Anda di halaman 1dari 14

Depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan, dapat

berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam (Wahyudi Nugroho,
1995).
Depresi juga sebagai suatu gangguan alam perasaan, ditandai oleh kesedihan, harga diri rendah, rasa
bersalah, putus asa dan perasaan kosong (Stuart & Sundeen, 1987)

A. Kajian Teori
I. Pengertian
1. Depresi merupakan satu masa
terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala
penyertanya, termasuk perubahan pola tidur
dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,
keindahan, rasa putus asa dan tidak berdaya,
serta gagasan bunuh diri (Kaplan, Sadock,
1998).
2. Depresi adalah salah satu bentuk
gangguan kekecewaan pada alam perasaan,
(affective atau mood disorder) yang ditandai
dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan
gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus
asa (Dadang Hawari, 2001)
3. Depresi ditandai dengan perasaan sedih
yang berlebihan, murung tidak bersemangat,
merasa tak berguna, merasa tak berharga,
merasa kosong dan tak ada harapan
berpusat pada kegagalan dan bunuh diri,
sering disertai ide dan pikiran bunuh diri
klien tidak berniat pada pemeliharaan diam
dan aktivitas sehari-hari (Budi Anna Kaliat,
1996)
Dari ketiga pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan
alam perasaan yang disertai oleh komponen
psikologik dan komponen somatik yang
terjadi akibat mengalami kesedihan yang
panjang.

II. PENYEBAB TERJADINYA DEPRESI


1. Kekecewaan.
Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik
menyebabkan seseorang menjadi jengkel tak
dapat berfikir sehat atau kejam pada saat–
saat khusus jika cinta untuk diri sendiri lebih
besar dan pada cinta pada orang lain yang
menghimpun kita, kita akan terluka, tidak
senang dan cepat kecewa, hal ini langkah
pertama depresi jika luka itu direnungkan
terus-menerus akan menyebabkan kekesalan
dan keputusasaan.
2. Kurang Rasa Harga Diri
Ciri–ciri universal yang lain dari orang yang
depresi adalah kurangnya rasa harga diri
sayangnya kekurangan ini cenderung untuk
dilebih-lebihkan menjadi estrim, karena
harapan-harapan yang realistis membuat dia
tak mampu merestor dirinya sendiri hal ini
memang benar khususnya pada individu
yang ingin segalanya sempurna yang tak
pernah puas dengan prestasi yang dicapainya

3. Perbandingan yang tidak adil


Setiap kali kita membandingkan diri dengan
seseorang yang mempunyai nilai lebih baik
dari kita dimana kita merasa kurang dan
tidak bisa sebaik dia maka depresi mungkin
terjadi
4. Penyakit
Beberapa faktor yang dapat mencetuskan
depresi adalah organik contoh individu yang
mempunyai penyakit kronis seperti ca.
mamae dapat menyebabkan depresi.
5. Aktivitas Mental yang Berlebihan
Orang yang produktif dan aktif sering
menyebabkan depresi.
6. Penolakan
Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika
kebutuhan akan rasa cinta itu tak terpenuhi
maka terjadilah depresi.

III. GEJALA-GEJALA DEPRESI


1. Gejala Fisik dari Depresi
Gangguan tidur, kelesuan fisik, hilangnya
nafsu makan dan penyakit fisik yang ringan.
2. Gejala Emosional dari Depresi
Kehilangan kasih sayang, kesedihan,
hilangnya kekuatan, hilangnya konsentrasi,
rasa bersalah, permusuhan dan hilangnya
harapan.

IV. PATOPSIKOLOGI
Alam perasaan adalah kekuatan/ perasaan
hati yang mempengaruhi seseorang dalam
jangka waktu yang lama setiap orang
hendaknya berada dalam afek yang tidak
stabil tapi tidak berarti orang tersebut tidak
pernah sedih, kecewa, takut, cemas, marah
dan sayang emosi ini terjadi sebagai kasih
sayang seseorang terhadap rangsangan yang
diterimanya dan lingkungannya baik
interenal maupun eksternal. Reaksi ini
bervariasi dalam rentang dari reaksi adaptif
sampai maladaptif.

Rentang Respon
Respon adaptif Respon maladaptif

Responsif Reaksi kehilangan yang wajar


Supresi Reaksi kehilangan yang memanjang
Mania/ Depresi

1. Reaksi Emosi Adaptif


Merupakan reaksi emosi yang umum dari
seseorang terhadap rangsangan yang
diterima dan berlangsung singkat. Ada 2
macam reaksi adaptif :
a. Respon emosi yang responsif
Keadaan individu yang terbuka mau
mempengaruhi dan menyadari perasaannya
sendiri dapat beradaptasi dengan dunia
internal dan eksternal
b. Reaksi kehilangan yang wajar
Reaksi yang dialami setiap orang
mempengaruhi keadaannya seperti :
Bersedih
Berhenti kegiatan sehari–hari
Takut pada diri sendiri
Berlangsung tidak lama.
2. Reaksi Emosi Maladaptif
Merupakan reaksi emosi yang sudah
merupakan gangguan respon ini dapat dibagi
2 tingkatan yaitu :
a. Supresi
Tahap individu menyangkal perasaannya
dan menekanawal respon maladaptif atau
menginternalisasi aspek perasaan terhadap
lingkungan
b. Reaksi kehilangan yang memanjang
Supresi memanjang mengganggu fungsi
kehidupan individu
Gejala : bermusuhan, sedih terlebih, rendah
diri.
c. Mania/ Depresi
Gangguan alam perasaan kesal dan
dimanifestasikan dengan gangguan fungsi
sosial dan fungsi fisik yang hebat dan
menetap pada individu yang bersangkutan

V. TINGKAT DEPRESI
1. Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih
perubahan proses pikir komunikasi sosial
dan rasa tidak nyaman.
2. Depresi Sedang
a. Afek : murung, cemas, kesal, marah,
menangis
b. Proses pikir : perasaan sempit, berfikir
lambat, berkurang komunikasi verbal
komunikasi non verbal meningkat.
c. Pola komunikasi : bicara lambat,
berkurang komunikasi verbal, komunikasi
non verbal meningkat
d. Partisipasi sosial : menarik diri tak mau
bekerja/ sekolah, mudah tersinggung
3. Depresi Berat
a. Gangguan afek : pandangan kosong,
perasaan hampa, murung, inisiatif
berkurang
b. Gangguan proses pikir
c. Sensasi somatik dan aktivitas motorik :
diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif,
kurang merawat diri, tak mau makan dan
minum, menarik diri, tidak peduli dengan
lingkungan

B. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN


DENGAN GANGGUAN ALAM PERASAAN
I. PENGKAJIAN
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Genetik
Dikaitkan dengan faktor keturunan
b. Teori Agresi Berbalik pada Diri
Diawali dengan proses kehilangan → terjadi
ambivalensi terhadap objek yang hilang →
tidak mampu mengekspresikan kemarahan
→ marah pada diri sendiri
c. Kehilangan Objek
Pada masa kanak–kanak jika terjadi
kehilangan → trauma → faktor predisposisi
terjadi gangguan pada masa remaja jika
terjadi kehilangan

d. Model Kognitif
Depresi terjadi karena gangguan proses pikir
→ penilaian negatif terhadap diri,
lingkungan dan masa depan
e. Teori Belajar Ketidakberdayaan
Keadaan prilaku dan ciri kepribadian
seseorang yang percaya bahkan dirinya
kehilangan kontrol terhadap lingkungan
Ditandai : tampak pasif, tidak mampu
menyatakan keinginan, opini negatif tentang
diri.
2. Faktor Presipitasi
a. Putus/ Kehilangan hubungan
Kehilangan pada kehidupan dewasa →
faktor predisposisi terjadi gangguan
kehilangan nyata/ samar-samar
 Kehilangan orang yang dicintai
Kehilangan fungsi tubuh
 Kehilangan harga diri
b. Kejadian besar dalam kehidupan
 Peristiwa tak menyenangkan
Pengalaman negatif dari peristiwa
kehidupan → depresi
c. Perubahan peran
Peran sosial yang menimbulkan stressor :
bertetangga, pekerjaan, perkawinan,
pengangguran, pensiunan.
d. Sumber koping tidak adekuat
Sosial ekonomi, pekerjaan, posisi sosial,
pendidikan
Keluarga → kurang dukungan
 Hubungan interpersonal isolasi diri/ sosial
e. Perubahan Fisiologik
Gangguan alam perasaan terjadi sebagai
respon terhadap perubahan fisik oleh karena
:
Obat-obatan
Penyakit fisik (infeksi, virus, tumor) →
timbul nyeri sehingga membatasi fungsi
individu berinteraksi → depresi

3. Prilaku
Prilaku yang berhubungan dengan depresi :
a. Afektif
Marah, anxietas, apatis, perasaan dendam,
perasaan bersalah, putus asa, kesepian,
harga diri rendah, kesedihan.
b. Fisiologis
Nyeri perut, anorexia, nyeri dada, konstipasi,
pusing, insomnia, perubahan menstruasi,
berat badan menurun.
c. Kognitif
Ambivalen, bingung, konsentrasi berkurang
motivasi menurun, menyalahkan diri, ide
merusak diri, pesimis, ragu–ragu.
d. Prilaku
Agitasi, ketergantungan, isolasi sosial,
menarik diri.
4. Mekanisme Koping
Reaksi berduka yang tertunda
mencerminkan penggunaan eksagregasi dari
mekanisme pertahanan penyangkal (denial)
dan supresi yang berlebihan dalam upayanya
untuk menghindari distress hebat yang
berhubungan dengan berduka. Depresi
adalah suatu perasaan berduka abortif yang
menggunakan mekanisme represi, supresi,
denial dan disosiasi..

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Pohon Masalah
Resiko tinggi terjadi kekerasan
Yang diarahkan pada diri sendiri

Depresi core problem

Harga diri rendah

Koping individu tak efektif

Koping keluarga tak efektif

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terjadi kekerasan yang diarahkan pada diri sendiri berhubungan dengan depresi
yang ditandai dengan ide bunuh diri.
b. Depresi berhubungan dengan harga diri rendah ditandai dengan perasaan tak berhjarga tidak
ada harapan, murung dan merasa kosong.
c. Harga diri rendah berhubungn dengan koping individu tak efektif ditandai dengan keputusan,
berpusat pada kegagalan
d. Koping individu tak efektif berhubungan dengan koping keluarga tak efektif.

III. PRIORITAS INTERVENSI


Pada dasarnya intervensi difokuskan pada :
1. Lingkungan
Prioritas utama dalam merawat klien depresi adalah mencegah terjadinya kecelakaan, jauhkan
dari benda–benda berbahaya seperti : gunting, pisau, ciptakan lingkungan yang aman, kurangi
rangsangan dan suasana terang.
2. Hubungan perawat klien
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dan hangat
Bersikap empati
Beri waktu pada klien untuk berfikir dan menjawab
Variabel harus bersedia menerima, diam, aktif dan jujur.
3. Afektif
Tujuan : Menerima dan menenangkan klien bukan mengembirakan atau
mengatakan bahwa klien tidak perlu khawatir
Intervensi : Dorong klien untuk mengekspresikan pengalaman menyakitkan dan menyedihkan
secara verbal
4. Kognitif
Tujuan : Bertujuan meningkatkan kontrol diri terhadap tujuan dan prilakunya, meningkatkan
harga diri dan membantu memodifikasi harapan negatif
Intervensi :
Bantu klien mengkaji perasaan → kaji klien tentang masalah
 Terima persepsi klien tapi tidak menerima kepuasan klien
 Bersama–sama mendefinisikan masalah → memberi klien control diri, harapan, realisasi
bahwa perubahan mungkin terjadi

5. Intervensi Perilaku
Tujuan : Mengaktifkan klien yang diarahkan pada tujuan realitas
Intervensi : Klien diberi tanggung jawab dalam aktivitas secara bertahap
6. Intervensi Sosial
Tujuan : Bantu klien meningkatkan ketrampilan sosial
Intervensi :
Kaji ketrampilan sosial, support dan interest klien
Kaji sumber sosial yang tersedia
 “Roleplay” tentang situasi dan interaksi sosial
Beri reinforcement positif tentang ketrampilan sosial yang efektif
Dorong klien untuk memulai sosialisasi pada area yang lebih luas
7. Intervensi Fisiologis
Tujuan : Meningkatkan status kesehatan klien, kebutuhan dasar seperti makan, minum, istirahat,
kebersihan dan penampilan diri perlu mendapat perhatian khusus
Intervensi :
Termasuk perawatan fisik dan therapy somatik
Jika klien tidak mampu merawat diri → Bantu klien memenuhi kebutuhan nutrisi, tidur dan
kebersihan diri.
Therapi somatik : beri obat anti depressant yaitu : Tricylins dan monoamine oksidasi (MAO)
D. EVALUASI
Adanya perubahan respon maladaptif kearah adaptif klien dapat ;
Menerima dan mengakhiri perasaannya dan perasaan orang lain
Memulai komunikasi
 Mengontrol perilaku sesuai keterbatasannya
Menggunakan proses pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai