%)
– Kortikosteroid suntikan intralesi (Triamnisolon asetonid 10 mg/cc)

 Etil laktat 10% untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme

b. Pengobatan sistemik
o Antibiotika
– Tetrasiklin (oksi-tetrasiklin, chlor-tetrasiklin) 4 x 250 mg/ hr selama 3-6 minggu
1 x 250 mg/ hr (6 – 8 minggu)
– Eritromisin (stearat, etilen suksinat) 4 x 250 mg/hari
– Doksisiklin 50 mg/hari
–Trimetoprim 3 x 100 mg/hari
o Obat hormonal
– Estrogen (etinil estradiol, mestranol)
– Kortikosteroid (prednisone 7,5 mg/hari atau deksametason 0,25-0,5 mg/hari)
o Lain-lain:
– Retinoid (isotretionin 0,5-1 mg/kgBB/hari) untuk menghambat produksi sebum
– Anti inflamasi nonsteroid (ibuprofen 600 mg/hari , dapson 2 X 100 mg/hari, seng sulfat

2 x 200 mg/hari)

2. Pengaruh coklat dan gorengan terhadap timbulnya bintil pada wajah dan tubuh Agnes adalah
karena kedua jenis makanan tersebut merupakan factor predisposisi timbulnya akne. Kedua jenis
makanan tersebut menyebabkan peningkatan kadar glukosa yang masuk ke dalam tubuh
sehingga meningkatkan produksi insulin. Peningkatan produksi insulin akan mempengaruhi
peningkatan hormone androgen yang mencetuskan timbulnya akne. Selain itu, coklat dan
gorengan mengandung lipid yang merangsang kelenjar sebasea untuk meningkatkan produksi
sebum sehingga menyumbat saluran sebum dan timbul akne.

3.Diferensial diagnosis infeksi virus :


1) Varicella
 Merupakan infeksi primer akut dari virus Varicella-zoster.
 Efloresensi polimorfik
 Gejala klinis :
- Panas tidak terlalu tinggi, malese
- Erupsi kulit (papul eritematosa)vesikel (khas berbentuk seperti tetesan embun)pustul
krusta.
 Penatalaksanaan
- diberi obat analgesic
- diberi obat antibiotik (bila terjadi infeksi sekunder)
- ditaburi bedak dengan zat anti gatal (menthol,kamfora) secara topical untuk mencegah
pecahnya vesikel dinid an mengurangi rasa gatal.
- dilakukan vaksinasi sebagai pencegahan
- diberikan obat antivirus (asiklovir)
2) Herpes zoster
 Infeksi pada kulit akibat reaktivasi virus Varicella-zoster
 Menyerang bagian posterior system saraf tepi, juga bagian anterior saraf cranial yang
menyebabkan kelainan motorik dan kerusakan system saraf pusat
 Klasifikasi :
- Herpes zoster motorik : menyerang system motorik sehingga menyebabkan kelemahan
otot
- Herpes zoster oftalmikus : mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut
saraf dari cabang oftalmikus saraf trigeminus,ditandai dengan erupsi herpetic unilateral
pada kulit.
- Herpes zoster fasialis : mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut saraf
fasialis, ditandai erupsi herpetic unilateral pada kulit.
- Herpes zoster brakialis : mengenai pleksus brakialis ditandai dengan erupsi herpetik
unilateral pada kulit.
- Herpes zoster torakalis : mengenai pleksus torakalis ditandai dengan erupsi herpetik
unilateral pada kulit.
- Herpes zoster lumbalis : mengenai pleksus lumbalis ditandai dengan erupsi herpetik
unilateral pada kulit.
- Herpes zoster sakralis : mengenai pleksus sakralis ditandai dengan erupsi herpetic
unilateral pada kulit berupa retensi kulit yang menyebabkan timbulnya ruam-ruam pada
kulit.
 Gejala Klinis
- Vesikel berisi cairan berwarna keabu-abuan, bila terdapat perdarahan (herpes zoster
hemoragic) vesikel berisi darah.
- Terjadi perbesaran kelenjar getah bening regional
- Gejala prodormal sistemik : demam, nyeri kepala
- Gejala prodromal lokal : pegal-pegal
 Pengobatan
- Pemberian antivirus
 Asiklovir oral 5 x 800 mg/hari selama 7 hari)
 Asiklovir intravena
 Valasiklovir 3 x 1000 mg/hari
3) Variola
 Infeksi kulit oleh Pox virus
 Efloresensi monomorf
 Klasifikasi :
- Variola mayor : * Virus penyebabnya dapat hidup pada suhu 38o C
* Penyebaran dan gejala penyakit serta mortalitas lebih besar
dibandingkan variola minor.
- Variola minor : * hidup pada suhu kurang dari 38o C
 Patogenesis
Virus yang masuk secara aerogen menyebar ke retikuloendotelial system dan bereplikasi
disana, kemudian menyebar ke pembuluh darah. Dari pembulih darah virus lepas menuju
ke epidermis menembus dermis dan selanjutnya membentuk badan inklusi pada inti sel.
 Gejala Klinis :
- Stadium prodromal : demam,pusing, pegal-pegal
- Stadium makulopapular : timbul macula dan papula
- Stadium vesikulopustular : timbul vesikel dan pustule
- Stadium resolusi
 Penatalaksanaan
- Obat : anti viral ( asiklovir atau valasiklovir)
- Dikarantina dari orang yang sehat

4. Klasifikasi penyakit infeksi virus, terdapat 6 klasifikasi utama yaitu :


1) Variola
2) Varicella
3) Herpes zoster
4) Veruka
5) Kondiloma akuminata
6) Moluskum kontagiosum

5. Pemeriksaan awal pada kasus dilakukan dengan percobaan seng A. Bila diperoleh hasil berupa
banyak sel datia berbintil banyak, hal itu positif varisela.
D. Step 4
1. Akne vulgaris bersifat menahun, lesinya merah berisi. Biasanya terjadi pada usia pubertas
karena perubahan hormonal. Akne vulgaris memiliki gradasi sebagai berikut :
- Ringan : erupsi hanya pada wajah
- Sedang: erupsi menyebar ke daerah predileksi lainnya (tidak hanya pada wajah)
- Berat : merupakan manifestasi dari akne yang sedang berulang
3. Patogenesis variola
Virus masuk ke dalam tubuh secara aerogen menyebar secara limfogen menuju ke kelenjar
getah bening. Pada kelenjar getah bening tersebut terjadi replikasi primer dari virus. Setelah
bereplikasi, virus menyebar secara haematogen lewat pembuluh darah menuju epidermis.
Sampai diepidermis,virus menyebabkan terjadinya penumpukan cairan jaringan dan degenerasi
balon sehingga timbul vesikel.
4. a. Veruka (kutil)
 Merupakan penebalan kulit diatas epidermis
 Klasifikasi :
- Veruka vulgaris : kutil retikuler padat menonjol dan kasar, serta berwarna keabuan
- Veruka plana juvenilis : Kutil rata (1-3 mm) berukuran millier atau reticular, warnanya

mirip dengan warna kulit dan sering terjadi pada lengan bawah.
- Veruka plantaris : Kutil keras berbentuk seperti cincin dengan bagian tengah tipis.
Sering terdapat pada plantar kaki yang tertekan.
- Kondiloma akuminata : veruka pada genitalia
b.Kondiloma akuminata (veruka akuminatum)
- Penyakit kulit akibat infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
- bentuk bertangkai, berjengger
- predileksi pada alat genitalia
c. Moluskum kontagiosum
- Disebabkan oleh Moluscipox virus
- Gejala klinis timbul satu hingga beberapa minggu, berupa papul miliar yang berbentuk
seperti kubah (terdapat lekukan, apabila ditekan akan keluar cairan berwarna putih seperti
nasi)

E. Step 5
1. Bagaimana pathogenesis dari :
a. Varicella
b. Herpes Zoster
c. Moluskum kontagiosum
2. Faktor apakah yang mempengaruhi timbulnya Herpes zoster setelah pernah mengalami
varisela?
3. Pox virus tipe apa yang menyebabkan Moluskum kontagiosum?
4. Apa sajakah komplikasi dari herpes zoster?
5. Bagaimana penatalaksanaan untuk :
a. Varisela
b. Herpes zoster
c. Veruka

Anda mungkin juga menyukai