Anda di halaman 1dari 1

Ekonomi Energi Untuk Penyelesaian

Permasalahan Ekonomi dan Kebijakan


Nasional
Download as PDF
Minggu, 7 - November - 2010, 21:54:09 | christanto

BANDUNG, itb.ac.id - "Ilmu ekonomi energi khas, karena merupakan


kombinasi ilmu ekonomi dan energi yang memiliki keterkaitan dengan kebijakan nasional."
Itulah hal yang diungkapkan Menteri Pertahanan RI, Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc.,
Ph.D. mengawali kuliah umumnya dengan topik "Peran Energi dalam Perekonomian
Indonesia". Kuliah umum ini diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan (FTTM) ITB pada Jumat (05/11/10), bertempat di Aula Timur ITB.

Energi merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi perekonomian nasional
Indonesia. Padahal menurut Yusgiantoro, ketika orang berbicara mengenai sumber daya alam,
sebenarnya merujuk pada kondisi kelangkaan. "Dulu kita mengalami masa-masa sulit
memperoleh minyak bumi, dan sekarang era minyak bumi akhirnya berlalu," ungkap
Yusgiantoro yang juga merupakan guru besar Teknik Perminyakan ITB ini.

Era minyak bumi telah beralih, dimana sekarang gas bumi telah menjadi sumber energi
andalan di masa depan. Penggunaan gas dianggap lebih murah dan potensinya banyak terdapat
di Indonesia. Di masa depan, teknologi dan pemikiran para ahli sangat dibutuhkan di beberapa
lapangan gas andalan seperti Masela, Natura, dan Donggi Senoro.

Ekonomi Energi

Dewasa ini, penerimaan negara dari sektor ESDM mencapai angka 24,1% dari seluruh
penerimaan negara pada tahun 2009. Angka tersebut menunjukkan bahwa sektor ESDM
memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian nasional. Untuk itu, ilmu ekonomi
energi menjadi penting untuk dipelajari karena memiliki keterkaitan dengan kebijakan
nasional.

Dalam ekonomi energi, dipelajari sebuah teknik untuk memprediksi suatu model keuangan
negeri dengan menggunakan program khusus. "Masa depan sumber energi batu bara akan
sangat besar dan terus naik," ungkap Yusgiantoro. Sementara itu, dikatakannya bahwa
pengembangan minyak akan menurun, sedangkan gas akan cukup baik hingga tahun 2020
mendatang.

Pemerintah sendiri memiliki program-program konversi yang harus dilakukan untuk rumah
tangga, industri, dan pembangkit. "Kita punya regulasinya, walaupun memang tak mudah
dalam pelaksanaannya karena terkendala berbagai aspek," tuturnya. Selain itu, program
pemerintah lainnya adalah target untuk melakukan kebijakan subsidi langsung dan
menggalakkan kebijakan eksplorasi produksi.

Anda mungkin juga menyukai