GDKL 2nd Ass

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Penentuan posisi di laut dapat dibedakan menjadi penentuan posisi horizontal dan vertical.
Ketelitian merupakan isu penting dalam penentuan posisi. Ketelitian dari posisi secara vertical
akan dipengaruhi oleh ketelitian posisi horizontal. Ketelitian yang tinggi dalam penentuan posisi
vertical, misal menggunakan peralatan akustikyang cangih, tidak akan berguna bila tidak
dibarengi dengan penentuan posisi yang teliti untuk posisi horisontalnya.

Penentuan posisi horizontal yang sekarang umum digunakan adalah GPS (Global Positioning
System). Beberapa metode penentuan posisi dengan GPS beserta ketelitiannya dapat dilihat pada
gambar 1-1 dan gambar 1-2. Karena penentuan posisi di laut untuk keperluan navigasi posisi
perlu dilakukan secara real-time namun memerlukan ketelitian yang relative tinggi maka
penentuan posisi dilakukan dengan metode differensial yang kinematic. Penentuan posisi dengan
metode differensial membutuhkan minimal 2 buah receiver GPS yang salah satu diletakan di titik
referensi dan yang satunya lagi berada di titik (kapal) yang ingin ditentukan posisinya.

Gambar 1-1 metode penentuan posisi dengan GPS (Abidin, 2006)


Gambar 1-2 ketelitian penentuan posisi dengan GPS (Abidin, 2006)

Ada 2 metode penentuan posisi differensial secara kinematik, yaitu Real Time Kinematic (RTK)
dan Differensial Global Positioning System (DGPS). Yang membedakan kedua metode ini
adalah jenis data yang digunakan. Pada metode RTK data yang digunakan adalah data
pseudorange (data kode) dan phase-range (data fase) sedangkan pada DGPS yang digunakan
adalah data pesudorange saja (data kode). Ketelitian yang dapat dihasilkan dalam metode RTK
jauh lebih baik dibandingkan dengan DGPS. Untuk metode RTK ketelitian posisi yang
dihasilkan dapat mencapai orde centimeter sedangkan pada DGPS dapat dihasilkan ketelitian
sampai orde desimeter. Namun untuk keperluan penentuan posisi di laut orde desimeter sudah
cukup baik sehingga kebanyakan aplikasi penentuan posisi di laut menggunakan metode DGPS
dalam penentuan posisi horisontalnya.
BAB II

Differential Global Positioning System

Differential Global Positioning System

DGPS (Differential Global Positioning System) adalah suatu metode penentuan posisi secara
real time menggunakan GPS yang dalam menentukan posisinya dilakukan secara relatif
(berdasarkan titik lain). Data yang digunakan dalam DGPS adalah data kode (pseudorange).
Untuk memenuhi tuntutan real time-nya maka koreksi differensial harus dikirimkan dari titik
referensi (reference) ke titik yang akan ditentukan posisinya secara differensial (rover)
menggunakan sistem komunikasi data tertentu. Ada 2 jenis koreksi yang dapat diberikan, yaitu
koreksi jarak (pseudorange) atau koreksi koordinat. Karena untuk memberikan koreksi koordinat
kedua reference dan rover harus mengamati satelit yang sama, yang dalam praktisnya jarang
terjadi karena jarak yang cukup jauh, maka yang biasa diberikan adalah koreksi data jarak
(pseudorange). Dengan adanya koreksi differensial yang diberikan secara real time maka
ketelitian posisi yang didapatkan secara real time juga akan meningkat (sampai beberapa
desimeter). Sistem penentuan posisi dengan metode DGPS dapat dilihat pada gambar 2-1.

Gambar 2-1 sistem penentuan posisi dengan DGPS


Kesalahan dan Bias

Penentuan posisi secara differensial (DGPS) dapat meningkatkan ketelitian hasil penentuan
posisi karena beberapa kesalahan dan bias dapat dihilangkan dan direduksi. Beberapa jenis bias
dan kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan adalah kesalahan jam receiver,
kesalahan jam satelit, kesalahan orbit satelit (kesalahan ephemeris), bias troposfer, bias ionosfer,
multipath, ambiguitas fase, cycle slips, pergerakan pusat fase antenna, imaging, dan noise (dapat
dilihat pada gambar 2-2). Beberapa kesalahan dan bias yang dapat dihilangkan dan direduksi
melalui sistem penentuan posisi differensial ini adalah kesalahan jam receiver, kesalahan jam
satelit, bias troposfer, bias ionosfer, dan ambiguitas fase.

Gambar 2-2 kesalahan dan bias GPS


Vendor DGPS
BAB III

KESIMPULAN

Penentuan posisi menggunakan GPS dapat memberikan jangkauan akurasi yang luas, dari orde
beberapa meter sampai beberapa millimeter. Untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi metode
yang digunakan haruslah menggunakan metode penentuan posisi secara relatif/differensial. Pada
awalnya metode penentuan posisi secara relatif/differensial ini digunakan dalam metode
pengukuran static, yakni receiver GPS dalam keadaan diam atau tidak bergerak. Namun seiring
peningkatan kebutuhan penentuan posisi untuk navigasi kapal yang memerlukan ketelitian cukup
tinggi, penentuan posisi secara differensial dituntut untuk dapat dilakukan secara real time.
Karenanya maka koreksi-koreksi yang diperlukan dalam penentuan posisi secara differensial
harus dapat diberikan secara real time pula.

Dengan melakukan differensialisasi maka walaupun yang digunakan adalah hanya data
kode/jarak (pseudorange) namun ketelitiannya dapat meningkat dari orde beberapa meter
(absolute) sampai orde beberapa desimeter (relative). Ketelitian DGPS yang berada dalam orde
beberapa desimeter ini sudah cukup untuk banyak keperluan penentuan posisi di laut. Namun
untuk keperluan yang menuntut ketelitian yang lebih tinggi secara real time, metode RTK (Real
Time Kinematic) dapat digunakan. Keunggulan RTK dibandingkan DGPS adalah dalam hal
ketelitiannya yang dapat mencapai orde beberapa centimeter. Kekurangannya adalah
jangkauannya yang tidak seluas DGPS dan karena data fase juga digunakan maka dalam hal
penentuan ambiguitas fasenya harus dapat dilakukan secara kinematic (on-the-fly).

Anda mungkin juga menyukai